Penurunan bahan aktif MESA pasca aging dengan kenaikan pH, penurunan bilangan asam, serta kenaikan bilangan iod dapat dikaitkan dengan
terjadinya pelepasan SO
3
dari struktur molekul produk tersulfonasi pada proses aging. Perlakuan suhu aging dengan suhu tinggi 80°C, lebih banyak
menyebabkan proses degradasi termal, suhu tinggi memberikan energi yang lebih tinggi untuk terjadinya pemisahan ikatan antar molekul khususnya melemahnya
ikatan SO
3
pada atom karbon dan juga pemecahan molekul menjadi rantai yang lebih pendek. Jumlah SO
3
dalam produk tersulfonasi yang semakin berkurang, mengakibatkan kontribusi terhadap keasaman produk menurun.
4.4.5 Viskositas MESA
Viskositas merupakan sifat intrinsik fluida yang menunjukkan ketahanan fluida untuk mengalir. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir memiliki viskositas yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viskositas
MESA pasca aging berkisar antara 68 - 102 cP. Data viskositas MESA pasca aging selengkapnya disajikan pada Lampiran 8a.
Hasil analisis ragam α=0,01 terhadap suhu dan lama aging menunjukkan
bahwa suhu aging berpengaruh sangat nyata terhadap viskositas MESA pasca aging sedangkan lama aging dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap
viskositas MESA pasca aging. Hasil analisis ragam viskositas MESA pasca aging disajikan pada Lampiran 8b.
Hasil uji lanjut Duncan terhadap perlakuan suhu aging menunjukkan bahwa rata-rata viskositas MESA pasca aging pada suhu aging 80°C 97,38 cP
tidak berbeda nyata dengan perlakuan suhu aging 100°C 93,06 cP tetapi viskositas MESA pada kedua suhu aging tersebut berbeda nyata dengan viskositas
MESA pada suhu aging 120°C 74,37 cP. Hasil analisis uji lanjut Duncan selengkapnya disajikan pada Lampiran 8c.
Viskositas MESA pasca aging tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan suhu aging 80°C dengan lama aging 60 menit yaitu 100,13 cP,
sedangkan viskositas MESA terendah pada kombinasi perlakuan suhu aging 120°C dengan lama aging 60 menit yaitu 71,13 cP. Viskositas MESA pasca aging
pada kombinasi perlakuan suhu aging 80°C dengan lama aging 30 menit 95,44 cP, 45 menit 96,56 cP dan 60 menit 100,13 cP mempunyai kecenderungan
meningkat bila dibandingkan dengan kadar bahan aktif MESA sebelum aging yaitu 95,22 cP. Akan tetapi bila dibandingkan dengan viskositas MESA pasca
aging pada kombinasi perlakuan suhu aging 100 dan 120°C dengan lama aging 30, 45 dan 60 menit, mempunyai kecenderungan terjadinya penurunan nilai
viskositas. Viskositas MESA pasca aging menurun seiring dengan peningkatan suhu
dan lama aging. Grafik hubungan antara suhu dan lama aging terhadap viskositas MESA pasca aging disajikan pada Gambar 23.
Gambar 23 Grafik hubungan antara suhu dan lama aging terhadap viskositas MESA
suhu aging
80°C,
100°C
S
120°C Pada Gambar 23 terlihat bahwa perlakuan suhu aging yang lebih tinggi
dan waktu aging yang lebih lama cenderung menurunkan viskositas MESA pasca aging. Kenaikan suhu aging akan melemahkan ikatan antar molekul khususnya
ikatan C-S sehingga SO
3
terlepas. Diduga pula oleh adanya penyusunan ulang pada sulfonated compound anhydride dimana terjadi pelepasan gugus SO
3
pada karboksil pada suhu tinggi sehingga berat molekul berkurang karena terbentuknya
metil ester sulfonic acid Kapur et al. 1978. Berkurangnya berat molekul juga mengakibatkan berkurangnya viskositas.
Besaran viskositas berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Kenaikan suhu akan melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga
menurunkan nilai viskositasnya. Suhu aging yang semakin tinggi 80°C akan melemahkan ikatan antar molekul khususnya ikatan C-S sehingga SO
3
terlepas.
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
20 40
60 80
Vi sk
o si
tas M ES
A c
P
Lama Aging Menit
SO
3
yang terlepas mengakibatkan berat molekul berkurang sehingga viskositasnya juga menurun.
4.4.6 Densitas MESA
Densitas merupakan perbandingan berat dari suatu volume sampel pada suhu 25 °C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Efek temperatur
pada densitas cairan tidak dapat diabaikan karena cairan akan meregang mengikuti perubahan temperatur. Densitas umumnya dikaitkan dengan viskositas
dimana cairan lebih padat maka viskositasnya lebih tinggi, hal ini tentunya berkolerasi dengan kandungan total padatan pada bahan.
Densitas MESA pasca aging berkisar antara 0,955 - 1,000 gml. Data densitas MESA pasca aging selengkapnya disajikan pada Lampiran 9a. Hasil
analisis ragam α=0,01 terhadap suhu dan lama aging menunjukkan bahwa suhu
aging berpengaruh sangat nyata terhadap densitas MESA pasca aging sedangkan lama aging dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap densitas MESA
pasca aging. Hasil analisis ragam densitas MESA pasca aging disajikan pada Lampiran 9b.
Hasil uji lanjut Duncan terhadap perlakuan suhu aging menunjukkan bahwa rata-rata densitas MESA pasca aging pada perlakuan suhu aging 80°C
0,9917 gml berbeda nyata dengan perlakuan suhu aging 100°C 0.9833 gml dan berbeda nyata dengan densitas MESA pada suhu aging 120°C 0.9590 gml.
Hasil analisis uji lanjut Duncan selengkapnya disajikan pada Lampiran 9c. Densitas MESA pasca aging menurun seiring dengan peningkatan suhu
dan lama aging. Grafik hubungan antara suhu dan lama aging terhadap densitas MESA disajikan pada Gambar 24.
Densitas MESA pasca aging tertinggi diperoleh dari kombinasi perlakuan suhu aging 80°C dengan lama aging 60 menit yaitu 0,997 gml, sedangkan
densitas MESA terendah pada kombinasi perlakuan suhu aging 120°C dengan lama aging 60 menit yaitu 0,957 gml. Densitas MESA pasca aging pada
kombinasi perlakuan suhu aging 80°C dengan lama aging 30 menit 0,985 gml, 45 menit 0,992 gml dan 60 menit 0,997 gml mempunyai kecenderungan
meningkat bila dibandingkan dengan kadar bahan aktif MESA sebelum aging