Asuhan Keperawtan pada pasien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
1
Asuhan Keperawtan pada pasien dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan VII
Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Nurhalimah Hutasuhut
122500135
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
(2)
(3)
3 i
(4)
4 KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “ Asuhan Keperawtan pada pasien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan
Amplas.”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan program Diploma Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2015. Selama proses pengambilan kasus dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, M.Kep selaku Wakil Dekan II Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp MNS selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, NS, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.
7. Bapak Mula Tarigan S.Kp, M.Kes selaku dosen penguji yang telang meluangkan waktu, serta dengan sabar menguji dan membimbing penulis. 8. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
(5)
5
9. Kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Mansyur Hutasuhut dan Ibunda Elvi Rosita Pane yang memberikan doa, dukungan, motivasi, perhatian dan dengan penuh kasih sayang selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, 29 Juli 2015 Hormat saya,
Nurhalimah Hutasuhut
(6)
6 DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS 4
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutris ... 4
2.1.1. Pengertian Nutrisi... 4
2.1.2. Komponen Nutrisi ... 4
2.1.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nutrisi ... 6
2.1.4. Kebutuhan Nutrisi Anak usia 1-3 Tahun (Toddler) 8 2.1.5. Konsep Tumbuh Kembang Toddler ... 8
2.1.6. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi ... 11
a. Pengkajian ... 11
b. Diagnosa Keperawatan ... 16
c. Perencanaan ... 17
d. Implementasi ... 19
e. Evaluasi ... 19
2.2. Asuhan Keperawatan Kasus ... 20
1.Pengkajian ... 20
2.Analisa Data ... 31
3.Rumusan Masalah ... 33
4.Perencanaan ... 34
5.Implementasi ... 37
(7)
7
BAB III PENUTUP ... 42
A. Kesimpulan... 42
B. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43 LAMPIRAN
(8)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, Defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak. (Hidayat, 2005).
Potter & Perry (2005), mengatakan nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolism karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolism dan keseimbangan asam basa.
Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrisi yang berbeda dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam megomsumsi makanan atau zat gizi tersebut (Supartini, 2004).
Menurut Cristian dan Gregar (1985), nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting dimana jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan
(9)
2
makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya.
Nutrisi merupakan jumlah semua interaksi antara semua organisme dan makanan yang di konsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang dimakan seseorang dan bagaimana tubuh mengguanakannya (Koizer, 2010).
Pengkajian nutrisi disusun untuk mengidentifikasi defisiensi yang terutama akan mengganggu kesehatan, untuk mengambil informasi spesifik untuk merencanakan dan melaksanakan perawatan nutrisi dan untuk mengevaluasi efiensi perawatan nutrisi tersebut (Forlaw , 1988).
Kota Medan masih memiliki penduduk yang miskin dan juga balita yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk, Hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota tahun 2008 yang menunjukkan bahwa dari 21 kecamatan yang ada dikota Medan terdapat 79. 136 warga miskin dikota Medan. Menurut Pengelola Program Medan, Evita Harahap yang menyebutkan bahwa sampai pada bulan September 2011 terdapat 14 kelurahan di Kota Medan yang mengalami masalah gizi buruk dan gizi kurang yaitu 124 anak gizi buruk dan 1.896 anak gizi kurang.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan pengelolaan kasus keperawatan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan pada An. R dengan Prioritas Masalah Kekurangan Nutrisi.
Pada kasus yang ditemukan di Medan Amplas Bajak IV Lingkungan IX Jalan Keluarga, terdapat anak yang memiliki masalah kesehatan kurang dari kebutuhan nutrisi.
(10)
3 1.2.Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan Asuhan Keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi di Kelurahan Harjosari Kec. Medan Amplas Jalan Keluarga
2) Tujuan Khusus
1. Untuk melakukan pengkajian asuhan keperawatan pasien pada masalah Kebutahan dasar nutrisi
2. Untuk melakukan analisa data asuhan keperawatan pasien dengan masalah Kebutuhan dasar nutrisi
3. Untuk melakukan rumusan masalah asuhan keperawatan pasien dengan masalah Kebutuhan dasar nutrisi
4. Untuk melakukan perencanaan asuhan keperawatan pasien dengan masalah Kebutuhan dasar nutrisi
5. Untuk melakukan implementasi asuhan keperawatan pasien dengan masalah Kebutuhan dasar nutrisi
6. Untuk melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien dengan masalahKebutuhan dasar nutrisi
1.3.Manfaat Penulisan
1. Orang tua pasien
Keluarga dapat memperbaiki gizi anaknya dengan memberikan makanan yang banyak mengandung protein agar pertumbahan anaknya semakin membaik.
2. Penulis
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan tentang kurang kebutuhan nutrisi khususnya pada An.R.
(11)
4 BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi
2.1.1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi-gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dengan penyakit,termasuk dengan keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan zat sisanya.Nutrisi juga dapat di katakana sebagai ilmu tentang makanan,zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung,aksi,reaksi,dan keseimbangan yang behubungan dengan kesehatan dan penyakit. (Tarwoto & Wartonah, 2010).
2.1.2. Komponen Nutrisi 1. Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting,mengingat kebutuhan air pada balita relative tinggi 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60%.Air bagi tubuh dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selular ,sebagai medium untuk ion,transport untuk nutrien dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh.sumber zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan (Pudjiadi, 2001).
(12)
5 2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy yang tersedia dengan mudah disetiap makanan,karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka didapatkan dari susu,padi-padian,buah-buahan,sukrosa,sirup,tepung,dan sayur-sayuran (Hidayat, 2005).
3. Protein
Meskipun protein memberikan sumber enrgi (4 kkal/g),juga penting mensintesis (membangun) jaringan tubuh dalam pertumbuhan,pemeliharaan dan perbaikan.Bentuk protein yang paling sederhana adalah asam amino.Asam amino esensial adalah yang tidak dapat disintesis oleh tubuh tapi harus diberikan dalam diet ( Potter & Perry 2006 ).
Protein yang lengkap terdiri semua asam amino esensial dalam kuantitas yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan mempertahankan keseimbangan nitrogen.Protein yang lengkap juga ditunujuk sebagai protein yang bernilai biologis tinggi.Contoh makanan yang mengandung protein yang lengkap atau bernilai biologis tinggi adalah daging,hewan ternak,susu dan telur.Contoh makanan yang mengandung protein yang tidak lengkap adalah sereal,polong-polongan ( Potter & Perry 2006 )
(13)
6
Protein terdiri dari 16% nitrogen dan merupakan sumber nitrogen dan merupakan sumber nitrogen satu-satunya.Tubuh berada dalam keseimbangan nitrogen ketika asupan dan haluaran nitrogen adalah sama.Ketika asupan nitrogen melebihi haluaran,maka tubuh berada dalam keseimbangan nitrogen positif,yang dibutuhkan untuk pertumbuhan (Potter & Perry 2006 )
4. Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan,yang berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R. dan Reeding, B.A.1998). Vitamin merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial untuk metabolisme normal (Potter & Perry, 2006)
Vitamin merupakan bahan organic yang terdapat dalam bahan makanan,baik hewani (berasal dari hewan) maupun nabati (berasal dari tumbuh-tumbuhan).Walaupun dibutuhkan dalam jumlah sedikit,vitamin merupakan unsul esensial dalam makanan karena tidak dapat dibuat tubuh.Pada balita,vitamin sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan pemeliharaan kesehatan (Hidayat 2005).
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu: 1. Ukuran Tubuh
TB dan BB berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas,sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
(14)
7
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan wanita.Pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
3. Umur
Pada usia 0-10 tahun,kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat,hal ini berhubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut.Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
4. Pengetahuan
Penegetahuan yang kurang tentang makanan mamfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola komsumsi makan. Hal ini dapatdisebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
5. Tinggi berat badan
Tinggi berat badan berpengaruh terhadapa luas permukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas, sehingga kebutuhan metabolimse basal tubuh juga menajdi lebih besar.
(15)
8 2.1.4. Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 1-3 tahun (todler)
Kecepatan perkembangan turun ketika usia toddler (1-3 tahun). Kebutuhan anak akan kalori lebih rendah tetapi terdapat peningkatan jumlah protein dalam hubungan berat badan. Todler lebih tertarik dalam lingkungan dan meningkatkan keterampilan motorik disbanding dengan makanan.
Todler memerlukan minimum dua porsi (480 g) kelompok susu setiap hari untuk memberikan protein, kalsium, riboflavin, dan vitamin A dan B12. Susu yang diperkaya memberikam vitamin D dan tambahan vitamin A. Keseluruhan susu harus digunakan sampai todler mencapai usia 2 tahun untuk membantu meningkatkankan asupan asam lemak yang cukup. Todler yang mengomsumsi lebih dari 270 g susu sehari daripada makanan lain dapat menimbulkan animea susu.
Empat porsi todler mulai dari roti dan sereal harus terrmasuk seluruh padi-padian atau roti yang diperkaya nilai gizinya.Anak usia prasekolah memerlukan kita-kira 480 g susu setiap hari, 30 hingga 90 g dari kelompok daging, empat hingga lima porsi dari kelompok buah dan sayuran (termasuk sumber vitamin C setiap hari dan porsi sayuran dan buah-buahan berdaun hijau dan kuning).
2.1.5. Konsep Tumbuh Kembang Toddler
Perkembangan psikososial anak usia prasekolah menurut Erikson (1963), berada pada tahap initiative versus gulit (inisiatif versus rasa bersalah) dimana anak menunjukan imajinasi, meniru orang dewasa, megetes kenyataan atau fakta yang ada. Tugas utama anak usia prasekolah adalah perlembangan inisiatif.
(16)
9
Menurut Piaget (1952), perkembangan kognitif anak usia prasekolah berada pada tahap pemikiran preoprasional. Pada tahap ini anak belajar untuk berfikir dengan menggunakan simbol dan imajinasi. Bermain merupakan metode non verbal untuk menstimulasi proses berfikir egosentrik, seperti dalam penelitian Piaget (1952), anak selalu menunjukkan egosentrik anak akan memilihkan sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama, seperti seorang pria di keluarga adalah ayah, maka semua pria adalah ayah, pikiran kedua adalah animisme selalu memperhatikan adanya benda mati, seperti apabila anak akan memulainya kearah benda tersebut.
Whaley & Wong (2000) menggemukkan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dari ukuran, sedangkan perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. Jadi pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran.
Marlow (1998) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan ukuran tubuh yang dapat diukur dengan meter atau sentimeter untuk tinggi badan dan kilogram atau gram untuk berat badan. Pertumbuhan ini dihasilkan oleh adanya pembelahan sel dan sistesis protein dan setiap anak mempunyai potensi
(17)
10
gen yang berbeda untuk tumbuh. Marlow mendefinisikan perkembangan sebagai peningkatan keterampilan dan kapasitas anak untuk berfungsi secara bertahap dan terus-menerus.
1. Fisik
Secara fisik, otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Pada saat melakukan permainan, aktivitas fisik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Permainan untuk anak usia todler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktvitasnya.
2. Kognitif
Dalam perkembangan kemampuan sebagai berikut anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik, seperti dalam penelitian Piaget anak selalu menunjukan egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit.
3. Sosial
Secara sosial anak mampu menjalin kontak sosial dengan orang-orang yang ada diluar rumah, sehingga anak mempunyai minat yang lebih untuk bermain pada temannya, orang-orang dewasa, saudara kandung didalam keluarga. Hal ini terjadi terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun dengan demikian, anak usia todler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya diluar lingkungan keluarga.
(18)
11
4. Moral
Anak mempelajari nilai dan benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi anak usia todler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat.
2.1.6. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi (Alimul H, 2010).
Makananan dan cairan adalah kebutuhan dasar bilogis semua mahkluk hidup,maka pengkajian nutrisi sangat penting.Pengkajian nutrisi penting khusunya bagi pasien yang berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan factor-faktor lain (Potter & Perry 2006).
1. Riwayat Diet dan Kesehatan
Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat khusus diet yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi aktual atau potensial. Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan cairan dan makanan pasien. Sebaliknya informasi tentang pilihan, alergi masalah, dan area yang berhubungan
(19)
12
lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh makanan (Potter & Perry 2006).
2. Observasi Klinis
Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting diantara pengkajian nutrisi. Tanda-tanda klinis status nutrisi pasien terlihat pada tabelberikut :
Tanda-Tanda Klinis Dari Status Gizi Pasien
NO Bagian tubuh Tanda-tanda nutrisi yang baik
Tanda-tanda untuk nutrisi yang buruk
1. Penampilan umum Sadar, responsive Lesu, apatis, kakeksia, penampilan kakeksia
2. Berat badan Berat badan normal untuk tinggi badan, usia, bentuk tubuh.
Penampilan obesitas atau kurus (perhatikan untuk khusus yang kurus)
3. Postur Postur tegak , lengan dan tungkai lurus.
Bahu kendur, dada cekung, punggung bungkuk.
4. Otot Otot berkembang baik, kuat, tonus bagus; beberapa lemak dibawah kulit.
Penampilan lemah, tonus buruk, tonus tidak berkembang; nyeri, edema; penampilan terbuang; tidak mampu berjalan dengan baik.
(20)
13
5. Kontrol sitem saraf Rentang perhatian baik; kurang iritabilitas atau kelelahan, reflex normal, kestabilan psikologis.
Kurang perhatian, iritabilitas,bingung, tangan dan kaki terasa terbakar, dan kesemutan, kehilangan posisi dan rasa, kelemahan dan nyeri otot (dapat menyebabkan
ketidakmampuan berjalan).
6. Fungsi
gastrointensial
Nafsu makan dan pencernaan baik, eleminasi teratur normal, tidak ada organ atau massa yang teraba.
Anoreksia, tidak dapat mencerna, konstipasi atau diare, pembesaran hati atau limpa.
7. Fungsi
kardiovaskuler
Laju denyut dan irama jantung yang normal, tidak ada murmur, tekanan darah normal untuk usianya.
Laju denyut jantung cepat, pembesaran jantung, irama tidak normal, tekanan darah meningkat.
8. Vitalitas umum Ketahanan, bertenaga, kebiasaan tidur baik, penampilan kuat.
Mudah lelah, kurang energy, mudah tertidur, penampilan capek dan apatis.
9. Rambut Bersinar, menampilan berkilat, kuat, helai rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala
Rambut berserabut, kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, penampilan
(21)
14
sehat. rambut mudah terlepas. 10. Kulit (umum) Kulit halus dan sedikit
lembab, dengan warna baik.
Kasar, kering, bersisik, pucat, berpigmen, penampilan iritasi, lebam, kehilangan lemak pada subkutan. 11. Wajah dan Leher Warna merata, halus,
merah muda, penampilan sehat, tidak ada bengkak.
Penampilan berminyak diskolorasi, bersisik, bengkak, kulit gelap di pipidan dibawah mata, tidak halus atau kasar pada kulit sekitar hidung dan mulut. 12. Bibir Hlus, warna baik,
penampilan lembab (tidak pecah atau bengkak)
Penampilan kering, bersisik, bengkak, kemerahan atau bengkak, membrane mukosa mulut yang lembut, bengkak. 13. Mulut, membran
mukosa
Membran mukosa didalam rongga mulut berwarna merah muda sampai kemerahan.
Membran mukusa mulut yang lembut, bengkak.
14. Gusi Warna merah muda baik, penampilan merah dan sehat, tidak bengkak atau berdarah.
Gusi bengkak dan mudah berdarah, margin kemerahan, imflamasi, gusi tertarik kebelakang.
(22)
15
15. Lidah Warna merah mudah atau kemerahan gelap baik, tidak bengkak, halus, terdapat papilla di permukaan, tidak ada lesi.
Penampilan bengkak, scarlet dan kasar, warna magenta, seperti daging (glositis), papilla hyperemia dan hipertrofi.
16. Gigi Gigi tidak berlubang dan nyeri, penampilan terang dan lurus, tidak penuh, penampilan bersih dengan tidak ada diskolorasi.
Karies tidak terisi, gigi tidak ada, permukaan terpakai, penampilan salah posisi.
17. Mata Mata terang, jernih, penampilan bersinar, tidak ada luka disudut membrane, bulu mata, lembab dan sehat dengan warna merah muda, pembuluh darah terlihat atau tidak ada benjolan pada jaringan atau sclera, tidak ada lingkaran kelelahan di bawah mata.
Membran mata pucat (konjungtiva pucat), membrane kemerahan (injeksi konjungtiva), kering, tanda-tanda infeksi, bintik bitot, kemerahan, dan fisura pada sudut kelopak mata (angular palpebritis), kekeringan membrane mata (konjungtival seroris) 18. Leher (kelenjar) Tidak ada pembesaran
kelenjar.
Pembesaran tiroid.
19. Kuku Penampilan keras, merah muda
Pembesaran tiroid, bentuk kuku seperti sendok, mudah patah,
(23)
16
berpunggung. 20. Kaki tungkai Tidak nyeri, lemah, atau
bengkak, warna baik.
Edema, nyeri betis, kesemutan, lemah.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan diagnosis keperawatan NANDA 2012/2014 Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Defenisi Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi Kebuthuan metabolic.
Batasan Karakteristik: - Kram abdomen - Nyeri abdomen
- Menghindari makanan
- Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal - Kerapuhan kapiler
- Diare
- Kehilangan rambut berlebihan - Bising usus hiperaktif
- Kurang makan - Kurang informasi
- Kurang minat pada makanan
- Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat - Kesalahan konsepsi
(24)
17
- Membran mukosa pucat
- Ketidak mampuan memakan-makanan - Tonus otot menurun
- Mengeluh gangguan sensasi rasa
- Mengeluh makanan kurang dari RDA (recommended daily allowance)
- Cepat kenyang sebelum makan - Sariawan rongga mulut
- Steatorea
- Kelemahan otot pengunyah - Kelemahan otot untuk menelan
Faktor yang berhubungan : - Factor biologis - Factor ekonomi
- Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrient - Ketidakmampuan untuk mencerna makanan - Ketidakmampuan untuk menelan makanan - Factor fisikologis
C. Perencanaan
Rencana intervensi keperawatan adalah rencana yang disusun perawat untuk kepentingan asuhan keperawatan yang akan digunakan oleh perawat sesuai dengan diagnosis keperawatan berdasarkan kondisi klien.
(25)
18
Tujuan :
- Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang - Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
- Mual/muntah hilang atau berkurang Rencana tindakan :
- Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya - Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi
- Ajarkan untuk merencanakan makanan
- Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara :
- Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan.
- Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering dengan memerhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi.
- Menurunkan stress psikologis
- Menyajikan makanan yang mudah dicerna - Hindari makanan yang mengandung gas.
(26)
19 D. Implementasi
Defisiensi dalam vitamin tertentu dan mineral dapat menyebabkan anoreksia. Perawat dapat membantu klien untuk memahami factor-faktor yang mengurangi nafsu ,makan, menggunakan pendekatan kreatif untuk menstimulasi nafsu makan atau mengatur gejala yang mengurangi nafsu makan.
Medikasi mempengaruhi asupan dan penggunaan nutrien. Medikasi dapat mempengaruhi sensasi rasa atau bau yang menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan atau menolak bau makanan. Interaksi antara nutrien dan medikasi mempengaruhi absorpsi, stabilitas, atau metabolism obat-obatan atau nutrien.
Menstimulasi Nafsu Makan, Perawat dapat membantu menstimulasi nafsu makan klien dengan adaptasi lingkungan, konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet, makan sendiri, konseling klien dengan keluarga,pemberian obat.
E. Evaluasi
Evaluasi nutrisi harus berlangsung terus menerus untuk mengevaluasi hasil intervensi bagi perawat (Potter & Perry, 2006).
Rencana asuhan keperawatan harus menunjukkan tujuan yang masuk akal dan tercapai. Perawat harus mengevaluasi tanda dan tujuan yang telah tercapai. Waktu yang cukup harus diberikan untuk menguji pendekatan perawatan pada suatu masalah (Potter & Perry, 20060).
(27)
20 2.2. Asuhan Keperawatan Kasus
1. PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI HARJOSARI
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 2tahun 8bulan Agama : Islam
Pendidikan : Belum Sekolah Golongan Darah : B
Alamat : Kelurahan Harjosari II Kec. Medan Amplas Jalan Keluarga
Tanggal pengkajian : 18 Mei 2015
Diagnosa : Asuhan Keperawatan pada An. R dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Kelurahan Harjosari II Kec. Medan Amplas Jalan Keluarga.
Penanggung jawab
Nama : Ny. N (Ibu)
Alamat : Kelurahan Harjosari II Kec. Medan Amplas Bajak Jalan Keluarga
(28)
21 II. KELUHAN UTAMA
Ny. N mengatakan nafsu makan An. R berkurang sejak berusia satu tahun. An. R tidak mau memakan ikan, sayur-sayuran dan buah-buahan dan An. R hanya mau minum susu.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya : Sejak umur An. R 1 tahun, nafsu makannya berkurang, dan tidak selera makan.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Jika An. R tidak selera makan, ibunya selalu mengganti menu makanan yang An.R sukai.
2. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan : Ibu mengatakan berat badan anaknya semakin turun.
2. Bagaimana dilihat : An. R tampak kurus, dengan BB = 10 kg TB= 90 cm
3. Region
1. Dimana lokasinya :
2. Apakah menyebar : Menyebar, An. R terlihat kurus
4. Severity
Akibat kurang dari kebutuhan nutrisi, An. R kelihatan kurus dan kecil.
5. Time
(29)
22 IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Ny. N mengatakan an.R pernah menglami demam dan ISPA.
B. Pengobatan atau tindakan yang dilakukan
Jika an.R sakit Ny. Membawanya berobat ke puskesmas.
C. Pernah dirawat atau dioperasi
An. R tidak pernah di rawat di Rumah Sakit
D. Lama dirawat
Tidak pernah di rawat di Rumah Sakit
E. Alergi
An. R tidak memiliki alergi makanan, minuman dan obat-obatan F. Imunisasi
Imunisasi an.R, BCG, Hepatitis B, Polio, Campak, DPT.
(30)
23
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Serumah
A. Orang tua
Ny. N mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan.
B. Saudara kandung
An. R merupakan anak tunggal.
C. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada penyakit ketutunan dari ibu atau ayah
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Jika ada, hubungan keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada anggota keluarga yang meninggal
F. Penyebab meninggal
Tidak ada keluarga yang meninggal.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
(31)
24 B. Konsep diri :
- Gambaran diri : Ny. N mengatakan bagian tubuh anaknya sempurna
- Ideal diri : Harapan Ny. N saat ini agar anaknya cepat sembuh dan berat badannya naik.
- Harga diri :Ny. N mengatakan anaknya memilki hubungan baik dengan anak-anak tetangganya.
- Peran diri : Ny.N dan Tn. S memiliki An. R berjenis kelamin laki-laki.
- Identitas : An.R anak pertama dari pasangan Tn. S dan Ny.N.
C. Keadaan emosi
An. R sering menangis ketika ibunya memberi makan karena An. R tidak mau makan.
D. Hubungan social :
- Orang yang berarti : Ny. N mengatakan orang yang paling berarti adalah anaknya. - Hubungan dengan keluarga : Baik, karena Ibu dan An. R sangat
kelihatan sangat dekat.
- Hubungan dengan orang lain : Baik, Ny. N bergaul dengan tetangganya.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada masalah
(32)
25 E. Spiritual :
- Nilai dan keyakinan : An.R menganut agama Islam
- Kegiatan ibadah : An. R belum melakukan ibadah karena
masih kecil.
VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum
An.R kelihatan kurus dan lemah karena tidak mau makan.
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36,5 C - Nadi :70 x / menit - Pernafasan : 22x / menit - TB : 90cm - BB : 10 kg
C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut
- Bentuk : Simetris dan Oval - Ubun-ubun : Tepat di tengah
- Kulit kepala : Bersih, tidak ada nampak kotoran
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut kusam, kering, tipis dan kasar, helai rambut mudah terlepas dan berwarna merah. - Bau : Tidak ada bau khas - Warna kulit : Kuning langsat
(33)
26 Wajah
- Warna kulit : Kuning langsat - Struktur wajah : Oval, simertis
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, normal, simertis - Palpebra : Tidak Ptosis
- Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva (Pucat), dan Sclera tidak Icterus. - Pupil : Isokor
- Kornea dan iris : Terlihat jernih
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal dan simetris - Lubang hidung : normal dan simetris - Cuping hidung : Tidak ada
Telinga
- Bentuk telinga : normal dan simetris - Ukuran telinga : normal
- Lubang telinga : Kelihatan bersih
- Ketajaman pendengaran : baik, pada saat ibu atau orang lain ,memanggil, An. R mendengar dengan jelas.
(34)
27 Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Kemerahan, membrane mukosa lembut - Keadaan gusi dan gigi : Baik, tidak ada gigi yang rusak, jumlah
gigi 15 buah
- Keadaan lidah : Bisa bergerak, penampilan bengkak, scarlet, dan kasar, warna magenta.
- Orofaring : normal, tidak ada pembengkakan.
Leher
- Posisi trachea : normal
- Thyroid : tidak ada pembesaran klenjar thyroid - Suara : normal, pada saat anak berbicara - Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
- Vena jugularis : teraba - Denyut nadi karotis : teraba jelas
Pemeriksaan integument
- Kebersihan : Bersih - Kehangatan : normal
- Warna : kuning langsat - Turgor : kurang dari 2 detik - Kelembaban : kering
(35)
28 Pemeriksaan thoraks/dada
- Inspeksi thoraks : vesikuler
- Pernafasan (frekuensi, normal) : dulness, frekuensi 22x/i - Tanda kesulitan bernafas : tidak ada
Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : tidak ada pembengkakan - Palpasi : tidak ada kelainan - Perkusi : dullness
- Auskultasi : BJ I dan BJ II
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : Simetris, tidak terdapat benjolan
- Auskultasi : Tidak dilakukan, frekuensi peristaltic 20x / i - Palpasi : Tidak ada pembengkakan
- Perkusi : Timpani
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
- Genitalia : Belum ada rambut pubis
- Anus dan perineum : Terdapat lobang anus, perineum bersih
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas
- Kesimetrisan : Simetri kiri dan kanan, kekatan otot skala 5 mampu bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal (normal)
- Edema : Tidak tredapat edema, jumlah jari-jari tangan dan kaki 20 buah.
(36)
29 VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : tidak terarur, 1-2x / hari, tergantung selera makannya.
- Nafsu/selera makan : nafsu makan kurang - Nyeri ulu hati : tidak ada
- Alergi : tidak ada alergi makanan - Mual dan muntah : Tidak ada
- Waktu pemberian makan : Tidak menentu
- Jumlah dan jenis makan : Susu Formula 2 botol / hari, nasi 1 piring / hari
- Waktu pemberian cairan/minum : Sesuai dengan kebutuhan An.R - Masalah makan dan minum : An. R sulit mau makan dan selalu
dipaksa oleh ibunya
II. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Bersih dan tidak ada bau
- Kebersihan gigi dan mulut : Bersih, gigi An. R tidak ada yang rusak, jumlah gigi 15 buah.
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih, tidak ada kotoran di kuku tangan dan kuku kaki
(37)
30 III. Pola kegiatan/Aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total : Aktivitas klien dibantu total oleh ibu dan neneknya
- Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : An. R belum bisa beribadah seperti sholat dan sebagainya.
IV. Pola eliminasi 1. BAB
- Pola BAB : Ibu mengatakan An.R buang air besar 2x sehari
- Karakter feses : kuning - Riwayat pendarahan : Tidak ada
- BAB terakhir : BAB terakhir pagi hari jam 07.00 - Diare : tidak mengalami diare
- Penggunaan laksatif : tidak ada
2. BAK
- Pola BAK : normal - Karakter urine : kuning pekat - Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada - Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada - Penggunaan diuretik : Tidak ada
(38)
31 2. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
keperawatan
1. DS : Ibu mengatakan An. R tidak selera makan
DO :
1. Nafsu makan berkurang, tidak mau memakan makanan yang berserat, tidak mau makan buah. 2. Anak tampak kurus 3. Usia 2 tahun 8 bulan 4. BB= 10 kg TB= 90 cm 5. Rambut kelihatan
berwarna merah , tipis, kasar dan mudah rontok. 6. Konjungtiva pucat
IMT = = = = 12,3 kg (underweight)
Jadi BB An. R = 12, 3 kg BB normal > 18, 5 kg
Tidak mau makan
Intake nutrisi tidak adekuat
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi
(39)
32 2. DS : ibu klien mengatakan jika
anaknya tidak teratur makan, tubuh An. R terasa lemah dan tidak mau beraktivitas lagi DO :
1. Keadaan umum lemah
2. Nafsu makan menurun
Nafsu makan berkurang
Penurunan kondisi tubuh yang lemah
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
3. DS :
- An. R tidak mau makan Ny. N mengatakan ini merupakan hal biasa pada anaknya
- Ny. N mengatakan belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang nutrisi pada anak
DO :
1. An. R terlihat kurus dan tidak mau makan 2. An. R tampak kurang
nutrisi
Intake nutrisi tidak adekuat
An. R terlihat kurus
An. R tidak mau makan Tidak pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang pemberian nutrisi pada anak Kurang pengetahuan Kurang pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi
(40)
33 3. Rumusan Masalah
1.Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2.Intoleransi aktivitas
3.Kurang pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi
Diagnosa Keperawatan
1. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan menurun ditandai dengan BB= 10 kg TB= 90 cm
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kondisi tubuh yang lemah ditandai dengan pasien tidak mau beraktivitas.
3. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang informasi asupan gizi yang adekuat ditandai dengan anak tampak kurang nutrisi.
(41)
34 I. Perencanaan Keperawatan dan Rasional
Hari/ Tanggal
No.
Dx Perencanaan Keperawatan
1 Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan An. R berat badannya akan bertambah.
Kriteria hasil :
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.
Rencana Keperawatan Rasional
1. Kaji adanya alergi makanan 2. Kaji kemampuan
ibu/keluarga untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan pasien
3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
1. Untuk menghindari makanan yang menyebabkan alergi 2. Untuk mengetahui
tingkat kemampuan keluarga dalam memenuhi nutrisi 3. Untuk meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang kebutuhan nutrisi
4. Protein dan vitamin C berpengaruh untuk kebutuhan nutrisi
(42)
35 Hari/
Tanggal
No.
Dx Perencanaan Keperawatan
2 Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dihrapkan An. R dapat ,melakukan aktivitas
Kriteria hasil :
- An. R dapat melakukan aktifitas - Pola makan meningkat
Rencana Keperawatan Rasional
1. Pantau intake nutrisi 2. Kaji penyebab kelemahan
fisik
3. Bantu klien melakukan aktivitas sendiri
1. Untuk memastikan kecukupan energi 2. Memudahkan
menentukan intrevesi untuk mengurangi penyebab kelemahan fisik klien
3. Mempertahankan kekuatan/mobilitas agar klien lebih mandiri dalam kegiatan aktivitas sendiri
(43)
36 Hari/
Tanggal
No.
Dx Perencanaan Keperawatan
3 Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan di harapkan Ibu dari An. R dapat meningkatkan pengetahuan nutrisi keluarga
Kriteria hasil :
- Keluarga menyatakan kesadaran dan merencanakan perubahan pola hidup
- Keluarga mencari sumber untuk membantu membuat identifikasi perubahan
- Akan meningkatkan nutrisi pada anak.
Rencana Keperawatan Rasional
1. Berikan penilaian pengetahuan pasien tentang nutrisi
2. Gambarkan tanda dan gejala akibat kekurangan nutrisi
3. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
4. Berikan penkes tentang nutrisi anak
1. Untuk mneingkakan penilain pasien tentang nutrisi
2. Untuk membantu keluarga mengetahui tanda dan gejala akibat kekurangan nutrisi 3. Keluarga/orang
terdekat perlu dilibatkan dalam pemenuhan informasi kesehatan untuk mendukung dan membantu perawatan 4. Untuk meningkatkan
pengetahuan tentang kebutuhan nutrsi
(44)
37 IV. Pelaksanaan Keperawatan
Hari/ tanggal
No. Dx
Pukul Implementasi
Keperawatan Evaluasi
Rabu/ 21 Mei 2015
1. 09.00 – 09.30
1. Mengkaji adanya alergi makanan, menanyakan makanan apa saja yang tidak bisa dimakan yang menyebabkan alergi. 2. Mengkaji kemampuan
ibu/keluarga untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan cara mneganjurkan An. R mengkomsumsi
makanan yang bergizi.
S :Ibu mengatakan An. R hanya minum susu dan makan roti.
- Ibu mengatakan akan
menyajikan makanan yang bergizi.
O : T = 36,5 C RR = 22x/menit Nadi = 70 x / menit
- An. R tidak memiliki alergi makanan
A : An. R minum susu dan makan roti masalah teratasi sebagian P : An. R belum mau makan makanan yang bergizi selain minum susu, intervensi
(45)
38 Rabu/
20 Mei 2015
2. 10.00 – 10-30
1. Memantau intake nutrisi dengan cara melihat jumlah makanan yang dimakan
S : Ibu mengatakan minum susu 2-3 botol per hari ditambah roti O : An. R tidak mau makan.
- Hanya minum susu dan makan roti
A : masalah belum teratasi dalam pemenuhan nutrisi P : melihat jumlah makanan yang dimakan, intervensi dilanjutkan.
Rabu/ 20 Mei 2015
3. 11.00 – 12.00
1. Memberikan penilain pengtahuan pasien tentang nutrisi
2. Menggambarkan tanda dan gejala akibat kekurangan nutrisi
S : keluarga mengatakan
mengerti tentang nutrisi dan akan menggunakan fasilitas kesehatan
O : Ny. N mengetahui tanda dan geajala
(46)
39
kekurangan nutrisi. A : masalah sebagian teratasi dalam pemberian pengetahuan
tentang nutrsi P : Memberikan penkes tentang nutrisi, intervensi dilanjutkan.
Hari/ tanggal
No. Dx
Pukul Implementasi
Keperawatan Evaluasi
Kamis/ 21 Mei 2015
1. 09.00 – 09.30
1. Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi seperti mengkomsumsi makanan yang bergizi misalnya telur, ikan, sayur, buah dan susu 2. Menganjurkan pasien
untuk meningkatkan protein dan vitamin C
S : Ny. N mengatakan akan mneyajikan
makanan yang bergizi dan berusaha supaya An. R mau memakannya. O : An. R mau makan jika dibujuk ibunya
A : An. R mulai mau makan yang bergizi masalah teratasi sebagian.
(47)
40
P : An. R belum mau makan makanan sayuran, intervensi
dilanjutkan.
Kamis/ 21 Mei 2015
2. 10.00 – 10-30
1. Mengkaji penyebab kelemahan fisik dengan cara menanyakan apa saja aktivitas An. R dirumah.
2. Membantu pasien melakukan aktivitas sendiri seperti bermain, makan.
S : Ny. N mengatakan An. R mudah lelah saat bermain
O : An. R tampak kelelahan setelah selesai bermain A : An. R bisa makan dengan sendiri, masalah teratasi sebagian P : An. R masih kelihatan lesu, intervensi
dilanjutkan
Kamis/ 21 Mei 2015
3. 11.00 – 12.00
1. Menyediakan informasi bagi keluarga tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
2. Memberikan penkes tentang nutrisi
S : Ibu mengatakan An. R mulai mau makan dengan porsi yang banyak
O : An. R makan cukup banyak
(48)
41
A : An. R mau makan, masalah sebagian teratasi
P : Kebutuhan anak mulai terpenuhi, intrevensi
(49)
42 BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Pengkajian dilakukan terhadap An. R pada tanggal 18 Mei 2015 dan ditemukan prioritas masalah dengan kebutuhan dasar nutrisi berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan berat badan yang tidak normal, Ny. N mengatakan An. R tidak mau memakan buah dan makanan yang bergizi. Dengan keadaan fisik rambut terlihat kusam, berwarna merah, tipis dan kasar. Keadaan umum An. R lemah, lesu dan kelihatan bingung, maka terdapat prioritas masalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kondisi tubuh yang lemah ditandai dengan pasien jarang mau beraktivitas. Sehingga berdasarkan konsep dan kasus tentang nutrisi memiliki persamaan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan terjadi karena dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan.
3.2. Saran
Dengan adanya masalah Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi, saya harapkan agar orang tua dari An. R dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada An. R dengan cara mneyajikan masakan yang bergizi dan serat, seperti ikan, sayur, dan buah-buahan. Sehingga kebutuhan nutrisi pada anak tidak kurang dari kebutuhan tubuh anak.
(50)
43 DAFTAR PUSTAKA
Alimul H. A. Aziz, (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Kozier, Barbara. Erb, Glenora. Berman, Audrey. Dan Snyder, Shirlee J, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & praktek. Edisi 7. Volume 2. Jakarta : ECG
NANDA Internasional. (2012-2014). Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta : ECG
Nursalam dkk (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta; EGC
Tarwoto & Wartonah, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Yupi Supartini (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
(51)
44 CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ta nggal
No.
Dx Pukul Implementasi Evaluasi
Jum’at /22Mei 2015
1. 10.00 1. Melakukan pengkajian kembali terhadap klien 2. Mengkaji adanya alergi
makanan
3. Memberikan kemampuan ibu/keluarga untuk mendapatkan nutrisi yang di butuhkan tubuh
4. Menganjurkan pasien untuk mneingkatkan protein dan vitamin C
S : Ibu mengatakan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada An. R O : T= 36,5 C RR= 22x/menit Nadi= 70x/mneit
- An. R tampak segar
- An. R sudah mau makan
A : masalah teratasi pemberian pada nutrisi
(52)
45 Jum’at
/22 Mei 2015
2. 10.00 1. Melakukan pengkajian kembali terhadap klien 2. Memantau intake nutrisi 3. Mengkaji penyebab
kelemahan fisik 4. Membantu pasien
melakukan aktifitas sendiri
S : Keluarga mengatakan nutrisi terpenuhi
O : pasien tampak sudah mau beraktivitas
A : Masalah sebagian teratasi dalam melakukan aktivitas
P : Intervensi dilanjutkan
Jum’at /22 Mei 2015
3. 10.00 1. Melakukan pengkajian kembali terhadap klien 2. Menggambarkan tanda
dan gejala akibat kekurangan nutrisi 3. Menyediakan informasi
bagi keluarga tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
4. Memberikan penkes tentang nutrisi
S : Keluarga mengatakan mengerti tentang nutrisi dan akan menggunakan fasilitas kesehatan
O : Ny. N tampak senang melihat An. R mau makan A : Masalah sebagian teratasi dalam pemberian pengetahuan tentang nutrisi
P : Intervensi dilanjutkan memberikan penkes tentang nutrisi
(53)
(1)
41 A : An. R mau makan, masalah sebagian teratasi
P : Kebutuhan anak mulai terpenuhi, intrevensi
(2)
42 BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Pengkajian dilakukan terhadap An. R pada tanggal 18 Mei 2015 dan ditemukan prioritas masalah dengan kebutuhan dasar nutrisi berhubungan dengan kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan berat badan yang tidak normal, Ny. N mengatakan An. R tidak mau memakan buah dan makanan yang bergizi. Dengan keadaan fisik rambut terlihat kusam, berwarna merah, tipis dan kasar. Keadaan umum An. R lemah, lesu dan kelihatan bingung, maka terdapat prioritas masalah intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kondisi tubuh yang lemah ditandai dengan pasien jarang mau beraktivitas. Sehingga berdasarkan konsep dan kasus tentang nutrisi memiliki persamaan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan terjadi karena dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan.
3.2. Saran
Dengan adanya masalah Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi, saya harapkan agar orang tua dari An. R dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada An. R dengan cara mneyajikan masakan yang bergizi dan serat, seperti ikan, sayur, dan buah-buahan. Sehingga kebutuhan nutrisi pada anak tidak kurang dari kebutuhan tubuh anak.
(3)
43 DAFTAR PUSTAKA
Alimul H. A. Aziz, (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Kozier, Barbara. Erb, Glenora. Berman, Audrey. Dan Snyder, Shirlee J, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses & praktek. Edisi 7. Volume 2. Jakarta : ECG
NANDA Internasional. (2012-2014). Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta : ECG
Nursalam dkk (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta; EGC
Tarwoto & Wartonah, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Yupi Supartini (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
(4)
44 CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ta nggal
No.
Dx Pukul Implementasi Evaluasi Jum’at
/22Mei 2015
1. 10.00 1. Melakukan pengkajian kembali terhadap klien 2. Mengkaji adanya alergi
makanan
3. Memberikan kemampuan ibu/keluarga untuk mendapatkan nutrisi yang di butuhkan tubuh
4. Menganjurkan pasien untuk mneingkatkan protein dan vitamin C
S : Ibu mengatakan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada An. R O : T= 36,5 C RR= 22x/menit Nadi= 70x/mneit
- An. R tampak segar
- An. R sudah mau makan
A : masalah teratasi pemberian pada nutrisi
(5)
45 Jum’at
/22 Mei 2015
2. 10.00 1. Melakukan pengkajian kembali terhadap klien 2. Memantau intake nutrisi 3. Mengkaji penyebab
kelemahan fisik 4. Membantu pasien
melakukan aktifitas sendiri
S : Keluarga mengatakan nutrisi terpenuhi
O : pasien tampak sudah mau beraktivitas
A : Masalah sebagian teratasi dalam melakukan aktivitas
P : Intervensi dilanjutkan
Jum’at /22 Mei 2015
3. 10.00 1. Melakukan pengkajian kembali terhadap klien 2. Menggambarkan tanda
dan gejala akibat kekurangan nutrisi 3. Menyediakan informasi
bagi keluarga tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
4. Memberikan penkes tentang nutrisi
S : Keluarga mengatakan mengerti tentang nutrisi dan akan menggunakan fasilitas kesehatan
O : Ny. N tampak senang melihat An. R mau makan A : Masalah sebagian teratasi dalam pemberian pengetahuan tentang nutrisi
P : Intervensi dilanjutkan memberikan penkes tentang nutrisi
(6)