8
2.1.4. Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 1-3 tahun todler
Kecepatan perkembangan turun ketika usia toddler 1-3 tahun. Kebutuhan anak akan kalori lebih rendah tetapi terdapat peningkatan jumlah protein dalam
hubungan berat badan. Todler lebih tertarik dalam lingkungan dan meningkatkan
keterampilan motorik disbanding dengan makanan.
Todler memerlukan minimum dua porsi 480 g kelompok susu setiap hari untuk memberikan protein, kalsium, riboflavin, dan vitamin A dan B12. Susu
yang diperkaya memberikam vitamin D dan tambahan vitamin A. Keseluruhan susu harus digunakan sampai todler mencapai usia 2 tahun untuk membantu
meningkatkankan asupan asam lemak yang cukup. Todler yang mengomsumsi lebih dari 270 g susu sehari daripada makanan lain dapat menimbulkan animea
susu.
Empat porsi todler mulai dari roti dan sereal harus terrmasuk seluruh padi- padian atau roti yang diperkaya nilai gizinya.Anak usia prasekolah memerlukan
kita-kira 480 g susu setiap hari, 30 hingga 90 g dari kelompok daging, empat hingga lima porsi dari kelompok buah dan sayuran termasuk sumber vitamin C
setiap hari dan porsi sayuran dan buah-buahan berdaun hijau dan kuning.
2.1.5. Konsep Tumbuh Kembang Toddler
Perkembangan psikososial anak usia prasekolah menurut Erikson 1963, berada pada tahap initiative versus gulit inisiatif versus rasa bersalah dimana
anak menunjukan imajinasi, meniru orang dewasa, megetes kenyataan atau fakta yang ada. Tugas utama anak usia prasekolah adalah perlembangan inisiatif.
9
Menurut Piaget 1952, perkembangan kognitif anak usia prasekolah berada pada tahap pemikiran preoprasional. Pada tahap ini anak belajar untuk
berfikir dengan menggunakan simbol dan imajinasi. Bermain merupakan metode non verbal untuk menstimulasi proses berfikir egosentrik, seperti dalam penelitian
Piaget 1952, anak selalu menunjukkan egosentrik anak akan memilihkan sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat
transduktif menganggap semuanya sama, seperti seorang pria di keluarga adalah ayah, maka semua pria adalah ayah, pikiran kedua adalah animisme selalu
memperhatikan adanya benda mati, seperti apabila anak akan memulainya kearah benda tersebut.
Whaley Wong 2000 menggemukkan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dari ukuran, sedangkan perkembangan menitik beratkan pada
perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ketingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. Jadi
pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan
adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan
kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran.
Marlow 1998 mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan ukuran tubuh yang dapat diukur dengan meter atau sentimeter untuk tinggi badan
dan kilogram atau gram untuk berat badan. Pertumbuhan ini dihasilkan oleh adanya pembelahan sel dan sistesis protein dan setiap anak mempunyai potensi
10
gen yang berbeda untuk tumbuh. Marlow mendefinisikan perkembangan sebagai peningkatan keterampilan dan kapasitas anak untuk berfungsi secara bertahap dan
terus-menerus. 1. Fisik
Secara fisik, otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Pada saat melakukan permainan, aktivitas fisik merupakan komponen
terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Permainan untuk anak usia todler dan prasekolah yang
banyak membantu perkembangan aktvitasnya. 2. Kognitif
Dalam perkembangan kemampuan sebagai berikut anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak,
perkembangan anak masih bersifat egosentrik, seperti dalam penelitian Piaget anak selalu menunjukan egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran
yang besar walaupun isi sedikit. 3. Sosial
Secara sosial anak mampu menjalin kontak sosial dengan orang-orang yang ada diluar rumah, sehingga anak mempunyai minat yang lebih untuk bermain
pada temannya, orang-orang dewasa, saudara kandung didalam keluarga. Hal ini terjadi terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun dengan demikian,
anak usia todler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya diluar lingkungan keluarga.
11
4. Moral Anak mempelajari nilai dan benar dan salah dari lingkungannya, terutama
dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat
diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. Sesuai dengan kemampuan
kognitifnya, bagi anak usia todler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan
nasihat.
2.1.6. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi