Pembatasan Masalah Metode Penelitian Sisematika Penulisan Profil perusahaan Produktivitas Perusahaan

3

1.2 Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada ragam joseigo dan danseigo yang diguanakan dalam kom ik “Yozakura Quartet” jilid 4. 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti ragam bahasa joseigo dan danseigo yang digunakan dalam manga Ýozakura Quartet” jilid 4.

1.3.2 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang danseigo dan joseigo kepada penulis, juga kepada para pembaca yang selalu membaca komik- komik asli bahasa Jepang maupun kepada para pembelajar Bahasa Jepang yang ingin mempelajari danseigo dan joseigo itu sendiri.

1.4 Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah dengan mengguanakn metode deskriptif, yaitu bertujuan untuk menjelaskan penggunaan ragam joseigo dan danseigo tersebut. 4

1.5 Sisematika Penulisan

Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, pembatasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini berisi landasan teori dari permasalahan yang diteliti. Bab III Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi data-data atau profil dari perusahaan yang bersangkutan. Bab IV Ragam Danseigo dan Joseigo yang digunakan Dalam Komik “Yozakura Quartet” jilid 4 Bab ini mengungkapkan tentang beberapa danseigo dan joseigo yang digunakan dalam komik “Yozakura Quartet” jilid 4 Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk penelitian yang telah dilakukan. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Joseigo dan Danseigo 2.1.1 Perbedaan antara Joseigo dan Danseigo Dalam berbicara bahasa Jepang terdapat perbedaan antara bahasa yang digunakan wanita dengan bahasa yang digunakan oleh laki-laki. Perbedaan bahasa ini sudah dapat dilihat pada anak-anak Jepang yang berumur tiga tahun. Perebadaan bahasa yang seperti ini disebut dengan bahasa gender. Perbedaan disini merajuk pada peran sebuah gender, bukan secara gramatikal. Pada saat laki-laki berbicara menggunakan ragam joseigo bisa dianggap seperti perempuan banci, namun tidak dianggap salah secara gramatikal. Sebaliknya, apabila seorang perempuan berbicara mengguanakan ragam danseigo, dapat memberikan kesan kasar. Perbedaan joseigo dengan danseigo dapat dilihat dari aspek-aspek kebahasaannya, yaitu : meishi kata benda, :daimeishi kata ganti, kandoushi kata seru dan shuujoshi kata akhiran.

2.1.2 Penggunaan Joseigo dan Danseigo dalam Meishi kata benda

Dalam bahasa-bahasa Indo-Eropa, perbedaan gender, jumlah atau keadaan, hanya dapat terjadi dengan menambahkan kata-kata yang terpisah pada kata benda 6 yang beragam, tetapi tidak pada kata benda dalam bahasa Jepang Sugawara, 1985:185. Kata-kata benda dalam bahasa Jepang yang ada kaitannya dengan perbedaan gender antara lain: a. Bentuk Ungkapan Danseigo Joseigo Arti Mesi Gugo Nasi Sake Kukon Arak Jepang b. Penyingkatan Kata Danseigo Joseigo Arti Warabi Wara Sejenis tumbuhan paku Matsutake Matsu Sejenis Jamur c. Penyingkatan + moji Danseigo Joseigo Arti Koi Kumoji Sejenis Ikan Funa Fumoji Sejenis Ikan d. Bentuk + mono Danseigo Joseigo Arti 7 Soumen Hosomono Sejenis Mie Shio Shiromono Garam e. Bentuk tingkatan yang lebih rendah Danseigo Joseigo Arti Miso Mushi Sejenis Sup

2.1.3 Penggunaan Joseigo dan Danseigo dalam Daimeishi kata ganti

Kata ganti adalah kata yang menunjuk orang, sesuatu, tempat, dan sebagainya yang biasanya digunakan tanpa menyebut namanya Drohan, 1992:30 Bahasa Jepang memeiliki keunikan tersendiri dalam penggunaan kata ganti orang dalam percakapan pada umumnya. a. Jishou kata ganti orang pertama Joseigo Atashi Biasa dipakai anak muda, mencerminkan feminine dan lembut Atakushi Bentuk formal dari atashi Atai Dialek yang digunakan wanita di daerah Tokyo, agak kasar 8 Danseigo Boku Digunakan oleh laki-laki, terkesan praktis; namun akhir-akhir ini juga digunakan oleh perempuan Ore Bnetuk informal untuk laki-laki Washi Untuk laki-laki yang sudah tua Ore-sama Terkesan angkuh dan sombong sama : akhiran untuk memanggil orang yang terhormat Wagahai Bahasa yang sudah kuno, terkesan sombong dan maskulin Ware Digunakan laki-laki yang agak tua Netral Watashi Bahasa Sopan, pada zaman Edo lebih digunakan perempuan, tapi pada saat ini netral Watakushi Bentuk yang lebih sopan dari Watashi Jibun Namun dida lam dialek kansai, lebih mengacu kepada “anda” Uchi Lebih sering digunakan wanita, namun juga digunakan oleh laki- laki yang sudah tua a. Taishou kata ganti orang kedua Joseigo Tidak ada kata ganti orang kedua yang khusus digunakan oleh wanita 9 Danseigo Temee Merupakan bentuk penyingkatan dari temae, sangat merendahkan dan hanya digunakan kepada bawahan. Kata ini muncul pada periode Edo sekitar tahun 1603-1876 Sugawara, 1985:32. Koitsu Sangat kasar dan digunakan jika sedang jengkel pada seseorang Nanji Bahasa kuno, umumnya digunakan digunakan dalam terjemahan dokumen kuno sebagai pengganti kata “kamu” Kisama cenderung merendahkan seseorang Sugawara, 1985:32. OmaeOmee Digunakan hanya kepada bawahan atau teman dekat. Omee merupakan penyingkatan dari omae dan digunakan oleh para seniman di daerah Kantou. Netral Anata Dapat digunakan dalam berbagai situasi. Tetapi dihindari jika berbicara kepada atasan Sugawara, 1985:32. Kimi Merupakan lawan kata boku. Jika seseorang menggunakan boku dalam suau percakapan, biasanya ia akan menggunakan kimi kepada lawan bicaranya. Boku dan kimi merupakan satu kesatuan Sugawara, 1985:32. 10 Anta Sangat akrab dan lebih bersifat rendah diri. Hanya digunakan dalam situasi informal kepada orang yang sederajat atau bawahan Sugawara, 1985:32. Sochira Bnetuk Informal, digunakan dalam teman sebaya atau seumuran Otaku-sama Merupakan bentuk sopan yang digunakan kepada orang di luar keluarga atau orang yang baru dikenal. Sugawara, 1985:32.

2.1.4 Penggunaan Joseigo dan Danseigo dalam Kandoushi kata seru

Kandoushi adalah ujaran pendek dan merupakan kata yang diucapkan secara tiba-tiba sebagai ungkapan perasaan yang seketika itu dirasakan oleh pembicaranya, dari penggunaannya dapat terlihat perbedaan jenis kelamin pembicaranya. Kandoushi dapat berdiri sendiri dan biasanya terletak di awal kalimat Sugawara, 1985:474. Danseigo Hoo, oi, yai, kuso,dsb Joseigo Ara, maa Netral Uun, nee,dsb Keterangan : Hoo : Merupakan kata seru yang mengekspresikan pengendalian diri atas suatu keterkejutan, biasanya digunakan oleh pria dewasa atau yang lebih tua Sugawara, 1985 : 475. 11 Oi : Merupakan kata seru yang digunakan untuk memanggil atau menarik perhatian lawan bicara Sugawara, 1985 : 477. Yai : Merupakan kata seru yang digunakan untuk memanggil atau menarik perhatian lawan bicara, bersifat akrab atau merendahkan Kawashima, 1992:241 Contoh: “Akio kun, yai. Chotto ojisan nit e o kashite kure.” = “ Hei, Akio. Tolong bantu paman” Kuso : Digunakan ketika si pembiacara kesal atau jengkel Rahayu, 2004:104. Contoh : “Kuso, namaikinaa” = “ Sial, sombong sekali” Ara : Merupakan kata seru yang mengekspresikan feminitas, digunakan sebagai ungkapan terkejut atau heran terhadap sesuatu Sugawara, 1985 : 476. Contoh: “Ara, kirei yo.” = “Duh, cantik loh.” Maa : Merupakan bentuk ungkapan keterkejutan, heran atau kekaguman Sugawara,1985:476. Contoh: “Maa, kirei da wa.” = “Wah, cantiknya.” Nee : Digunakan untuk memanggil atau menarik perhatian seseorang Sugawara,1985:477. Contoh: “Nee, nee, kimi.” = “Hey, hei, kamu.” Uun : setara dengan iie, merupakan kata seru yang digunakan sebagai bentuk penolakan atau jawaban tidak atas suatu pernyataan seseorang Sugawara,1985:480. Contoh: “Ano kata o gozonji desu ka?” = “Apa kamu kenal orang itu?” “Uun, shiran yo.” = “Tidak, saya tak kenal.” 12

2.1.5 Penggunaan Joseigo dan Danseigo dalam Shuujoshi kata

akhiran Banyak partikel dlm bahasa Jepang yang terletak di akhir kalimat. Biasanya dipakai dalam percakapan. Kata-kata bantu tersebut diucapkan mengikuti nada suara yang dipakai untuk menyampaikan emosi. Bisa mempertegas atau memperhalus kalimat yang disampaikan. Lebih jauh, partikel tersebut ada yang mutlak digunakan oleh pria, wanita, dan ada juga yang netral. Shuujoshi yang mutlak digunakan oleh laki-laki diantaranya adalah : Ze : Dipakai untuk pernyataan atau menunjukkan keinginan Contoh : “Saki ni iku ze.” = “Saya pergi duluan ya” Zo : Terdengar kasar,digunakan untuk mempertegas sesuatu, juga untuk menarik perhatian orang lain. Contoh : “Ochiru zo, Ki o tsukero” = “Awas jatuh, hati-hatilah” Na ; Digunakan sebagai bentuk larangan, perintah, seruan. Na; Jika di ucapkan dengan intonasi rendah menjadi sebuah pendapat atau konfirmasi. Contoh : “Zettai iku na” = “Pokoknya jangan pergi” larangan “ Saiki name ga yoku furu na” = “Akhir-akhir ini sering turun hujan ya” pendapat 13 Shuujoshi yang sering digunakan oleh perempuan adalah : Wa: Mengindikasikn tujuan atau kebulatan tekad si pembicara. Bisa juga sebagai seruan atau bentuk emosi. Contoh : “Ara, hareta wa.” = “Wah, ternyata cerah” No: Digunakan untuk memperhalus bahasa, bisa juga sebagai akhiran kalimat Tanya. Contoh : “Doko e iku no?”= “Mau pergi kemana?” Shuujoshi yang netral, antara lain adalah : Yo: Memiliki fungsi yang sangat bervariasi, mulai dari penegasan, saran, hingga perintah. Terdengar lebih sopan dan halus jika dibandingkan dengan zo. Contoh : “Kore wa atashino hon da yo” =”Ini adalah buku saya” Nee: Digunakan untuk menarik perhatian seseorang atau konfirmasi atas sesuatu. Contoh : “Kyou wa ii tenki da ne..”= “Hari ini cerah ya..” 14 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Profil perusahaan

Acolyte publishing Co. adalah sebuah perusahaan penerbit komik yang telah berdiri resmi pada tahun 2001 di Bandung. Acolyte Publishing Co. ini merupakan regenerasi dari Comicon dan anak perusahaan Acolyte Inc., yaitu penerbit manga berlisensi Jepang, yang menjalin hubungan dengan Kodansha sebagai partner utama. Acolyte Inc. sendiri memiliki anak perusahaan lain, yaitu Illustration Factory yang merupakan agensi ilustrasi dengan jaringan hingga ke China dan Australia . Struktur Organisasi a. Komisaris : 1. Mr. Willy Senjaya 2. Mr. A Ming 3. Mr. Windy Chandra 4. Mr. Tan Yue Er b. President Direktur : Tan Yue Er c. Manajemen Pemasaran : Handi S. Gunawan 15

3.2 Aktivitas Perusahaan

Pada umumnya, selain menerbitkan komik, perusahaan ini juga membuka tempat kursus untuk pelatihan seni kreasi dan gambar komik. Materi-materi tersebut diajarkan oleh Mr. Nobuyuki Oku, Mr. Denny A. Djoenaid dan Mr. Yue Sheng Shi. Berikut ini adalah contoh kegiatan lain yang juga ada di perusahaan Acolyte: a. Profesional illustrator b. Profesional Comic Artist c. Manga Doujinshi Course d. Comic 4 Kid e. Profesional Animator f. Japanes for Manga g. Japanes for Nouryokushiken h. Standart Japanese

3.2.1 Progam Pelatihan Bahasa Jepang khusus untuk Manga

Progam pelatihan bahasa Jepang bagi yang ingin berkarir sebagai penerjemah komik Jepang. Ragam bahasa yang digunakan adalah bahasa Jepang sehari-hari yang kaya akan dialek dan sangat berbeda dengan bahasa resmi yang sering digunakan di kursus-kursus pada umumnya dan materinya pun disusun oleh Mr. Nobuyuki Oku. 16

3.2.2 Progam Pelatihan Bahasa Jepang khusus untuk Nouryokushiken

Progam pelatihan bahasa Jepang bagi yang ingin mengambil ujian Japanes Proficiency Test Nouryokushiken yang dikeluarkan Japan Foundation, serta materi yang disusun oleh Mr. Nobuyuki Oku

3.3 Produktivitas Perusahaan

Acolyte juga tengah menerbitkan beberapa buku yang berhubungan dengan seni animasi dan budaya, terutama dalam hal seni membuat komik dan berbagai penjelesannya, termasuk mitologi, kebudayaannya, seni arsitektur dan industri- industri yang berhubungan dengan seni. Buku-buku ini juga akan didistribusikan lewat dua penerbit utama yang ada di Amerika dan Singapura yaitu Diamond Books dan Chuang Yi Publishing sesuai dengan yang sudah direncanakan. Proyek ini juga telah didukung sepenuhnya oleh Japan Foundation sebagai kontributor dan promotor utama. Judul-judul buku tersebut antara lain: The Illustrated Encyclopedia of Japanese Ghost Monster, The Illustrated Encyclopedia of European Mythical Creatures, Japanes for Manga, The Figure Drawing for Ilustratis Comic Artist, How to Draw Fighting and Martial Arts Movements. 17

3.4 Kerjasama antar Perusahaan 1.