Keterangan: NOPAT Net Operating Profit After Tax = EBIT- Tax
WACC = biaya modal rata-tara tertimbang Weighted Average Cost of CapitaL
Untuk mengetahui suatu perusahaan itu mengalami penambahan nilai ekonomi Economic Added Value- EVA atau tidak dapat dilihat berdasarkan kriteria sebagai
berikut: • Jika EVA 0, menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan
nilai create value bagi pemilik modal sehingga menandakan bahwa kinerja keuangan perusahaan tersebut baik. Semakin besar EVA yang
dihasilkan, semakin besar tingkat pengembalian investasi dari yang diinvestasikan oleh pemegang saham.
• Jika EVA 0, menunjukkan tidak terjadinya proses penambahan nilai ekonomis bagi perusahaan sehingga mengindikasikan kinerja keuangan
perusahaan buruk. Kondisi ini menunjukkan laba yang tersedia tidak memenuhi
• Jika EVA = 0, harapan para penyandang dana terutama pemegang saham
untuk mendapatkan hasil dari investasinya. menunjukkan posisi impas karena semua laba yang
diperoleh digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur dan pemegang saham Widayanto, 1993.
2.1.2 Corporate Governance
Corporate Governance atau yang dikenal sebagai tata kelola perusahaan muncul karena adanya pemisahan wewenang antara pihak pemilik perusahaan dengan
Universitas Sumatera Utara
pihak pengelolaan perusahaan yang menimbulkan masalah agensi agency problem.Manajer sebagai pengelola memiliki lebih banyak informasi mengenai
kinerja perusahaan dan prospek perusahaan dimasa depan dibandingkan pemilik perusahaan pemegang saham. Manajer berkewajiban memberikan informasi kepada
pemilik, yang dapat dilakukan dengan pengungkapan informasi melalui laporan keuangan. Ketidakseimbangan penguasaan informasi akan memicu timbulnya suatu
kondisi yang disebut asimetri informasi information asimetry. Adanya asimetri informasi antara pemilik principal dengan manajer agent
memberikan kesempatan pada manajer untuk melakukan kecurangan fraud dalam penyajian laporan keuangan yang menyesatkan pemilik pemegang saham mengenai
kinerja perusahaan Ujiyantho,2007 . Melihat permasalahan tersebut, para pemegang saham merasa perlu untuk melakukan kegiatan pengawasan terhadap
manajemen.Sistem pemonitoran dan pengontrolan yang diterapkan dalam perusahaan tersebut dikenal dengan istilah tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate
Governance.
2.1.2.1Pengertian Corporate Governance
Corporate Governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja
manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadapstakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Penerapan Corporate
Governance pada sebuah perusahaaan akan berpengaruh terhadap tercapainya
Universitas Sumatera Utara
keberhasilan perusahaan dalam menetapkan kebijakan strategis dalam menjalankan praktik bisnisnya.
IICG 2012 mendefinisikan Good Corporate Governancesebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan
sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholderlainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.
Organization of Economic Coorporation and Development OECD 2004 mendefinisikan:Corporate Governance sebagai seperangkat sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Dimana, sistem tersebut berupa peraturan yang menetapkan hubungan antara hak dan kewajiban para pemegang
saham, manajerial dan pihak lain yang terlibat dalam perusahaan. Sir Adrian Cadbury Global Corporate Governance Forum - World
Bank,2000menjelaskan Corporate Governance sebagai berikut: Corporate Governance is concerned with holding the balance between
economic and social goals and between individual and communal goals. The Corporate Governance framework is there to encourage
the efficient use of resources and equally to require accountability for the stewardship of those resources. The aim is to align as nearly
as possible the interests of individuals, corporations and society.
Penjelasan ini menekankan bahwa Corporate Governance merupakan keseimbangan antara tujuan ekonomi dan tujuan sosial serta tujuan individu dan
tujuankomunitas.Disamping itu juga menekankan akuntabilitas dalam pengelolaan segalasumber daya yang memperhatikan seluruh kepentingan, baik
individu, perusahaan, dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan struktur dalam organisasi lebih menekankan bagaimana aktivitas dalam organisasi dibagi, diorganisir dan dikordinasi Stoner et al
dalam Arifin,2005.Corporate Governance, sebagai suatu struktur memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk
melakukan teknik monitoring
kinerja perusahaan. Struktur CorporateGovernanceharus didesain untuk mendukung jalannya aktivitas
organisasi secara bertanggungjawab dan terkendali dengan mengacu pada prinsip-prinsip GCG Tranparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi,
Kewajaran dan Kesetaraan .
Lima prinsip tersebut digunakan untuk mengukur seberapa jauh penerapan Corporate Governance dalam suatu perusahaan Komite Nasional
Kebijakan Governance, 2012. 1.
Transparansi Transparancy Transparansi berhubungan dengan penyediaan informasi materiil perusahaan
yang memadai, akurat dan tepat waktu, antara lain meliputi situasi keuangan, kinerja perusahaan, pemegang saham dan manajemen perusahaan serta faktor
risiko yang mungkin timbul. 2.
Akuntabilitas Accountability Prinsip akuntabilitas berkaitan dengan kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban setiap pemangku kepentingan dalam perusahaan, sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan dalam pelaksanaan tanggung jawab
mengelola organisasi.Prinsip akuntabilitas digunakan untuk menciptakan sistem
Universitas Sumatera Utara
kontrol yang efektif berdasarkan distribusi kekuasaan baik antara pemilik pemegang saham dengan manajerial pengelola.
3. Responsibilitas Responsibility
Responsibilitas terkait dengan kewajiban perusahaan dalam mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku, serta melaksanakan tanggung jawab kepada
masyarakat dan lingkungan. Bentuk tanggung jawab dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara
manajemen dampak minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
4. Indenpendensi Indenpedency
Independency kemandirian berhubungan dengan pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atautekanan dari
pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan danperundangan- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
5. Kewajaran dan Kesetaraan Fairnes
Prinsip ini menekankan pada jaminan perlindungan atas hak pemegang saham minoritas dan perlakuan yang wajar terhadap semua investor.Praktik kewajaran
dan kesetaraan ini juga mencakup adanya sistem dari aturan dan hukum yang jelas serta berlaku untuk semua pihak.
2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Corporate Governance
Penerapan Good Corporate Governanceakan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi perusahaan dan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
Universitas Sumatera Utara
langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Menurut IICG 2013 berbagai manfaat yang diperoleh dengan penerapan Corporate Governance
antara lain sebagai berikut: • Meningkatkan kinerja perusahaan karena proses pengambilan keputusan
menjadi lebih baik sehingga menghasilkan keputusan yang optimal, meninggkatkan efisiensi serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
stakeholder. • Good Corporate Governanceakan meminimalkan tindakan penyalahgunaan
wewenang oleh pihak manajerial perusahaan. Hal ini akan menekan kemungkinan kerugian agency cost bagi perusahaan maupun pihak yang
berkepentingan lainnya akibat tindakan tersebut. • Memaksimalkan nilai perusahaan dan pemegang saham dengan
meningkatkan transparansi, akuntabilitas, reabilitas, tanggung jawab dan keadilan dalam rangka memperkuat posisi perusahaan. Peningkatan nilai
saham akan meningkatkan kepercayaan investor untuk meningkatkan investasi mereka. Bagi pemegang saham, penerapan Good Corporate
Governance dengan sendirinya akan meningkatkan nilai dividen yang mereka terima.
• Penerapan Corporate Governanceakan meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahan. Manajemen akan lebih hati-hati dan lebih transparan
dalam menyajikan laporan keuangan karena adanya kewajiban untuk mematuhi aturan dan prinsip akuntamsi yang berlaku Maksum, 2005.
Universitas Sumatera Utara
• Praktik Good Corporate Governance juga memperhatikan kepentingan karyawan sebagai bagian dari stakeholder sehingga motivasi dan kepuasan
kerja karyawan juga akan meningkat. Hal ini juga akan meningkatkan produktivitas dan rasa kepemilikan sense of belonging karyawan terhadap
perusahaan. Berdasarkan manfaat dan keuntungan yang diberikan dalam penerapan
Good Corporate Governance, maka penting bagi para pelaku usaha untuk menerapkan Corporate Governance agar dapat mencapai pertumbuhan yang
berkualitas dan berkesinambungan.
2.1.2.3 Struktur Corporate Governance
Pengimplementasian Good Corporate Governancemembutuhkan suatu bentuk mekanisme Corporate GovernanceMechanism yang dapat
dipertanggungjawabkan.Struktur Corporate Governance merupakan aturan, prosedur, hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan
pihak yang mengawasi pengelolaan dalam pelaksanaan keputusan yang diambil. Terdapat dua pengendalian dalam penerapan Corporate
Governance,yaitu pengendali internal dan pengendali eksternal Sutedi, 2012.Pengendali internal perusahaan terdiri dari dewan komisaris dan dan
dewan direksi.Pengendali eksternal meliputi kontrol yang melibatkan semua perangkat yang ada diluar perusahaan. Perangkat tersebut meliputi pasar uang
dan pasar modal yang bersaing, perangkat hukum dan perundang-undangan yang lengkap, penegakan hukum yang adil, pasar barang dan jasa yang aktif dan
Universitas Sumatera Utara
terbuka serta konsumen yang aktif dan sadar akan hak dan kewajibannya. Pengendali eksternal ini lebih berperan untuk mendisiplinkan manajer
dibandingkan pengendali internal, karena lebih mempunyai kekuatan dan pengaruh.
Indikator-indikator strukturCorporate Governance yang digunakan dalam penelitian ini mencakup kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, komisaris indenpenden dan komite audit.
2.1.2.3.1 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial dalam perusahaan akan menentukan kebijakan dan strategi yang akan diambil dalam menentukan
pencapaian tujuan dalam perusahaan. Secara teoritis, jika kepemilikan manajemen rendah maka terjadinya perilaku oportunistik manajemen
semakin besar Jao dan Gagaring, 2011.Kepemilikan manajerial dapat mengurangi masalah agensi karena kinerja manajer akan lebih baik
seiring dengan peningkatan saham manajer dalam perusahaan. Manajer akan berusaha untuk memperbaiki kinerja perusahaan
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan saham manajerial akan membantu menyelaraskan
kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga manjer merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil serta
ikut menanggung risiko dalam sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah Sabrina,2010.
2.1.2.3.2Kepemilikan Institusional
Universitas Sumatera Utara
Kepemilikan saham instititusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum,
institusi luar negeri dan institusi lainnya.Adanya kepemilikan saham oleh investor institusionalakan mendorong peningkatan pengawasan
yang lebih optimal terhadap kinerja manejemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu sumber kekuasaaan yang dapat digunakan
untuk mendukung atau sebaliknya kinerja manajemen Sabrina, 2010. Keberadaan investor institusional dapat menunjukkan
mekanisme Corporate Governance yang kuat karena dapat memonitor kinerja manajemen perusahaan.
2.1.2.3.3Komisaris Indenpenden
Komisaris indenpenden adalah anggota komisaris yamg tidak terlibat secara langsung dalam perusahaan dan tidak mewakili
pemegang saham.Dewan komisaris wajib menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara indenpenden, dalam arti dapat menjalankan
tugas secara objektif dan bebas dari tekanan pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk dalam hubungan satu sama lain maupun
hubungan terhadap direksi. Peran dewan komisaris indenpenden diharapkan akan
meminimalisir masalah agensi yang timbul antara direksi dan pemegang saham Nababan,2013. Dewan komisaris memiliki peran
yang penting dalam mengawasi jalannya perusahaan serta memastikan
Universitas Sumatera Utara
bahwa para manajer benar-benar meningkatkan kinerja perusahaan sebagai bagian dari pencapaian tujuan perusahaan.
2.1.2.3.4 Komite Audit
Komite Audit merupakan salah satu dari komponen GCG yang berperan penting dalam system pelaporan keuangan yaitu dengan
mengawasi partisipasi manajemen dan auditor indenpenden dalam proses pelaporan keuangan.
Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103MBU2002 mendefinisikan komite audit adalah suatu badan yang dibentuk oleh
dewan komisaris yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu komisaris dalam menjalankan tugasnya. Komite audit bersifat
indenpenden baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan serta bertanggung jawab langsung kepada komisaris.
Menurut IKAIIkatan Komite Audit Indonesia tahun 2004, tugas pokok dari komite audit adalah membantu dewan komisaris
dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berkaitan dengan review sistem pengendalian pihak internal
perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit.
Laporan keuangan merupakan suatu produk dari manajemen sebagai pihak internal perusahaan yang kemudian diverifikasi oleh
eksternal auditor.Dalam pola hubungan tersebut, komite audit berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan dan eksternal
Universitas Sumatera Utara
auditor. Tugas komite audit juga erat kaitannya dengan penelahaan terhadap risiko perusahaan dan ketaatan terhadap peraturan.
2.1.3Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar total asset yang
digunakan dalam perusahaan. Total asset yang dimiliki perusahaan menggambarkan pemodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya Bukhori, 2012. Semakin
besar ukuran perusahaan, semakin besardana yang dikelola dan semakin kompleks pengelolaannya.
Perusahaan besar cenderung mendapat perhatian yang lebih oleh masyarakat. Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk menjaga stabilitas perusahaan dan
meningkatkan kreadibilitasnya dalam menyajikan laporan keuangan karena perusahaan besar memiliki basis pengguna laporan keuangan yang lebih besar Jao
dan Gagaring, 2011. Untuk menjaga stabilitas dan kreadibilitasnya, perusahaan tentu saja akan berusaha menjaga dan terus meningkatkan kinerjanya
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh Corporate Governancedengan kinerja perusahaan telah banyak diteliti terlebih dahulu. Beberapa penelitian sebelumya dapat dilihat
sebagai berikut: Sekaredi 2011, penelitian dilakukan dengan metode purposive sample.Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan yang secara konsisten
Universitas Sumatera Utara
terdaftar sebagai perusahan LQ45 periode tahun 2005 sampai dengan 2009. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dewan komisaris independen berpengaruh negatif signifikan, dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan,
dewan direksi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan terhadap kinerja operasional berpengaruh negatif signifikan, dan komite audit berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap pasar sedangkan berdasarkan operasional perusahaan berpengaruh negatif signifikan.
Penelitian Gurbuz et al.2010 merumuskan hubungan antara Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan.Dalam penelitiannya tersebut, Gurbuz et al.
2010 menggunakan kepemilikan institusional sebagai variabel indenpenden dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.Hasil penelitian ini menunjukkan
kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA.
Sabrina 2010 yang meneliti hubungan antara Corporate Governance dan struktur perusahaan terhadap kinerja perusahaan.Penelitian ini menggunakan 42
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan
ROE sedangkan pada struktur kepemilikan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja
perusahaan. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Bukhori 2012, penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode random sampling terhadap perusahaan yang terdaftar
Universitas Sumatera Utara
di BEI tahun 2010.Sebanyak 160 perusahaan digunakan sebagai sampel dengan menggunakan analisis regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara mekanisme internal Corporate Governanceterhadap kinerja perusahaan.Demikian pula ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Situmorang 2012 yang
meneliti pengaruh GCG terhadap nilai dan kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa secara
parsial dan simultan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Amba2013 juga meneliti pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan perusahaan.Penelitian ini menggunakan variabel komisaris yang
merangkap CEO duality, komite audit, komisaris indenpenden, kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan, investor institusional.Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa Corporate Governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.Komisaris yang merangkap CEO duality, komisaris indenpenden dan
leverage berpengaruh negatif terhadapkinerja perusahaan sementara komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
NO Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Sekaredi
2011 Pengaruh
Corporate Governance
terhadap Kinerja Keuangan Studi
pada Perusahaan yang terdaftar di
LQ45 tahun 2005- 2009
Variabel Indenpenden:
Ukuran dewan komisaris, ukuran
dewan komisaris indenpenden,
ukuran dewan direksi, ukuran
komite audit, dan kepemilikan
institusional. Variabel
Dependen:
Kinerja Keuangan
Tobins’Q;CFROA Kepemilikan
institusional berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan, Dewan komisaris
independen berpengaruh negatif
signifikan, Dewan komisaris
berpengaruh positif positif tidak
signifikan, Dewan direksi
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pasar sedangkan terhadap
kinerja operasional berpengaruh negatif
signifikan, Komite audit
berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap pasar sedangkan
berdasarkan operasional
perusahaan berpengaruh negatif
signifikan.
2 Gurbuz et al.
2010
Corporate Governance and
financial
Variabel indenpenden:
kepemilikan Kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan
Universitas Sumatera Utara
performance with a perspective on
institutional Ownership:
empirical Evidence from
Turkey institusional,
ukuran perusahaan Variabel
dependen:
Kinerja
Perusahaan ROA
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan ROA.
3
Sabrina 2010
Pengaruh Corporate
Governance dan struktur
perusahaan terhadap kinerja
perusahaan.
Variabel Indenpenden:
Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional
Variabel Kontrol:
komposisi Aktiva, Growth
Opportunity, Ukuran perusahaan
Variabel Dependen:
Kinerja Perusahaan
Tobins’Q ; ROE
Terdapat hubungan positif antara
Corporate Governance
terhadap kinerja perusahaan ROE ,
Struktur kepemilikan tidak
terdapat hubungan yang signifikan
antara kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional
terhadap kinerja perusahaan
4
Bukhori 2012
Pengaruh Good Corporate
Governance dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Kinerja
Perusahaan Variabel
Indenpenden: Ukuran Dewan
Direksi, Ukuran Dewan komisaris,
dan Ukuran Perusahaan
Variabel Dependen: Kinerja Perusahaan
CFROA Tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara
mekanisme Internal Corporate
Governance terhadap kinerja
perusahaan, Ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan
5 Amba 2013
Corporate Governance and
firms’ Performance
Variabel Indenpenden:
CEO duality, Komite audit,
Kepemilikan Institusional
Variabel
Komisaris yang merangkap CEO
duality, komisaris indenpenden dan
leverage berpengaruh negatif
terhadap kinerja perusahaan ;
Universitas Sumatera Utara
Dependen: Kinerja Keuangan
Komite audit dan kepemilikan
institusional berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan.
6
Situmorang 2012
Pengaruh Corporate
Governance terhadap nilai
perusahaan dan Kinerja
Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI.
Variabel Indenpenden:
Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan dan
Kinerja Perusahaan Secara parsial dan
simultan kepemilikan
manajerial dan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu maka kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa kinerja keruangan perusahaan dipengaruhi oleh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris
indenpenden, komite audit dan ukuran perusahaan.
2.3.1 Pengaruh struktur Good Corporate Governance terhadap Kinerja