Keterangan: DL
= Total kebutuhan lahan setara beras ha. N
= Jumlah penduduk orang. KHLL
= Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk.
a. Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk merupakan kebutuhan hidup layak per
penduduk dibagi produktifitas beras lokal. b. Kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan sebesar
1 ton setara beraskapita tahun. c. Daerah yang tidak memiliki data produktivitas beras lokal,
dapat menggunaan data rata-rata produktivitas beras nasional sebesar 2400 kghatahun.
Penentuan status daya dukung lahan status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan SL dan kebutuhan lahan DL.
Bila SL DL, daya dukung lahan dinyatakan surplus. Bila SL DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.
2.1.3.3 Metode Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Air
Metode ini menunjukan cara penghitungan daya dukung air di suatu wilayah, dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kebutuhan akan sumber
daya air bagi penduduk yang hidup di wilayah.
2.1.3.3.1 Pendekatan Penghitungan
Penentuan daya dukung air dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan air seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2 Diagram Penentuan Daya Dukung Air Sumber:
Danuri, Rokhim dkk. 2001.
Ketersediaan air ditentukan dengan menggunakan metode koefisien limpasan berdasarkan informasi penggunaan lahan serta data curah hujan tahunan.
Sementara itu, kebutuhan air dihitung dari hasil konversi terhadap kebutuhan hidup layak.
2.1.3.3.2 Cara Penghitungan Penghitungan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Penghitungan Ketersediaan Supply Air Perhitungan dengan menggunakan Metode Koefisien Limpasan yang dimodifikasi dari
metode rasional.
Rumus: C
= Σ ci x Ai ΣAi
R =
Σ Ri m SA
= 10 x C x R x A Koefisien
limpasan untuk setiap
Ketersediaan Luas setiap
jenis
Daya Dukung air
Kebutuha
Kebutuhan air berdasarkan
Pola Konsumsi Populasi
Keterangan: SA
= ketersediaan air m3tahun C
= koefisien limpasan tertimbang Ci
= Koefisien limpasan penggunaan lahan Ai
= luas penggunaan lahan i ha dari data BPS atau Daerah Dalam Angka, atau dari data Badan Pertanahan Nasional BPN
R = rata-rata aljabar curah hujan tahunan wilayah mmtahunan
dari data BPS atau BMG atau dinas terkait setempat. Ri
= curah hujan tahunan pada stasiun i m
= jumlah stasiun pengamatan curah hujan A
= luas wilayah ha 10
= faktor konversi dari mm.ha menjadi m3
b. Penghitungan Kebutuhan Demand Air
Rumus: DA = N
x KHLA
Keterangan: DA
= Total kebutuhan air m3tahun N
= Jumlah penduduk orang KHLA
= Kebutuhan air untuk hidup layak = 1600 m3 airkapitatahun,
= 2 x 800 m3 airkapitatahun, dimana: 800 m3 airkapitatahun merupakan kebutuhan air untuk keperluan
domestik dan untuk menghasilkan pangan lihat Tabel 11 total kebutuhan air dan Tabel 12 tentang “Air Virtual”
kebutuhan air untuk menghasilkan satu satuan produk di bawah ini. 2.0 merupakan faktor koreksi untuk
memperhitungkan kebutuhan hidup layak yang mencakup kebutuhan pangan, domestik dan lainnya.
Catatan: Kriteria WHO untuk kebutuhan air total sebesar 1000– 2000 m3orangtahun
Dengan metode ini, dapat diketahui secara umum apakah sumber daya air di suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus
menunjukkan bahwa ketersediaan air di suatu wilayah tercukupi, sedangkan keadaan defisit menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak dapat memenuhi
kebutuhan akan air. Guna memenuhi kebutuhan air, fungsi lingkungan yang terkait dengan sistem tata air harus dilestarikan.
Hasil perhitungan dengan metode ini dapat dijadikan bahan masukanpertimbangan dalam penyusunan rencana tata ruang dan evaluasi
pemanfaatan ruang dalam rangka penyediaan sumber daya air yang berkelanjutan.
2.1.4 Wilayah Pesisir