Hubungan Motivasi dengan Pencapaian Petugas Terhadap Case

penjaringan di lapangan desa terutama adanya laporan kasus BTA positif dengan membawa pot untuk tempat dahak suspek selanjutnya diuji di laboratorium, selain itu kelompok suatu masyarakat juga diberikan penyuluhan mengenai TB. Berbeda dengan reponden yang melakukan penjaringan suspek TB secara aktif, responden lain hanya melakukan penjaringan suspek TB secara pasif, dan jarang untuk terjun ke lapangan, dengan alasan susahnya membagi waktu untuk ke lapangan.

5.1.7. Hubungan Motivasi dengan Pencapaian Petugas Terhadap Case

Detection Rate pada Program TB Paru di Kabupaten Rembang Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji fisher diperoleh p value sebesar 1,000 0,05, sehingga Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan antara motivasi dengan pencapaian petugas terhadap case detection rate pada program TB paru di kabupaten Rembang. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dian Ayu L,dkk 2014 bahwasanya motivasi petugas tidak berhubungan dengan angka penemuan kasus, dikarenakan petugas yang memiliki motivasi yang tinggi maupun rendah tetap memiliki peluang untuk memiliki kinerja yang baik. Karena pada dasarnya motivasi berasal dari dalam diri setiap orang. Hasil observasi di puskesmas pekerjaan yang dilakukan oleh petugas masih banyak, dimana petugas masih mengerjakan tugas selain sebagai petugas TB dan sebagai seorang karyawan memiliki dorongan untuk bekerja secara maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas, didapatkan hasil bahwa kendala yang dihadapi saat kegiatan penemuan kasus bervariasi, diantaranya adalah edukasi terhadap penderita, akses keterjangkauan tempat suspek TB apabila petugas akan melakukan penjaringan secara aktif, serta masalah dahak penderita yang tidak maksimal jadi sulit untuk diidentifikasi di laboratoriumnya. Petugas mengeluhkan bahwasanya mengedukasi penderita TB tidaklah mudah, teori yang ada jika dibandingkan dengan fakta yang di lapangan sangat berbeda, dan apabila kita terjun di lapangan itu terkadang tidak sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, hal yang paling dominan adalah dikarenakan faktor pendidikan yang kurang. Sehingga masyarakat sulit untuk diajak berkomunikasi. Saat ini puskesmas di kabupaten Rembang kegiatan penjaringan secara pasif lebih banyak dilakukan daripada penjaringan secara aktif. Penemuan kasus baru BTA positif yaitu bersifat pasif artinya petugas puskesmas hanya menunggu masyarakatpasien datang kepuskesmas untuk memeriksakannya. Faktor lain angka CDR yang masih di bawah target adalah peran serta masyarakat dalam pemanfaatkan pelayanan puskesmas masih kurang.

5.1.8. Hubungan Sikap dengan Pencapaian Petugas Terhadap Case