juga penting bagi organisasi. Pelatihan yang dilaksanakan merupakan suatu proses pendidikan  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  kemampuan  atau  keterampilan
khusus seseorang atau kelompok orang agar kinerjanya meningkat.
5.1.4. Hubungan  Tugas  Rangkap  dengan  Pencapaian  Petugas  Terhadap
Case Detection Rate pada Program TB Paru di Kabupaten Rembang
Berdasarkan  hasil  perhitungan  menggunakan  uji  fisher  diperoleh  p  value sebesar 0,002  0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada hubungan
antara  tugas  rangkap  dengan  pencapaian  petugas  terhadap  case  detection  rate pada program TB paru di kabupaten Rembang. Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian Yayun Maryun 2006 dengan p = 0,002 yang menyatakan bahwa terdapat  hubungan  yang  kuat  antara  tugas  rangkap  dengan  penemuan  kasus  TB,
karena  apabila  seseorang  merangkap  suatu  pekerjaan  yang  terlalu  berat  maka hasilnya tidak akan maksimal dan tidak fokus pada masing-masing bidangnya.
Hasil  penelitian  ini  berbeda  dengan  penelitian  Awusi  2009  yang menyatakan  bahwa  tidak  ada  hubungan  antara  tugas  rangkap    responden  dengan
penemuan kasus TB paru, karena petugas TB rangkap atau tidak memiliki peluang yang sama untuk menemukan penderita TB paru.
Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  responden,  adanya  tugas  rangkap tersebut  dikarenakan  beberapa  sumber  daya  manusia  dalam  puskesmas  itu
terbatas,  sehingga  jalan  satu-satunya  adalah  dengan  merangkap  pekerjaan.  Akan tetapi,  dengan  adanya  tugas  rangkap  menyebabkan  kurangnya  perhatian  petugas
terhadap  pasien  yang  berkunjung  di  puskesmas,  sementara  petugas  TB  sedang melakukan pekerjaan lainnya, kendala lainnya yang dihadapi adalah saat kegiatan
penjaringan  suspek  ke  desa-desa,  petugas  tidak  dapat  melakukan  pekerjaannya disebabkan banyak yang merangkap di bagian obat dan tidak ada yang mengganti
pekerjaan di bagian obat tersebut. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan di dalam penelitian ini, bahwa
mayoritas  petugas  puskesmas  memiliki  tugas  rangkap,  termasuk  petugas  TB  dan petugas  laboratorium.  Hal  tersebut  dikarenakan  puskesmas  memiliki  banyak
program dan tidak diimbangi dengan jumlah tenaga kerja yang memadai. Dengan minimnya sumber daya manusia ini, maka banyak petugas yang memiliki rangkap
jabatan. Tugas rangkap yang dipegang oleh petugas  diantaranya adalah  menjadi bendahara,  Tim  BLUD,  Tim  akreditasi,  Verifikator  BPJS,  Pemegang  Program
Kusta,  Pemeriksaan  haji,  BP  obat,  dan  lain-lain.  Dari  beberapa  petugas  yang memiliki  tugas  rangkap,  ada  juga  yang  hanya  memiliki  tugas  menjadi  petugas
laboratorium  saja,  sehingga  hanya  melakukan  tugasnya  serta  melakukan penjaringan suspek ke lapangan bersama petugas TB.
Volume yang dibebankan kepada seseorang pekerja dan hal ini merupakan tanggungjawab  dari  pekerjaan  yang  bersangkutan.  Beban  kerja  setiap  puskesmas
yang tinggi akan menimbulkan keluhan, tingginya beban kerja petugas kesehatan di  dapat  berefek  penurunan  terhadap  prestasi  kerja.  Apabila  persepsi  terhadap
pekerjaan  yang  dimiliki  seseorang  terhadap  suatu  pekerjaan  baik,  maka  akan menghasilkan tingkat kinerja yang baik, begitu pula sebaliknya.
Hasil  wawancara  dengan  responden,  tidak  ada  responden  yang  merasa memiliki beban terhadap tugas rangkap tersebut. Responden bisa membagi waktu
terhadap  tugas  satu  dengan  tugas  yang  lainnya.  Ada  petugas  yang  bekerjasama
dengan  bidan,  kader,  pustu,  perawat,  dan  atau  perangkat  lain  di  desa  yang sekiranya  dapat  membantu  dalam  penemuan  kasus  di  lapangan.  Jadi  petugas
merasa tidak terbebani dalam hal penjaringan suspek TB. Akan tetapi, pemegang program  TB  di  DKK  berpendapat  bahwa  apabila  seorang  petugas  TB  paru
mempunyai  tugas  double,  akan  berakibat  pada  kegiatan  penemuan  kasus  tidak maksimal.  Suatu  pekerjaan  apabila  dilakukan  secara  begantian  dan  berhasil  itu
tidak akan menimbulkan kendala, sementara apabila dua atau tiga pekerjaan harus dilakukan dalam waktu  yang bersamaan itu  yang  akan berakibat suatu  pekerjaan
akan  berakhir  dengan  tidak  maksimal,  selain  itu  juga  akan  berefek  pada  prestasi seorang petugas tersebut.
5.1.5. Hubungan  Masa  Kerja  dengan  Pencapaian  Petugas  Terhadap  Case