sebab laba yang diperoleh darinya dapat digunakan juga untuk kepentingan jangka panjang, salah satunya adalah dengan investasi jangka panjang.
Dengan begitu, modal kerja yang berlebihan akan dapat memunculkan risiko kesempatan, kesempatan untuk dapat menggunakan kelebihan dana tersebut
untuk investasi lain akan hilang sebab dana telah digunakan pada pos modal kerja. Risiko ini dapat muncul juga ketika perushaan harus kehilangan
kesempatan untuk
menggunakan dana
tersebut untuk
membayar kewajibannya, misalnya dana berlebih yang telah terlanjur tertanam pada pos
piutang ataupun persediaan maka perusahaan akan sulit untuk segera mencairkannya menjadi kas untuk membayar kewajibannya, sebab tidak
selikuid kas.
2.1.4 Klasifikasi Modal Kerja
Agar jelas pos-pos mana saja yang perlu dikelola dalam manajemen modal kerja, maka modal kerja memiliki beberapa pos yang biasa dijadikan unsur dari
terciptanya modal kerja suatu perusahaan. Dengan kejelasan tersebut diharapkan akan dapat mempermudah dalam pengelolaan modal kerja yang baik dan benar.
Pada dasarnya modal kerja bersifat fleksibel, yaitu dapat dengan mudah diperbesar maupun diperkecil sesuai dengan kebutuhan perusahaan, sedangkan
bagian sulitnya adalah menentukan jumlah dari perubahan tersebut. Selain itu, masing-masing perusahaan dapat memiliki tipe modal kerja yang berbeda sesuai
dengan bidang usaha dan kebutuhan dari masing-masing perusahaan.
Modal kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan berdasarkan kebutuhan akan modal kerja itu sendiri Riyanto, 1999:58, berikut merupakan dua
penggolongannya: 1 Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital
Yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen
terbagi menjadi dua : a. Modal kerja primer primary working capital adalah sejumlah modal
kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.
b. Modal kerja normal normal working capital yaitu sejumlah modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi
pada kapasitas normal. Kapasitas normal mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaannya.
2 Modal Kerja Variabel Varieble Working Capital Yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah
yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi tiga macam :
a. Modal kerja musiman seasonal working capital yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan musim.
b. Modal kerja siklis cyclis working capital yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan
produk.
c. Modal kerja darurat emergency working capital yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya
misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok dan sebagainya.
2.1.5 Komponen Modal Kerja