validator, yang didukung oleh tanggapan guru dan tanggapan siswa. Data kedua berisi hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS IPA Terpadu berbasis
pemanfaatan laboratorium. Cara pengumpulan data untuk penelitian ini melibatkan 3 komponen penelitian yaitu: pakar pengembangan LKS yang akan
dimintai tanggapan serta memvalidasi produk yang dikembangkan sebagai faktor utama penilaian kelayakan LKS, guru pengampu mata pelajaran IPA dan siswa di
SMP dengan menggunakan angket untuk mengetahui tanggapan dan penilaian tentang penggunaan LKS yang telah dikembangkan, tanggagapan dari guru dan
siswa digunakan untuk mendukung penilaian kelayakan dari pakarvalidator LKS. Penalitian ini menggunakan metode pre test dan post test untuk mengumpulkan
data yang berupa hasil belajar siswa.
3.6.2 Metode Analisis Data
Pada metode analisis data terdapat 2 data yaitu data tentang penilaian LKS IPA Terpadu berbasis pemanfaatan laboratorium dan data tentang peningkatan
hasil blajar siswa.
3.6.2.1 Data penilaian LKS
Data penilaian LKS IPA Terpadu berbasis pemanfaatan laboratorium diperoleh dari 3 komponen yaitu pakar yang sekaligus menjadi validator, guru,
dan siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan LKS IPA Terpadu berbasis pemanfaatan laboratorium.
3.6.2.1.1 Instrumen penilaian kelayakan LKS
Data tentang instrumen penilaian kelayakan LKS oleh validator dan tanggapan guru pengampu mata pelajaran IPA di SMP 1 Jati dianalisis dengan uji
deskriptif prosentase dengan rumus Sudijono, 2009.
Keterangan: P
: angka presentase f
: frekuensi yang sedang dicari N
: number of casesjumlah frekuensi
Kriteria penskoran sebagai berikut: 25 P ≤ 44
: sangat tidak layak 44 P ≤ 64
: tidak layak 64 P ≤ 84
: layak 84 P ≤ 100
: sangat layak 3.6.2.1.2
Tanggapan siswa terkait penggunaan LKS Data tanggapan siswa terkait penggunaan LKS berbasis pemanfaatan
laboratorium pada materi ciri-ciri makhluk hidup di SMP 1 Jati Kudus dianalisis dengan uji deskriptif presentase dengan rumus Sudijono, 2009
Keterangan: P
: persentase f
: banyaknya jawaban ya dari semua opsi N
: banyaknya opsi pada kuesioner Kriteria penskoran sebagai berikut:
0 P ≤ 25 : tidak menarik
25 P ≤ 50 : cukup menarik
50 P ≤ 75 : menarik
75 P ≤ 100 : sangat menarik
3.6.2.2 Uji peningkatan hasil belajar siswa
Wiyanto 2008 menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif siswa
dihitung dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut:
Keterangan: Spost : skor rata-rata post-tes
Spre : skor rata-rata pre-tes
Klasifikasi besar faktor-g adalah sebagai berikut: g 0,7
: tinggi 0,3 ≤ g ≤ 0,7 : sedang
g 0,3 : rendah
3.6.2.3 Uji-t
Nilai pretest dan posttest diuji normalitas dan homogenitasnya kemudian dilakukan uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui signifikansi rata-rata nilai
pretest dengan postest. Rumus yang digunakan untuk uji-t Arikunto, 2010 adalah:
t =
Keterangan: Md
= mean dari perbedaan pretsest dengan postest xd
= deviasi masing-masing subjek d-Md ∑x
2
d = jumlah kuadrad deviasi N
= subjek pada sampel d.b.
= ditentukan N-1 Jika t
hitung
t
tabel
maka perbedaan antara hasil pretest dengan postest dinyatakan signifikan.
3.7 Indikator Keberhasilan Pembelajaran dengan LKS IPA