TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap Ovarium Mencit (Mus musculus).

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Sinar Gamma Sinar gamma mempunyai kemiripan dengan sinar x, yaitu radiasi pengion yang mempunyai daya tembus tinggi dan tidak bermuatan. Perbedaan antara sinar gamma dan sinar x terletak pada frekuensi dan panjang gelombangnya. Sinar gamma mempunyai frekuensi 10 20 –10 25 Hertz dan panjang gelombangnya jauh lebih pendek dari sinar X yaitu 10 -11 – 10 -8 cm sedangkan sinar x frekuensi 10 6 –10 20 Hertz dan panjang gelombangnya 10 -9 – 10 -6 cm. Perbedaan lainnya adalalah sinar X dibangkitkan melalui pesawat sinar X sehingga kekuatan sinarnya dapat diatur dengan menaikkan dan menurunkan voltase listrik, sedangkan sinar gamma dipancarkan langsung oleh inti atom radioaktif Sumardika, 2009; Muklis, 2000. Efek radiasi pada tubuh tergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara akut dalam jangka pendek tapi dosisnya besar atau diberikan secara kronis dalam jangka panjang namun dosisnya rendah. Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv 200 rem yang diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen manusia yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu satu atau dua bulan kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi. Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda Zubaidah, 2011. Jika dosis terserap 5 Gy diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja tidak ke seluruh tubuh, kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema. Contoh lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ reproduksi akan menyebabkan mandul. Hasil Penelitian Cahyati dkk 2012 menunjukkan bahwa disfungsi ovarium karena penurunan kadar estrogen akibat radiasi, kembali pulih setelah diberikan konsumsi isoflapon. Reproduksi mencit Salah satu cara untuk mengetahui status reproduksi hewan adalah dengan melihat siklus estrusnya. Siklus estrus merupakan gambaran perubahan kadar hormon 4 reproduksi akibat aktivitas ovarium yang dikontrol oleh hormon gonadotropin. Perubahan hormon reproduksi ini akan menyebabkan terjadinya perubahan pada jaringan penyusun organ reproduksi, salah satunya adalah lapisan epitel vaginanya Janika, 2013. Siklus estrus pada mencit dan tikus terjadi dalam 2 fase, yaitu; fase follicular yang terdiri dari fase proestrus dan estrus, serta fase luteal yang terdiri dari fase medestrus dan diestrus. Pada fase pro estrus, sel epitel vagina berbentuk oval berwarna biru dengan inti berwarna merah muda pada pewarnaan giemsa, sedangkan pada fase estrus sel epitel vagina mengalami penandukan kornifikasi, tanpa inti dan berwarna pucat. Pada fase medestrus, sel epitel vagina mengalami kornifikasi disertai adanya sel-sel leukosit. Dan pada fase diestrus, sel epitel berinti disertai dengan adanya sel leukosit. Perubahan epitel pada siklus estrus ini disebabkan karena adanya perubahan hormon reproduksi, terutama hormon estrogen Janika, 2013. Mencit adalah hewan poliestrus, maksudnya hewan ini dapat mengalami banyak siklus estrus dalam satu tahunnya. Dan setiap kali estrus, jumlah ovum yang dihasilkan lebih dari satu, bahkan bisa mencapai 15 sehingga setiap kali beranak mencit bisa mencai 15 ekor. Jumlah folikel yang berkembang menjadi folikel de Graaf dan akhirnya menghasilkan ovum sangat tergantung dari pengaruh hormonal dan beberapa faktor luar seperti makanan, paparan radiasi dan sebagainya. Sel-sel dan jaringan mempunyai kepekaan yang berbeda terhadap pengaruh radiasi. Sel-sel yang sedang aktif membelah seperti; sel-sel pembentuk sel darah, sel-sel embrio dan sel-sel gonad ovarium dan testis termasuk sel-sel yang sangat peka terhadap paparan radiasi. Radiasi berulang dengan dosis tertentu telah terbukti menyebebabkan mandul makluk hidup. Hasil penelitian Sudatri dkk 2015 tentang kualitas sperma yang terpapar radiasi sinar x menunjukkan bahwa radiasi sinar x secara berulang berpengaruh nyata terhadap kualitas sperma mencit. Penelitian Setyanningsih dkk2014 menunjukkan telur mandul yang terbentuk disebabkan karena nyamuk jantan mandul tidak berhasil melakukan perkawinan dengan nyamuk betina karena terjadinya perubahan morfologi dari alat kelamin nyamuk jantan akibat proses iradiasi, perubahan morfologi alat kelamin ini dapat menyebabkan transfer sperma ke nyamuk betina akan terhambat,sehingga dapat berakibat pada tidak dibuahinya sel telur yang dihasilkan. Demikian juga hasil penelitian Setyaningsih dkk 2015 menunjukkan bahwa telur yang dihasilkan dari perkawinan nyamuk Culex jantan yang diradiasi dengan sinar gamma dosis 70 Gy menjadi steril. 5

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITAN