Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran

Perkara Pidana Anak Dalam Perspektif Perlindungan Hak-Hak Anak Studi Kasus Pengadilan Negeri Boyolali Tahun 2009-2013 ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya disparitas pidana dalam kasus tindak pidana dengan anak sebagai pelakunya? 2. Bagaimana dampak terjadinya disparitas pidana dalam kasus tindak pidana dengan anak sebagai pelakunya? 3. Bagaimana model kebijakan pemidanaan untuk mengurangi terjadinya disparitas pidana dalam kasus tindak pidana dengan anak sebagai pelakunya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya disparitas pidana dalam kasus tindak pidana dengan anak sebagai pelakunya. 2. Untuk menjelaskan dampak terjadinya disparitas pidana dalam kasus tindak pidana dengan anak sebagai pelakunya. 3. Untuk menjelaskan model kebijakan pemidanaan untuk mengurangi terjadinya disparitas pidana dalam kasus tindak pidana dengan anak sebagai pelakunya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan tentang putusan hakim terhadap kasus-kasus anak dan kaitannya dengan hak-hak anak. Dengan harapan informasi ini dapat dipergunakan sebagai pengembangan proses peradilan anak. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi aparat penegak hukum, orangtua, maupun masyarakat pada umumnya dalam menangani anak yang berhadapan dengan hukum ABH tetap mengacu pada prinsip-prinsip perlindungan anak demi menjaga perkembangan dan pertumbuhan anak secara sehat dan wajar.

E. Kerangka Pemikiran

Bagan 1. Kerangka Pemikiran Tindak Pidana Anak Disparitas Pidana Perlindungan Hak Anak Faktor Yang Mempengaruhi Dampak Terjadinya Disparitas Pidana Model Kebijakan Pemidanaan Putusan Hakim Hakim dalam menjatuhkan putusan pemidanaan didasarkan pada ancaman yang disebutkan dalam pasal pidana yang didakwakan. Penilaian tentang seberapa beratkah hukuman pidana yang pantas dijatuhkan kepada terdakwa sesuai dengan berat ringannya kesalahan terdakwa dalam perbuatan tindak pidana yang dilakukannya berada pada Hakim. Tidak terkecuali tindak pidana dengan anak sebagai pelakunya, terutama dalam perkara persetubuhan. Terlebih lagi jika yang menjadi korban adalah anak, hal ini termasuk dalam kejahatan kesusilaan yang sangat mencemaskan dan menimbulkan pengaruh psikologis terhadap korbannya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa putusan hakim terhadap pelakunya terdapat disparitas pidana. Keresahan akan muncul di dalam masyarakat apabila hakim dalam keputusannya menetapkan pidana yang berbeda dalam kasus yang sama, walaupun keputusan tersebut sudah diambil dengan pertimbangan yang matang mengenai latar belakang masalah dan tentu juga motivasi serta keadaan dari terdakwa itu sendiri. Disparitas pidana tanpa ada penjelasan yang gamblang dan lengkap kepada masyarakat umum akan berdampak munculnya rasa ketidakadilan dipihak terpidana sendiri maupun masyarakat yang tidak mengetahui latar belakang pemberian pidana tersebut. Oleh karena itu untuk meminimalisir terjadinya disparitas pidana, maka perlu adanya suatu solusi untuk mereduksi disparitas pemidanaan yang mencolok dan dirasakan tidak berkeadilan, terutama dalam kasus kesusilaan dengan anak sebagai pelakunya. Mengingat setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dan tindakan kekerasan serta diskriminasi sanksi pidana. Anak juga wajib dilindungi dan dijaga kehormatannya, martabat, serta harga dirinya secara wajar, baik itu secara hukum, ekonomi, sosial maupun budaya dengan tidak membedakan suku, agama, ras dan golongan.

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Kepada Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor: I/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Ptk dan Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Mdn)

2 81 104

Peranan Hakim Anak Dalam Menjatuhkan Putusan Atas Perkara Pidana Yang Dilakukan Anak (Studi di Pengadilan Negeri Medan dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Anak Tanjung Gusta Medan)

2 66 126

Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Bersyarat (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 5.089/Pid.B/2006/PN.Medan)

2 139 75

Peranan Dokter Dalam Pembuktian Perkara Pidana (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan)

1 57 110

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Proses Peradilan Pidana Sesuai Dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak (Studi Kasus Di Wilayah Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli)

1 64 127

Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan)

3 130 140

Analisis Yuridis Normatif Terhadap Putusan Hakim Nomor: 582/Pid.B/2013/PN.Mlg Dalam Perkara Tindak Pidana Perjudian (Studi Putusan Pengadilan Negeri Malang Nomor: 582/Pid.B/2013/PN.Mlg)

1 8 31

Perlindungan Hak Anak Dalam Keluarga Poligami (Studi Atas Putusan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan)

0 16 120

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peranan Hakim Anak Dalam Menjatuhkan Putusan Atas Perkara Pidana Yang Dilakukan Anak (Studi di Pengadilan Negeri Medan dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Anak Tanjung Gusta Medan)

0 0 40

BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DALAM PROSES PERADILAN ANAK A. Pertanggungjawaban Pidana Anak - Peranan Hakim Anak Dalam Menjatuhkan Putusan Atas Perkara Pidana Yang Dilakukan Anak (Studi di Pengadilan Negeri Medan dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A

0 0 16