Anotasi Hakim dalam Kasus Pembunuhan Berencana No. PDM-

commit to user 50 Suparno penuntutannya sudah gugur, Perbuatan tersebut dilakukan terhadap orang yang selama ini sesungguhnya banyak membantu Terdakwa, Perbuatan Terdakwa dilakukan dengan modus yang sama yaitu mencampur racun didalam makanan dan minuman Korban Dwi Suparno dan Gilang, Perbuatan Terdakwa meresahkan Masyarakat Berdasarkan tabel di atas peneliti terlebih dahulu akan membahas dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara PRAKAS AGUNG NUGRAHA bin WIDAYAT dengan pidana seumur hidup ini.

1. Anotasi Hakim dalam Kasus Pembunuhan Berencana No. PDM-

89BoyolaliEp.1042009. Berdasarkan data yang penulis sajikan maka menurut pendapat penulis dalam kasus pembunuhan berencana dengan terdakwa Prakas Agung Nugraha bin Widayat tersebut meliputi tiga tahap pemikiran hakim, antara lain : a. Tahap Menganalisis Perbuatan Pidana Dalam tahap ini hakim menganalisis bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan pidana berupa pembunuhan berencana yang dianggap telah merugikan masyarakat atau perbuatan yang tidak patut dilakukan. Serta commit to user 51 menganalisis tentang unsur-unsur pasal yang didakwakan dalam dakwaan primer penunutut umum dan terdakwa telah terbukti melanggar Pasal 340 KUHP yang terhadap unsur barang siapa, unsure dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain, unsure dengan direncanakan terlebih dahulu semua telah dianggap terbukti oleh hakim. b. Tahap Menganalisis Tanggung Jawab Pidana Tahap menganalisis tanggung jawab ini bahwa hakim akan menganalisis apakah terdakwa dapat dinyatakan bertanggung jawab atas perbuatan pidana yang dilakukannya. Yang dalam menentukan tanggung jawab pidana disini adalah orang itu sendiri. Menurut moeljatno, unsur-unsur pertanggungjawaban pidana untuk membuktikan adanya kesalahan pidana yang dilakukan oleh terdakwa harus dipenuhi dengan hal-hal sebagai berikut : 1 Melakukan perbuatan pidana yaitu terdakwa Prakas telah terbukti melakukan perbuatan pidana pembunuhan berencana. 2 Diatas umur tertentu dan mampu bertanggung jawab yaitu dari ketentuan Pasal 45 KUHP yang mengenai batas usia anak yang tidak dapat dipidana adalah 16 tahun namun dalam kasus pembunuhan berencana ini terdakwa Prakas ketika melakukan perbuatan pidana sudah berumur 28 tahun yang dianggap dapat mempertanggung jawabkan perbuatan pidananya. Juga tidak adanya alasan pemaaf dan pembenar yang dapat menghapuskan sifat melawan hukum dari perbuatan pidana yang dilakukan terdakwa, maka hakim menyatakan terdakwa dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. commit to user 52 c. Tahap Penentuan Pemidanaan Atas terpenuhinya tahap-tahap diatas maka setelah itu hakim melakukan penentuan pemidanaan yaitu bahwa dalam menjatuhkan pidana terhadap terdakwa, hakim dapat menggunakan beberapa teori penjatuhan pidana seperti teori keseimbangan, teori pendekatan seni dan instuisi, teori pendekatan keilmuan, teori pendekatan pengalaman, teori ratio decidendi dan teori kebijaksanaan yang digunakan menentukan pidana seumur hidup bagi terdakwa Prakas Agung Nugraha bin Widayat dalam kasus pembunuhan berencana No : 156Pid,B2009PN.Bi Ahmad Rifai, 2010:96 Adapun pertimbangan majelis hakim meliputi alat bukti yang diajukan penuntut umum berupa keterangan saksi, petunjuk, keterangan terdakwa, Visum Et Repertum, Hasil pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dan barang bukti yang diajukan oleh penuntut umum untuk menunjang pembuktian dari unsur pasal yang didakwakan dan sebagai bahan pertimbangan hakim paling kuat yang menyatakan bahwa dari keterangan saksi MUHAMMAD ARIF alias GOSONG, saksi DANANG AZIZ SYAFIAN, saksi SUPRIYADI dan terdakwa, ada persesuaian dimana terdakwa bersama-sama dengan GILANG pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2009 sejak jam 19.40 WIB di rumah terdakwa sekitar jam 19.30 WIB dengan mengendarai sepeda motor merk Honda Kharisma warna hitam silver. Kemudian saksi MUHAMMAD SAFI‟I, MUHAMMAD ARIF alias GOSONG, DANANG AZIZ SYAFIAN dan keterangan terdakwa sendiri, telah ternyata pada saat dikubur GILANG memakai kaos oblong warna hitam, jaket warna putih, celana jeans warna biru, sandal jepit warna coklat dan membawa dompet, semuanya ikut terkubur di galian tersebut kecuali dompetnya diambil terdakwa. Serta keterangan saksi MUHAMMAD ARIF alias GOSONG, saksi DANANG AZIZ SYAFIAN, saksi SUPRIYADI, saksi SULISTYO alias PION, commit to user 53 saksi SANTOSO bin SUHARDI dan terdakwa, bahwa dimana kematian GILANG ada hubungannya dengan racun ikan yang dimasukan terdakwa ke dalam minuman keras dan roti yang diberikan terdakwa kepada GILANG untuk diminum dan dimakan yang dalam hal ini ada persesuaian antara hasil Visum Et Repertum No.42MFV2009 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Hari Wujoso, Spf. Yaitu dokter bagian ilmu kedokteran forensik dan medicolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang berkesimpulan korban Gilang diduga meninggal dunia karena mati lemas akibat keracunan sianida. Demikian sama dengan hasil laboraturium kriminalistik berdasarkan berita acara pemeriksaan laboratoris kriminalistik No. Lab : 555KTFV2009 tanggal 5 juni 2009 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Setijani Dwi Astuti, SKM, Dra. Tyas Hartiningsih, dan Ibnu Sutarto, S.T. yang berkesimpulan bahwa lambung dan hati korban Gilang positif sianida. Kemudian adapun hal yang juga dijadikan pertimbangan hakim lainnya yaitu berupa hal yang memberatkan dan hal yang meringankan dari terdakwa PRAKAS AGUNG NUGRAHA bin WIDAYAT. Adapun hal-hal yang memberatkan dan meringankan terhadap terdakwa antara lain sebagai berikut; Hal-hal yang memberatkan : Korban dari perbuatan terdakwa ada dua orang yakni Dwi Suparno dan Gilang, walaupun perbuatan yang dilakukan terhadap korban Dwi Suparno penuntutannya sudah gugur, Perbuatan tersebut dilakukan terhadap orang yang selama ini sesungguhnya banyak membantu Terdakwa, Perbuatan Terdakwa dilakukan dengan modus yang sama yaitu mencampur racun didalam makanan dan minuman Korban Dwi Suparno dan Gilang, Perbuatan Terdakwa meresahkan Masyarakat. Hal-hal yang meringankan : Tidak diketemukan. commit to user 54 Pertimbangan hakim yang kuat didasarkan atas dakwaan Primair dengan pasal 340 KUHP Jo Pasal 65 ayat 1 KUHP yang dalam hal ini unsur pasal 340 KUHP dianggap telah terbukti dalam pertimbangan hakim serta gambar skematik diatas, namun untuk Pasal 65 ayat 1 KUHP dianggap tidak terbukti karena dalam kasus korban Dwi Suparno penuntutannya dianggap gugur sesuai dengan ketentuan Pasal 78 ayat 2 KUHP, maka majelis hakim berpendapat untuk perbuatan berlanjut tidak terbukti dan atas pertimbangan tersebut majelis hakim berpendapat pidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa bukanlah pidana maksimum akan tetapi cukup adil apabila terdakwa dijatuhi pidana Seumur Hidup seperti yang tertuang dalam putusan.

2. Konstruksi Pembuktian oleh Penuntut Umum pada Kasus No. PDM-