Konstruksi Pembuktian oleh Penuntut Umum pada Kasus No. PDM-

commit to user 54 Pertimbangan hakim yang kuat didasarkan atas dakwaan Primair dengan pasal 340 KUHP Jo Pasal 65 ayat 1 KUHP yang dalam hal ini unsur pasal 340 KUHP dianggap telah terbukti dalam pertimbangan hakim serta gambar skematik diatas, namun untuk Pasal 65 ayat 1 KUHP dianggap tidak terbukti karena dalam kasus korban Dwi Suparno penuntutannya dianggap gugur sesuai dengan ketentuan Pasal 78 ayat 2 KUHP, maka majelis hakim berpendapat untuk perbuatan berlanjut tidak terbukti dan atas pertimbangan tersebut majelis hakim berpendapat pidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa bukanlah pidana maksimum akan tetapi cukup adil apabila terdakwa dijatuhi pidana Seumur Hidup seperti yang tertuang dalam putusan.

2. Konstruksi Pembuktian oleh Penuntut Umum pada Kasus No. PDM-

89BoyolaliEp.1042009. Berdasarkan bentuk surat dakwaan yang diajukan penuntut umum yaitu bentuk dakwaan subsider atau istilah dakwaan pengganti atau dalam istilah Inggris disebut Whit the alternative of, artinya bahwa dakwaan subsider dakwaan urutan kedua menggantikan dengan dakwaan urutan pertama M. Yahya Harahab, 2002:431. Bahwa dakwaan subsider ini dipergunakan apabila suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu tindak pidana menyentuh atau menyinggung beberapa ketentuan. Keadaan demikian dapat menimbulkan keraguan pada penuntut umum, baik mengenai kualifikasi tindak pidananya maupun mengenai pasal yang dilanggarnya. Oleh karena itu penuntut umum memilih untuk menyusun dakwaan subsider, dimana tindak pidana yang diancam dengan pidana pokok terberat ditempatkan pada lapisan atas dan tindak pidana yang lebih ringan berada di bawahnya. Walaupun dalam dakwaan tersebut terdapat beberapa tindak pidana, tapi yang akan dibuktikan hanya salah satu saja dari tindak pidana yang didakwakan Harun M.Husein, 1994:78. commit to user 55 Dari ketentuan tersebut maka penulis dapat mendasarkan bahwa bentuk surat dakwaan yang dibuat oleh jaksa penuntut umum bilamana jaksa penuntut umum berpendapat bahwa terdakwa hanya melakukan satu tindak pidana akan tetapi ia ragu-ragu tentang tindak pidana apa yang dilakukan oleh terdakwa. Dalam dakwaan ini dirumuskan beberapa perumusan tindak pidana yang disusun sedemikian rupa dari yang paling berat sampai yang ringan. Hal ini dimaksudkan agar terdakwa tidak lepas dari pemidanaan. Konsekuensi pembuktiannya adalah pertama-tama harus diperiksa terlebih dahulu dakwaan primair dan apabila tidak terbukti baru beralih ke dakwaan sibsidair, dan demikian seterusnya. Tetapi sebaliknya apabila dakwaan primair telah terbukti, maka dakwaan subsidairnya tidak perlu dibuktikan lagi dan seterusnya Kejaksaan Agung Republik Indonesia, 1985:25-26. Kemudian dari bentuk surat dakwaan yang diajukan oleh jaksa penuntut umum dalam bentuk surat dakwaan subsidiaritas maka teori pembuktiannya harus dimulai dari urutan tindak pidana yang terberat ancaman hukumannya yakni dakwaan primair yang berkedudukan sebagai dakwaan utama atau the first accusation. Adapun alat bukti yang dihadirkan penuntut umum yaitu menghadirkan 12 saksi yang mana pada inti dari keterangan yang diberikan saksi-saksi tersebut yaitu petunjuk bahwa korban gilang dibunuh terdakwa dimulai dari ketika korban di telphon dan diajak untuk membeli minuman keras namun ketika itu korban GILANG sedang berada di toko teman korban setelah ditelpon terdakwa, korban langsung datang kerumah terdakwa dan saat minum minuman keras terdakwa ditelphon dan dimintai tagihan hutangnya terhadap teman terdakwa dan karena bingung timbul niat untuk membunuh korban Gilang dengan mencampur racun kedalam minuman keras yang akan diminum korban dan setelah meninggal dunia korban di kuburkan dibelakang rumah terdakwa dan sepeda motor korban commit to user 56 dikuasai terdakwa dan mencoba untuk menjualnya namun tidak dapat terjual maka untuk menghilangkan barang bukti maka motor tersebut dibakar terdakwa. Setelah diketemukan mayat terdakwa dapat diketemukan maka alat bukti surat yang didapat melalui rekonstruksi penggalian mayat korban GILANG yang diajukan oleh penuntut umum yaitu berupa hasil Visum Et Repertum No.42MFV2009 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Hari Wujoso, Spf. Yaitu dokter bagian ilmu kedokteran forensik dan medicolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang berkesimpulan korban Gilang diduga meninggal dunia karena mati lemas akibat keracunan sianida. Demikian sama dengan hasil laboraturium kriminalistik berdasarkan berita acara pemeriksaan laboratoris kriminalistik No. Lab : 555KTFV2009 tanggal 5 juni 2009 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Setijani Dwi Astuti, SKM, Dra. Tyas Hartiningsih, dan Ibnu Sutarto, S.T. yang berkesimpulan bahwa lambung dan hati korban Gilang positif sianida. Kemudian dari barang bukti yang diajukan di persidangan berupa; 1 1 satu unit sepeda motor honda kharisma tanpa nomor polisi, keadaan bekas terbakar. Noka. MH1JB21143K236896 Nosin. JB21E1234772; 2 1 satu buah hand phone merek NOKIA type 3200 Casing putih; 3 1 satu potong kaos oblong warna hitam; 4 1 satu potong jaket kain warna putih; 5 1 satu potong celana jeans warna biru; 6 1 satu potong celana dalam; 7 1 satu dompet kain warna hitam; 8 1 satu pasang sandal warna krem; 9 1 satu buah helm warna putih merek VOG; Dikembalikan kepada keluarga Korban GILANG SETIAWAN yakni MUHAMMAD SAFI‟I ; commit to user 57 1 satu buah hand phone merek SAMSUNG HSG 100 Casing silver; 1 satu buah cangkul dengan tangkai dari kayu; 2 dua buah botol kosong anggur putih cap orang tua; 2 dua buah gelas; 1 satu buah sendok makan warna putih; 1 satu potong slimut warna corak pink; 1 satu lembar karpet warna merah kombinasi biru kembang-kembang; 1 satu lembar plastik warna kecoklatan. Dirampas untuk dimusnahkan. Dari barang bukti tersebut diatas ada 1 buah gelas kaca yang masih terdapat sisa cairan, dimana berdasarkan keterangan terdakwa barang bukti tersebut yang digunakan oleh terdakwa sebagai tempat untuk mencampur minuman keras dengan racun tikus. Dalam rekonstruksi yang juga tertuang dalam gambar berita acara yang juga ada persesuaian dengan hasil Visum Et Repertum dan hasil pemeriksaan laboratiris kriminalistik, rekonstruksi, dan barang bukti berupa gelas kaca yang masih berisis cairan. Alat bukti petunjuk yang diajukan penuntut umum juga menunjukan bahwa ada petunjuk dimana terdakwa bersama-sama dengan GILANG pada hari Selasa tanggal 19 Mei 2009 sejak jam 19.40 WIB di rumah terdakwa sekitar jam 19.30 WIB dengan mengendarai sepeda motor merk Honda Kharisma warna hitam silver yang kemudian ternyata pada saat dikubur GILANG memakai kaos oblong warna hitam, jaket warna putih, celana jeans warna biru, sandal jepit warna coklat dan membawa dompet, semuanya ikut terkubur di galian tersebut kecuali dompetnya diambil terdakwa dan ada petunjuk dimana kematian GILANG ada hubungannya dengan racun ikan yang dimasukan terdakwa ke dalam minuman keras dan roti yang diberikan terdakwa kepada GILANG untuk diminum dan dimakan. commit to user 58 Alat bukti terakhir yang diajukan penuntut umum yaitu keterangan terdakwa yang intinya menyampaikan bahwa terdakwa pada saat itu bingung karena ditagih hutang temannya yang kemudian timbul niat untuk menguasai sepeda motor korban GILANG dengan cara, membunuhnya dengan racun tikus. Terdakwa juga menyatakan membuang 1 botol bekas anggur putih dan 1 botol bekas Greensand di tempat sampah yang berada di timur rumah, 1 botol bekas anggur putih, 1 gelas bening, selimut warna pink semuanya terdakwa kubur bersama GILANG pada saat dikubur, korban GILANG memakai kaos oblong berwarna hitam, jaket warna putih, celana jeans warna biru, sandal jepit warna coklat dan membawa dompet, semuanya ikut terkubur di galian tersebut kecuali dompetnya diambil terdakwa. Dari uraian dasar pertimbangan hakim dan uraian dari jaksa penuntut umum dapat penulis ketahui bahwa hakim memutus seumur hidup itu mendasarkan pada pembuktian. Berikut penulis berikan gambaran dari persesuain dari poin-poin yang dijadikan dasar pertimbangan hakim memutus korban PRAKAS AGUNG NUGRAHA bin WIDAYAT dengan pidana seumur hidup. commit to user 59 Tabel 2. Kesimpulan Analisis Poin-Poin Pertimbangan Hakim Pembuktian Jaksa Penuntut Umum Pertimbangan matinya korban GILANG ada kaitannya dengan racun ikan dan oleh terdakwa dikuburkan di sebelah timur rumah terdakwa. Bahwa dari penemuan mayat yang terkubur disebelah timur rumah terdakwa yang memakai kaos oblong warna hitam, jaket warna putih, celana jeans warna biru, sandal jepit warna coklat sertan hasil Visum Et Repertum dan hasil pemeriksaan laboratiris kriminalistik yang menyatakan kematian korban GILANG karena positif sianida. Pertimbangan penemuan berupa 1 buah gelas kaca yang masih terdapat sisa cairan yang digunakan terdakwa untuk mencampur mengoplos minuman keras yang diminum korban dengan racun tikus. Berdasarkan alat bukti keterangan terdakwa bahwa barang bukti tersebut yang digunakan oleh terdakwa sebagai tempat untuk mencampur minuman keras dengan racun tikus. Dalam rekonstruksi yang juga tertuang dalam gambar berita acara yang juga ada persesuaian dengan hasil Visum Et Repertum dan hasil pemeriksaan laboratiris kriminalistik, rekonstruksi, dan barang bukti berupa gelas kaca yang masih berisis cairan. commit to user 60 Bahwa atas pertimbangan pembunuhan terhadap korban GILANG degan direncanakan terlebih dahulu. Bahwa pembunuhan terhadap korban GILANG menggunakan racun yang mana terdakwa sebenarnya mempunyai kemampuan untuk memilih melakukan perbuatan tersebut atau tidak, dan dari runtutan peristiwa, ada jeda waktu yang panjang bagi terdakwa untuk berfikir sehingga menyadari apa yang dilakukannya. Tapi dalam hal ini menurut Sudrajat Bassar bahwa hampir smua pembunuhan dengan mempergunakan racun merupakan “moord” pembunuhan Bahwa terdakwa diputus seumur hidup. Pembuktian melalui unsur pasal yang dugunakan Jaksa penuntut umum disini dalam dakwaan primair Pasal 340 KUHP Jo Pasal 65 ayat 1 KUHP, dalam Pasal 340 KUHP sudah terbukti seperti yang penulis sampaikan dalam tabel pertimbangan hakim diatas, namun hakim disini juga mempertimbangkan perbuatan berlanjut yang didakwakan kepada terdakwa disini ternyata tidak terbukti karena oleh korban Dwi dianggap gugur penuntutannya karena daluarsa yang sesiai dengan Pasal 78 ayat 2 KUHP. commit to user 61 Dari hasil gambaran di atas maka penulis dapat berkesimpulan bahwa dalam hal ini anotasi hakim memutus seumur hidup bagi terdakwa PRAKAS AGUNG NUGRAHA bin WIDAYAT dalam kasus pembunuhan berencana No : 156Pid.B2009PN.Bi yaitu berkesesuaian dengan konstruksi pembuktian penuntut umum. commit to user 62 BAB IV PENUTUP

A. Simpulan