48
Rizki Raynaldi, 2014 Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir
aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Penyajian Data Data Display
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Menurut Sugiyono 2012, hlm. 94 dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart
dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman 1984 menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past
has been narrative text ”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Peneliti menyusun sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini, sajian data diperoleh dari pengolahan data dan hasilnya akan dijadikan presentase dan
digambarkan dalam bentuk analisis tapak atau site plan mengenai konsep pengembangan fasilitas interpretasi yang tepat di kawasan wisata Candi
Cangkuang tersebut.
4. Penarikan Kesimpulan atau Verification
Penarikan kesimpulan atau verification dilakukan setelah penyajian data. Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian data
yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
Rizki Raynaldi, 2014 Konsep pengembangan fasilitas interpretasi wisata budaya dalam meminimalisir
aktivitas vandalisme di kawasan wisata candi cangkuang kabupaten Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kawasan wisata candi Cangkuang merupakan salah satu kawasan wisata yang diunggulkan di kabupaten Garut, karena memiliki keadaan alam
yang indah serta terdapatnya peninggalan sejarah berupa Candi yang pertama kali di temukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya Candi Hindu di
Tatar Sunda. Kawasan wisata ini mampu menjadi solusi bagi setiap orang yang ingin mencari udara bersih, suasana alam yang sejuk dan panorama alam
yang indah. Tidak heran jika di setiap tahunnya mengalami peningkatan kedatangan wisatawan. Hal ini merupakan sebuah keunggulan sekaligus
sebuah tantangan bagi pengelola dan seluruh elemen masyarakat agar kunjungan wisatawan ini dapat terus ditingkatkan dengan memperhatikan
kondisi dan perawatan fasilitas, kebersihan serta kualitas lingkungannya. Karakteristik wisatawan Candi cangkuang adalah wisatawan yang
berusia terbanyak berada antara usia 21-30 tahun 40, dengan tingkat pendidikan terakhir sebagian besar dari mereka adalah SMA 44. Profesi
terbanyak yang digeluti oleh pengunjung adalah sebagai pegawai swasta 27 dan mahasiswa 26 dengan pendapatan rata-rata perbulannya dari
sebagian besar pengunjung adalah kurang dari Rp.1.000.000,-. Mereka yang datang ke Candi Cangkuang rata-rata menghabiskan waktu disana tidak lebih
dari 2 jam. Tujuan utama para wisatawan yang datang ke kawasan wisata ini hampir seluruhnya adalah untuk liburan, biasanya mereka yang datang
melakukan kegiatan piknik atau makan-makan bersama rekan atau keluarga