Latar Belakang Analisis Tingkat Pengangguran di Kota Medan

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang berpengaruh langsung bagi standart kehidupan masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang yang menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi yang ditandai dengan volume pertumbuhan ekonomi suatu negara yang sampai saat ini belum bisa diatasi oleh pemerintah nasional pada umumnya dan pemerintah daerah pada khususnya. Penurunan pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menurunkan penyerapan tenaga kerja yang kemudian di ikuti dengan meningkatnya pengangguran Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah Farid, 2010. Pertumbuhan ekonomi dapat berjalan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi menunujukan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat.Penurunan pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menurunkan penyerapan tenaga kerja yang kemudian diikuti dengan meningkatnya pengangguran. Oleh karena itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu upaya untuk mengatasi pengangguran. Namun dari satu sisi, argumen lain mengemukakan bahwa angka pengangguran tidak selalu berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi karena dalam realitanya pada saat Universitas Sumatera Utara kondisi pertumbuhan relatif tinggi, tingkat pengangguran juga masih cukup besar. Proses pembangunan suatu bangsa tidak dapat dipandang secara terbatas pada pertumbuhan ekonomi, namun juga harus memuat proses pembangunan manusia Harmadi, 2007. Angka pengangguran semata-mata merupakan cerminan dari perubahan demografis dan bukan perubahan perekonomian Ananta, 1991. Pembangunan ekonomi adalah sebuah proses multidimensi yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap manusia, dan kelembagaan nasional, seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, ketidakmerataan dan pemberantasan kemiskinan mutlak Todaro, 1988 dalam Farid Alghofari, 2010. Bagaimana pembangunan itu dikatakan akan berhasil jika mampu memberikan kesejahteraan pada masyarakat secara massal. Pengangguran kerapkali menjadi hambatan dari proses pembangunan nasional maupun daerah. Pengangguran ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja yang terjadi sebagai akibat dari tingginya tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja yang disebabkan karena rendahnya pertumbuhan penciptaan lapangan kerja dan ketidakmampuan dari sumberdaya manusia itu sendiri. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah mampu bekerja sama dengan masyarakat dalam mengelola sumberdaya yang berpotensi yang ada di daerah tersebut dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan swasta untuk mampu menciptakan lapangan kerja baru.Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah Universitas Sumatera Utara mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomia daerah Lincolin Asyad, 1999 dalam Liza Adytia Surya, 2011. Kualitas sumber daya manusia menaruh peran penting dalam proses dinamika pembangunan ekonomi dalama jangka panjang. Suatu kebijakan juga tidak akan berpengaruh apabila prosesnya tidak diimbangi dengan kualitas yang tersedia. Masalah pengangguran di negara-negara berkembang jauh lebih rumit dan lebih serius jika dibandingkan dengan yang dihadapi di negara-negara maju. Permasalahan terletak pada ketidak-seimbangan diantara sumber-sumber ekonomi yang dimiliki kebanyakan negara-negara berkembang. Disatu pihak negara-negara tersebut mempunyai jumlah penduduk yang sangat berlebihan. Jumlah penduduk yang terus berkembang pesat menunjukan bahwa fenomena pengangguran sudah menjadi hal yang biasa tetapi menjadi masalah bagi perekonomian suatu negara. Untuk tahun 2010, tercatat bahwa sekitar 143.366 orang jumlah pengangguran di Kota Medan dengan tingkat kemiskinan 8.58. Selama kurun waktu 2006 – 2010, tingkat pengangguran terbuka di kota Medan mengalami sedikit penurunan, yakni dari 15.01 pada tahun 2006 menjadi 13.11 di tahun 2010. Hal ini memberikan gambaran bahwa dari 100 orang yang termasuk angkatan kerja pada tahun 2010 masih terdapat sekitar lebih kurang 15 Universitas Sumatera Utara orang yang menganggur. Angka pengangguran ini relative tinggi dan hal lain masih perlu menjadi perhatian baik yang berkaitan langsung dengan upaya setiap orang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga dapat hidup layak dan tidak menjadi beban sosial maupun muntuk mendorong mereka supaya dapat aktif secara ekonomi. Jumlah angkatan kerja yang tinggi dan tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang tersedia menyebabkan tidak tertampunya seluruh angkatan kerja yang ada. Untuk itu, kebijakan anggaran pada masa yang akan datang seharusnya lebih menitikberatkan dan meningkatkan anggaran di bidang ekonomi dan investasi di samping bidang-bidang yang lainnya. Melalui uraian diatas, dengan berbagai permasalahan berkaitan dengan pengangguran, serta fenomena ekonomi yang terjadi didalamnya. Penulis tertarik dan ingin melihat sejauh mana hubungan pengangguran dengan indikator- indikator ekonomi lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul “Analisis Tingkat Pengangguran di Kota Medan”. 1.2 Perumusan Masalah Dari berbagai penjelasan diatas, dapat ditarik permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana hubunganinflasi terhadap pengangguran? 2. Bagaimana hubunganpertumbuhan ekonomiterhadap pengangguran? 3. Bagaimana hubunganjumlah penduduk terhadap pengangguran? 4. Bagaimana hubungan kemiskinan terhadap pengangguran?

1.3. Tujuan Penelitian