DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle
15 Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu Model Pembelajaran Learning Cycle 18 Tabel 2.3
Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Pembelajaran Kooperatif 23 Tabel 3.1
Spesifikasi Tes Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Termodinamika 37 Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Observasi Kelas Eksperimen
................. 39
Tabel 3.3 Rancangan Penelitian 40
Tabel 4.1 Tabulasi Frekuensi Data Pretes Kelas Eksperimen 47
Tabel 4.2 Tabulasi Frekuensi Data Pretes Kelas Kontrol 48
Tabel 4.3 Tabulasi Frekuensi Data Postes Kelas Eksperimen
49 Tabel 4.4
Tabulasi Frekuensi Data Postes Kelas Kontrol 50 Tabel 4.5
Ringkasan Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku Pretes Dan Postes
51 Tabel 4.6
Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
52 Tabel 4.7
Uji Homogenitas Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
52 Tabel 4.8
Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 53
Tabel 4.9 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa
54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain Model Pembelajaran 12
Gambar 2.2 Tahap Model Pembelajaran Siklus Belajar 13
Gambar 2.3 Desain Siklus Belajar Pada Materi Pokok Termodinamika 18
Gambar 2.4 Usaha yang dilakukan gas pada piston
19 Gambar 2.5
Usaha dilakukan sistem pada lingkungan 20
Gambar 2.6 Grafik proses isotermal 21
Gambar 2.7 Grafik proses isobaric 22
Gambar 2.8 Grafik isokhorik 22
Gambar 2.9 Proses adiabatic 23
Gambar 2.10 Interaksi sistem dan lingkungan 24
Gambar 2.11 keadaan gas siklus reversible 28
Gambar 2.12 Siklus Carnot 29
Gambar 2.13 Bagian transfer kalor pada mesin pemanas 31
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian Learning Cycle
41 Gambar 4.1 Diagram Batang Data pretes kelas eksperimen
48 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretes kelas kontrol
48 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Postes kelas eksperimen
50 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes kelas kontrol
50 Gambar 4.5 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Eksperimen
54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
...................................... 62
Lampiran 2 Lembar Kegiatan Siswa
......................................................... 103
Lampiran 3 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar
....................................... 110
Lampiran 4 Instrumen Penelitian
.............................................................. 122
Lampiran 5 Kunci Jawaban
128 Lampiran 6
Lembar Jawaban Siswa 133
Lampiran 7 Pedoman Penskoran observasi
134 Lampiran 8
Lembar Distribusi Aktivitas Siswa 135
Lampiran 9 Distribusi data pretes kelas kontrol
141 Lampiran 10 Distribusi data pretes kelas Eksperimen
143 Lampiran 11 Distribusi data postes kelas kontrol
145 Lampiran 12 Distribusi data postes kelas Eksperimen
147 Lampiran 13 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
149 Lampiran 14 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol
150
Lampiran 15 Menghitung Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 151
Lampiran 16 Uji Normalitas Data 153
Lampiran 17 Uji Homogenitas Data 157
Lampiran 18 Uji Hipotesis Data 160
Lampiran 19 Tabel wilayah luas di bawah kurva normal 0 ke z 165
Lampiran 20 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 166
Lampiran 21 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 167
Lampiran 22 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 169
Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian 170
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara Sanjaya,
2006. Hamid 2009 menyatakan bahwa pembangunan bidang pendidikan
memiliki peranan yang mendasar dalam proses pengembangan sumber daya manusia yang multi dimensional. Salah satu tema pokok kebijakan pembangunan
pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan. Masalah pendidikan tidak lepas dari masalah pembelajaran karena pembelajaran merupakan inti dari proses
pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan menunjukkan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Peningkatan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas dalam bidang pendidikan memegang peranan penting. Salah satunya dapat dilakukan
melalui jalur pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan menengah, salah satunya ditempuh melalui Sekolah Menengah Atas
SMA sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama SMP. Peningkatan kualitas pendidikan tersebut muncul sebagai tuntutan karena semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Di era globalisasi saat ini tantangan persaingan di bidang pendidikan semakin ketat. Hal ini ditandai dengan
adanya perubahan lingkungan dan masyarakat yang cepat dengan kemajuan teknologi informasi yang menuntut kepekaan negara, pemerintah dan masyarakat
dalam merespon perubahan agar tetap eksis dalam menghadapi persaingan dunia. Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan adalah rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat
dari hasil survei UNESCO tentang peringkat HDI Human Development Index. Dari hasil survei HDI tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat ke-108 dari 169
negara dan tahun 2011 menduduki peringkat ke-124 dari 187 negara. Kondisi peringkat HDI Indonesia menunjukkan bahwa kondisi SDM dan mutu pendidikan
Indonesia belum memiliki kualitas daya saing yang handal Denish, 2013. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga terlihat dari data yang
diperoleh dari survei Political and Economic Risk Consultant PERC, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Data
yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia 2000, Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang
disurvei di dunia. Hasil survei tersebut, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu
pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal Iskandar, 2013, Pembelajaran fisika merupakan salah satu cabang sains yang menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami konsep fisika. Pendidikan fisika diarahkan
untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa pada pemahaman yang lebih mendalam. Pemahaman yang benar dan mendalam terhadap ilmu fisika
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun, sampai saat ini siswa masih menganggap pembelajaran fisika itu sulit dipahami dan membosankan.
Kenyataan di lapangan, siswa memandang pelajaran fisika sebagai pelajaran yang sulit dipahami, tidak menarik, dan membosankan karena identik
dengan rumus-rumus dan perhitungan-perhitungan. Sehingga dalam pembelajaran siswa kurang berminat mendalami fisika dan menyebabkan hasil belajar fisika
siswa rendah. Seperti yang terlihat dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Binjai. Dari hasil angket yang disebarkan peneliti
kepada 42 orang siswa, 69,5 29 orang siswa berpendapat fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami, kurang menarik, dan membosankan, 28,57 12
orang siswa berpendapat fisika biasa-biasa saja, dan hanya 2,38 1 orang siswa yang berpendapat fisika mudah dan menyenangkan. Pada saat observasi yang
dilakukan, peneliti melihat daftar nilai siswa kelas XI semester ganjil bahwa hasil