Rizki Fajarini Hasibuan, 2013 Penggunaan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitass Matematik Pada Siswa
SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Keterangan: A = Sampel Acak
O = Tes awaltes akhir X = Perlakuan pada kelas eksperimen pembelajaran dengan pendekatan Treffinger.
1.2 Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kartika Siliwangi. Sampel penelitian ini diambil dari kelas VIIIA dan kelas VIIIB dengan
pertimbangan bahwa materi yang diberikan merupakan materi untuk kelas VIII dan siswa-siswa kelas VIII sudah berada pada tahap berfikir formal Ruseffendi
dalam Suzana, 2009. Dua kelas diambil secara acak untuk dijadikan sampel penelitian. Yaitu siswa kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A
sebagi kelas kontrol.
1.3 Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran model Treffinger sebagai variabel bebas dan kemampuan kreativitas siswa sebagai
variabel terikat.
Rizki Fajarini Hasibuan, 2013 Penggunaan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitass Matematik Pada Siswa
SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
1.4 Instrument Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang dapat menjawab setiap permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,
instrumen yang digunakan adalah tes yaitu tes kemampuan berpikir kreatif yang berupa uraian
a. Tes Kemampuan Kreativitas
Tes kemampuan kreativitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir suatu pokok bahasan yang digunakan untuk mengukur
kemampuan matematik siswa. Jenis tes yang akan digunakan adalah tes bentuk uraian. Soal-soal bentuk uraian sangat baik untuk mengungkap
kemampuan kreativitas siswa. Instrumen penelitian yang baik, tentu harus diperhatikan kualitas dari
instrumen tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas soal yang baik, harus diperhatikan kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya dilihat dari
beberapa hal berikut: validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda, dan indeks kesukaran. Untuk mengetahui kriteria-kriteria ini, di bawah ini
dipaparkan penjelasannya, yaitu: a.
Validitas Butir Soal Menurut Suherman 2003: 102 Definisi validitas yaitu suatu alat evaluasi
disebut valid absah atau sahih apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Hal senada diungkapkan oleh Ruseffendi 1994:
132 bahwa suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud
Rizki Fajarini Hasibuan, 2013 Penggunaan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitass Matematik Pada Siswa
SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur. Apabila derajat ketepatan mengukurnya benar, maka validitasnya tinggi. Oleh karena
itu, keabsahan alat evaluasi tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya. Dengan demikian suatu alat
evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievalausi itu.
Cara menentukan tingkat validitas soal ialah dengan menghitung koefisien korelasi antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur
lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki validitas yang tinggi.
Menurut Suherman 2003 : 120 bahwa koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi product-moment memakai
angka kasar raw score, yaitu :
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
xy
Dengan:n = banyaknya subyek testi, X = skor setiap butir soal,
Y = skor total butir soal. Menurut Maheswari2008: 34Nilai
xy
r
diartikan sebagai nilai koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut:
Rizki Fajarini Hasibuan, 2013 Penggunaan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitass Matematik Pada Siswa
SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.1 Interpretasi Validitas Nilai
xy
r
Nilai Keterangan
00 ,
1 r
90 ,
xy
Validitas sangat tinggi
90 ,
r 70
,
xy
Validitas tinggi
70 ,
r 40
,
xy
Validitas sedang
40 ,
r 20
,
xy
Validitas rendah
20 ,
r 00
,
xy
Validitas sangat rendah
00 ,
r
xy
Tidak valid Dari hasil perhitungan uji coba soal yang sudah dilakukan maka validitas soal
terlihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Validitas Butir Soal
No. Soal r
xy
Interpretasi
1 0.4115
Sedang 2
0.6283 Sedang
3 0.6602
Sedang 4
0.6989 Sedang
5 0.5877
Sedang
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kelima soal yang diujikan valid dengan validitas sedang.
b. Reliabilitas tes
Menurut Suherman2003:131 bahwa suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif sama jika digunakan untuk subjek yang
sama. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas soal bentuk uraian adalah dengan rumus Alpha sebagai berikut:
Rizki Fajarini Hasibuan, 2013 Penggunaan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitass Matematik Pada Siswa
SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2 2
11
1 1
t i
s s
n n
r
Dengan: n = Banyak butir soal s
i 2
= Jumlah varians skor setiap item s
t 2
= Varians skor total Menurut
Suherman2003:139 bahwa,tolok
ukur untuk
menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur yang dibuat oleh sebagai berikut:
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas
11
r
Koefisien reliabilitas
11
r
Keterangan
20 ,
11
r
Reliabilitas sangat rendah
11
0, 20 0, 40
r
Reliabilitas rendah
11
0, 40 0, 70
r
Reliabilitas sedang
11
0, 70 0,90
r
Reliabilitas tinggi
00 ,
1 r
90 ,
11
Reliabilitas sangat tinggi Dari hasil uji coba diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,75, nilai ini
menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen yang digunakan tergolong ke dalam kategori tinggi.
c. Daya Pembeda
Dalam Suherman 2003:159 dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Derajat daya pembeda DP suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks Diskriminasi
Rizki Fajarini Hasibuan, 2013 Penggunaan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitass Matematik Pada Siswa
SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
yang bernilai dari -1,00 sampai dengan 1,00. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:
A B
A
JS JB
JB DP
Dengan: JB
A
= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok atas.
JB
B
= Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar, atau jumlah benar untuk kelompok bawah.
JS
A
= Jumlah siswa kelompok atas Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak
digunakan adalah:
Tabel 3.4 Interpretasi daya pembeda
Nilai Keterangan
00 ,
1 DP
70 ,
Sangat baik
70 ,
DP 40
,
Baik
40 ,
DP 20
,
Cukup
20 ,
DP 00
,
Jelek
00 ,
DP
Sangat jelek Berdasarkan kriteria dan perhitungan dengan bantuan software Anates
V4 dan Microsoft Excel, diperoleh hasil sebagai berikut:
Rizki Fajarini Hasibuan, 2013 Penggunaan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitass Matematik Pada Siswa
SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Daya Pembeda
No. Soal Daya Pembeda
Interpretasi 1
0,33 Cukup
2 0,38
Cukup
3
0,39 Cukup
4
0,44 Baik
5
0,38 Cukup
Dari hasil diatas diketahui bahwa daya pembedanya sangat baik dan cukup
d. Indeks Kesukaran
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran Difficulty Index. Bilangan tersebut adalah
bilangan real pada interval kontinum 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu
sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Menurut Suherman2003: 169-170 bahwa rumus untuk
menentukan indeks kesukaran butir soal, yaitu :
A B
A
JS JB
JB IK
2
Klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah:
Rizki Fajarini Hasibuan, 2013 Penggunaan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitass Matematik Pada Siswa
SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran
IK Keterangan
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 IK 0,30
Soal sukar 0,30 IK
0,70 Soal sedang
0,70 IK 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
Berdasarkan kriteria dan perhitungan dengan bantuan software Anates V4
, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran
No. Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
1
0,63 Sedang
2
0,51 Sedang
3
0,29 Sukar
4
0,39 Sedang
5
0,36 Sedang
Dari hasil diatas diketahui bahwa Indeks Kesukaran tiap butir soalnya adalah sedang dan sukar.
Dari beberapa hasil Uji Instrumen maka diperoleh rekaputasi nilai pada tabel 3.8
Tabel 3.8 Rekaputasi nilai
No. Soal
Validitas Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran
Reabilitas Tindakan
Nilai Kriteria
Nilai Kriteria
Nilai Kriteria
1 0.4115
Sedang 0,33
Cukup 0,63
Sedang 0,75
Digunakan 2
0.6283 Sedang
0,38 Cukup
0,51 Sedang
Digunakan
Rizki Fajarini Hasibuan, 2013 Penggunaan Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitass Matematik Pada Siswa
SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3 0.6602
Sedang 0,39
Cukup 0,29
Sukar Digunakan
4 0.6989
Sedang 0,44
Baik 0,39
Sedang Digunakan
5 0.5877
Sedang 0,38
Cukup 0,36
Sedang Digunakan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari kelima soal dapat digunakan
b. Angket