Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 atau menelaah dari masalah sudut pandang hukum Islam tentang Pembayaran Upah di Awal Akad pada masyarakat desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

B. Alasan Memilih Judul

Pada penulisan skripsi ini terdapat beberapa alasan yang kuat sehingga menarik untuk mengangkat beberapa permasalahan dalam judul di atas, yaitu : 1. Pelaksanaan pembayaran upah di awal akad di desa Adi Jaya yang dilakukan oleh mu’ajir dan musta’jir dikhawatirkan merugikan salah satu pihak dan pekerjaan tersebut tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh pihak musta’jir. 2. Judul tersebut sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari di bidang Mu’amalah Fakultas Syri’ah IAIN Raden Intan Lampung.

C. Latar Belakang Masalah

Muamalah adalah peraturan yang diciptakan Allah SWT untuk mengatur hubungan manusia dalam hidup dan kehidupan, untuk mendapat alat-alat keperluan jasmani dengan cara yang paling baik diantara sekian banyak termasuk dalam perbuatan muamalah adalah sistem kerja sama pengupahan. 6 Hal ini dimaksudkan sebagai usaha kerjasama saling membutuhkan dan saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup bersama baik majikan maupun bagi pekerjanya. Salah satu bentuk muamalat yang terjadi adalah kerjasama antara manusuia disatu pihak sebagai penyedia jasa manfaat atau tenaga yang disebut sebagai buruh atau pekerja, dipihak lain yang menyediakan pekerjaan atau lahan pekerjaan yang disebut majikan untuk melaksanakan satu kegiatan produksi dengan ketentuan pihak buruh atau pekerja mendapatkan konpensasi berupa upah. Kerja sama ini dengan 6 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2010, h. 2 3 literatur fiqih disebut dengan akad ijarah al- A’mal, yaitu sewa menyewa jasa manusia. 7 Pada prinsipnya setiap orang yang bekerja pasti akan mendapat imbalan dari apa yang dikerjakan dan masing-masing tidak akan rugi. Sehingga terciptalah keadilan diantara mereka. Dalam QS. Al-jaatsiyah: 22, Allah berfirman:               Artinya ”Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar, dan agar setia jiwa diberi balasan sesuai dengan yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.Q.S. Al-Jatsiyah [22] :500” 8 Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan semua manusia dengan haq dan Allah pun menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang haq, yakni penuh hikmah dan aturan, supaya bukti-bukti mengenai ketuhanan dan kemahakuasaan Allah menjadi tampak jelas, dan selain itu juga diberi balasan yang adil bagi tiap-tiap jiwa, yakni manusia, sesuai apa yakni kebaikan dan kejahatan, yang dia kerjakan dan mereka dalam menerima balasan itu sedikit pun tidak akan dirugikan bahkan yang berbuat baik akan diuntungkan. 9 Syarat-syarat upah telah ditetapkan sedemikian rupa sehingga upah menjadi adil dan tidak merugikan salah satu pihak, baik majikan maupun buruh, supaya tercipta kesejahteran sosial. Konsekuensi yang timbul dari adanya ketentuan ini karena sistem pengupahan buruh harus sesuai dengan ketentuan 7 Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah Bandung: Pustaka Setia, 2001 h.215 8 Departemen Agama RI , al- Qur’an dan Terjemahan Bandung: Diponegoro, 2014, h.500 9 M Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h.361 4 dan norma-norma yang telah ditetapkan. 10 Upah setiap orang harus ditentukan berdasarkan kerjanya, untuk itu harus dibayar tidak kurang, juga tidak lebih dari apa yang telah dikerjakan. Menurut ajaran Islam upah mengupah diberikan segera setelah pekerjaan selesai. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : َص ِهَللا ُلوُسَر َلاَق :َلاَق َرَمُع ِنْب ِهَللا ِدْبَع ْنَع َل ُلا ى َع َل ْي ِه َو َس َل َم : وطْعأ َفََِ ْنَأ َلْبَ ق ُهَرْجَأ َرِجَأا ا م نبا هاور ُهُقَرَع هجا 11 Artinya “Dari Abdillah bin Umar ia berkata: Berkata Rasulullah SAW : Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering .” HR. Ibnu Majah, shahih. 12 Hadis di atas menjelaskan tentang ketentuan pembayaran upah terhadap orang yang dipekerjakan, yaitu nabi sangat meganjurkan agar dalam pembayaran upah itu hendaklah sebelum kering keringatnya atau setelah pekerjaan itu selesai dikerjakan. Pekerjaan yang dikerjakan oleh orang yang disewa diupah adalah amanah yang menjadi tanggung jawabnya. Ia wajib menunaikannya dengan sunggung-sungguh dan menyelesaikannya dengan baik. Adapun upah untuk orang yang disewa adalah utang yang menjadi tanggungan penyewa, dan ini adalah kewajiban yang harus ia tunaikan. 13 Menurut Abu Hanifah upah wajib dibayarkan ketika pekerjaan itu tidak disyaratkan apapun dalam akad. Bahwa upah tidak wajib menjadi kewajiban yang ditetapkan dalam tangungan, kecuali pada akhir masa ijarah. Hal itu karena manfaat yang bisa di capai dalam masa ijarah. Di lihat dari statusnya sebagai ma ’quudalaih adalah satu bagian. Jadi, jika ia tidak mengambil semua manfaatnya maka ia tidak wajib 10 Helmi Karim, Fiqih Mu’amalah Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, h.90 11 Ibnu Hajar Alasqolani, Bulughul Marom Min Adilatil Ahkam, Jakarta: Daruun Nasyir Al Misyriyyah, t.th, h.18 8 12 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13 , Cet. Ke-1 Bandung: PT. Alma’arif, 1987, h.10. 13 Saleh Al-Fauzan, Fikih Sehari-Hari Jakarta: Gema Insani Press, 2005, h.488 5 memberikan gantinya upah. 14 Pendapat Imam Malik dalam hal ini adalah hak dalam mengeluarkan harga upah itu hanya didasarkan kepada imbangan yang di terima pekerjaan. 15 Berkaitan tentang hal ini di desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar merupakan desa yang mayoritas masyarakataya berprofesi sebagai petani, buruh tani, buruh bengkel, dan kuli bangunan. Desa Adi Jaya terdapat banyak warga yang masih dalam kondisi ekonomi prasejahtera yaitu pendapatan perkapita rata-rata sebesar Rp. 1.000.000 bulan. Dikarenakan pendapatan yang rendah bagi buruh tersebutlah banyak buruh di desa Adi Jaya meminta upah di awal akad sebelum mereka melakukan pekerjaan. Praktik pembayaran upah di awal biasanya dilakukan oleh pekerjaburuh. Pelaksanaan pengupahan yang dilakukan di desa Adi Jaya adalah pembayaran upah yang diberikan di awal akad. Sistem seperti ini sudah menjadi kebiasaan bagi para buruh non formal di desa Adi Jaya. Pada kasus ini akad dilakukan oleh 2 pihak dimana pihak pertama sebagai orang yang memberi upah mu’ajir dan pihak kedua musta’jir sebagai penerima upah, dalam hal ini mu’ajir menawarkan pekerjaan kepada musta’jir namun musta’jir meminta upah atas pekerjaan yang belum dikerjakan. Tentunya hal tersebut dapat merugikan salah satu pihak karena pekerjaan yang dilakukan oleh musta’jir terkadang tidak sesuai yang diharapan oleh mu ’ ajir , misalnya dalam segi kuantitas pekerjaan yang dilakukan selesai namun secara kualitas tidak sesuai yang diharapakn oleh pihak mu’ajir. Menurut data prasurvei yang dilakukan pada masyarakat desa Adi Jaya diketahui bahwa para buruh dapat meminta pembayaran upahnya di awal akad, sebelum pekerjaan selesai upah telah diminta oleh si pekerja musta’jir. Dalam hal ini akan di teliti apakah ada pihak yang merasa dirugikan dengan cara pengupahan di awal akad ini. Berdasarkan uraian di atas maka akan di kaji dalam skripsi 14 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu , Jilit 5 Jakarta: Gema Insani, 2011, h.413 15 Ibnu Rusyd, Bidayatu’l Mujtahid Semarang: CV. Asy-syifa, 1990, h.216 6 dengan judul Tinjauan Hukum Islam Tentang Pembayaran Upah Di Awal Akad Studi di Desa Adi Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

D. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PELAKSANAAN NGEDIYOU PADA MASYARAKAT LAMPUNG PEPADUN DI KAMPUNG TERBANGGI BESAR KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 10 48

PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA di KELURAHAN BANDAR JAYA BARAT, KECAMATAN TERBANGGI BESAR, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 67 79

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

0 11 75

KAJIAN SOSIOLOGIS TENTANG KOMUNITAS ANAK NAKAL (Studi Di Desa Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

2 25 81

MORFOLOGI DAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH PADA LAHAN PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DAN KEBUN CAMPURAN DI DESA ADI JAYA KECAMATAN TERBANGGI BESAR, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

1 8 46

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DESA ADI JAYA KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 0 16

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SAMBUNG TANDUK PADA TRANSAKSI JUAL BELI KAMBING (Studi Kasus Di Pasar Kambing Desa Adijaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 0 114

PEMANFAATAN TANAH RAMBU DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Studi Pada Desa Poncowati Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 101

TRADISI SEBAMBANGAN PADA MASYARAKAT ADAT LAMPUNG PEPADUN PERSPEKTIF ISLAM (Studi di Kelurahan Terbanggi Besar Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 107

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG UPAH CALO BUS (Studi di Plaza Bandar Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 102