Mahasiswa Teknik Pengumpulan Data

Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tujuan agar mahasiswa memiliki kesadaran yang tinggi sebagai bangsa Indonesia dan sikap cinta tanah air, serta mampu melakukan berbagai peran serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata untuk menjamin keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Bela Negara

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan bela negara adalah konsepsi bela negara dalam artian yang luas, yaitu segala sikap dan perilaku yang dilakukan warga negara yang dilandasi oleh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

4. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana Pembelajaran Bela Negara

Adapun yang dimaksud dengan PKn sebagai wahana pendidikan bela negara dalam penelitian ini adalah bagaimana PKn dirancang, diimplementasikan, serta dengan sistem evaluasi yang tepat mengenai bela negara sehingga dapat mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk senantiasa menampilkasn sikap dan perilaku yang didasari oleh rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai bentuk partisipasi dalam upaya bela negara.

5. Mahasiswa

Mahasiswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah peserta didik pada satuan pendidikan tinggi yang merupakan salah satu jenjang dalam pendidikan formal di Indonesia. “Pendidikan formal dimana apabila dilihat dari segi umur mahasiswa merupakan usia sekitar 18-30 tahun dengan mayoritas kelompok umur 18-25 tahun, jadi mereka dapat dogolongkan sebagai remaja akhir sampai orang dewasa” Sadullah, Uyoh., 2004:115.

6. Nasionalisme

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan nasionalisme adalah rasa cinta tanah air yang merupakan daya penggerak yang mampu menggerakkan seseorang untuk menampilkan partisipasi aktif dalam upaya bela negara. Pada dasarnya kesadaraan ke-Indonesia- an yang tinggi merupakan “induk” dari nilai- Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu nilai dalam bela negara. Tingginya kesadaran ke-Indonesia-an akan menjadikan soseorang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang tinggi pula. Dengan kecintaan terhadap tanah air akan mengarahkan seseorang untuk menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan atau golongan. Sehingga, bela negara tidak akan menjadi beban, melainkan dipandang sebagai hak dan kewajiban bagi semua warga negara.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen utama key instrument pada penelitian ini adalah peneliti peneliti sebagai instrumen dengan berpedoman pada panduan teknik pengumpulan data yang akan digunakan. Konsep peneliti sebagai instrumen dipahami sebagai alat yang dapat mengungkapkan berbagai fakta-fakta di lapangan. “Tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sen diri” Satori, D Komariah, A., 2011:61-62. Sebagai instrumen utama, peneliti dapat berinteraksi secara langsung dengan subjek penelitian secara mendalam, sehingga peneliti dapat menganalisa dan menafsirkan jawaban yang diberikan subjek. Terdapat ciri-ciri atau karakteristik yang melekat pada diri peneliti sehinga peneliti dapat dijadikan sebagai instrumen utama key instrumen dalam penelitian. Menurut Lincoln Guba dalam Satori, D Komariah, A., 2011:63-66: Karakteristik manusia sebagai instrumen penelitian kualitatif memiliki ciri- ciri sebagai berikut:a Responsif, b Dapat menyesuaikan diri, c Menekankan keutuhan, d Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, e Dalam hal-hal tertentu pada manusia sebagai instrumen penelitian ini terdapat kemampuan untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan itu, f Memproses data secepatnya, g Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan, dan h Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim dan idiosinkratik lihat gambar 3.1 Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Karakteristik Manusia Sumber: Satori, D Komariah, A 2011:66 Dengan konsep dan implementasi peneliti sebagai instrumen dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat melibatkan diri secara penuh pada aktivitas informan. Sehingga, peneliti dapat mengungkap berbagai keterangan atau informasi dari berbagai informanresponden. Misalnya ketika peneliti menggunakan teknik wawancara, maka tidak hanya keterangan yang berhubungan langsung dengan pertanyaan wawancara yang diperoleh, tetapi peneliti juga dapat memahami bahasa tubuh gesturmimik informan ketika menjawab pertanyaan, yang tentunya hal tersebut dapat mendukung atau menjadi pembanding dari jawaban yang diungkapkan oleh informan. Dengan kata lain, peneliti sebagai instrumen dapat mengkorelasikan antara jawaban dengan bahasa tubuh informan. Begitu juga CIRI-CIRI UMUM MANUSIA Mencari informasi yang tidak lazim dan idiosinkratik Responsif Dapat menyesuaik an diri Menekankan keutuhan Perluasan pengetahuan Memproses data secepatnya Mengklarifi kasi dan mengikhtisa rkan Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu halnya ketika peneliti menggunakan teknik observasi, maka peneliti dapat mengikuti aktivitas informan yang berkaitan dengan objek kajian penelitian. Sehingga, data yang dibutuhkan oleh peneliti dapat diperoleh secara luas dan mendalam.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam upaya menghimpun data yang dibutuhkan guna menjawab permasalahan penelitian. Setelah itu, akan diuraikan juga mengenai teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis berbagai data yang telah dihimpun tersebut.

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam proses penelitian merupakan langkah yang harus dilakukan dalam upaya mengumpulkan atau menghimpun data guna menjawab permasalahan penelitian. Dalam pengumpulan data terdapat berbagai teknik yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan atau jenis data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1 Teknik observasi, 2 teknik wawancara dengan wawancara mendalam deeph interview, dan 3 Studi dokumentasi. Adapun untuk menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian didasarkan pada prinsip keterlaksanaan dan keterjangkauan, baik dalam hal waktu, tenaga, dan sumber data. Hal tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto 2006:160 yang menyatakan bahwa “Penentuan teknik dan instrumen yang digunakan dalam penelitian tergantung dari subjek penelitian, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan teknik yang akan digunakan untuk mengolah data”. Berikut penjelasan dari masing-masing teknik pengumpulan data yang akan digunakan Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Teknik Observasi Pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan “aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis” Idrus, M., 2009:101. Dalam penelitian ini, observasi yang akan digunakan adalah observasi partisipatif terlibat, artinya peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan. Penggunaan teknik observasi partisipatif memiliki beberapa keunggulan seperti yang diungkapkan oleh Guba Lincoln dalam Idrus, M., 2009:101 sebagai berikut: 1. Teknik pengamatan ini didasarkan pada pengalaman secara langsung; 2. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya; 3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh dari data; 4. Sering terjadi keraguan pada peneliti, jangan-jangan yang dijaringnya ada yang “melenceng” atau “bias” dan memerlukan pengamatan ulang; 5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mengerti situasi-situasi rumit; 6. Dalam kasus-kasus tertentu, saat teknik komunikasi lainnya tidak memungkinkan pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka teknik observasi merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan berbagai infomormasi terkait dengan data yang dibutuhkan mengenai aktivitas pembelajaran PKn yang dilakukan. Dengan demikian, peneliti dapat mengamati secara langsung berbagai temuan dalam pembelajaran yang sangat mendukung dalam menjawab permasalahan yang dikaji.

b. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian berarti melakukan interaksi yang komunikatif antara pihak-pihak tertentu, yaitu antara pewawancara dengan yang diwawancarai terwawancara. Menurut Basrowi, dkk. 2008:127 wawancara adalah “percakapan dengan maksud Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tertentu oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu ”. Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Esterberg dalam Satori, D Komariah, A., 2011:130 bahwa ‘Interview, a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication an djoint construction of meaning about a particular topic. Berdasarkan pengertian wawancara yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melalukan komunikasi atau tanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk memperoleh informasi secara holistik dan mendalam mengenai permasalahan yang dikaji. Penggunaan teknik wawancara ini didasarkan pada beberapa alasan, yaitu: a. Teknik ini merupakan teknik utama yang digunakan dalam penelitian kualitatif b. Wawancara memungkinkan peneliti mengamati perilaku individu dan kelompok serta mengetahui pendapat dan keyakinan mereka c. Teknik ini dapat membantu peneliti untuk mengetahui pendapat seseorang atau subjek penelitian secara mendalam.

c. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian, terdapat data-data dalam bentuk dokumen yang dibutuhkan oleh peneliti untuk dihimpun guna menunjang penelitian yang dilakukan, seperti: dokumen pribadi atau buku harian, dokumen resmi, fotografi, dan bentuk dokumen lainnya. Teknik yang digunakan untuk menghimpun data dalam bentuk dokumen tersebut dikenal dengan teknik dokumentasi. Menurut Sugiyono 2012:240 dokumen merupakan “catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yaang tertulis dari suatu keadaan dan kegiatan subjek penelitian ”. Adapun alasan penggunaan teknik dokumentasi ini adalah untuk memperkuat informasi yang diperoleh melalui wawancara. Instrumen yang digunakan dalam teknik dokumentasi ini adalah pedoman tentang hal-hal yang dibutuhkan. Sulkipani, 2014 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN BELA NEGARA DALAM MENGEMBANGKAN SEMANGAT NASIONALISME MAHASISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Teknik Analisis Data