Kiprah Dakwah Kh. Mad Yasa Ilyas Di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia Parung-Bogor

KIPRAH DAKWAH KH. MAD YASA ILYAS
DI PONDOK PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA
PARUNG-BOGOR

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :
Angga
109051000087

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M

KIPRAH DAKWAH KH. MAD YASA ILYAS
DI PONDOK PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA

PARUNG–BOGOR

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :
Angga
109051000087

Pembimbing

Drs. H. Mahmud Jalal, MA
NIP. 195204221981031002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

1435 H/ 2014 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul kTPRAH DAKWAH kTI. MAD YASA ILYAS
DI POIYDOK PESANTREN DARTJI{NA'IM YAPIA PARI]NG-BOGOR
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullatr Jakarta pada tanggal 30 April 20t4. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi
Islam (S.Kom.I.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta,30

April

2014

Sidang Munaqasyah
Sekretaris

Rachmat Baihakv. MA


ftrP. 19761129 200912 I

001

Anggotq
Penguji

i

h^=t
SitiNurbava. M.Si
rrrP. 197908?3 200912 2 002

htrP. 19720807 2003121 003

198103 1 002

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (SI) di Univrersitas Islam
Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripasi ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Univrersitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
menjiplak dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Univrersitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,17 April 2014

Angga
NIM: 109051000087

i

Nama : Angga
NIM : 109051000087
ABSTRAK
KIPRAH DAKWAH KH. MAD YASA ILYAS DI PONDOK PESANTREN

DARUNNA’IM YAPIA PARUNG- BOGOR
Melihat kondisi masyarakat Desa Waru Jaya Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam pada saat itu,
banyak masyarakat yang belum memahami dan mengamalkan syariat Islam. Hal
ini membuat KH. Mad Yasa Ilyas sebagai seorang ulama di desa tersebut merasa
tergerak untuk menciptakan perubahan lebih baik dari sebelumnya dengan
melakukan kiprah dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Di pondok
inilah beliau berjuang menyampaikan ajaran agama Islam yang benar kepada
jama’ah khususnya para santri. Beliau dikenal sebagai salah satu da’i yang sangat
berpengaruh di Desa Waru Jaya. Beliau memiliki semangat tinggi serta istiqomah
bergerak di bidang dakwah. Selain itu, beliau juga di kenal sebagai da’i yang
menyampaikan dakwah tidak hanya satu bidang tetapi juga menyentuh bidangbidang lain seperti pendidikan, organisasi, sosial dan masyarakat.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan tentang bagaimanakah kiprah
dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok pesantren Darunna’im Yapia?
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Pendekatan kualitatif menitik
beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata tertulis
atau lisan melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori yang di
kemukakan oleh M. Munir dan Wahyu Ilahi. Beliau mengatakan kiprah dakwah

adalah kegiatan keagamaan yang digunakan untuk mensosialisasikkan ajaran
Islam kepada pengantunya dan pada manusia umumnya. Kiprah ini dilakukan
dengan menggunakan dakwah bil lisan, dakwah bil qalam, dan dakwah bil hal.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kiprah dakwah
KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia adalah kiprah yang
mensosialisasikan ajaran Islam kepada jama’ah khususnya para santri. Dalam
usahanya mensosialisasikan ajaran Islam, beliau menggunakan dakwah bil lisan
pada setiap kegiatan ta’lim harian, dzikir bersama, dan Peringatan Hari Besar
Islam (PHBI). Kemudian beliau menggunakan dakwah bil qalam dengan
membuat materi dakwah seperti membuat materi khutbah yang dimana dari
materi khutbah yang di buatnya itu kemudian di bagikan kepada jama’ah
khususnya para santri. Dan selanjutnya beliau menggunakan dakwah bil hal yaitu
dengan mengembangkan potensi jama’ah khususnya para santri dengan
mengadakan berbagai pelatihan dari berbagai program pondok pesantren, dan
mengembangkan Pondok Pesantren Darunna’im Yapia bersama adiknya Dr. KH.
Ahmad Mukri Aji M.A, M.H dengan mendirikan Yayasan Pendidikan Islam
Anna’imuniah (YAPIA) yang menaungi lembaga-lembaga formal dan pondok
pesantren ini, serta mendirikan Masjid pada tahun 2002, Koprasi Pesantren
(KOPONTREN) pada tahun 2007, Pos Kesehatan Pesantren (POSKESREN) pada
tahun 2002, dan Gerakan Infak Shodaqoh (GIS) pada tahun 2013 untuk

kepentingan bersama.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi rabbil Alamin, puja dan puji syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, nikmat iman, nikmat
Islam dan nikmat-nikmat yang lain yang tak ada sedikitpun perumpamaan atas
nikmat-nikmat

tersebut.

Atas

nikmat-nikmat

tersebutlah

penulis


dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpah atas Nabi Besar Muhammad SAW. Para keluarganya, sahabatnya, para
pengikutnya dan mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya. Amin.
Selama proses penulisan skripsi ini banyak sekali kesan dan pelajaran
yang penulis dapatkan, terlebih dalam kaitannya dengan apa yang menjadi objek
penulisan skripsi ini. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat
terseleasikan atas bantuan, bimbingan, semangat dan motivasi dari berbagai pihak.
Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih pada semua
pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, di antaranya :
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu dakwah dan
Ilmu Komunikasi (FIDIKOM), Bapak Dr, Suparto, M..Ed, selaku Wakil
Dekan (Wadek) 1,

Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku wakil Dekan


(Wadek)II,dan Bapak

Drs. Wahidin Saputra, M.A, selaku Wakil Dekan

(Wadek), III.
3. Bapak Rahmat Baihaky, M.A, selaku ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran

Islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FIDOKOM) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii

4. Ibu Hj. Umi Musyarofah, M.A, selaku sekertaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Drs. H. Mahmud Djalal M.A selaku dosen pembimbing penulis dalam
penyusunan skripsi ini, yang telah memberikan ilmunya, meluangkan waktu,

serta sabar dan ikhlas dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
6. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.si, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah tulus ikhlas memberikan bimbingan mengenai akademik.
7. Seluruh dosen Fakulitas llmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
yang selama ini telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi
penulis. Semoga ilmu dan pengalaman yang diberikan dapat bermanfaat di
kemudian hari.
8. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama (PU) dan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) Universitass Islam Negri (UIN)
Syarif Hidayatullah

Jakarta. Yang telah melayani penulis dalam

mempergunakan buku-buku dan literature yang penulis butuhkan selama
penulisan skripsi.
9. Drs. KH. Mad Yasa Ilyas dan Segenap pengurus Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia yang telah bersedia memberikan informasi terkait dengan
penulisan skripsi ini.
10. Kedua orang tua tercinta, (Ayah ujang ba’ah dan Ibu Ipis) yang selalu

memberikan perhatian, motivasi, do’a, kasih sayang yang tidak pernah lelah
dan bosan untuk anakmu ini.
11. Kakak ku Yeyen Yenita Sari, Yesi, Luki Firdaus, serta adik ku tersayang sulan
Satelah dan pinggih, yang selalu memberikan support, dan do’a yang tak
terhingga untuk saudaramu ini.

iv

12. Keluarga besar Persatuan Remaja Islam Cidokom (PRIC), Forum Remaja
Masjid Sedesa Cidokom (FORMAS), yang selalu kompak dan selalu
memberikan inspirasi yang tak terhingga.
13. Seluruh teman-teman seperjuangan di jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI), khususnya KPI C angkatan 2009, semoga kita bisa lebih baik dan
dapat menjadi orang yang berguna bagi Agama, Nusa dan Bangsa.
14. Temen-temen Kuliah Kerja Nyata (KKN) SADARI 2012, yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis, untuk dapat menyelsesaikan skripsi
ini.
15. Sahabat-sahabatku Wanda, Prian, Zaki, Choirul, Darwis, Maulana, Bahar,
Bowo, Samsul, Ayat, Hamid, Ali, Nursad, Uswah, Diah, Afifah, Mustika,
Ayu, dan sahabat-sahabatku semuanya yang selalu memberiku semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
16. Semua pihak yang penulis tidak sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuannya dengan tulus ikhlas mudah- mudahan di balas oleh Allah Swt
yang berlipat ganda.
Dan akhir kata dari penulis, semoga segala bentuk motivasi, dukungan,
harapan dan keberkahan doa yang di berikan kepada penulis mendapatkan balasan
yang berlipah dan ridho dari Allah SWT.

Jakarta, 17 April 2014

Angga

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... i
ABSTRAK

......................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ..............................................4
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................5
D. Metodologi Penelitian ......................................................................6
E. Tehnik Penulisan ..............................................................................9
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................10
G. Sistematika Penulisan .....................................................................11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A. Dakwah ...........................................................................................13
1. Pengertian Dakwah ....................................................................13
2. Tujuan Dakwah ..........................................................................15
3. Unsur-Unsur Dakwah ................................................................16
B. Kiprah Dakwah ...............................................................................26
C. Pondok Pesantren ...........................................................................27
1. Pengertian Pondok Pesantren ....................................................27
2. Bentuk-Bentuk Pondok Pesantren .............................................28

vi

BAB III PROFIL

KH.

MAD

YASA

ILYAS

DAN

PONDOK

PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA
A. Riwayat Hidup KH. Mad Yasa Ilyas .............................................29
B. Riwayat Pendidikan KH. Mad Yasa Ilyas ......................................31
C. Perjalanan Dakwah KH. Mad Yasa Ilyas .....................................31
D. Profil Pondok Pesantren ...............................................................34
1. Sejarah Pondok Pesantren..........................................................34
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darunna’im Yapia .................35
3. Struktur Pengurus Pondok Pesantren Darunna’im Yapia .........36
4. Program Pondok Pesantren Darunna’im Yapia .........................36
5. Aktivitas Pondok Pesantren Darunna’im Yapia ........................37
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISI PENELITIAN
A. Kiprah Dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia ..........................................................................39
B. Analisis deskriptif tentang kiprah dakwah KH. Mad Yasa
Ilyas di Pondok Pesanttren Darunna’im Yapia ..............................42
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................57
B. Saran ..............................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan upaya atau perjuangan dalam menyampaikan ajaran
agama Islam yang benar kepada umat manusia, dengan cara yang simpatik,
adil, jujur, tabah, sabar dan terbuka, menghidupkan jiwa mereka dengan janjijanji allah tentang kehidupan bahagia, serta menggetarkan hati mereka dengan
ancaman Allah terhadap segala perbuatan tercala, melalui nasihat- nasihat dan
peringatan- peringatan.1 Dakwah mencakup aktivitas amar ma’ruf nahi
munkar. Sebab sebagaimana diketahui bersama kegiatan amar ma’ruf
merupakan praktik dakwah untuk mengajak orang melakukan dan mengikuti
kebaikan, sedangkan kegitan nahi munkar merupakan pelaksanaan dakwah
untuk mengajak orang untuk meninggalkan semua perbuatan munkar atau
perbuatan jelek. 2 Allah Swt berfirman dalam surat Ali – Imron ayat 110:
          
            
 

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah kepada yang munkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik (QS. Ali’Imran : 110).

1

A.Suriani, Manajemen Dakwah Dalam Kehidupan Pluralis Indonesia (Ciputat : The
Media Of Sosial and Cultural Comunicationv (MSCC),2005) Cet ke-1, h. 23.
2
Muhammad Husain Fadhlullah, Metodologi Dakwah Dalam Al- Qur’an (Jakarta: PT.
Lentera Basritama, 1997 ), Cet ke- 1 h.10.

1

2

Dalam berdakwah tentunya harus memiliki niat yang ikhlas, tulus
karena Allah SWT,

dakwah tidak boleh di kotori oleh kepentingan-

kepentingan tertanam (vested interest). Demikian itu di dasarkan atas one
good for all, satu Allah SWT untuk semua manusia, sehingga niat dakwah
yang bukan didasari oleh watak keuniversalan Tuhan, menjadi tidak relevan.3
Menurut H.M. Arifin yang dikutip oleh Hasanudin, tujuan dakwah
adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan
pengamalan ajaran agama yang di bawa oleh aparat dakwah atau penerang
agama. Oleh karena itu ruang lingkup dakwah adalah menyangkut masalah
pembentukan sikap mental dan pengembangan motivasi yang bersifat positif
dalam segala lapangan hidup manusia.4
Untuk itu manusia membutuhkan dakwah, karena dakwah merupakan
kebutuhan mutlak bagi manusia. Tanpa dakwah manusia tidak mengenal
kebajikan, jika kebajikan tidak lagi dikenal, sejarah hidup akan kacau (chaus
of history), kondisi demikian ini tidak terjadi terkecuali berakhir dengan
fenomena-fenomena kerusakan di muka bumi.5
Dakwah harus terus berjalan tanpa henti, dilaksanakan oleh dai atau
mubaligh (komunikator dakwah), yang sesungguhnya merupakan tugas setiap
individu, sebagaimana eksistensi dakwah sebagai amal shaleh. Jadi, dalam
pelaksanaan dakwah itu di bebankan kepada tiap-tiap individu tanpa kecuali,
sehingga dengan demikian tugas dakwah adalah tugas semua manusia sesuai
dengan kemampuannya.6
3

A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam
(Jakarta: Kencana 2011 ), Cet ke – 1 h. 12.
4
H. Hasanudin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonsia
(Jakarta: Ilmu Jaya, 1996 ), h. 34.
5
A. Ilyas Ismail, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam, h. 41.
6
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu,2011), Cet ke-1, h. 19.

3

Didasari kewajiban manusia dalam menyebarkan berita kebaikan,
dewasa ini banyak dari para da’i yang melakukan

kegiatan dakwah di

berbagai tempat seperti di pondok pesantren, majlis taklim, sekolah, dan pada
saat ini banyak para da’i yang melakukan kegiatan dakwah dengan media
seperti media cetak, media telvisi, radio, dan internet.
KH. Mad Yasa Ilyas adalah salah seorang da’i yang melakukan kiprah
atau aktivitas dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Yang melatar
belakangi beliau melakukan kiprah dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia karena beliau melihat pada masa itu kondisi masyarakat Desa Waru
Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor yang mayoritas beragama Islam,
masih banyak yang belum memahami dan mengamalkan syariat Islam.
Untuk itu beliau sebagai seorang ulama atau seorang da’i yang ada di
Desa Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor merasa tergerak untuk
menciptakan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya dengan melakukan
kiprah dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia yang didirikannya
bersama adiknya DR. KH. Ahmad Mukri Aji MA.MH pada tanggal 12
September 1983.

Tujuan beliau melakukan kiprah dakwah di Pondok

Pesantren Darunna’im Yapia agar masyarakat

di desa tersebut mampu

memahami dan mengamalkan syariat Islam dengan baik dan benar sesuai
dengan petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber pokok ajaran Islam.
Sosok KH. Mad Yasa Ilyas adalah sosok da’i yang memiliki pengaruh
yang besar bagi masyarakat Desa Waru Jaya. Oleh karna itu beliau dikenal
sebagai da’i yang Istiqomah dan memiliki semangat tinggi dalam

4

menyampaikan dakwah. Keisitiqomahan beliau melakukan kiprah dakwah
terlihat dari tahun 1967 dari mulai berdakwah sambil berdagang barangbarang tekstil seperti bahan-bahan pakaian dan menjadi guru di pengajian
anak-anak dilingkungannya setiap malam, dan menjadi guru Madrasah
Ibtida’iah (MI). Dan hingga saat ini beliau masih aktif bergerak di bidang
dakwah. Kemudian semangat tinggi beliau menyampaikan dakwah terlihat
dari banyaknya kiprah dakwah yang dimiliki di berbagai tempat, di berbagai
bidang seperti pendidikan, organisasi, sosial dan masyarakat.
Dari uraian diatas, penulis tertarik dengan salah seorang mubaligh
yang kiprah dakwahnya sedang berkembang di masyarakat seperti KH. Mad
Yasa Ilyas yang melakukan kiprah dakwah di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia yang dimana pondok ini dijadikan tempat beliau untuk menyampaikan
ajaran-ajaran Islam, dan sekaligus menjadi tempat beliau untuk mencetak
kader-kader ulama di masa yang akan datang.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian
yang berjudul “KIPRAH DAKWAH KH. MAD YASA ILYAS DI PONDOK
PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA PARUNG– BOGOR”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi penelitan ini hanya kepada kiprah dakwah KH.
Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Kiprah yang
dimaksud disini hanya seputar aktivitas dakwah KH. Mad Yasa Ilyas
kepada ruang lingkup santri Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.

5

2. Rumusan Masalah
Adapun

rumusan

masalah

pada

penelitian

ini

adalah

“Bagaimanakah kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari
gambaran kiprah dakwah

penelitian ini adalah

untuk memberikan

KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren

Darunna’im Yapia.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Akademis
Melalui penelitian ini penulis berharap penelitian ini dapat
menjadi bahan bagi penelitian lebih lanjut dalam upaya mengkaji,
mendalami dan mengembangkan kiprah seorang da’i seperti KH.
Mad Yasa Ilyas dalam kiprah dakwahnya di

Pondok Pesantren

Darunna’im Yapia.
b. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap penelitian ini
dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang luas tentang
kiprah dakwah dari tokoh ulama seperti KH. Mad Yasa Ilyas dan
mengambil sisi positif dalam hal membawa ummat kepada jalan
kebajikan. Serta dapat menjadikan tolak ukur dan perbandingan yang
baik untuk para dai, serta ulama pada umumnya.

6

D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Metode penelitian
kualitatif adalah porsedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang–orang dan prilaku yang di
amati.7
Maka dalam hal ini peneliti berusaha menggambarkan secara jelas
segala yang terjadi di lapangan dan kemudian dianalisa untuk
mendapatkan hasil berdasarkan tujuan penelitian. Pendekatan kualitatif ini
menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan di hasilkan berupa
kata-kata melalui pengamatan dan wawancara.8
Penelitian deskriptif dapat dikatakan sebagai penelitian yang
diarahkan pada pengukuran yang cermat terhadap suatu fenomena sosial
tertentu. Dalam hal ini peneliti mengamati kiprah dakwah KH. Mad Yasa
Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek utama dalam penelitian ini adalah KH. Mad Yasa Ilyas,
kemudian yang menjadi subjek tambahan dari jama’ah beliau seperti 3
orang pengurus yang merangkap

pengajar Pondok Pesantren

Darunna’im Yapia seperti Ustadz Effendi, Ustadz M. Rusdi, dan

7

Lexi J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),

h. 4.
8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rhineka
Cipta 1998 ), h. 10

7

Ustadz Miftahudin. Dan

10 orang santri Pondok Pesantren

Darunna’im Yapia yang aktif di organisasi pesantren maupun sekolah
terdiri dari

5 orang santriawan yang bernama M. Fauzan, Apri

Supriatna, Arya Rivaldi, Alan Maulana dan M. Zaini. Serta 5 orang
santriawati yang bernama Indri Kartika, Putri Dairus Wati, Sindi
Maulidia, Erni Safitri, dan Iki Jahkia. Alasan penulis memilih 3 orang
pengurus yang merangkap pengajar dan memilih 10 orang santri yang
terdiri dari 5 orang santriawan dan 5 orang santriawati yang aktif di
organisasi karena penulis melihat mereka adalah orang-orang yang
dekat, mengenal dan mengetahui tentang aktivitas dakwah beliau di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Tujuan penulis memilih mereka
sebagai subjek tambahan adalah untuk mengetahui secara jelas tentang
kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini di mulai dari tanggal 07
Juli sampai dengan 15 Oktober 2013.
b. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Darunna’im
Yapia yang beralamat di Jl. Komplek Yapia No.01 Desa Waru Jaya
Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

8

4. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat pada penelitian ini, penulis
menggunakan tehnik sebagai berikut :
a. Observasi adalah suatu cara penulis untuk memperoleh data dalam
bentuk pengamatan dengan sistematis fenomena yang diselidiki.9
Obeservasi merupakan metode awal di dalam penelitian, tujuannya
untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan langsung dengan
mengamati objek yang akan di teliti. Dalam hal ini penulis terjun
langsung mengamati tentang kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia. Dimana dalam aktivitas
dakwahnya di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia, penulis melihat
KH. Mad Yasa Ilyas ikut terjun langsung dalam

membina dan

mengembangkan para santri dengan keilmuan yang dimiliknya, serta
menyediakan berbagai sarana dan prasarana untuk kebutuhan jama’ah
khususnya para santri.
b. Wawancara (Interview) adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer)

yang

mengajukan

pertanyaan

dan

terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.10
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak
terkait dengan subjek utama pada penelitian ini beliau adalah KH. Mad
Yasa Ilyas. Kemudian penulis juga mewawancarai jama’ah seperti 3
orang pengurus dan pengajar Pondok Pesantren Darunna’im Yapia di
antaranya Ustadz Ahmad Effendi, Ustadz
9

M. Rusdi, dan Ustadz

Lexi J. Maleong, Metode penelitian Kualitatif, h. 186.
Moh. Nazin, Metode Penelitian, ( Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h.234.

10

9

Miftahudin. Dan selanjutan penulis memilih 10 orang santri Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia yang aktif terdiri dari 5 orang santriawan
yang bernama M. Fauzan, Apri Supriatna, Arya Rivaldi, Alan Maulana
dan M. Zaini. Serta 5 orang santriawati yang bernama Indri Kartika,
Putri Dairus Wati, Sindi Maulidia, Erni Safitri, dan Iki Jahkia. Alasan
penulis memilih pengurus, pengajar, dan santri tujuannya untuk
mendapatkan informasi yang jelas. Karena para pengajar, pengurus,
dan santri merupakan orang-orang yang mengenal dan mengetahui
tentang kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia.
c. Dokumentasi adalah pengumpulan catatan yang diungkapkan dalam
bentuk

tulisan,

lisan

dan

bentuk

karya

yang

berhasil

di

dokumentasikan oleh pihak tertentu.11 Dokumen yang di maksud
dalam sebuah penelitian adalah berupa dokumen tertulis, dokumen
gambar (foto), dan dokumen elektronik. Ketiga dokumen itulah yang
penulis gunakan dalam membuat skripsi ini.
5.

Tehnik Analisis Data
Analsisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisa data,
peneliti mengolah data dari hasil observasi dan wawancara. Kemudian
data tersebut di susun dan di katagorikan berdasakan hasil wawancara,
dokumen maupun laporan, yang kemudian di deskripsikan kedalam bentuk
bahasa yang mudah untuk dipahami.12

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta,2010), h. 148.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, h.78.
11

10

E. Tehnik Penulisan
Tehnik dari penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode penulisan
laporan penelitian ini, penulis mengacu kepada “Buku Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang di terbitkan oleh CeQda
2007 Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi, penulis melakukan tinjauan pustaka
terlebih dahulu di perpustakaan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FDK), dan perpustakaan utama Universitas Islam Negri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulis menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang kiprah
dakwah diantaranya:
1. Kiprah dakwah Ustadz DRS. H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf Melalui
Majlis Az-zikro. Oleh Alfarizi Fahrully dengan NIM: 102051025490,
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Universitas Islam Negri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, di bawah bimbingan Drs. Sunandar,
M.A. Penelitiannya mengenai kegiatan dakwah

Ustadz DRS. H.

Muhammad Abdul Syukur Yusuf menggunakan metode zikir.13
2. Kiprah Dakwah Ustadz Wahfudin. Oleh Daseva Dwianti dengan NIM:
104051001857, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Universitas
Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitiannya berisi
tentang kiprah dakwahnya menggunakan cara ruqyah dan berzikir.14

13

Alfarizi fachrully, Kiprah Dakwah Ustadz Drs. H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf
Melalui Majlis Az-zikra (Jakarta:Fidkom UIN Jakarta),2008.
14
Daseva Dwianti, Kiprah Dakwah Ustadz Wahfudin (Jakarta:Fidkom UIN
Jakarta),2009.

11

3. Kiprah dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkat. Oleh Ali Jubaidah dengan NIM
104051001872, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Universitas
Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitiannya mengenai
kegiatan dan aktivitas dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar.15
Dari tinjauan skripsi terdahulu, penulis mengambil kesimpulan
bahwasannya walaupun penulis menggunankan tema yang sama dengan
skripsi- skripsi terdahulu, penelitian yang dilakukan oleh penulis tetaplah
berbeda. Walau memiliki kesamaan dari kiprah dakwah tetapi dalam objek
kajiannya berbeda. Karna peneliti menggunakan kajian kiprah dakwahnya
pada ustadz dan tempat yang berbeda. Maka dari itu Penulis memberi judul
“Kiprah Dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di

Pondok Pesantren Darunna’im

Yapia Parung-Bogor”.

G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tehnik
penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang pengertian kiprah, pengertian dakwah, tujuan dakwah, unsur –
unsur dakwah, pengertian kiprah dakwah, pengertian pondok pesantren, dan
bentuk- bentuk pondok pesantren.

15

Odah Jubaidah, Kiprah Dakwah Dra. Hj. Lutfiah Sungkar (Jakarta:Fidkom UIN
Jakarta),2008.

12

BAB III : PROFIL KH. MAD YASA ILYAS DAN PONDOK
PESANTREN DARUNNA’IM YAPIA (YAYASAN PENDIDIKAN
ISLAM ANNA’IMUNIAH)
Terdiri dari riwayat hidup KH. Mad Yasa Ilyas, riwayat pendidikan

KH.

Mad Yasa Ilyas, perjalanan dakwah KH. Mad Yasa Ilyas, sejarah berdirinya
Pondok Pesantren Darunna’im Yapia, Visi Dan misi

Pondok Pesantren

Darunna’im Yapia, Struktur pengurus Pondok Pesantren Darunna’im Yapia,
Aktivitas Pondok Pesantren Darunna’im Yapia dan program Pondok
Pesantren Darunna’im Yapia.
BAB IV : TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN
Terdiri dari kiprah dakwah KH. Mad Yasa Ilyas di Pondok Pesantren
Darunna’im Yapia. Analisis deskriptif tentang kiprah dakwah KH. Mad Yasa
Ilyas di Pondok Pesantren Darunna’im Yapia.
BAB IV : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan, saran dilengkapi dengan daftar pustaka dan
lampiran- lampiran yang dianggap penting untuk di cantumkan.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Dakwah” berarti: panggilan, seruan atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab di sebut mashdar,
dari kata Da’a, Yad’u, Da’watan. Sedangkan menurut kata kerja ( fi’il )
berarti memanggil, menyeru atau mengajak.1
Dakwah berarti kegiatan untuk mengajak, mendorong, dan
memotivasi orang lain berdasarkan bashiroh (dakwah harus dengan ilmu
dan perencanaan yang baik) untuk meniti jalan Allah dan Istiqomah
dijalannya serta berjuang bersama meninggikan agama Allah SWT.2
Secara umum dakwah adalah ajakan atau seruan kepada yang baik dan
yang lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, sebuah
proses terus menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam
mewujudkan tujuan dakwah tersebut. Dengan begitu, dalam dakwah
terdapat suatu ide dinamis, sesuatu yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tuntunan ruang dan waktu. 3
Dalam pengertian istilah dakwah yang di kemukakan oleh para ahli
di ambil dari buku pengantar

ilmu dakwah buku dari Drs. Wahidin

Saputra, M.A diartikan sebagai berikut:4

1

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
Cet ke-1, h.1.
2
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2012),h. 18
3
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 ), Cet ke1 h. 17.
4
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah,h.1-2.

13

14

a. Syaikh

Ali

Makhfudz,

dalam

kitabnya

Hidayatul

Mursydin

memberikan definisi dakwah sebagai berikut: dakwah Islam yaitu;
mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk
(hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari
kemunkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Syaikh Abdullah Ba’alawi mengatakan bahwa dakwah adalah
mengajak membimbing, dan memimpin orang yang belum mengerti
atau sesat jalan ketaatan kepada Allah SWT, menyuruh mereka berbuat
kebaikan dan melarang mereka berbuat buruk agar mereka mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sedangakan menurut Quraish Shihab yang di kutip oleh A.Suriani,
dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyapan atau usaha
mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap
pribadi maupun masyarakat.5
Kemudian menurut Asmuni Syukir

dalam bukunya Dasar –

Dasar Strategi Dakwah Islam mendefinisikan dakwah dari dua segi atau
dua sudut pandang, yakni pengertian dakwah bersifat pembinaan, dan
dakwah bersifat pengembangan.
“Dakwah bersifat pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan, melestarikan dan
menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada allah, dengan
menjalankan syariatnya sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia baik
di dunia maupun di akhirat. Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat
pengembangan adalah usaha mengajak umat manusia yang belum beriman kepada
Allah SWT agar mentati syariat Islam ( memeluk agama Islam ) supaya nantinya
6
dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun di akhirat.”

5

A.Suriani, Manajemen Dakwah Dalam Kehidupan Pluralis Indonesia (Ciputat : The
Media Of Sosial and Cultural Comunicationv (MSCC),2005), Cet ke-1,h. 18-19.
6
Asmuni syukir, Dasar – Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya : Al – Ikhlas, 1983 )
h. 20.

15

Dari

beberapa pengertian dakwah di atas, maka penulis

mengambil kesimpulan bahwasannya dakwah adalah kegiatan mengajak
manusia ke jalan Allah SWT, agar dapat memperoleh kebahagian dunia
dan akhirat.
2. Tujuan Dakwah
Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup manusia dunia dan akhirat yang diridhai Allah SWT.
Tujuan dakwah pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua macam tujuan
yaitu:7
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dakwah merupakan suatu yang hendak dicapai dalam
seluruh aktivitas dakwah. Tujan utama dakwah adalah nilai-nilai atau
hasil akhir yang ingin di capai atau di peroleh oleh keseluruhan
aktivitas dakwah.
b. Tujuan Khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum dakwah
dapat di sebutkan antara lain sebagai berikut:
1) Mengajak manusia yang telah memeluk agama Islam untuk selalu
meningkatkan ketaqwaanya kepada Allah SWT.
2) Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih muallaf.
3) Mengajak manusia agar beriman kepada Allah (Memeluk Agama
Islam.
4) Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari
Fitrahnya.

7

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah ( Jakarta: Amzah,2009), Cet ke-1,h. 50-64.

16

3. Unsur-Unsur Dakwah
a. Subjek Dakwah atau Da’i
Da’i Secara etimologis berasal dari bahasa arab, bentuk isim
fail (kata menunjukan pelaku) dari asal kata dakwah artinya orang
yang melakukan dakwah secara terminologis.

Da’i yaitu setiap

muslimin yang berakal dan mukallaf (aqil baligh) dengan kewajiban
dakwah. Jadi da’i merupakan orang yang melakukan dakwah, atau
dapat diartikan sebagai orang yang menyampaikan pesan dakwah
kepada orang lain (mad’u).8
Nurudin Lathief mendefinisikan da’i adalah muslim dan
muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok, Ahli
dakwah adalah wa’ad mubaligh mustama’in ( juru penerang ) yang
menyeru, mengajak, memberi pengajaran, dan pelajaran agama Islam.9
1) Sifat-sifat da’i
a) Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
Kepribadiaan da’i yang terpenting adalah iman dan takwa kepada
Allah SWT. Sifat ini merupakan dasar utama pada da’i.10
b) Ahli Ibadah
Seorang da’i adalah mereka yang beribadah kepada Allah dalam
setiap gerakan, perbuatan, atau perkataan di manapun dan
kapanpun.

8

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, h.261.
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 22.
10
Faizah & Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta : Kencana, 2006), Cet ke1 h. 91-96.
9

17

c) Ammanah dan shidq
Ammanah (terpercaya ) dan shidq (benar) merupakan sifat utama
yang harus dimiliki oleh seorang da’i. karena sifat ini merupakan
sifat yang dimiliki oleh Rasulullah SAW yang patut untuk
diteladani.
d) Ramah dan penuh pengertian
Da’i dituntut untuk memiliki kepribadian yang ramah, sopan,
ringan tangan dan lain-lain untuk menunjang keberhasilan dakwah.
e) Tawadhu (Rendah Hati)
Da’i yang memiliki sifat tawadhu akan selalu disenangi dan di
hormati orang karna tidak sombong dan berbangga diri yang dapat
menyakiti perasaan orang lain.
2) Sikap Da’i
Sikap dan tingkah laku da’i merupakan salah satu faktor
penunjang keberhasilan dakwah, masyarakat sebagai suatu komunitas
sosial lebih cendrung menilai karakter dan tabiat seseorang dari pola
tingkah laku keseharian yang dapat di dengar.11
Diantara sikap ideal yang harus di miliki oleh seorang da’i
adalah :
a) Berakhlak mulia
Berbudi pekerti yang baik (berakhlakul karimah) adalah syarat
mutlak yang harus dimiliki oleh siapapun terlebih lagi seorang da’i.

11

Faizah & Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, h.97-100.

18

Hamka mengatakan bahwa alat dakwah yang paling utama adalah
akhlak.
b) Disiplin dan bijaksana
Disiplin dalam arti luas sangat di butuhkan oleh seorang da’i dalam
mengemban tugasnya sebagai muballigh. Begitupun bijaksana
dalam menjalankan tugas sangat berperan dalam menunjang
keberhasilan dakwah.
c) Berpandangan Luas
Berpandangan luas dapat berarti bijaksana dan arif dalam melihat
dan menyelesaikan segala permasalahan dan tidak melihat
permasalahannya hanya dari sudut pandang dan mengabaikan sudut
pandang yang lain.
d) Berpengetahuan yang Cukup
Seorang da’i seyogyanya dilengkapi dengan ilmu pengetahuan agar
pekerjaannya dapat mencapai hasil yang efektif dan efisien.
Pengetahuan seorang da’i meliputi pengetahuan yang berhubugan
dengan materi dakwah yang disampaikan dan ilmu pengetahuan
yang berhubugan dengan teknik-teknik dakwah.
Kesimpulannya adalah da’i adalah orang yang mengajak,
memberi pengajaran, pelajaran agama Islam kepada mad’u atau
penerima dakwah.
b. Penerima Dakwah Atau Mad’u
Secara etimologi kata mad’u dari bahasa arab, di ambil dari
bentuk isim maf’ul (kata yang menunjukan objek atau sasaran).

19

Menurut terminologi mad’u adalah orang atau kelompok yang lazim
disebut dengan jamaah yang sedang menuntut ajaran agama dari
seorang da’i, baik mad’u itu orang dekat maupun orang jauh, muslim
atau non muslim, laki atau perempuan.12
Muhamad Abduh membagi mad’u menjadi tiga bagian
golongan yaitu :
1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir
secara kritis, cepat dapat menangkap persoalan.13
2) Golongan Awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat
berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap
pengertian-pengertian yang tinggi.
3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka
senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja,
dan tidak mampu membahasnya secara mandalam.
Kesimpulannya Mad’u adalah orang yang sedang menuntut
ilmu agama Islam dari seorang da’i. Mad’u bersifat individual, kolektif
atai masyarakat umum.
c. Materi dakwah atau Maddah Dakwah
Materi dakwah (Maddah ad- Da’wah) adalah pesan-pesan
dakwah Islam atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek
kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di
dalam kitabullah maupun sunah Rasul-Nya. 14

12

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, h. 279.
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 24.
14
Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, h.88.

13

20

Secara konseptual pada dasarnya materi dakwah Islam
tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun, Secara
global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok,
Yaitu:
1) Aqidah
Aqidah adalah pokok kepercayaan dalam agama Islam.
Aqidah Islam disebut tauhid dan merupakan inti dari kepercayaan.
Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.15
Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah aqidah
Islamiah. Aspek aqidah inilah yang membentuk moral atau akhlak
manusia. Akidah yang menjadi materi pertama kali di jadikan
materi

dalam

berdakwah

ini

mempunyai

ciri-ciri

yang

membedakannya dengan kepercayaan agama lain, yaitu :
a) Keterbukaan melalui kesaksian (Syahadat). Dengan demikian,
seorang muslim harus selalu jelas identitasnya dan bersedia
mengakui identitas ke agamaan orang lain.16
b) Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan
bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam, bukan tuhan yang
kelompok atau bangsa tertentu. Dan soal kemanusian juga di
perkenalkan kesatuan asal usul manusia.

Kejelasan dan

kesederhanaan di artikan bahwa seluruh ajaran aqidah baik soal
ketuhanan, kerasulan, ataupun alam ghaib sangat mudah untuk
di pahami.
15
16

Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, h.90.
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h 24-25.

21

2) Syariah
Syariat adalah seluruh hukum dan perundang-undangan yang
terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia dengan
tuhan, maupun dengan antara manusia sendiri. Pengertian syariah
mempunyai dua aspek hubungan yaitu hubungan antara manusia
dengan tuhan (vertical) yang disebut ibadah, dan hubugan antara
sesama manusia (horizontal) yang disebut muamalat.17
3) Akhlak
Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa arab,
jamak dari kata “ khuluqun” yang berarti budi pekerti dan tingkah
laku atau tabiat. Sedangkan secara terminology, pembahasan
akhlak berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi temperatur
batin yang memengaruhi prilaku manusia.18
Akhlak dalam aktiviatas dakwah (sebagai materi dakwah)
merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan
keIslaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai
pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting di
bandingkan masalah keimanan dan keIslaman, akan tetapi akhlak
merupakan penyempurna keimanan dan keIslaman seseorang.19
d. Metode Dakwah
Metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan
“hodos” (jalan, cara). Dengan demikian metode dapat diartikan yaitu

17

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h.90-91.
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 28.
19
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 91.

18

22

cara atau jalan yang harus di lalui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam
bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang
dalam bahasa arab disebut thariq. Metode berarti cara yang telah diatur
dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud. Metode
dakwah adalah cara-cara tertentu untuk yang dilakukan oleh seorang
da’i (komunikator) kepada mad’u (komunikan) untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.20
Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan
sebagainya. Adapun metode dalam melaksanakan dakwah tercantum
dalam Al-qur’an surat An-Nahl ayat 12521
            

            

Artinya : “Serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”(Qs. An-Nahl:125)
Dari ayat tersebut menunjukan bahwa metode dakwah ada tiga
cara yaitu :22
1) Metode

dakwah

Bil

hikmah,

yaitu

berdakwah

dengan

memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik
beratkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan
ajaran- ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa
keberatan.
20

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu dakwah, h. 242.
H. Hasanudin, Hukum Dakwah Tinjaun Aspek Hukum Dalam Berdakwah di Indonesia, h. 35.
22
Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 34.
21

23

Dalam buku pengantar Ilmu dakwah karya Drs. Wahidin Saputra
M.A bahwasaanya

Prof. Dr. Yahya Umar M.A., menyatakan

bahwa hikmah berarti meletakan sesuatu pada tempatnya dengan
berfikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai
dengan keadaan zaman dengan tidak bertentangan pada larangan
Tuhan.
2) Metode dakwah Mau’idzotil hasanah, yaitu berdakwah dengan
memberi nasehat- nasehat atau menyampaikan ajaran Islam dengan
kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang di sampaikan
itu dapat menyentuh hati mereka.
3) Mujadalah Bilati Hiya ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dengan cara membantah

yang sebaik-baiknya

dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan
pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.
Di tinjau dari sudut pandang yang lain, metode dakwah dapat
dilakukan pada berbagai metode yang lazim dilakukan dalam
pelaksanaan dakwah. Metode-metode tersebut dilakukan sebagai
berikut:
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan maksud
untuk menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan
penjelasan

tentang

sesuatu

menggunakan lisan.23

23

Samsul Munir Amin, ilmu Dakwah, h. 101.

kepada

pendengar

dengan

24

2) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan
menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana
ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai
materi dakwah. Di samping itu juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah.
Metode tanya jawab sebagai suatu cara menyajikan dakwah harus
digunakan bersama-sama dengan metode lainnya, seperti metode
ceramah. Metode tanya jawab ini sifatnya membantu kekurangankekurangan yang terdapat pada metode ceramah.
3) Metode Diskusi
Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran (gagasan,
pendapat, dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan
membahas suatu masalah tertentu yang dilaksanakan dengan
teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran.
Dakwah dengan menggunakan metode diskusi dapat memberikan
peluang peserta diskusi untuk ikut memberi sumbangan pemikiran
terhadap suatu masalah dalam materi dakwah.
e. Media Dakwah atau Wasilah Dakwah
Media dakwah atau Wasilah dakwah merupakan alat yang
digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada
mad’u. Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat
menggunakan berbagai wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu:24
a. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang
24

Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, h. 32.

25

menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan
sebagainya.
b. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat
kabar, surat menyurat ( korespondensi ), spanduk, dan sebagainya.
c. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan
sebagainya.
d. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra
pendengaran, penghalatan atau kedua- duanya, seperti televisi,
film, slide, internet dan sebagainya.
e. Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata
yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat
dilihat dan didengar oleh mad’u.
B. Kiprah Dakwah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara etimologi kiprah
diartikan sebagai derap kegiatan, sedangkan berkiprah adalah melakukan
kegiatan atau berpartisipasi dengan semangat tinggi, atau bergerak, berusaha
disebuah bidang.25Sedangkan menurut S. Nasution, kiprah adalah konsekuensi
atau akibat kedudukan status seseorang.26
Dakwah adalah suatu kegiatan ajakan dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana
dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara
kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap
25
26

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia, h. 422.
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Askara,1995), h.73

26

penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama message (pesan) yang
disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.27
Salah satu aktivitas keagamaan yang secara langsung di gunakan untuk
mensosialisasikan ajaran Islam bagi penganutnya dan umat manusia pada
umumnya adalah kiprah atau aktivitas dakwah. Aktivitas ini dilakukan melalui
dakwah dengan lisan (dakwah bil lisan), dakwah dengan tulisan (dakwah bil
qalam), dan dakwah dengan perbuatan nyata (dakwah bil hal).28
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwasannya kiprah dakwah
adalah aktivitas keagamaan yang di dalamnya berusaha mensosialisasikan
ajaran Islam yang benar khusus kepada penganutnya dan umat manusia pada
umumnya dengan menggunakan (dakwah bil lisan) dakwah dengan lisan,
(dakwah bil-qalam), dakwah dengan tulisan, dan dakwah dengan perbuatan
nyata (dakwah bi al- hal).
D. Pondok Pesantren
1. Pengertian Pondok Pesantren
Secara etimologis pesantren dapat di definisikan sebagai “ asrama
tempat santri atau tempat murid- murid belajar mengaji”.29 Secara
terminologis pengertian pesantren adalah “lembaga dakwah yang
mewujudkan proses pendidikan nasional”.30
Pondok pesantren menurut M. Arifin adalah suatu lembaga
pendidikan Agama Islam yang tumbuh serta diakui masya