Sedangkan untuk kerugiannya yaitu pertama, apabila dilakukan pada skala besar, dengan sekelompok individu mungkin memakan waktu dan
memerlukan banyak upaya dalam mengatur dan melatih staf agar benar menerapkannya. Kedua, token tergantung pada penguatan disukai, yang
kemungkinan mahal untuk membelinya. Ketiga, ini terkait untuk melihat bahwa manfaat yang diharapkan dalam peningkatan perilaku mengenai
waktu, tenaga dan biaya untuk melakukan program.
D. Pengukuran Pengembangan Perilaku Adaptif berfokus pada Kegiatan
sehari-hari melalui Token Reinforcement System pada anak autisme
Keberhasilan suatu strategi dalam pembelajaran yang dilakukan peneliti dapat diketahui dari hasil pengukuran pengembangan perilaku adaptif anak
yang difokuskan pada kegiatan sehari-hari, apakah perilaku tersebut frekuensinya berkurang atau semakin bertambah. Pengukuran pengendalian
perilaku tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah strategi berhasil diterapkan.
Menurut Sutrisno hadi dalam Sugihartono, dkk 2007:129 menyebutkan bahwa pengukuran adalah suatu tindakan untuk mengidentifikasi besar-
kecilnya gejala. Hasil pengukuran dapat berupa angka atau uraian tentang kenyataan yang menggambarkan derajat kualitas, kuantitas dan eksistensi
keadaan yang diukur. Pengukuran perilaku adaptif pada anak autisme merupakan proses pengumpulan data dalam kegiatan sehari-hari dirumah
setelah pulang sekolah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pencapaian hasil atas peningkatan perilaku adaptif yang telah dipatuhi oleh anak autisme
39
selama berada di sekolah. Penerapan strategi berupa token reinforcement system dalam upaya peningkatan perilaku adaptif terfokus pada kegiatan
sehari-hari pada anak autisme yaitu apabila subyek mampu melaksanakan indikator perilaku yang diharapkan untuk muncul maka subyek akan
mendapatkan tanda yang nanti akan ditukar dengan hadiah yang memiliki harga. Indikator perilaku yang diharapkan muncul ini telah didiskusikan
dengan orang tua. Subyek akan memperoleh reinforcer asli atau hadiah apabila telah melaksanakan minimal 1 indikator perilaku dari 8 indikator
perilaku yang telah ditetapkan, meliputi:
1. Mau melepas sepatu dengan mandiri : melepas sepatu dan
memasukkannya di dalam rak sepatu tanpa bantuan. 2.
Mau melepas seragam atasan dengan mandiri : melepas kancing mengeluarkan tangan kiri dan kanan dari baju tanpa bantuan.
3. Mau melepas seragam bawahan dengan mandiri : melepaskan celana
dengan melorotkannya dan mengeluarkan kaki kanan dan kiri tanpa bantuan.
4. Mau menggosok gigi dengan mandiri : mengambil sikat gigi, menaruh
odol diatasnya dan menggosokkan gigi, kumur serta mengembalikkan ke tempat semula tanpa bantuan.
5. Mau mandi dengan mandiri : mengguyurkan air keseluruh tubuh
menggunakan gayun, menggunakan sabun dan mengguuyur kembali tanpa bantuan.
40
6. Mau memakai baju atasan dengan mandiri : memasukkan kepala, lengan
kiri dan kanan ke lubang baju tanpa bantuan. 7.
Mau memakai celana dengan mandiri : memasukkan kaki kanan dan kiri ke celana rumah tanpa bantuan.
8. Mau makan dengan mandiri : mengambil sendok dan kemudian
menyuapkan makanan ke dalam mulut tanpa bantuan. Pengukuran atas pengembangan perilaku adaptif menggunakan jenis
pengukuran berdasarkan frekuensi munculnya perilaku sasaran. Menurut Juang Sunanto, dkk 2006: 19 mengemukakan pencatatan kejadian
menghitung frekuensi merupakan cara yang paling sederhana dan tidak memakan waktu banyak, yaitu dengan cara memberikan tanda dengan
memberi tally pada kertas yang telah disediakan setiap kejadian atau perilaku terjadi sampai dengan periode waktu observasi yang telah ditentukan.Good
dan Brophy yang dikutip oleh Edi Purwanta 2012: 200 mengemukakan frekuensi paling sering digunakan untuk menentukan banyaknya perilaku
yang diamati itu muncul. Dalam menentukkan frekuensi, satuan waktu pengamatan dirumuskan untuk membatasi banyaknya perilaku itu muncul.
Misalnya dalam menit, dalam jam, dalam hari atau dalam minggu. Dalam penelitian ini terfokus pada perilaku sehari-hari setelah pulang
sekolah. Alasannya adalah anak bersekolah pada pagi hingga siang. Pencatatan data menggunakan pencatatan dengan observasi langsung. Hasil
pengukuran perilaku tersebut kemudian disajikan dalam bentuk grafik untuk memudahkan membaca dan memahami hasil dari penelitian.
41
E. Kerangka Berpikir