pelarut lain yang sampai ke tempat minyak tersebut, yang selanjutnya akan membawa butir-butir minyak menguap secara bersamaan. Agar minyak atsiri itu
lebih cepat kontak dengan penyari maka bagian-bagian tanaman harus dipotong- potong Koensoemardiyah, 2010. Pada dasarnya pemotongan merupakan upaya
menjadikan bahan tanaman menjadi lebih kecil hingga mempermudah lepasnya minyak atsiri setelah bahan tersebut ditembus uap Sastrohamidjojo, 2004.
2.5.1. Penyulingan
Penyulingan adalah proses pemisahan antara komponen cair atau padat dari dua macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik uapnya dan dilakukan
untuk minyak atsiri yang tidak larut dalam air Yuliani dan Satuhu, 2012. Dalam industri minyak atsiri dikenal tiga metode penyulingan hidrodestilasi
yaitu : 1. Penyulingan dengan air water distillation
Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak langsung
antara bahan dan air mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung Tony, 1994. Perbandingan jumlah air perebus dan bahan baku dibuat
seimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan yang telah mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan dimasukkan dan dipadatkan.
Selanjutnya ketel ditutup rapat agar tidak terdapat celah yang mengakibatkan uap keluar Armando, 2009.
2. Penyulingan uap dan air water and steam distillation Bahan tanaman yang akan diproses secara penyulingan uap dan air
ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang- lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat
penyulingan diisi air sedikit di bawah dimana bahan ditempatkan. Air dipanaskan dengan api seperti pada penyulingan air di atas. Bahan tanaman yang
akan disuling hanya terkena uap dan tidak terkena air yang mendidih Sastrohamidjojo, 2004. Metode ini disebut juga dengan system kukus. Pada
Universitas Sumatera Utara
prinsipnya, metode penyulingan ini menggunakan uap bertekanan rendah. Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata ke dalam
jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 1000 C. Lama penyulingan relatif lebih singkat, randemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik jika
dibandingkan dengan minyak hasil dari system penyulingan dengan air Armando, 2009.
3. Penyulingan dengan uap steam distillation Cara ketiga dikenal sebagai penyulingan uap dan perangkatnya mirip
dengan kedua alat penyuling sebelumnya hanya saja tidak ada air di bagian bawah alat. Uap yang digunakan lazim memiliki tekanan yang lebih besar
daripada tekanan atmosfer dan dihasilkan dari hasil penguapan air yang berasal dari suatu pembangkit uap air. Uap air yang dihasilkan kemudian dimasukkan ke
dalam alat penyulingan Sastrohamidjojo, 2004.
2.5.2. Ekstraksi Minyak atsiri