Daerah Khusus, Daerah Istimewa dan Otonomi Khusus

- fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah. - pengendalian lingkungan hidup. - pelayanan pertanahan.. Pemerintah daerah berkewajiban untuk mewujudkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat daerah, yang meliputi kegiatan berikut : a Melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan, kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia b Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. c Mengenbangkan kehidupan demokrasi. d Mewujudkan keadilan dan pemerataan. e Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan. f Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan. g Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. h Mengembangkan sistem jaminan sosial. i Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah. j Mengembangkan sumber daya produktif di daerah. k Melestarikan lingkungan hidup. l Mengelola administrasi kependudukan. m Melestarikan nilai sosial budaya. n Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya. Prasarat yang harus dimiliki oleh aparatur pemerintah daerah adalah :. a Kapabilitas kemampuan aparatur, b Integritas mentalitas, c Akseptabilitas penerimaan, d Akuntabilitas kepercayaan dan tanggung jawab.

2. Daerah Khusus, Daerah Istimewa dan Otonomi Khusus

Pasal 18 B Ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan “Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang”. a Daerah Khusus Ibukota Jakarta Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, beberapa hal yang menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta, di antaranya adalah sebagai berikut. 1 Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2 Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom pada tingkat provinsi. 3 Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan perwakilan negara asing, serta pusatperwakilan lembaga internasional. 4 Wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi dan kabupaten administrasi. 5 Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta berjumlah paling banyak 125 seratus dua puluh lima persen dari jumlah maksimal untuk kategori jumlah penduduk DKI Jakarta sebagaimana ditentukan dalam undang-undang. 6 Gubernur dapat menghadiri sidang kabinet yang menyangkut kepentingan ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gubernur mempunyai hak protokoler, termasuk mendampingi Presiden dalam acara kenegaraan. 7 Dana dalam rangka pelaksanaan kekhususan Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota Negara ditetapkan bersama antara Pemerintah dan DPR dalam APBN berdasarkan usulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 18 b Daerah Istimewa Yogyakarta Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012, keistimewaan DIY meliputi a tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang gubernur dan wakil gubernur, b kelembagaan Pemerintah DIY, c kebudayaan, d pertanahan, dan e tata ruang. c Daerah NAD Daerah NAD menerima status istimewa pada 1959. Status istimewa diberikan kepada NAD dengan Keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia Nomor 1Missi1959. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam, keistimewaan Aceh meliputi penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syari’at Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap menjaga kerukunan hidup antarumat beragama, penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan agama Islam, penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan syari’at Islam, peran ulama dalam penetapan kebijakan Aceh, serta penyelenggaraan dan pengelolaan ibadah haji sesuai dengan peraturan perundang- undangan. d Otonomi Khusus Papua Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah sebagai berikut. 1 Pertama, pengaturan kewenangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Provinsi Papua serta penerapan kewenangan tersebut di Provinsi Papua yang dilakukan dengan kekhususan. 2 Kedua, pengakuan dan penghormatan hak-hak dasar orang asli Papua serta pemberdayaannya secara strategis dan mendasar. 3 Ketiga, mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berciri: - Partisipasi rakyat sebesar-besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama, dan kaum perempuan; - Pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk asli papua pada khususnya dan penduduk provinsi papua pada umumnya dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjutan, berkeadilan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat; dan - Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang transparan dan bertanggung jawab kepada masyarakat.

3. Perangkat daerah sebagai Pelaksana Otonomi Daerah