perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada peserta didik agar tingkat keluasan
dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi atau materi
pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik harus mempelajarinya.
c. Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai
kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Pasal 9 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Undang-Undang No. 20 Bab V Pasal 1b Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
Penekanan pada pembelajaran tematik menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan yang mampu meningkatkan rasa nasionalisme peserta didik,
meningkatkan wawasan kebangsaan, dan meningkatkan rasa cinta tanah air yang disesuaikan dengan karakteristik daerah perbatasan tanpa mengurangi kompetensi
dasar yang ada pada standar isi. Dalam menentukan tema, sekolah dapat memilih tema-tema yang sesuai dengan kondisi lingkungan, sosial, dan budaya setempat.
Untuk kelas satu dimungkinkan menggunakan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.
B. Pendekatan Pembelajaran
Kelas IV, V, dan VI, menggunakan pendekatan mata pelajaran. Penekanan pada mata pelajaran diusahakan mampu meningkatkan rasa nasionalisme peserta didik,
meningkatkan wawasan kebangsaan peserta didik, dan rasa cinta tanah air melalui penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai bahasa pengantar dalam
proses KBM.
C. Muatan lokal
Muatan lokal wajib yang paling cocok untuk daerah perbatasan adalah Bahasa Inggris karena di daerah perbatasan mobilisasi penduduk dengan negara tetangga sangat
tinggi. Akulturasi budaya dan bahasa menjadi suatu tuntutan bagi masyarakat di daerah perbatasan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Akan tetapi,
yang menjadi kendala adalah tidak adanya guru SD yang khusus mengajar bahasa Inggris serta jumlah guru yang ada sangat terbatas. Untuk itu bagi daerah yang
mengalami kesulitan dalam melaksanakan muatan lokal Bahasa Inggris bisa memilih muatan lokal yang sesuai dengan kondisi, potensi, dan karakteristik yang disesuaikan
dengan potensi daerah yang ada serta dengan kultur dan letak geografis daerah perbatasan.
D. Pengembangan Diri
Pengembangan diri diarahkan pada pembinaan anak yang memiliki kemampuan, keterampilan, kreativitas, dan kesiapan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi dan siap untuk menghadapi persaingan di era globalisasi.
10 Model Kurikulum Perbatasan - 2007
16
E. Pembiasaan
Pembiasaan ditekankan pada kegiatan yang dapat meningkatkan proses pembentukan akhlak mulia sehingga anak didik mempunyai daya penangkal dalam menghadapi
akses negatif dari proses akulturasi budaya di perbatasan negara. Pada umumnya kegiatan pembiasaan dilakukan dengan cara spontan, rutin, keteladanan dan
terprogram,
F. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dipilih yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme, wawasan kebangsaan, dan rasa cinta tanah air peserta didik melalui
kegiatan Paskibra, Pramuka, Paduan Suara, Seni Tari Tradisional, Seni Tari Nusantara, Olahraga Bela Diri yang sesuai dengan budaya khas perbatasan.
G. Visi dan Misi