Pendidikan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Hakikat Daerah Perbatasan

BAB II PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK

PERBATASAN

A. Pengertian 1. Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Konsep yang diatur dalam kurikulum tidak bersifat kaku dan stagnan, melainkan suatu gagasan yang bersifat dinamis dan progresif, terutama dalam memenuhi kebutuhan perkembangan anak dalam berbagai aspek, kondisi perubahan sosio-antropologis, dalam ilmu pengetahuan, serta teknologi, khususnya dalam bidang ilmu pendidikan danatau pembelajaran. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pengembangan kurikulum secara diversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan a. peningkatan iman dan takwa; b. peningkatan akhlak mulia; c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional; f. tuntutan dunia kerja; g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; h. agama; i. dinamika perkembangan global; serta j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh pemerintah. Relevansi pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah disesuaikan dengan setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupatenkota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

2. Pendidikan Layanan Khusus

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 32 Ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa pendidikan layanan khusus ialah pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, danatau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi. Masyarakat terpencil yang dimaksud di atas adalah termasuk di dalamnya masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan antarnegara. 10 Model Kurikulum Perbatasan - 2007 6

3. Pendidikan Dasar

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan bahwa a. pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. b. pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar SD dan madrasah ibtidaiyah MI atau yang sederajat serta sekolah menengah pertama SMP dan madrasah tsanawiyah MTs atau yang sederajat. c. ketentuan mengenai pendidikan dasar, seperti tercantum pada Ayat 1 dan Ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

4. Hakikat Daerah Perbatasan

Dalam Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara ini yang dimaksud dengan batas negara adalah sebagai berikut. a. Perbatasan negara adalah wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbatasan dengan negara lain dan batas-batas wilayahnya yang ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Pengelolaan perbatasan negara adalah kegiatan pelayanan, pemberdayaan, dan pembangunan terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang secara geografis berbatasan langsung dengan negara tetangga. c. Batas laut teritorial BLT adalah kedaulatan suatu negara pantai yang meliputi ruang udara di atas laut teritorial serta dasar laut teritorial Indonesia. d. Batas zona ekonomi eksklusif ZEE adalah suatu daerah di luar dan berdampingan dengan laut teritorial. Lebar ZEE tidak melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam ZEE, Indonesia mempunyai hak berdaulat atas eksplorasi dan eksploitasi pelestarian dan pengelolaan sumber daya alam hayati dan nonhayati di dasar, di bawah, dan di atas laut, serta kegiatan lain, seperti energi dari air, arus, dan angin. e. Batas landas kontinen BLK adalah landas kontinen yang meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran laut tepi kontinen atau hingga jarak 200 mil laut dari garis pangkal dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut. Garis batas luar kondisi kontinen pada dasar laut tidak melebihi 350 mil laut dari garis pangkal atau tidak melebihi 100 mil laut dari garis kedalaman isobath 2500 m, kecuali untuk elevasi dasar laut yang merupakan bagian alamiah tepian kontinen, seperti pelataran plateau, tanjakan rise, puncak caps, ketinggian yang datar banks, dan puncak gunung yang bulat spurs. f. Batas zona tambahan BZT adalah zona tambahan configuous zone dan tidak melebihi 24 mil laut dari garis pangkal yang telah ditetapkan. Negara pantai dapat melaksanakan pengawasan yang diperlukan wewenang terbatas dalam zona tambahan untuk 1 mencegah pelanggaran peraturan perundang-undangan bea cukai, fiskal, dan imigrasi di dalam wilayah laut teritorial; dan 2 menghukum pelanggaran peraturan perundang-undangan bea cukai, fiskal, dan imigrasi yang dilakukan di dalam wilayah laut teritorial. 10 Model Kurikulum Perbatasan - 2007 7 g. Batas zona perikanan khusus Special Fisheries ZoneSFZ, adalah zona pemanfaatan perikanan yang ditentukan secara khusus oleh dua negara atau lebih berdasarkan perjanjian internasional. Berdasarkan perjanjian antara Indonesia dan Australia, Indonesia memperoleh zona perikanan khusus di Nusa Tenggara Timur, yaitu sekitar Pulau Pasir Ashmore riff, Australia. h. Pulau terluar adalah pulau yang terletak paling luar pada perairan yurisdiksi Republik Indonesia. i. Zonasi wilayah pengembangan perbatasan adalah pembagian zona wilayah pengembangan berdasarkan tipologi wilayah pengembangan, yaitu wilayah perbatasan perekonomian maju, perekonomian menengah yang berorientasi pada Free Port Zone FPZ dan Free Trade Zone FTZ. j. Wilayah perbatasan adalah wilayah geografis yang berhadapan dengan negara tetangga, di mana penduduk yang bermukim di wilayah tersebut disatukan melalui hubungan sosio-ekonomi dan sosio-budaya dengan cakupan wilayah administratif tertentu setelah ada kesepakatan dengan negara yang berbatasan. k. IMS-GT Indonesia Malaysia Singapora–Growth Triangle adalah kerja sama ekonomi yang terletak pada titik-titik yang bersinggungan secara langsung dengan tiga negara three junction point, yaitu Republik Indonesia, Malaysia, dan Singapura. l. IMT-GT Indonesia Malaysia Thailand–Growth Triangle adalah kerja sama ekonomi yang terletak pada titik-titik yang bersinggungan secara langsung dengan tiga negara three junction point, yaitu Republik Indonesia, Malaysia, dan Thailand di laut Andaman. m. Pos pemeriksaan lintas batas PPLB adalah pos untuk pemeriksaan CIQS Custom, Immigration, Quarantine, and Security bagi masyarakat yang berdomisili di perbatasan atau warga negara tetangga yang ingin melintas. n. Pos lintas batas PLB adalah area yang diperuntukan bagi penduduk yang berdomisili di wilayah perbatasan atau warga negara tetangga yang ingin melintas atau hanya sekadar berkunjung. o. Demarkasi adalah pembatasan satu negara dengan negara lain yang berbatasan dengan darat. p. Delimitasi adalah pembatasan satu negara dengan negara lain yang berbatasan dengan laut.

B. Karakteristik Perbatasan 1. Karakteristik Perbatasan secara Umum