Interpretasi dan diskusi hasil

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian akan diuraikan pembahasan tentang membandingkan hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan yakni pengaruh relaksasi pernapasan terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I.

1. Interpretasi dan diskusi hasil

Dari hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi dengan taraf signifikan 0,000 P0,05. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Keppler 2008 bahwa keterampilan yang paling bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri bersalin mencakup relaksasi pernapasan. Para wanita yang menggunakan keterampilan ini biasanya tidak merasa begitu sakit dibandingkan para wanita yang tidak menggunakannya. Dari hasil pengukuran intensitas nyeri diketahui sebahagian besar responden mengalami nyeri pada skala 2-6 dengan intensitas nyeri ringan sampai berat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Potter dan Perry 2005 bahwa nyeri merupakan sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi kerusakan. Situasi dan kondisi dalam menghadapi nyeri ini sangat individual, sehingga menyebabkan pengalaman rasa nyeri berbeda antara satu wanita dengan yang lain, demikian pula antara persalinan pertama dengan persalinan berikutnya Stoppard, 2008. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan pada ibu bersalin dapat berbeda antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya walaupun hasil vaginal tusse menunjukan nilai yang sama. Faktor-faktor yang Universitas Sumatera Utara mempengaruhi nyeri persalinan dapat berupa faktor fisiologis maupun psikologis Danuatmaja dan Meiliasari, 2004. Faktor – faktor ini mencakup bayi besar, primipara, tubuh ibu yang kecil dan intervensi obstetrik Mander, 2003. Menurut beberapa penelitian, orang yang rajin mempraktekan relaksasi secara berkala cenderung lebih tenang, lebih mampu mengendalikan emosi dan lebih sehat. Salah satu cara yang paling umum digunakan adalah kontrol pernapasan Andriana, 2009. Keterampilan mengatasi rasa nyeri ini dapat digunakan selama persalinan, mengatasi persalinan dengan baik berarti tidak kewalahan atau panik saat menghadapi rangkaian kontraksi Whalley., Simkin., Keppler. 2008. Studi oleh philips 1988 yang melibatkan kelompok relaksasi ekperimental n=24 dan kelompok kontrol n=22, Induksi relaksasi selama 20 menit secara signifikan dapat mengurangi komponen sensori nyeri. Yang terpenting, dalam konteks saat ini adalah temuan philips bahwa komponen emosional nyeri juga berkurang sehingga efek kecemasan yang memperburuk tampak berkurang dengan relaksasi. Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca-persalinan. Adapun relaksasi bernapas selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem sarap simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, menguragi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradapatasi dengan nyeri selama proses persalinan Mander, 2003. Hal ini didukung oleh pendapat Schott dan Priest 2008 yang menyatakan bahwa Relaksasi dan pernapasan yang terkontrol dapat meningkatkan Universitas Sumatera Utara kemampuan mereka mengatasi kecemasan dan meningkatkan rasa mampu mengendalikan yang menimbulkan stres dan nyeri. Di samping itu, relaksasi juga membuat sirkulasi darah rahim, plasenta dan janin menjadi lancar sehingga kebutuhan oksigen dan makanan si kecil terpenuhi. Sirkulasi darah yang lancar juga akan membuat otot-otot yang berhubungan dengan kandungan dan janin seperti otot panggul, punggung, dan perut menjadi lemas dan kendur. Sedang ketika persalinan, relaksasi membuat proses kontraksi berlangsung aman, alami, dan lancar Indriati, 2009

2. Keterbatasan Penelitian