26
BAB III PEMBAHASAN
A. Kliring
1. Pengertian Kliring
Menurut Kasmir2012:172, kliring merupakanjasapenyelesaianutang piutang antar bank dengancarasalingmenyerahkanwarkat-warkatyang akan
dikliringkan dilembagakliring. Penyelesaian utangpiutangdimaksud adalah penagihan cekbilyetgiromelaluibank. Dalam konteksperbankan, kliring dapat
diartikan sebagai jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara salingmenyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliringyang
di koordinir oleh Bank Indonesia. Pengertian lain dari kliringialah perhitungan utang-piutang antara peserta secara terpusat di satutempat dengan cara saling
menyerahkan surat-surat berharga dan suratdagang, yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan denganmudah dan aman, serta untuk memperluas dan
memperlancar lalulintas pembayaran giral. Menurut Veithzal 2013:352, kliring merupakan saranaperhitungan utang
piutang dalam bentuk surat-surat berharga dan suratdagang antara bank-bank peserta kliring yang dilaksanakan oleh BankIndonesia selaku bank sentral yang
mengatur memajukan, memperluas,dan memperlancar arus lalu lintas pembayaran giral serta terselenggarasecara mudah, cepat dan aman.
Lembaga kliring secara resmi dibentuk Bank Indonesia padatanggal 7 Maret 1967 sehingga masalah waktu, tempatpenyelenggaraan, siapa yang hadir
dan sebagainya dapat ditentukankarena telah terkoodinir secara pasti dan resmi. Dengan adanyalembaga kliring ini maka hubungan proses penyelesaian lalu lintas
pembayaran giral ini bersifat multilateral karena lembaga kliringdianggap sebagai pihak ketiga. Sebaliknya, hubungan antara satu bankdengan bank lainnya tanpa
melalui pihak ketiga dan setiap bankmemiliki rekening di bank korespondennya disebut hubungan bilateral.
2. Jenis-Jenis Sistem Kliring
Menurut Latumaerissa 2011:99 saat ini penyelenggaraan kliringdi Indonesia dilakukan dengan menggunakan 4 empat macam sistemkliring,
yaitu : a. Kliring Manual
Sistem manual adalah sistem penyelenggaraan kliring lokalyang dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldokliring serta pemilahan warkat
dilakukan secara manual olehsetiap peserta. Pada proses sistem manual, perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh
pesertakliring. b. Sistem Semi Otomasi
Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliringyang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyetsaldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahanwarkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. Padaproses sistem semi otomasi, perhitungan kliring akandidasarkan pada DKE
Data Kliring Elektronik yang dibuatoleh peserta kliring sesuai dengan warkat yang dikliringkan.
c. Sistem Otomasi Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring yangdalam
pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliringdan pemilahan warkat
dilakukan oleh penyelenggara secaraotomasi. Pada proses sistem otomasi, perhitungan kliring akandidasarkan pada warkat yang dibuat oleh peserta kliring
sesuai dengan warkat yang dikliringkan oleh peserta kliring. d. Sistem Kliring Elektronik
Sistem Kliring Elektronik adalah sistem penyelenggaraankliring dimana perhitungan dan pembuatan rekapitulasiperhitungannya bilyet saldo kliring
dilakukan secaraelektronik disertai dengan penyampaian warkat pesertakepadapenyelenggara untuk kemudian dipilah secara otomasi.
Dalamsistem kliring ini, hasil perhitungan yang dilakukan secaraotomasi kemudian dicocokkan dengan hasil perhitungan secaraelektronik.
e. Sistem Kliring NasionalBank Indonesia SKNBI Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, yang selanjutnyadisebut SKNBI
adalah sistem kliring Bank Indonesia yangmeliputi kliring debit dan kliring kredit yang penyelesaianakhirnya dilakukan secara nasional. Penyelenggara
SKNBItunduk pada Peraturan Bank Indonesia No. 718PBI2005tentang Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia tanggal 22 Juli2005. Adapun Sistem Kliring
Nasional Bank IndonesiaSKNBI diselenggarakan oleh Penyelenggara Kliring NasionalPKN yaitu unit kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yangbertugas
mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secaranasional, dan juga Penyelenggara Kliring Lokal PKL yaituunit kerja di Bank Indonesia dan bank yang
memperolehpersetujuan Bank Indonesia untuk mengelola danmenyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring tertentu.
Dalam perkembangannya, mengingat sistem kliring yang adasaat ini merupakan suatu sistem terintegrasi antara kliringwarkat debet dan kliring nota
kredit, maka rencanapengembangan kliring Paperless Nota Kredit, mau tidak mauakan berdampak terhadap sistem kliring secara keseluruhan.disisi lain adanya
rencana penerapan mekanisme Failure to SettleArrangement FtS juga berimplikasi terhadap desain teknissistem kliring secara keseluruhan.Secara garis
besar, pengembangan SKNBI mencakup tigasistem utama berikut : 1.
Kliring Kredit Paperless Nota Kredit a.
Bersifat paperless. b.
Mencakup transaksi ritel antar bank baik individual maupun bulk payment seperti pembayaran gaji, pensiun, utilities, dan lain-lain
dengan nominal kurang dari 100 juta rupiah. c.
Mengakomodasi transfer antar bank yang bersifat nasional. 2.
Kliring Debet a.
Bersifat paper based cek, bilyet giro, nota debet, dan lain-lain. b.
Tidak ada lagi sistem kliring manual seluruh penyelenggaraan kliring akan menggunakan aplikasi kliring dalam melakukan perhitungan
kliring. c.
Pemilahan warkat masih dilaksanakan sebagaimana mekanisme yang saat ini berjalan. Bagi wilayah kliring yang telah menggunakan mesin
Reader-Sorter, pemilahan warkat tetap akan dilakukan secara otomasi. Sementara bagi wilayah kliring lainnya, pemilahan warkat dilakukan
antar peserta secara manual.
3. Sentralisasi Sistem Kliring