3.
Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan
CT- Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring
tanpa merubah posisi pasien. 5.
MRI tidak menggunakan radiasi pengion
2.3.1. Keuntungan Menggunaakan
Magnetic Resonance Imaging
MRI
1. Menggunakan sinar pengion.
2. Tidak berbahaya.
3. Tidak menimbulkan rasa sakit.
4. Dapat mencegah kebutuhan untuk operasi diagnostik lebih dini
mendeteksi bila ada masalah kesehatan.
2.3.2. Tipe Tipe
Magnetic Resonance Imaging
MRI
MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari : a.
MRI yang memiliki kerangka terbuka
open gantry
dengan ruang yang luas
b. MRI yang memiliki kerangka
gantry
biasa yang berlorong sempit. MRI bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
a. MRI Tesla tinggi
High Field Tesla
memiliki kekuatan di atas 1-1,5 T b.
MRI Tesla sedang
Medium Field Tesla
memiliki kekuatan 0,5 – T
c. MRI Tesla rendah
Low Field Tesla
memiliki kekuatan di bawah 0,5T Sebaiknya suatu rumah sakit memilih
Magnetic Resonance Imaging
MRI yang memiliki tesla tinggi karena alat tersebut dapat digunakan untuk teknik
Fast Scan
yaitu suatu teknik yang memungkinkan 1 gambar irisan penampang dibuat dalam hitungan detik, sehingga kita dapat membuat banyak irisan penampang
yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan banyaknya variasi gambar membuat suatu lesi menjadi menjadi lebih spesifik.
2.4.
Flip angle
FA atau sudut balik
Universitas Sumatera Utara
FA adalah sudut yang ditempuh
net magnetisasi vektor
NMV pada waktu relaksasi.Nilai
Flip angle
FA akan mempengaruhi kekontrasan gambar, dimana besar kecilnyadapatdibagi menjadi :
1. Sudut balik kecil 5°
– 30°
Sudut balik kecil menghasilkan magnetisasi longitudinal besarsetelah aplikasi pulsa
Radio Frekuensi
RF sehingga dapat mepersingkat waktu. Sudut kecil juga menyebabkan magnetisasi transversal bernilai kecil sehingga komponen
steady state kecil pula. Keadaan seperti ini akan mengurangi pembobotan T
2
. Hasil gambar lebih didominasi oleh pembobotan jika TR panjang dan TE pendek.
Oleh karena itu untuk memperoleh pembobotan T
2
TR dan TE harus panjang. 2.
Sudut balik sedang 30° – 60°
Jika pada pembobotan T
1
memerlukan FA yang besar, maka pada pembobotan T
2
diperoleh dengan peningkatan steady state. Oleh karena itu faktor TR harus dipertimbangkan. Jika TR pendek + 10 milidetik maka NMV tidak
cukup untuk melakukan peluruhan magnetisasi transversal sebelum pulsa berikutnya. Sehingga sisa magnetisasi transversal berkontribusi terhadap sinyal
berikutnya. TR pendek meningkatkan pembobotan T
2
, sedangkan TE yang pendek akan mengurangi pembobotan T
2
. 3.
Sudut balik besar
Sudut balik besar 75° – 90°, menurut Hashemi dan 70°-110°, menurut
Westbrook akan menghasilkan perbedaan T
1
karakteristik dua jaringan dengan baik. Untuk memperoleh pembobotan T
1
maka perbedaan T
1
jaringan harus maksimaldanperbedaanT
2
nyaharusminimal. Pemulihan penuh
full recovery
harus dihindari. Hal ini bisa dilakukan dengan mengatur parameter FA besar, TR dan TE pendek.
2.5.
Frekuensi Larmor Jaringan
Di dalam medan magnet eksternal inti atom akan mengalami gerakan perputaran menyerupai gerakan sebuah gasing. Gasing berputar di atas sumbu
bidang vertikal yang bergerak membuat bentuk seperti sebuah kerucut. Gerakan ini disebut dengan presesi. Frekuensi presesi ini besarnya sebanding dengan
kekuatan medan magnet eksternal dan nilai gyromagnetic inti atom. Apabila atom dengan frekuensi gyromagnetic yang berbeda berada dalam suatu medan magnet
Universitas Sumatera Utara
eksternal yang sama maka masing-masing atom mempunyai frekuensi presesi yang berbeda. Sebaliknya walaupun atomnya sama misalnya atom hidrogen,
namun bila diletakkan dalam medan magnet eksternal dengan kekuatan yang berbeda maka akan menghasilkan frekuensi presesi yang berbeda pula. Inti atom
hidrogen mempunyai frekuensi presesi 42,6 MHz Tesla. Frekuensi presesi ini disebut juga dengan frekuensi Larmor jaringan dan tiap-tiap inti hidrogen
membentuk
net magnetisasi vektor
NMV spin pada sumbu atau porosnya. Pengaruh dari Bo akan menghasilkan spin sekunder atau ”gerakan” NMV
mengelilingi Bo. Spin sekunder ini disebut
precession
, dan menyebabkan momen magnetik bergerak secara sirkuler mengelilingi Bo. Jalur sirkulasi pergerakan itu
disebut ”precessional path” dan kecepatan gerakan NMV mengelilingi Bo
disebut ”frekuensi presesi” . Satuan frekuensinya MHz, dimana 1 Hz = 1 putaran per detik Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999. Kecepatan atau frekuensi presesi
proton atom hidrogen tergantung pada kuat medan magnet yang diberikan pada jaringan. Semakin kuat medan semakin cepat presesi proton dan frekuensi presesi
yang tergantung pada kuat medan magnet disebut dengan frekuensi
Larmor
yang mengikuti persamaan :
ω = γ B.........................................1
dengan : ω = frekuensi
Larmor
proton Hz γ = properti inti
gyromagnetik
, dan B = medan magnet eksternal Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999.
Gambar 2.1 Presesi Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999
Universitas Sumatera Utara
2.6. Prinsip Dasar dan Sistem Komponen