POKOK PERMASALAHAN PEMBATASAN PENELITIAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1 Pengumpulan Data

30 STUDI PENERAPAN PROCESS CAPABILITY DAN ACCEPTANCE SAMPLING PLANS BERDASARKAN MIL-STD 1916 UNTUK MENGENDALIKAN KUALITAS PRODUK PADA PT X Khawarita Siregar Staf Pengajar Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU Abstrak: PT X merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ayam pelet S-11. Penelitian ini menggunakan pengendalian proses secara statistik untuk melihat kemampuan proses dari PT X, juga dengan teknik ini perusahaan dapat menurunkan variabilitas yang dimiliki sebanyak mungkin. Ini merupakan sebuah keharusan karena PT X tidak memiliki metode khusus dalam mengendalikan pelet S-11. Dan juga dengan teknik ini, PT X ingin mengendalikan keseluruhan proses yang terdapat pada lantai produksi. Juga dapat dilakukan untuk mengendalikan produk akhir dengan menentukan rencana sampling penerimaan berdasarkan MIL-STD 1916 dan memberikan petunjuk arahan terhadap lot yang diterima dan yang ditolak. Dari analisis yang didapat, rendahnya proses kapabilitas disebabkan oleh kinerja operator, gudang bahan baku, peralatan turn head dan proses itu sendiri tidak bekerja secara optimum. Dan juga untuk perhitungan rencana sampling penerimaan berdasarkan metode MIL-STD 1916, lot yang diterima terdapat pada karakteristik protein, lemak, dan serat. Kalsium dan fosfor lot yang ditolak. Untuk lot yang ditolak dibutuhkan pemeriksaan yang lebih ketat. Kata kunci: Statistical Process Control, Capability Process, Acceptance Sampling, MIL- STD 1916 Abstract: PT X is a manufacturer in producing food for chicken pellet S-11. This researh is using statistical process control to look the capability process of PT X, so with this technique the manufacturer can decrease the variability as much as possible. It’s a necessary because PT X doesn’t has a special method in controlling pellet S-11. And with this capability process technique, PT X want to control the whole process in the production floor. It can be also to control the end item product with determine the acceptance sampling plans according MIL-STD 1916 and giving an implementation direction about the acceptable and rejected lot. From the analysis result, poor capability cause by operator performance, raw material warehouse, turn head tool and the process to produce S-11 itself doesn’t works optimumly. And for the acceptance sampling plans calculation with MIL-STD 1916 method, the acceptable lot are protein, fat and fiber. Calcium and phosphor are rejected. For rejected lot, tightened inspection shall be istituted. Keywords: Statistical Process Control, Capability Process, Acceptance Sampling, MIL-STD 1916 1. PENDAHULUAN Produksi daging dan telur ayam kampung belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Ditinjau dari segi peternakan ayam ras yang semakin berkembang berkaitan erat dengan penggunaan teknologi. Penerapan teknologi ini didukung oleh program pemerintah untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat dalam hal kebutuhan protein hewani. Melihat Indonesia sangat potensial bagi industri pakan ternak khususnya ayam, maka PT X mewujudkan minatnya untuk memproduksi pakan ayam yang berkualitas. Untuk menjaga kualitas pakan, PT X berusaha untuk tetap memenuhi mutu produk sesuai spesifikasi produk nilai gizi yang diinginkan pasar dengan tetap melakukan usaha-usaha pengendalian mutu. Untuk memastikan setiap pelanggan mendapatkan peluang yang sama untuk menerima produk tanpa cacat defect diperlukan usaha keras dari pihak perusahaan untuk mencapai zero defect. Usaha yang dimaksud tidak hanya berupa kebijakan- kebijakan yang tertulis tetapi juga diperlukan kesadaran dan tingkat komitmen dari individu dan organisasi yang terlibat. Dari studi lapangan yang telah dilakukan terhadap PT Charoen Pokphand Indonesia, untuk mencapai zero defect menjadi hal yang sulit dikarenakan faktor kebudayaan seperti kesadaran, sikap, insentif, sistem penghargaan dan tingkat komitmen dari individu dan organisasi yang terlibat. Juga faktor manusia operator yang melahirkan kesalahan manusia human error, misalnya mempunyai tujuan yang salah atau kemampuan yang kurang sehingga menghasilkan kesalahan. Dikarenakan sulitnya untuk mengubah pola pikir, watak dan budaya yang dimiliki, maka untuk melakukan pengendalian secara statistik terhadap proses yang sedang berlangsung digunakan metode process capability dan MIL-STD 1916 dalam mengendalikan produk yang dihasilkan.

2. POKOK PERMASALAHAN

Masih terdapatnya pakan ayam S-11 yang dihasilkan belum memenuhi spesifikasi standard mutu yang telah ditetapkan perusahaan, sehingga perlu diambil langkah konkrit agar mutu yang dihasilkan dapat tercapai. Langkah yang diambil adalah dengan menggunakan proses pengendalian statistik untuk melihat dan memeriksa proses yang berlangsung dan produk akhir yang dihasilkan. Pengendalian secara proses dapat dilakukan dengan menggunakan teknik process capability sedangkan pengendalian produk akhir dengan memakai MIL- STD 1916. Khawarita Siregar 31

3. PEMBATASAN PENELITIAN

Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis masalah dilakukan pada produk pakan ayam S-11. 2. Variabel yang akan diuji adalah variabel kadar protein, lemak, serat, kalsium, dan fosfor. 3. Spesifikasi standar mutu terhadap variabel uji adalah: - Kadar Protein = 19 –21 - Kadar Lemak = 6 –7 - Kadar Serat = 3 – 4 - Kadar Kalsium = 0,9 – 1,1 - Kadar Fosfor = 0,7 – 0,9 4. Tidak melakukan suatu evaluasi sistem manajemen perusahaan yang berhubungan dengan penerapan pengendalian mutu. 5. Tidak menggunakan konsep zero defect . 4. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat historis yaitu memakai data masa lalu perusahaan untuk dianalisis dengan menggunakan prinsip perhitungan pengendalian kualitas secara proses. 4.2 Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah kajian process capability dan acceptance sampling plans berdasarkan MIL-STD 1916 untuk melihat sejauh mana studi ini dapat diterapkan pada PT X. 4.3 Identifikasi Masalah Masalah yang ditemui akan diidentifikasi untuk selanjutnya akan dicari penyelesaiannya. Secara umum tahapan-tahapan yang akan dilewati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi dan perumusan masalah 2. Penetapan tujuan penelitian 3. Studi kepustakaan 4. Penentuan metode penyelesaian penelitian

4.3.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi yang berarti mengenal masalah harus didasarkan pada tingkat urgensi dan relevansi permasalahan. Identifikasi dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap fakta yang terjadi pada perusahaan. Perlunya memakai prisip pengendalian secara statistik dimaksudkan agar perusahaan secara kontiniu dapat melakukan pengendalian produk secara terstruktur, sehingga hasil yang didapat dapat ditindaklanjuti dengan melakukan analisis untuk mengambil kesimpulan dari kondisi sebenarnya dan untuk memberikan petunjuk dan arahan atas pelaksanaan tersebut.

4.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengendalikan keseluruhan proses yang berlangsung dalam menghasilkan pakan ayam S- 11 dengan memakai process capability serta memberikan usulan berupa tindakan-tindakan korektif yang dapat diambil untuk meningkatkan kemampuan proses. 2. Mengendalikan pemeriksaan produk akhir dengan menentukan rencana sampel penerimaan variabel berdasarkan metode MIL-STD 1916 dan dapat memberikan petunjuk pelaksanaan atas kegiatan pemeriksaan terhadap lot yang diterima atau ditolak.

4.3.3 Studi Kepustakaan Kualitas produk biasanya dipakai dalam

penggunaan produk atau jasa yang dapat memenuhi harapan expectation pelanggan. Harapan ini didasarkan pada kepuasan akan kebutuhan pelanggan fitness for use dan harganilai jual produk. Kualitas sendiri dapat didefenisikan sebagai keseluruhan segi, keistimewaan feature dan karakteristik sebuah produk atau jasa layanan yang memberikan kepuasan akan kebutuhan pelanggan.

A. Statistical Process Control

Merupakan alat utama untuk memonitor sebuah proses, mendiagnosis masalah-masalah yang timbul pada saat proses dan membuat usaha-usaha prioritas untuk melakukan perbaikan kualitas. Tujuan pokok pengendalian proses statistik adalah menyelidiki dengan cepat sebab-sebab penyimpangan kualitas sehingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan unit dapat dilakukan sebelum terlalu banyak produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi.

B. Control Chart

Suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk memperlihatkan variasi-variasi didalam kualitas keluaran yang disebabkan oleh penyebab khusus dan penyebab umum dan sekaligus melalui peta kendali dapat digunakan untuk menghilangkan variasi data yang tidak normal. Manfaat dari peta kendali adalah memberitahukan kapan harus membiarkan suatu proses berjalan seadanya atau kapan harus mengambil tindakan untuk mengatasi gangguan. Peta kendali dapat dibagi atas dua tipe umum, yaitu: 1. Peta kendali atribut sifat, digunakan apabila karakteristik mutu tidak dapat dinyatakan secara numerik. 2. Peta kendali variabel, digunakan apabila karakteristik mutu dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan. Untuk mengendalikan mutu pada perusahaan ini, penulis menggunakan peta kendali untuk variabel, yaitu peta X dan R, karena karakteristik mutu yang diamati adalah variabelnya. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006 32 ™ Revisi Peta Kendali X dan R Jika terdapat data yang di luar batas kendali, maka dilakukan revisi terhadap peta kendali tersebut, dengan cara membuang data yang di luar kendali dan menghitung kembali batas-batas kendali.Data yang berada di luar batas pengendalian merupakan jenis data yang tidak normal yang disebabkan oleh jenis variasi penyebab khusus variasi tidak alami.

C. Process Capability Ukuran

dari proses capability disebut capability index , yaitu Cp dan Cpk. Capability Index suatu proses adalah perbandingan variasi proses terhadap spesifakasi yang telah ditentukan. Nilai capability index minimum untuk distribusi normal adalah satu. Perlu diketahui, nilai Cp tidak mengindikasikan bahwa suatu proses telah benar-benar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan terhadap proses, tetapi hanya merupakan hasil perhitungan dari proses statistical control . Nilai yang menentukan bahwa proses telah sesuai atau tidak terhadap karakteristik proses adalah nilai dari Cpk performance index, di mana nilai minimum dari Cpk yang dianjurkan adalah 1,00. Kedua nilai ini harus dilakukan secara bersama, untuk menghasilkan standar proses yang diinginkan. Berikut adalah merupakan analisis hubungan antara nilai Cp dan Cpk: Secara jelasnya dapat dilihat melalui gambar 1. D. Accepatance Sampling Plans Melakukan rencana sampling penerimaan tidak terlepas dari cara pemilihan sampel yang representatif, sehingga dapat memberi gambaran yang tepat tentang karakteristik populasi yang diselidiki. Rencana sampling menunjukkan ukuran sampel dan cacat yang diizinkan dalam sampel untuk menentukan apakah suatu populasi diterima atau tidak. Dalam penelitian ini, jenis sampel yang digunakan adalah simple random. Simple random adalah sampel yang terdiri dari unsur-unsur di mana setiap unsur mempunyai probabilitas yang sama untuk dipilih. Pemilihan sampel yang bersifat random akan memberikan hasil yang memuaskan bila populasi dari sampel tersebut adalah yang homogen. 1. Metode Accepatance Sampling Plans Metode perencanaan sampling penerimaan yang dibahas pada penelitian ini adalah metode penerimaan sampling alternatif alternative acceptence sampling methode atau disebut sebagai MIL-STD 1916 yang dikeluarkan pada 1 April 1996 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang digunakan sebagai standar metode penerimaan produk methods for acceptance product. MIL-STD 1916 adalah singkatan dari Military Standard 1916 yang merupakan salah satu dari teknik untuk rencana sampel penerimaan yang teriri dari tiga perencanaan sampling sekaligus yaitu pemeriksaan sampel dari lot atau batch yang bersifat variabel atau atribut. Perlu diketahui bahwa kedua sifat sampel tersebut dapat dipilih salah satunya sesuai dengan penelitian yang dilakukan dan disesuaikan dengan produk yang dihasilkan. Dalam menentukan proses perencanaan sampling, hal-hal yang pertama sekali yang harus diketahui lebih dahulu adalah: Gambar 1. Nilai C p dan C pk Khawarita Siregar 33 1. Verification Level Verification Level VL adalah gambaran dari tingkat utilitas suatu karakteristik dalam suatu proses. Penetuan nilai VL tergantung jenis karakteristik yang diteliti. Jenis karakteristik dalam hal pemeriksaan dibagi atas tiga bagian, yaitu: minor karakteristik, major karakteristik dan kritikal karakteristik. a. Minor karakteristik adalah gambaran karakteristik yang menunjukkan bahwa kurangnya usaha untuk menghindari adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi, baik itu pada saat produksi atau penanganan material. Tingkat VL yang digunakan adalah mulai dari VL-I sampai VL-III, yaitu: VL-I : digunakan apabila kondisi produksi tidak pernah mengalami kesalahan. VL-II : pemeriksaan dengan kondisi variasi produksi hampir tidak pernah ada. VL-III : pemeriksaan dengan sedikit variasi dalam produksi. b. Major karakteristik adalah gambaran karakteristik yang harus menghindari kesalahan produksi atau pengurangan material material reduction pada saat proses lagi berjalan. Tingkat VL yang digunakan adalah mulai VL- IV sampai VL-VI, yaitu: VL-IV : jenis level umum yang digunakan oleh perusahaan. VL-V : jenis level yang membutuhkan satu kali pemeriksaan dari VL-IV. VL-VI : jenis pemeriksaan yang diguna– kan apabila ada perbedaan yang besar terhadap spesifikasi yang ditetapkan. c. Kritikal karakteristik adalah karakteristik yang menunjukkan bahwa suatu sistem dalam keadaan sangat berbahaya hazardous atau bisa dikatakan sebagai kondisi tak terselamatkan unsafe condition bila dalam jangka tertentu tidak diantisipasi dengan menggunakan pemeriksaan prinsip otomatis yang menggunakan sistem komputerisasi. Hal ini terdapat pada kondisi suatu perusahaan yang terancam hancurtutup unsafe manufacture. Verification level yang digunakan adalah VL- VII. 2. Tipe dari sampling yang diteliti variabel Penggunaan perencanaan sampling variabel, atribut dan continous MIL-STD 1916 harus menggunakan prinsip sampel secara random dan khusus untuk variabel distribusinya normal. 3. Penentuan kode huruf CL terhadap besar lot yang diperiksa. Setelah VL dispesifikasi maka kode huruf jumlah lotbatch bisa dilihat dari tabel 1. 4. Tingkat pemeriksaan normal, diperketat, diperlonggar Aturan tingkat pemeriksaan hanya diaplikasikan terhadap ukuran yang ada yaitu: normal, diperketat tightened, diperlonggar reduced. Tabel 1. Kode Huruf untuk LotBatch Verification Levels Lot Or Poduction Interval Size VII VI V VI III II I 2 – 170 A A A A A A A 171 – 288 A A A A A A B 289 – 544 A A A A A B C 545 – 960 A A A A B C D 961 – 1632 A A A B C D E 1633 – 3072 A A B C D E E 3073 – 5440 A B C D E E E 5441 – 9216 B C D E E E E 9217 – 17408 C D E E E E E 17409 – 30720 D E E E E E E 30721 – dst E E E E E E E Sumber: DoD Article MIL-STD 1916 USA Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006 34 2. Aturan Pengalihan Prosedur Pemeriksaan Aturan pengalihan pemeriksaan prosedur pemeriksaan normal, ketat dan diperlonggar adalah sebagai berikut: 1. Normal ke ketat Dua lot tidak memenuhi kriteria penerimaan dari lima lot terakhir yang diperiksa. 2. Ketat ke normal - Penyebab-penyebab produk rusak yang telah ditemukan. - Lima lot secara berurutan diterima atau sesuai dengan kriteria penerimaan. 3. Normal ke longgar - Sepuluh lot secara berurutan diterima atau sesuai dengan kriteria penerimaan. - Proses produksi dalam keadaan mantap. 4. Longgar ke normal - 1 lot ditolak. - Proses produksi tidak teratur dan sering mengalami delay. - Kondisi pabrikasi lainnya menjamin pemeriksaan normal untuk dilakukan kembali. Bagi perencanaan sampling penerimaan, pemeriksaan normal dilakukan pada awal pemeriksaan. Pengalihan prosedur pemeriksaan dapat dilakukan sesuai dengan kondisi yang dihadapi atau yang terjadi. 5. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1 Pengumpulan Data Data yang didapat merupakan data persentase kadar protein, lemak, serat, kalsium dan fosfor pelet S-11. Perhitungan yang dilakukan untuk setiap data variabel tersebut dilakukan dengan cara yang sama, sehingga penulis mengambil satu sampel data yaitu kadar lemak.

5.2 Pengolahan Data A. Uji Kecukupan Data

2 2 169 169 1099,4 26 60 N ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − = N’ = 2,95 N’ N, berarti jumlah pengamatan pendahuluan telah memenuhi. B. Uji Kenormalan Data Hasil distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 2. Dari tabel 2 diperoleh standar deviasi = 0,267 Untuk uji kenormalan data, hipotesa yang digunakan: H o : Data berdistribusi normal H 1 : Data tidak berdistribusi normal Dalam pengujian hipotesa digunakan nilai α = 0,05. Dari tabel 3. diperoleh 2 χ hitung 2 χ tabel , ini berarti H o diterima, bahwa data berdistribsi normal. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kadar Lemak S-11 No. I. Batas Kelas f i x i f i .x i x x i - x 2 f i . x i - x 2 1. 5,995 – 6,105 12 6,05 72,6 6,504 0,206 2,479 2. 6,105 – 6,215 15 6,16 92,4 6,504 0,118 1,780 3. 6,215 – 6,325 16 6,27 100,32 6,504 0,055 0,880 4. 6,325 – 6,435 25 6,38 159,5 6,504 0,015 0,387 5. 6,435 – 6,545 18 6,49 116,82 6,504 0,0002 0,003 6. 6,545 – 6,655 17 6,6 112,2 6,504 0,009 0,154 7. 6,655 – 6,765 20 6,71 134,2 6,504 0,042 0,844 8. 6,765 – 6,875 19 6,82 129,58 6,504 0,099 1,890 9. 6,875 – 6,995 14 6,93 97,09 6,504 0,185 2,594 II. Total 156 1014,71 11,015 Tabel 3. Penentuan Nilai 2 χ Hitung No. Batas Kelas Z bkb Z bka Zb Z a Z a -Z b e i o i o i -ei 2 e i 1 5,995 – 6,105 -1,498 0 0,0668 0,0668 10,420 12 0,239 2 6,105 – 6,215 -1,498 -1,085 0,0668 0,1401 0,0733 11,434 15 1,111 3 6,215 – 6,325 -1,085 -0,673 0,1401 0,2514 0,1113 17,362 16 0,106 4 6,325 – 6,435 -0,673 -0,261 0,2514 0,3974 0,146 22,776 25 0,217 5 6,435 – 6,545 -0,261 0,151 0,3974 0,5636 0,1662 25,927 18 2,423 6 6,545 – 6,655 0,151 0,563 0,5636 0,7157 0,1521 23,727 17 1,907 7 6,655 – 6,765 0,563 0,976 0,7157 0,8365 0,1208 18,844 20 0,070 8 6,765 – 6,875 0,976 1,388 0,8365 0,9177 0,0812 12,667 19 3,166 9 6,875 – 6,995 1,388 1 0,9177 1 0,0823 12,838 14 0,105 Total 156 9,348 Khawarita Siregar 35

C. Penentuan Batas Kendali dan Penentuan

Index Capability Process Untuk menentukan kemampuan proses yang dihasilkan terlebih dahulu ditentukan batas-batas kendali untuk karakteristik lemak dengan memperhatikan data X dan R seperti terlihat pada tabel 4. Tabel 4. Perhitungan Batas Kendali Kadar Lemak No. X R No. X R 1 6,4 0,73 15 6,65 0,5 2 6,358 0,82 16 6,537 0,63 3 6,592 0,72 17 6,495 0,76 4 6,633 0,61 18 6,618 0,54 5 6,543 0,61 19 6,568 0,46 6 6,428 0,75 20 6,68 0,54 7 6,472 0,94 21 6,462 0,77 8 6,68 0,45 22 6,432 0,73 9 6,407 0,88 23 6,408 0,82 10 6,325 0,2 24 6,415 0,69 11 6,265 0,68 25 6,403 0,79 12 6,485 0,63 26 6,505 0,88 13 6,422 0,73 X 169 14 6,853 0,52 Total R 17,38 Berdasarkan tabel 4 dapat dilakukan perhitungan garis tengah central line untuk kadar lemak. g X X g 1 i i ∑ = = = 5 , 6 26 169 = g R R g 1 i i ∑ = = = 67 , 26 38 , 17 = Faktor-faktor yang dipakai untuk perhitungan batas kontrol atas dan bawah berdasarkan Tabel Faktor untuk n = 6 didapat: A 2 = 0,483 ; D 4 = 2,004 ; D 3 = 0 ; d 2 = 2,534 Batas kontrol peta X untuk kadar lemak: 82 , 6 67 , 483 , 5 , 6 R A X BKA 2 X = + = + = x 18 , 6 67 , 483 , 5 , 6 R A X BKB 2 X = − = − = x Batas kontrol peta R untuk kadar lemak: 34 , 1 0,67 x 2,004 R D BKA 4 R = = = 67 , x R D BKB 3 R = = = Peta X Kadar Lemak 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Sub Group K a d a r L e m a k Garis Tengah Batas Kontrol Atas Batas Kontrol Bawah Rata-rata Kadar Lemak Gambar 2. Peta Kontrol X Kadar Lemak Peta R Kadar Lemak 0.5 1 1.5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 Sub Group K a d a r L emak Garis Tengah Batas Kontrol Atas Batas Kontrol Bawah Range Kadar Lemak Gambar 3. Peta Kontrol R Kadar Lemak Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa pada peta X terdapat data yang berada di luar batas kontrol pada data yang ke-14 dengan nilai 6,853. Ini menunjukkan bahwa variasi data tidak normal. Variasi ini merupakan jenis variasi penyebab khusus sehingga perlu dilakukan revisi. Variasi ini disebabkan oleh faktor pencampuran bahan-bahan yang ditambahkan pada saat proses pencampuran di mesin mixing. Karena terdapat data yang berada di luar batas kontrol, maka dilakukan revisi sehingga semua data dalam batas kontrol proses dalam pengendalianseperti yang nampak pada gambar 4. Sedangkan untuk peta R semua data dalam batas kontrol. Setelah revisi selesai dilakukan maka dapat dilakukan perhitungan C p dan C pk . Revisi Peta X R e v i s i P e t a X Ka d a r Le ma k 5.5 6 6.5 7 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 S u b Gr o u p Gar is Tengah Batas Kontr ol Atas Batas Kontr ol Bawah Rata-r ata Kadar Lemak Gambar 4. Revisi Peta Kontrol X Kadar Lemak Berdasarkan hasil revisi yang terlihat pada gambar 4, ditunjukkan bahwa variasi data sudah normal tanpa ada variasi penyebab khusus atau variasi penyebab umum. Karena semua data berada pada batas kontrol, maka dapat pula ditentukan nilai C p dan C pk . Spesifikasi yang diizinkan perusahaan untuk kadar lemak pada pakan S-11 adalah 6 – 7. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006 36 p 6 LSL - USL C = = 64 , 60,26 6 - 7 = Nilai C p = 0,64, ini menunjukkan bahwa proses tidak capable untuk memenuhi spesifikasi kadar lemak karena nilai C p 1,00. pl 3 LSL - X C = = 26 , 3 6 49 , 6 − = 0,63 pu 3 X - USL C = = 26 , 3 49 , 6 7 − = 0,65 C pk = min [C pl :C pu ] = 0,63 Nilai C pk = 0,63, ini menunjukkan bahwa proses menghasilkan produk yang tidak memenuhi lower spesification level LSL kadar lemak, karena nilai berada pada kriteria C pk 1,00.

D. Penentuan Rencana Sampling Penerimaan Penarikan sampel yang dilakukan adalah sebagai

berikut : - Nama Karakteristik Mutu : kadar lemak - Jenis Pemeriksaan : normal - Verification Level : IV - Spesification : 6 – 7 - Ukuran Lot : 2.800.000 - Ukuran Sampel nv : 44 Tabel 5. Data Ukuran Sampel No. X 1 X 2 X 3 X 4 1 6,44 6,44 6,7 6,57 2 6,32 6,53 6,65 6,68 3 6,58 6,39 6,52 6,36 4 6,61 6,51 6,39 6,42 5 6,37 6,44 6,7 6,54 6 6,47 6,52 6,64 6,44 7 6,38 6,48 6,36 6,32 8 6,53 6,36 6,5 6,38 9 6,41 6,51 6,57 6,32 10 6,32 6,57 6,33 6,37 11 6,36 6,34 6,38 6,69 Tabel 6. Distribusi Frekuensi No. Batas Kelas f i x i f i .x i x x i - x 2 f i . x i - x 2 1 6,315 – 6,365 10 6,34 63,4 6,4722 0,0174 0,1749 2 6,365 – 6,415 8 6,39 51,12 6,4722 0,0067 0,0541 3 6,415 – 6,465 5 6,44 32,2 6,4722 0,0010 0,0052 4 6,465 – 6,515 5 6,49 32,45 6,4722 0,0003 0,0015 5 6,515 – 6,565 5 6,54 32,7 6,4722 0,0045 0,0229 6 6,565 – 6,615 5 6,59 32,95 6,4722 0,0138 0,0692 7 6,615 – 6,705 6 6,66 39,96 6,4722 0,0352 0,2114 Total 44 284,78 0,5395 Dari tabel 6 diperoleh standar deviasi = 0,112 Untuk uji normal data, hipotesa yang digunakan: H o : Data berdistribusi normal H 1 : Data tidak berdistribusi normal Dalam pengujian hipotesis digunakan nilai α = 0,05. Tabel 7. Penentuan Nilai 2 χ hitung No. Batas Kelas Z bkb Z bka Z b Z a Z a -Z b e i o i o i -e i 2 e i 1 6,315 – 6,365 -0,95 0,1685 0,168 7,414 10 0,901 2 6,365 – 6,415 -0,95 -0,51 0,1685 0,305 0,136 6,006 8 0,662 3 6,415 – 6,465 -0,51 -0,06 0,305 0,4761 0,171 7,528 5 0,849 4 6,465 – 6,515 -0,06 0,38 0,4761 0,648 0,171 7,563 5 0,868 5 6,515 – 6,565 0,38 0,82 0,648 0,7967 0,148 6,542 5 0,363 6 6,565 – 6,615 0,827 1,27 0,7967 0,898 0,101 4,45 5 0,066 7 6,615 – 6,705 1,27 1 0,898 1 0,102 4,488 6 0,509 Total 44 4,221 Dari tabel 7 diperoleh 2 χ hitung 2 χ tabel , ini berarti H o diterima, bahwa data berdistribusi normal. Khawarita Siregar 37 Tabel 8. Perhitungan Penarikan Sampel Item yang dihitung Simbol Hasil Keterangan USL U 7 LSL L 6 Kode Huruf CL E Lihat Tabel 1. Ukuran Nilai Sampel n v 44 MIL-STD 1916 Nilai ‘k’ k 2,69 MIL-STD 1916 Nilai ‘F’ untuk spesifikasi ganda F 0,174 MIL-STD 1916 Rata-rata Sampel X 6,47 Perhitungan Standar Deviasi Sampel s 0,11 Perhitungan Nilai QU Upper Quality Index QU 4,82 QU= U- X s Nilai QL Lower Quality Index QL 4,27 QL= X -Ls Nilai F sampel, hanya untuk spesifikasi ganda 0,11 sUSL-LSL Kriteria keputusan: a. Kriteria penerimaan: terima lot, apabila semua syarat dibawah ini dipenuhi. - Untuk spesifikasi atas, QU ≥ k : 4,82 ≥ 2,69 memenuhi - Untuk spesifikasi bawah, QL ≥ k : 4,27 ≥ 2,69 memenuhi - Untuk spesifikasi ganda F’ ≤ F : 0,11 ≤ 0,174 memenuhi b. Kriteria penolakan: tolak apabila salah satu syarat di atas tidak memenuhi. c. Kesimpulan: lot diterima 6. ANALISIS 6.1 Process Capability