Kendala-Kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame Pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan Dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan

(1)

TUGAS AKHIR

PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

KENDALA-KENDALA DALAM PEMBAYARAN PAJAK REKLAME PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET

KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Diajukan Oleh :

RINO IKBAL 082600089

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji serta rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh penulis untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma-III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Kendala-kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame Pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, mengenai isi maupun dalam pemakaian bahasa, sehingga penulis memohon kritikan dan saran yang bersifat membangun untuk penulisan lebih lanjut.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hasyim Batubara, M.Si selaku Ketua Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang dengan


(3)

4. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Sulaiman Lubis, SE Selaku Kepala Dinas Pendapatan Pengelola

Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan.

6. Bapak Rusdi Hatorangan STP, S.Sos selaku Suverpisor Lapangan yang

telah banyak membantu memberikan data dan informasi dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

7. Seluruh staf dan pegawai di Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan

Asset Kabupaten Tapanuli Selatan.

8. Seluruh Keluargaku yang paling kucintai dan yang paling kusayangi

yang telah memberikan do’a dan semangat. Bapakku Kasman Pulungan, Ibundaku tercinta (umak) Murniati Rambe, S.Pd yang tidak henti-hentinya memberikan motivasi kepada Penulis. thank’s mom…..

9. Buat saudara-saudaraku yang ada di rumah moga-moga kita menjadi

orang yang berhasil semuanya. Amin.

10. Buat Marlina (ayanku) yang telah menemani, memberikan semangat, dan inspirasi dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

11. Teman-teman seperjuangan dikampus stambuk 2008, ada Evan, Rizki, Wira (bowo), Baluat, Aulia, Daniel, Reza (tokek), Fahmi (ogek), Tina, Raysa (muka gratisan, hehheheeh kidding), Rudi (ganjo), Sahara, Khairul, Giri (boy), Johannes, Rinal, B’doel dan semualah yang tidak bisa saya sebutkan.


(4)

12. Buat teman-teman futsal IMAKOPASID, ada anggi (gonjales), Fadly, dede, surya (angkang), par Jeffri, Waldi (birong), Benni, Edo (otong), Reza (kunek) dan lain-lain.

13. Serta semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan yang telah banyak membantu penulisan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, Juni 2011 Penulis,

Rino ikbal Nim. 082600089


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Manfaat PKLM ... 4

C. Uraian Teoritis ... 7

D. Ruang Lingkup PKLM ... 9

E. Metode PKLM ... 9

F. Metode Pengumpulan Data ... 11

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 12

BAB II. GAMBARAN UMUM DPPKA KABUPATEN TAPANULI SELATAN A. Sejarah Singkat ... 14

B.Struktur Organisasi DPPKA ... 16

C.Uraian Tugas dan Fungsi DPPKA ... 18

D.Gambaran Pegawai dan Anggota Personil ... 23

BAB III. GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN PAJAK REKLAME I. Ketentuan ... 25

1.1.Defenisi Pajak ... 25

1.2.Pengertian Pajak Reklame ... 27


(6)

2.2.Perhitungan Nilai Sewa Reklame ... 31

III.Tata Cara Perhitungan Nilai sewa Reklame... 34

3.1.Tarif Pajak Reklame ... 35

3.2.Tata Cara Pemasangan ... 36

IV.Prosedur Pendaftaran ... 38

4.1.Kewajiban Pemegang Izin Reklame ... 39

4.2.Penolakan Permohonan Izin Reklame ... 40

4.3.Pencabutan Izin Reklame ... 40

4.4.Pembongkaran Reklame ... 41

BAB IV. ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Kendala – Kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame ... 42

B. Upaya Yang Dilakukan Untuk Menanggulangi Kendala- Kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame ... 45

C. Sanksi Terhadap Wajib Pajak Reklame Yang Tidak Membayar Pajak Reklame ... 48

D. Target dan Realisasi Penerimaan Pembayaran Pajak Reklame... 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Pegawai DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan ... 22

Tabel 2 Nilai Jual Reklame ... 33

Tabel 3 Nilai Strategis Reklame ... 34


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat keterangan mohon riset, ditujukan ke Kepala Badan Kesatuan

Bangsa, Polotik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Surat Keterangan Izin Riset/Penelitian ke Dinas Pendapatan Pengelola

Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan.

3. Surat keterangan telah selesai melaksankan Riset di Dinas Pendapatan

Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan.

4. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan

Asset Kabupaten Tapanuli Selatan. 5. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). 6. Surat Ketetapan Pajak Reklame.

7. Tanda Bukti Penyetoran Pajak Reklame. 8. Surat Tanda Setoran.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa dibangku perkuliahan pada suatu lapangan pekerjaan. Yang bertujuan untuk melatih mahasiswa agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. Dalam melakukan PKLM ini penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.

Sistem Pemerintahan menurut Undang-undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk melaksanakan desentralisasi dengan cara menyelenggarakan otonomi daerah. Penyelenggaran Otonomi Daerah perlu lebih di tekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyrakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Selain itu, penyelenggaran otonomi daerah akan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab untuk menggali potensi daerahnya masing-masing. Semuanya diatur dalam Undang-undang NO. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Dengan adanya Undang-undang tersebut maka daerah dapat mengatur rumah tangganya sendiri dengan sistem otonomi daerah sendiri. Selain itu, pemerintah daerah harus dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah itu sendiri yang salah satunya bersumber dari penerimaan pajak daerah. Pajak Daerah


(10)

merupakan pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, baik provinsi maupun kabupaten/ kota yang berguna untuk menunjang penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan hasil penerimaan tersebut masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menetapkan bahwa Penerimaan Daerah dalam Pelaksanaan Desentralisasi terdiri atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan.

Pendapatan Daerah yang dimaksud bersumber dari : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD);

2. Dana Perimbangan; dan

3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Yang dimaksud dengan PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, meliputi : hasil pajak daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainya yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang sah.

Sedangkan pembiayaan yang dimaksud bersumber dari : 1. Sisa lebih perhitungan anggaran daerah :

2. Penerimaan Pinjaman Daerah;

3. Dana Cadangan Daerah;


(11)

Dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan terdapat juga jenis-jenis pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, salah satunya Pajak Reklame. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaran reklame, sedangkan reklame adalah benda, alat, pembuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial dan dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau mengenalkan secara positif suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.

Pajak reklame sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan daerah, terutama bagi daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Akan tetapi, dalam melakukan pemungutan pajak reklame, pemerintah daerah banyak menemui kendala-kendala atau hambatan. Adapun kendala ataupun hambatan yang ditemui di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan diantaranya Tingkat Pengetahuan Wajib Pajak Reklame yang masih rendah, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Reklame masih kurang, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak dalam hal izin perpanjangan masa penyelenggaraan reklame, Kurang aktifnya petugas pendataan, penagihan ataupun petugas yang berhubungan langsung dengan pajak reklame, Tidak mengetahui sebagian alamat perusahaan yang menyelenggarakan reklame, dan Kurang jelasnya tata letak lokasi penyelenggraan reklame. Jika kendala tersebut tidak dapat dipecahkan, maka untuk dapat mencapai target atau realisasi dari penerimaan pendapatan Pajak Reklame tersebut tidak akan tercapai.


(12)

Agar dapat mengatasi kendala-kendala atau hambatan tersebut, Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan harus mencari jalan atau cara untuk bisa menanggulangi kendala-kendala atau hambatan tersebut.

Bagaimana kendala tersebut dapat ditanggulangi merupakan tantangan terbesar dalam meneningkatkan penerimaan daerah dari sektor pajak, Khususnya Pajak Reklame. Dengan diadakanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), penulis berkeinginan untuk membahas, meneliti serta menuangkanya dalam bentuk tugas akhir yang berjudul: Kendala-Kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan.

Akhirnya, kerja sama dengan instansi tersebut sangat di harapkan dalam hal ini untuk menyediakan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi para mahasisiwa sehingga para mahasiswa nantinya mengetahui bagaimana aplikasi dari landasan teori yang diperoleh di perkuliahan dengan dunia kerja yang sebenarnya.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksankan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma-III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :


(13)

1) Untuk Mengetahui apa saja kendala-kendala dalam pembayaran Pajak Reklame pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan.

2) Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi kendala-kendala

dalam pembayaran Pajak Reklame tersebut.

3) Untuk mengetahui sanksi-sanksi yang dikenakan terhadap wajib pajak reklame yang tidak melaksankan kewajibannya sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Pajak Reklame.

4) Untuk mengetahui target dan realisasi dari penerimaan dan

pembayaran Pajak Reklame.

Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah :

Bagi Mahasiswa

1. Untuk menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab

dan profesionalisme serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

2. Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa

dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.

3. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa agar

dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya untuk menjadi asset instansi yang berkualitas tinggi dan menjadi tenaga ahli yang siap pakai.


(14)

4. Memotivasi mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan pekerjaan secara efektif dan efesien

5. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi kendala

dalam pembayaran Pajak Reklame pada instansi terkait.

Bagi Instansi tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

1. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi

Mahasiswa dituntut sumbangsinya terhadap Instansi baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja dilingkungan Instansi tersebut.

2. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara

Instansi dengan Universitas Sumatera Utara khususnya D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Mempromosikan image yang baik tentang lokasi PKLM.

4. Sebagai sarana promosi untuk memenuhi kebutuhan lulusan D-III

Administrasi Perpajakan FISIP USU. Bagi Universitas

1. Meningkatkan kualitas SDM Universitas khususnya di bidang D-III

Administrasi Perpajakan.

2. Membuka Interaksi antara D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU

dengan instansi yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima melalui PKLM.


(15)

3. Memperbaiki persepsi umum tentang Universitas Sumatera Utara Khususnya di bidang D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

4. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta

memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya di bidang perpajakan.

C. Uraian Teoritis

Menurut Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak dibagi dua yaitu Pajak Pusat dan Pajak daerah. Pajak Pusat adalah Pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang nantinya akan menjadi Sumber Penerimaan Negara (APBN). Sedangkan Pajak Daerah adalah Pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah yang nantinya akan menjadi Sumber Penerimaan Daerah (APBD). Pengertian Pajak Daerah secara teori adalah Iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah, dan pembangunan daerah.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang


(16)

Nomor 28 Tahun 2009, ditetapkan enam belas jenis pajak daerah, yang terdiri lima jenis pajak provinsi dan sebelas pajak kabupaten/kota.

1. Pajak Provinsi terdiri dari : a. Pajak Kenderaan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor;

c. Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok.

2. Pajak Kabupaten/kota terdiri dari : a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan

k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Reklame adalah benda atau media yang menurut corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan suatu barang atau jasa, yang dapat dilihat, didengar dari suatu tempat umum kecuali


(17)

yang dilakukan oleh pemerintah. Pajak Reklame adalah Pajak yang dikenakan atas semua Penyelenggaraan Reklame. Pajak Reklame dipungut Berdasarkan dan peraturan yang berlaku. (Sumber: Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999 Tentang Pajak Reklame)

Dalam hal Pembayaran Pajak Reklame Wajib Pajak selalu mengalami kendala-kendala sehingga pihak Fiskus harus mencari cara bagaimana penanggulanganya yang sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapngan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :

1. Faktor-faktor penyebab adanya kendala-kendala dalam pembayaran Pajak

Reklame.

2. Strategi DPPKA untuk menanggulangi kendala-kendala dalam

pembayaran Pajak Reklame.

3. Mekanisme pemberian sanksi terhadap wajib pajak reklame yang tidak

melaksanakan kewajibannya membayar pajak.

4. Target dan realisasi penerimaan Pajak Reklame selama 4 tahun terakhir. E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam melakukan penelitian penulis melakukan metode-metode yang diperlukan. Metode yang dipergunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut :


(18)

1) Tahap Persiapan

Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandirinya, misalnya pembuatan proposal, pengajuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, pemberian dosen pembimbing, permohonan surat jalan/ permohonan dari fakultas dan sebagainya.

2) Studi Literatur

Dalam Hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3) Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan langsung pada objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk mengetahui Kendal-kendala dalam pembayaran Pajak Reklame pada Dinas Pendaptan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan.

4) Metode Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data melalui buku-buku ilmiah, data dokumen, dan mengadakan interview (daftar pertanyaan) untuk penyusunan Laporan Akhir dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.


(19)

5) Analisa Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data secara kumulatif yang kemudian akan diinterprestasikan secara objektif, jelas, dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang informasinya diperlukan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1) Metode Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ataupun tidak langsung terjun kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan pihak instansi dengan diberikan petunjuk dan arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia instansi dan memiliki resiko tinggi.

2) Metode Wawancara ( Interview Guide )

Untuk mendapatkan data, penulis melakukan wawancara langsung yang melibatkan pegawai pada instansi yang bersangkutan baik secara lisan maupun tulisan yang berhubungan dengan objek studi.

3) Metode Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi, misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti peraturan


(20)

pemerintah yang berlaku, undang-undang perpajakan, lampiran formulir, data mengenai kepegawaian dan data-data lain-lain yang berhubungan dengan Praktik kerja Lapangan Mandiri yang penulis lakukan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan Manfaat PKLM, Ruang Lingkup PKLM, Metode Pengumpulan Data, serta Sistematika Penulisan Laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat tentang instansi, struktur organisasi instansi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran pegawai/anggota personil.

BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME

Pada bab ini, penulis akan menguraikan segala Pajak Reklame mulai dari subyek, objek, cara perhitungan serta masalah yang berkaitan dengan data objek PKLM.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan pembahasan tentang Analisa Data dan Evalusai Data yang diperoleh mengenai kendala-kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame dan Cara Penanggulanganya.


(21)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran dari penulis yang merupakan sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak yang membutuhkan.


(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET KABUPATEN TAPANULI SELATAN

A. SEJARAH SINGKAT

Terbentuknya Dinas Pendapatan Daerah Tapanuli Selatan, berdasarkan UU Nomor 70 Drt 1956, tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Tapanuli Selatan. Yang pelaksanaanya diatur didalam Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037). Kemudian digantikan berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal yang dilanjutkan dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Yang berpedoman kepada UU Nomor 25 Tahun 1999, Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Pokok-pokok Kepegawaian diatur didalam UU Nomor 43 Tahun 1999, Tentang Perubahan UU Nomor 8 Tahun 1974. Peraraturan Pemerintahan Nomor 84 Tahun 2000, Tentang Pedoman Susunan Organisasi Perangkat Daerah. Kemudian dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000, Tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah yang kemudian diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2001, Tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas-dinas Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, Pengintegrasian Instansi Vertikal menjadi Perangkat Daerah dan Pengabungan Instansi/ Unit Kerja Kabupaten Tapanuli Selatan berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 061/ 75/ K/ 2001, dan disempurnakan dengan


(23)

Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 188.343/ 62 / K/ 2001, Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2001, Tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas-dinas Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.

Akan tetapi, pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan masih ingin terus memperbaiki semua Organisasi Lembaga Tekhnis Daerah guna memajukan Kabupaten Tapanuli Selatan dan menambah Pendapatan Asli Daerah untuk pembangunan Kabupaten Tapanuli Selatan. Maka pada Tahun 2008, berdasarkan Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 061.1/843/2008 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Kabupaten Tapanuli Selatan, dibentuklah/ diubah lagi menjadi Badan Pengelola Keuangan Dan Asset Daerah (BPKAD) Kabupaten Tapanuli Selatan. Dan pada tahun 2010, peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 3 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Berbentuk Kantor Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, Maka terbentuklah Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan Dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan.


(24)

B. STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDAPATAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja sama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing diberi tugas wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya. Hubungan kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur dimana merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakan organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Sumber: DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan).

Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab serta hubungan antara bagian berdasarkan susunan tingkat hierarki. Struktur organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integrasi secara efesien dan efektif dari segenap kegiatan organisasi baik secara vertikal maupun horizontal.

Organisasi yang dimaksud untuk membina keharmonisan kerja, agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara teratur dan penuh tanggung jawab. Sehingga rencana kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal.

Dengan berdasarkan Keputusan Bupati Tapanuli Selatan tentang Uraian Jabatan Sturuktural Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari :


(25)

SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENDAPATAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET TAPANULI SELATAN

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris membawahi a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Keuangan; dan c. Sub Bagian Program.

3. Bidang Pendapatan membawahi : a. Seksi Pendataan dan Penetapan; b. Seksi Sosialisasi dan Penagihan; dan

c. Seksi Evaluasi, Pengendaliaan dan Pelaporan. 4. Bidang Anggaran membawahi :

a. Seksi Anggaran Belanja Tidak langsung; dan b. Seksi Anggaran Belanja Langsung.

5. Bidang Perbendaharaan membawahi :

a. Seksi Perbendaharaan Belanja Tidak Langsung; dan b. Seksi Perbendaharaan Belanja Langsung.

6. Bidang Akuntansi dan Penyusunan Laporan, membawahi: a. Seksi Akuntansi;

b. Seksi Penyusunan Laporan Keuangan; dan c. Seksi Kas dan Transper.

7. Bidang Asset Daerah, membawahi


(26)

b. Seksi Penilaian dan Penghapusan Asset. 8. Kelompok Jabatan Fungsional.

C. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Adapun uraian Tugas dan Fungsi sebagai berikut : 1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai Tugas :

a. Merumuskan kebijakan teknis berdasarkan visi dan misi dalam pelaksanan kewenagan Dinas serta tugas pokok dan fungsi dinas.

b. Merumuskan sasaran dan program kerja berdasarkan kebijakan teknis dinas.

c. Mendistribusikan tugas kepada para bawahan secara lisan maupun tulisan sesuai tugas bidang masing-masing.

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas para bawahan melalui rapat-rapat intern dan petunjuk langsung untuk keterpaduan pelaksanaan tugas. e. Membina para bawahan sesuai ketentuan kepegawaian untuk penigkatan

kualitas dan karir para bawahan.

f. Memeriksa konsep-konsep surat yang diajukan oleh bawahan untuk

ditanda tangani.

g. Mengavaluasi pelaksanaan tugas para bawahan untuk mengetahui prestasi kerjanya dan upaya tidak lansung.

h. Melaksanakan tugas tuga lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugasnya.


(27)

2. Sekretaris dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas yang mempunyai tugas membantu kepala Dinas dalam melaksanakan tugas di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas. Sekretaris di bantu oleh :

a. Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dalam

melaksankan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

b. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dan

dalam melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

c. Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dan dalam

melaksankan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

3. Bidang Pendapatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksankan tugasnya di DPPKA berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas. Bidang Pendapatan di bantu oleh :

a. Seksi Pendataan dan Penetapan di pimpin oleh seorang Kepala Seksi dan

dalam melaksanakan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Dinas.

b. Seksi Sosialisasi dan Penagihan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan dalam melaksanakan tugasnya berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Dinas.


(28)

c. Seksi Evaluasi, Pengendalian dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dan dalam melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Dinas.

4. Bidang Anggaran dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksankan tugasnya di DPPKA berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas. Bidang Anggaran dibantu oleh :

a. Seksi Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Pembiayaan dipimpin oleh

seorang Kepala Seksi dan dalam melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Dinas.

b. Seksi Anggaran Belanja Langsung dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

dan dalam melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Dinas.

5. Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksankan tugasnya di DPPKA berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas. Bidang Perbendaharaan dibantu oleh :

a. Seksi Perbendaharaan Belanja Tidak Langsung dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi dan dalam melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Dinas.

b. Seksi Perbendaharaan Belanja Langsung dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi dan dalam melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Dinas.


(29)

6. Bidang Akuntansi dan Penyusunan Laporan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya di DPPKA berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melaui Sekretaris Dinas. Bidang Akuntansi dan Penyusunan Laporan dibantu oleh :

a. Seksi Akuntansi dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang dalam

melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

b. Seksi Penyusunan Laporan Keuangan dipimpin oleh seorang kepala Seksi

yang dalam melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

c. Seksi Kas dan Tranper dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang dalam

melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

7. Bidang Asset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya di DPPKA berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melaui Sekretaris Dinas. Bidang Asset Daerah dibantu oleh :

a. Seksi Pendataan dan Administarsi Asset dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang dalam melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.


(30)

b. Seksi Penilaian dan Penghapusan Asset dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksankan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.

8. Unit Pelaksana Tekhnis Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksana Tekhnis Dinas yang dalam melaksankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

9. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya, dan jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, beban kerja ditetapkan oleh Kepala Dinas atas persetujuan Bupati.


(31)

D. GAMBARAN PEGAWAI DAN ANGGOTA PERSONIL

Gambaran Pegawai pada Dinas Pendapatn Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 75 orang staf pegawai, antara lain :

TABEL 1 JUMLAH PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET KABUPATEN TAPANULI SELATAN

NO JABATAN JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 Kepala Dinas Sekretaris Bidang Pendapatan Bidang Anggaran Bidang Perbendaharaan

Bidang Akutansi dan Penyusunan Bidang Asset Daerah

1 Orang 18 Orang 11 Orang 7 Orang 21 Orang 8 Orang 9 Orang

Sumber Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Tahun 2011 Tata Kerja

Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah dan wajib menerapkan prinsip koordinasi, sinkronisasi dan integrasi serta memberdayakan Sekretaris dan Bidang – bidang.

Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengawasi bawahannya masing- masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah – langkah yang diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang Undangan.


(32)

Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing – masing dan menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya.

Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan Satuan Organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memeberikan petunjuk kepada bawahannya.

Dalam penyampaian laporan masing- masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada Pimpinan Satuan Organisasi lain secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Dalam melaksanakan tugas setiap Pimpinan Satuan Organisasi dibawahnya dan dalam rangka memberikan bimbingan kepada bawahannya masing- masing mengadakan rapat.

Apabila Kepala Dinas/ Inspektorat berhalangan melaksanakan tugas, maka Kepala Dinas/ Inspektorat dapat menunjuk Sekretaris atau Kepala Bidang/ Inspektur Pembantu mewakilinya, dengan memperhatikan kesesuaian bidang tugasnya.

Segala pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan dibebankan kepada Anggran Pendapatan dan Belanja Dearah Kabupaten Tapanuli Selatan.


(33)

BAB III

GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN PAJAK REKLAME

A. Ketentuan Pajak Reklame

1. Definisi Pajak

Sebelum membahas mengenai gambaran Pajak Reklame, maka terlebih dahulu mengetahui tentang definisi pajak. Adapun beberapa definisi tentang pajak diantaranya :

1. Menurut Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umun

dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja, Pajak adalah iuran wajib,

berupa uang atau barang, dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolekif dalam mencapai kesejahteraan umum (Suandy 2008 :10-11).

3. Sedangkan secara umum, Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh

orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai


(34)

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah (Bambang, 2003 :72).

Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, ditetapkan enam belas jenis pajak daerah, yang terdiri lima jenis pajak provinsi dan sebelas pajak kabupaten/kota.

1. Pajak Provinsi terdiri dari : f. Pajak Kenderaan Bermotor;

g. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor;

h. Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor;

i. Pajak Air Permukaan; dan j. Pajak Rokok.

2. Pajak Kabupaten/kota terdiri dari : l. Pajak Hotel;

m. Pajak Restoran; n. Pajak Hiburan; o. Pajak Reklame;

p. Pajak Penerangan Jalan;

q. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

r. Pajak Parkir; s. Pajak Air Tanah;

t. Pajak Sarang Burung Walet;


(35)

v. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. 1.1. Pengertian Pajak Reklame

Reklame adalah benda atau media yang menurut corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan suatu barang atau jasa, yang dapat dilihat, didengar dari suatu tempat umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Pajak Reklame adalah Pajak yang dikenakan atas semua Penyelenggaraan Reklame. Pajak Reklame dipungut Berdasarkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Dalam hal Pembayaran Pajak Reklame Wajib Pajak selalu mengalami kendala-kendala sehingga pihak Fiskus harus mencari cara bagaimana penanggulanganya yang sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

1.2. Ketentuan dan Prosedur Perolehan Izin Reklame

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 1 Tahun 1999 Tentang Pajak Reklame yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan.

b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah

sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

c. Kepala Daerah adalah Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan.

d. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli

Selatan.


(36)

f. Reklame adalah benda atau media yang menurut corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan suatu barang atau jasa, yang dapat dilihat, didengar dari suatu tempat umum kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah.

g. Penyelenggaraan Reklame adalah orang atau badan yang

menyelenggarakan usaha reklame baik untuk dan atas nama pihak lain. h. Nilai strategis lokasi Reklame adalah nilai yang ditetapkan pada titik

lokasi pemasangan Reklame berdasarkan kriteria sudut pandang dan kepadatan pemanfaatan tata ruang untuk berbagai aspek bidang usaha.

i. Surat Pemberitahuan Objek Pajak Reklame (SPOPR) adalah surat yang

digunakan wajib pajak untuk melaporkan data objek pajak sebagai dasar perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut peraturan Perundang-undangan Perpajakan Daerah.

j. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah Surat Keputusan yang

menentukan besarnya jumlah Pajak yang Terutang.

k. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah Surat yang digunakan oleh

wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ketempat lain yang ditentukan oleh Kepala Daerah.

l. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT)

adalah Surat Keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditentukan.


(37)

m. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak terutang atau tidak seharusnya terutang.

n. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat yang digunakan untuk

melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi.

o. Nilai Sewa Reklame adalah jumlah penambahan antara Nilai Jual reklame

dengan Nilai Jual Startegis Reklame.

p. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat keputusan atas keberatan

terhadap Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tamabahan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

q. Putusan Banding adalah Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Pajak atas

Banding terhadap Surat Keputusan Keberatan terhadap Ketetapan Pajak.

II. OBJEK DAN SUBYEK PAJAK REKLAME

Objek Pajak Reklame

Objek Pajak Reklame adalah semua Penyelenggaraan Reklame. Alat/bentuk reklame yang menjadi objek Peraturan Daerah ini antara lain :


(38)

b. Reklame Bill board/ plat.

c. Reklame Kain.

d. Reklame Melekat/ Stiker.

e. Reklame Berjalan termasuk kenderaan bermotor.

f. Reklame Bersuara. g. Reklame Film/ Slide.

h. Reklame Peragaan.

i. Reklame Udara.

j. Reklame Megatron.

k. Reklame Bersinar.

Dikecualikan dari Objek Reklame adalah :

1. Penyelenggaraan Reklame melalui televisi pemerintah, radio pemerintah, warta harian, warta mingguan, warta bulanan dan sejenisnya.


(39)

Subjek Pajak Reklame

Subyek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau memesan Reklame.

2.1. PERIZINAN

1. Orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan reklame harus terlebih

dahulu mendapat izin dari Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset atas nama Kepala Daerah.

2. Masa berlaku izin paling lama satu tahun, Izin dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan izin Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.

3. Yang bertanggung jawab atas pengurangan izin adalah Pemegang

Persetujuan Pemasang Reklame.

2.2. PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME

Petunjuk Teknis Perhitungan Nilai Sewa Reklame adalah Tata cara untuk menentukan besarnya Nilai Jual Reklame dan Nilai Strategis Reklame yang masing-masing nilai memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

a. Nilai Jual Reklame 1. Jenis Reklame.

2. Biaya Pembuatan Reklame.

3. Biaya Pemeliharaan Reklame.


(40)

1. Persimpangan Jalan Utama Kota.

2. Sepanjang Jalan Raya Utama Kota.

3. Sepanjang Jalan Raya Protokol. 4. Jalan Penghubung ke Jalan Utama.

5. Tempat Kawasan Perdagangan.

6. Kawasan Terminal.


(41)

TABEL 2 NILAI JUAL REKLAME

No JENIS

REKLAME PEMBUATAN (Rp) PEMELIHARAAN (Rp) LAMA PEMASANGAN

1 Reklame Papan 125.000,-/M² 10% 1 Tahun

2 Reklame

Billdoard (Plat)

150.000,-/M² 10% 1 Tahun

3 Reklame Kain/

Spanduk/Umbul – Umbul

100.000,-/Buah 10% 3 bulan

4 Reklame Melekat/

Stiker/Selebaran

200.000,-/ 100 lbr

10% 3 bulan

5 Reklame Berjalan

Termasuk Kenderaan Bermotor

200.000,-/M² 10% 1 Tahun

6 Reklame Bersuara - - 1 Tahun

7 Reklame

Film/Slide

50.000,-M² - 1 Tahun

8 Reklame Peragaan 200.000,-/Jam - 1 Tahun


(42)

Sumber Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Tahun 2011

10 Reklame Udara 100.000,-/ Paket 10% 1 Tahun

11 Reklame Megatron


(43)

TABEL 3 NILAI STRATEGIS REKLAME

No TITIK LOKASI PEMASANGAN HARGA PER TITIK

1 2 3 4 5 6 7

Persimpangan Jalan Utama Kota Sepanjang Jalan Raya Utama Kota Sepanjang Jalan Protokol

Jalan Penghubung ke Jalan Utama Tempat Kawasan Perdagangan Kawasan Terminal

Kawasan Rekreasi/ Taman Wisata

Rp 200.000,- Rp 150.000,- Rp 100.000,- Rp 75.000,- Rp 75.000,- Rp 50.000,- Rp 50.000,-

Sumber Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Tahun 2011

III. TATA CARA PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME

1. Nilai Sewa Reklame dapat diperoleh dengan menambahkan Nilai Jual

Reklame dan Nilai Strategis Reklame.

2. Nilai Jual Reklame diperoleh dengan menambahkan biaya pembuatan

Reklame dengan biaya pemeliharaan.

3. Nilai Strategis Reklame diperoleh dengan menambahkan Nilai Lokasi +

Nilai Kelas jalan + Nilai Sudut Pandang.

4. Jumlah Pajak Terutang diperoleh dari hasil perkalian Nilai Sewa Reklame dengan Tarif Pajak (Jumlah Pajak Terutang = Nilai Sewa Reklame x


(44)

5. Perhitungan Nilai Sewa Reklame dan Nilai Strategis Reklame, dinyatakan dalam bentuk table dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. 3.1.TARIF PAJAK REKLAME

Besarnya Tarif Pajak Reklame adalah 25%.

Cara perhitungan besarnya Pajak Reklame

Besarnya Pajak Terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak.

Contoh :

1. Anto mempunyai toko obat di Pasar Gunung Tua Kecamatan Padang

Bolak.

Ia memasang papan Reklame di depan toko obat tersebut dengan ukuran 2m2 x 1m2.

Biaya Pembuatan Rp 125.000,-/m2 Biaya pemeliharaan 10%

Niali Strategis Reklame Rp 75.000 (tempat kawasan perdagangan) Tarif 25%

Maka besarnya pajak yang akan dibayar adalah : Luas Reklame = 2m2 x 1m2 = 2 m2

Biaya pembuatan = 2 x Rp 125.000 = Rp 250.000,-

Biaya Pemeliharaan = 10% x Rp 250.000 = Rp 25.000,-


(45)

Pajak Terutang = 25% x Rp 350.000,- = Rp 87.500,-(1 Tahun)

2. PT X menyelenggarakan Reklame jenis Billboard (plat). Ukuran 2m2 x

2m2 .

Nilai Pembuatan Rp 150.000,-/m2 Biaya Pemeliharaan 10%

Nilai Strategis Reklame Rp 100.000 (sepanjang jalan protokol) Tariff pajak 25%

Maka besarnya pajak yang akan dibayar adalah : Luas Reklame = 2m2 x 2m2 = 4m2

Biaya pembuatan 4m2 x Rp 150.000 = Rp 600.000,-

Biaya pemeliharaan 10% x Rp 600.00 = Rp 60.000,-

Nilai Strategis = Rp 100.000,-

Rp 760.000,-

Pajak Terutang = 25% x Rp 760.000,- = Rp 190.000,- (1 Tahun). 3.2.TATA CARA PEMASANGAN

1. Pemasangan Reklame disusun dengan Bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

2. Pemasangan Reklame tidak dibenarkan dipasang didepan Kantor/ Instansi

Pemerintah.

3. Penyelenggaraan Reklame harus mencantumkan tanggal berlaku dan


(46)

4. Apabila penyelenggaraan Reklame ingin memperpanjang masa pajak, maka satu minggu sebelum berakhir masa pajak tersebut pihak penyelenggara Reklame wajib mengajukan permohonan kepada petugas. 3.3.TATA CARA PEMBAYARAN

1. Setiap Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau khususnya, kemudian diserahkan kepada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset (DPPKA) selaku Instansi yang berwenang.

2. Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah menetapkan pajak terutang dan

menerbitkan SKPD.

3. Wajib Pajak yang telah menerima SKPD, menyetorkan jumlah pajak

terhutang di Kas Daerah (DPPKA) atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.

4. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan SSPD, pembayaran pajak

dilakukan sekaligus atau lunas.

5. Bentuk, jenis, isi ukuran SSPD dan tata cara pembayaran serta tanggal

jatuh tempo pembayaran pajak terutang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

6. Pajak yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 1 bulan sejak

diterbitkanya SKPD, SKPDKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.


(47)

IV. PROSEDUR PENDAFTARAN DAN PENILAIAN

1. Setiap orang Pribadi atau badan usaha yang akan melaksanakan

pemasangan reklame wajib memperoleh Surat Izin dari Kepala Daearah atau Pejabat yang ditunjuk

2. Mengajukan Permohonan Izin Reklame dengan melampirkan syarat-syarat

sebagai berikut :

a. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk bagi permohonan perorangan.

b. Foto Copy Surat Izin Usaha Perdagangan bagi pemohon badan.

c. Gambar konstruksi Bangunan Reklame.

d. Gambar lokasi.

3. Permohonan Izin disampaikan kepada Kepala Dinas dan wajib diteliti oleh Kepala Dinas meliputi :

a. Keamanan dan Ketertiban Umum.

b. Kesopanan. c. Kesusilaan.

d. Keamanan.

e. Keagamaan.

f. Keindahan. g. Kesehatan.

h. Lingkungan Hidup.

4. Kepala Dinas menunjuk Sub Bidang Penetapan sebagai pelaksana


(48)

5. Dikeluarkan Izin oleh Kepala Dinas bersamaan dengan diterbitkanya Surat Penetapan Pajak Reklame, maka Wajib Pajak harus menyetorkan jumlah pajak terutang ditempat yang telah ditentukan.

6. Setelah pembayaran pajak maka wajib pajak dapat memasang Reklame.

4.1.1 KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN REKLAME

1. Pemasngan Reklame tidak menggangu ketertiban umum dan lalu lintas

serta menjaga kebersihan/ keindahan tempat pemasangan Reklame.

2. Dalam hal pembuatan Reklame harus dihindarkan kata-kata yang

bertentangan dengan falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

3. Dalam hal pembuatan Reklame tidak boleh dibuat gambar-gambar yang

bertentangan dengan norma susila.

4. Sesudah berakhirnya Surat Persetujuan Pemasangan Reklame ini

diharuskan untuk memperpanjang lagi, dan apabila pemasangan Reklame tidak diperpanjang, Reklame harus dibongkar dan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Persetujuan Pemasang Reklame.

5. Pemegang Persetujuan Reklame tidak memenuhi kewajibannya akan

dikenakan sanksi sesuai Perda Nomor 1 Tahun 1999.

6. Segala sesuatu yang timbul akibat pemasangan Reklame tersebut menjadi

tanggung jawab Pemegang Persetujuan Pemasang Reklame.

7. Surat Persetujuan Pemasangan Reklame ini mulai dilkeluarkan sejak


(49)

4.2. PENOLAKAN PERMOHONAN IZIN REKLAME

Permohonan Izin Penyelenggaraan Reklame yang diajukan oleh Wajib Pajak, dapat ditolak apabila :

1. Melanggar Ketentuan Perundang-undangan, dimana Reklame yang akan

dipergunakan menurut pertimbangan Kepala Daerah bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, keindahan, keamanan, dan tata kota.

2. Tempat penyelenggaraan Reklame yang diajukan tidak pada lokasi yang di perbolehkan seperti; dilarang memasang reklame disekitar Kantor Pemerintah, Gedung Sekolah, Rumah Ibadah, dan Gedung Bersejarah yang tidak dipergunakan untuk komersial.

3. Penolakan harus disertai dengan alasan-alasan. 4.3. PENCABUTAN IZIN REKLAME

Izin Penyelenggaraan Reklame dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai kekuatan hukum apabila :

a. Pemegang Izin tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya.

b. Reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang diberikan.

c. Naskah Reklame tidak dipenuhi sebagimana mestinya.

d. Masa berlaku Izin berakhir.

e. Lebih dari 6 bulan izin tidak dipergunakan.

f. Penyelenggaraan Reklame tidak sesuai dengan syarat-syarat yang telah


(50)

4.4. PEMBONGKARAN REKLAME

a. Pemegang Izin/penyelenggara Reklame diharuskan melakukan

pembongkaran dan penyingkiran reklame sesuai dengan tanggal berakhirnya Reklame dan atau dicabutnya Izin.

b. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan tersebut pembongkaran atau

penyingkiran tidak dilakukan oleh penyelenggara, maka Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah akan melaksankan pembongkaran/ penyingkiran, dan biaya yang timbul akibat pembongkaran, dibebankan kepada penyelenggara.


(51)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA

A.KENDALA – KENDALA DALAM PEMBAYARAN PAJAK REKLAME

Dalam masalah ini, untuk mencari tahu kendala – kendala apa yang ditemui dalam pembayaran Pajak Reklame, penulis melakukan wawancara dengan Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Tapunuli Selatan , dimana yang menjadi respondennya adalah Kasubbid Penetapan dan Perhitungan PAD.

Kendala – kendala yang dijumpai yaitu :

1. Tingkat Pengetahuan Wajib Pajak Reklame yang masih rendah Dalam masalah ini, penulis melihat bahwa Wajib Pajak Reklame dalam bidang pengetahuan tentang Pajak Reklame masih kurang, kekuranganya dapat dilihat dari banyaknya Wajib Pajak Reklame yang tidak mengetahui dasar hukum dari Pajak Reklame. Dilihat dari dasar hukum Pajak Reklame, Wajib Pajak Reklame hanya mengetahui segelintir dari undang – undang ataupun peraturan pemerintah yang mengatur tentang Pajak Reklame. Jadi dalam kasus ini dapat dilihat bahwa, Wajib Pajak Reklame hanya terfokus pada proses pembayaran Pajak Reklame saja.

2. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Reklame masih kurang

Sebagaimana pengertian Pajak itu sendiri adalah iuran yang tanpa imbalan langsung yang dapat ditunjuk, menyebabkan Wajib Pajak mempunyai


(52)

jangka pendek, strategi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan penerimaan pajak adalah meningkatkan jumlah Wajib Pajak tidak terkecuali pada Pajak Reklame. Sangat disesalkan seandainya Wajib Pajak yang kian bertambah tersebut ternyata memiliki pandangan negative terhadap pajak (dalam hal ini Pajak Reklame). Wajib Pajak Reklame tidak sepenuhnya menyadari bahwa, dengan membayar Pajak Reklame maka pemasukan ke kas daerah berjalan lancer, otomatis segala program rencana pembangunan oleh pemerintah daerah dapat terealisasi. Dengan begitu Wajib Pajak Reklame telah merasakan hasil dari pembayaran pajaknya sendiri.

3. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Dalam hal izin Perpanjangan Masa Penyelenggaraan Reklame

Bila ditelusuri lebih jauh wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, dapat dilihat masih banyak penyelenggaraan reklame yang sebenarnya masa berlakunya telah habis, tetapi masih tetap berdiri atau masih terpampang penyelenggaran reklamenya, contoh Reklame Papan Bill board yang masih berdiri, spanduk – spanduk yang masih bergantungan, stiker – stiker yang masih melekat pada tembok – tembok atau tiang – tiang listrik dan telepon sehingga merusak pandangan. Dari kasus ini dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Reklame yang penyelenggaran reklamenya telah habis masa berlakunya tidak ingin memperpanjang waktu penyelenggaran reklamenya, tetapi ingin penyelenggaran reklamenya tetap berdiri. Mungkin dari kasus ini harus ada ketegasan dari pihak Pemerintah


(53)

Kabupaten Tapanuli Selatan, yaitu bila ada penyelenggaran reklame yang masa berlakunya telah habis, dan diikuti tidak ada perpanjangan reklame oleh perusahaan penyelenggaraan reklame tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan berhak untuk membongkar atau mencabut penyelenggaran reklame tersebut.

4. Kurang Aktifnya Petugas Pendataan, Penagihan ataupun petugas yang berhubungan langsung dengan Pajak Reklame

Petugas sebagai pendata dilapangan tidak begitu memperhatikan data yang diberikan oleh

Wajib Pajak Reklame. Hal ini dapat diakibatkan kelalaian ataupun tidak disiplinnya petugas untuk meninjau atas kebenaran data. Pajak yang disetor oleh Wajib Pajak Reklame tidak sesuai dengan keadaan dilapangan yang sesungguhnya. Sedangkan petugas penagihan hanya menunggu Wajib Pajak dalam membayar pajaknya, mereka tidak langsung turun menagih terhadap Wajib Pajak yang telah lama menunggak pajaknya.

5. Tidak mengetahui sebagian alamat Perusahaan yang menyelenggarakan reklame

Khusus Pajak Reklame dari berbagai Perusahaan, baik perusahaan makanan, minuman, rokok yang menyelenggarakan reklame sebagian tidak diketahui alamatnya. Jadi, untuk penagihan Pajak Reklame dilapangan petugas mengalami kesulitan.


(54)

Hal ini disebabkan karena koordinasi antara Biro Periklanan dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan sangat kurang. Dimana Periklanan berkedudukan sebagai agen, perantara atau wakil dari Wajib Pajak Reklame itu sendiri, sedangkan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan merupakan perpanjangan tangan dari DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan, yang bertugas untuk mengatur tata letak tempat penyelenggaran reklame. Kurang jelasnya tata letak lokasi tempat penyelanggraan reklame, membuat tempat – tempat penyelenggaran reklame tidak teratur dan pihak DPPKA mengalami kesulitan dalam pendataan penyelenggaran Pajak Reklame. Biro Periklanan sepertinya tidak menyadari bahwa letak lokasi juga berpengaruh pada jumlah pajak yang akan dibayar. Mereka hanya terfokus dalam hal pembayaran serta merasa bahwa dengan mendapat surat izin penyelenggaran reklame saja itu sudah cukup.

B. UPAYA – UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENANGGULANGI KENDALA – KENDALA DALAM HAL PEMBAYARAN PAJAK REKLAME

Upaya – upaya yang dilakukan oleh pihak Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu :

1. Membuat tim penyelesaian masalah perizinan penyelenggaran reklame

Yang dimaksud tim disini adalah sekelompok orang yang terdiri dari Pegawai DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan dan dipimpin oleh seorang


(55)

koordinator yang ditunjuk oleh Kepala DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan yang ditugaskan menyelesaikan permasalahan perizinan penyelenggaran reklame.

2. Sosialisasi

Demi terwujudnya kesadaran Wajib Pajak Reklame untuk memenuhi kewajibannya membayar Pajak, maka harus ditingkatkan penyuluhan kepada Wajib Pajak Reklame khususnya kepada Perusahaan biro reklame atau yang sejenisnya tentang Pajak Reklame dan Pentingnya Pajak Reklame untuk pembangunan khususnya bagi daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.

3. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan petugas pendataan, penagihan maupun petugas yang berhubungan langsung dengan Pajak Reklame

Adapun cara yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan petugas pemungut Pajak Reklame adalah dengan cara mengirim petugas untuk mengadakan penataran atau pelatihan di bidang pendapatan perpajakan khususnya Pajak Reklame, dimana dengan mengadakan penataran atau pelatihan ini diharapkan kemampuan dan keterampilan petugas semakin baik.

4. Intensifikasi Pajak Reklame

Yang dimaksud dengan intensifikasi adalah kegiatan yang secara terus menerus yang dibarengi dengan pengolahan atas Pajak Reklame yang telah


(56)

ada dengan sasaran untuk meningkatkan penerimaan objek pajak tersebut. Lebih jelasnya peningkatan penerimaan dilakukan dalam ruang lingkup Pajak Reklame tersebut. Maksud dari hal ini adalah Wajib Pajak Reklame yang telah ada atau telah terdaftar harus dioptimalkan untuk meningkatkan penerimaan. Salah satu bentuk dari intensifikasi ini adalah dengan mengevaluasi objek pajak selama sebulan sekali.

5. Mencari dan mengumpulkan informasi perihal alamat perusahaan yang memasang reklame dan mendata potensi reklame di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan

Dengan terkumpulnya alamat perusahan yang memasang reklame maka, Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan tidak mengalami kesulitan dalam penagihan pembayaran Pajak Reklame.

6. Merencanakan penataan pemasangan penyelenggaraan reklame Dalam merencanakan penataan pemasangan penyelenggaran reklame ini, kerjasama antara Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset dengan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan serta Biro Periklanan sangat dibutuhkan, dengan letak pemasangan reklame yang teratur, ketiga pihak dapat merasakam manfaatnya sendiri. Bagi DPPKA, dengan adanya pemasangan reklame yang teratur , memudahkan untuk melakukan pendataan terhadap penyelenggaraan reklame tersebut. Bagi Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan memudahkan dalam hal penataan kabupaten agar terlihat teratur dan rapi. Sedangkan bagi Biro Periklanan akan


(57)

mengalami kepuasan, karena dengan begitu Wajib Pajak Reklame akan senang mempergunakan jasa Biro Periklanan.

C. SANKSI TERHADAP WAJIB PAJAK REKLAME YANG TIDAK MEMBAYAR PAJAK REKLAME

Apabila Wajib Pajak Reklame/ pihak perusahaan tidak membayar/ memperpanjang Pajak Reklame maka seminggu sesudah habis masa berlaku harus dibongkar oleh perusahaan tersebut dan apabila perusahaan tidak membongkar maka objek reklame menjadi asset Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. (Sumber : Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999 Tentang Pajak Reklame).

D. TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME

Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, dalam rangka meningkatkan Penerimaan Asli Daerah berusaha untuk memperbesar penerimaan dari sektor Pajak Daerah Khususnya Pajak Reklame. Dimana Reklame ini merupakan media promosi yang dapat menunjang sektor perdagangan dan perekonomian.

Dalam hal pembayaran Pajak Reklame, pada umumnya tidak ditentukan tunggakan karena WP yang akan memasang Reklame terlebih dahulu mengurus pembayaran dan melunasi jumlah Pajak, barulah Reklame bisa dipasang. Realisasi penerimaan Pajak Reklame 4 tahun terakhir dapat dilihat sebagai berikut :


(58)

TABEL 4 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK REKLAME DALAM 4 TAHUN ANGGARAN

TAHUN TARGET REALISASI %

2007 143.756.250 154.439.946 107,43

2008 72.907.450 100.352.201 137,64

2009 100.001.000,00 100.283.213,00 100,28

2010 105.001.000,00 94.115.117,00 89,63

SUMBER: DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :

1. Pada Tahun Anggaran 2007 total realisasi penerimaan dari pembayaran

Pajak Reklame sebesar Rp154.439.946,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp143.756.250,- pada akhir Tahun Anggaran, yaitu surplus Rp 10.683.696,-

2. Pada Tahun Anggaran 2008 total realisasi penerimaan dari pembayaran

Pajak Reklame sebesar Rp 100.352.201,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 72.907.450,- pada akhir Tahun Anggaran, yaitu surplus Rp 27.444.751,-

3. Pada Tahun Anggaran 2009 total realisasi penerimaan dari pembayaran

Pajak Reklame sebesar Rp 100.283.213,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 100.001.000,- pada akhir Tahun Anggaran, yaitu surplus Rp 282.213,-


(59)

4. Pada Tahun Anggaran 2010 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame Sebesar Rp 94.115.117,- berada di bawah rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 105.001.000,- pada akhir Tahun Anggaran , tidak mencapai target

Yaitu Rp (-) 10.885.883,-

Jadi, Kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan di atas yaitu :

Dengan surplusnya penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame, berarti DPPKA Kabupaten Tapanuli dapat mengatasi kendala – kendala yang dihadapi dalam hal penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame. Dalam hal ini Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan Intensifikasi pajak untuk meningkatkan penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame.


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan sebelumnya data-data yang telah diperoleh dari hasil riset pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli

Selatan juga merupakan unit kerja yang melakukan pendataan terhadap penyelenggaraan Pajak Reklame yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Reklame dalam pembayaran Pajak Reklame.

2. Kendala-kendala yang diperoleh oleh pihak DPPKA Kabupaten Tapanuli

Selatan dalam pembayaran Pajak Reklame, yaitu :

a. Tingkat pengetahuan Wajib Pajak Reklame yang masih rendah.

b. Tingkat kesadaran Wajib Pajak Reklame dalam hal pembayaran Pajak

Reklame masih rendah.

c. Koordinasi antara Perusahaan (Wajib Pajak), Biro Advertising dan

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan yang kurang.

d. Tingkat kesadaran perpanjangan izin penyelenggaraan reklame oleh


(61)

3. DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan juga melakukan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan Kendala-kendala dalam pembayaran Pajak Reklame. Seperti; menghimbau kepada Wajib Pajak untuk membayar Pajak Reklame dengan cara sosialisasi langsung yang dilakukan oleh DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan, kemudian meningkatkan keterampilan dan kemampuan pegawai DPPKA khusunya petugas pendataan Pajak Reklame.

4. Dari hasil penelitian data yang ada, juga diperoleh kesimpulan bahwa

Realisasi Penerimaan Pajak Reklame selama 4 tahun terakhir mengalami peningkatan. Sumber Pendapatan daerah ini akan dimasukkan kedalam APBD yang digunakan untuk pembiayaan Penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan Pembangunan Daerah.

B. SARAN

1. Untuk meningkatkan Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan

Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan, maka diharapkan partisipasi aktif dari masyarakat ataupun Wajib Pajak Reklame dalam membayar Pajak Reklame khusunya dan menaati Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2. Lebih meningkatkan Keterampilan dan Loyalitas Kerja pegawai DPPKA

Kabupaten Tapanuli Selatan khususnya dibidang Pendataan, agar Pelaksanaan Pembayaran Pajak Reklame dapat terlaksana dengan baik.


(62)

3. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan hendaknya menyediakan sarana maupun prasarana untuk memperlancar tugas Pendata dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Rekalame.

4. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan hendaknya memasyrakatkan

Pajak dan Retribusi Daerah lebih insentif, baik melalui artikel, sticker maupun melalui media sarana lainnya.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Prakosa, Kesit Bambang, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, UII Pres, Yogyakarta.

Suandy,Erly.2008. Hukum Pajak , Jakarta : Salemba Empat.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2009.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007.

Peraturan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 12/PR/2007, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999 Tentang Pajak Reklame.

Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 188.342/165, Tentang Pelaksanaan Perda Tapanuli Selatan Nomor . 1 Tahun 1999, Tentang Pajak Reklame.


(1)

TABEL 4 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK REKLAME DALAM 4 TAHUN ANGGARAN

TAHUN TARGET REALISASI %

2007 143.756.250 154.439.946 107,43

2008 72.907.450 100.352.201 137,64

2009 100.001.000,00 100.283.213,00 100,28

2010 105.001.000,00 94.115.117,00 89,63

SUMBER: DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :

1. Pada Tahun Anggaran 2007 total realisasi penerimaan dari pembayaran

Pajak Reklame sebesar Rp154.439.946,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp143.756.250,- pada akhir Tahun Anggaran, yaitu surplus Rp 10.683.696,-

2. Pada Tahun Anggaran 2008 total realisasi penerimaan dari pembayaran

Pajak Reklame sebesar Rp 100.352.201,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 72.907.450,- pada akhir Tahun Anggaran, yaitu surplus Rp 27.444.751,-

3. Pada Tahun Anggaran 2009 total realisasi penerimaan dari pembayaran

Pajak Reklame sebesar Rp 100.283.213,- berada di atas rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 100.001.000,-


(2)

4. Pada Tahun Anggaran 2010 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame Sebesar Rp 94.115.117,- berada di bawah rencana penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 105.001.000,- pada akhir Tahun Anggaran , tidak mencapai target

Yaitu Rp (-) 10.885.883,-

Jadi, Kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan di atas yaitu :

Dengan surplusnya penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame, berarti DPPKA Kabupaten Tapanuli dapat mengatasi kendala – kendala yang dihadapi dalam hal penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame. Dalam hal ini Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan Intensifikasi pajak untuk meningkatkan penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan sebelumnya data-data yang telah diperoleh dari hasil riset pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli

Selatan juga merupakan unit kerja yang melakukan pendataan terhadap penyelenggaraan Pajak Reklame yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Reklame dalam pembayaran Pajak Reklame.

2. Kendala-kendala yang diperoleh oleh pihak DPPKA Kabupaten Tapanuli

Selatan dalam pembayaran Pajak Reklame, yaitu :

a. Tingkat pengetahuan Wajib Pajak Reklame yang masih rendah.

b. Tingkat kesadaran Wajib Pajak Reklame dalam hal pembayaran Pajak

Reklame masih rendah.

c. Koordinasi antara Perusahaan (Wajib Pajak), Biro Advertising dan

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan yang kurang.

d. Tingkat kesadaran perpanjangan izin penyelenggaraan reklame oleh


(4)

3. DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan juga melakukan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan Kendala-kendala dalam pembayaran Pajak Reklame. Seperti; menghimbau kepada Wajib Pajak untuk membayar Pajak Reklame dengan cara sosialisasi langsung yang dilakukan oleh DPPKA Kabupaten Tapanuli Selatan, kemudian meningkatkan keterampilan dan kemampuan pegawai DPPKA khusunya petugas pendataan Pajak Reklame.

4. Dari hasil penelitian data yang ada, juga diperoleh kesimpulan bahwa

Realisasi Penerimaan Pajak Reklame selama 4 tahun terakhir mengalami peningkatan. Sumber Pendapatan daerah ini akan dimasukkan kedalam APBD yang digunakan untuk pembiayaan Penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan Pembangunan Daerah.

B. SARAN

1. Untuk meningkatkan Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan

Penyelenggaraan Pemerintah dan Pembangunan, maka diharapkan partisipasi aktif dari masyarakat ataupun Wajib Pajak Reklame dalam membayar Pajak Reklame khusunya dan menaati Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

2. Lebih meningkatkan Keterampilan dan Loyalitas Kerja pegawai DPPKA

Kabupaten Tapanuli Selatan khususnya dibidang Pendataan, agar Pelaksanaan Pembayaran Pajak Reklame dapat terlaksana dengan baik.


(5)

3. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan hendaknya menyediakan sarana maupun prasarana untuk memperlancar tugas Pendata dalam pelaksanaan pembayaran Pajak Rekalame.

4. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan hendaknya memasyrakatkan

Pajak dan Retribusi Daerah lebih insentif, baik melalui artikel, sticker maupun melalui media sarana lainnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Prakosa, Kesit Bambang, 2003, Pajak dan Retribusi Daerah, UII Pres, Yogyakarta.

Suandy,Erly.2008. Hukum Pajak , Jakarta : Salemba Empat.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 28 Tahun 2009.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007.

Peraturan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 12/PR/2007, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999 Tentang Pajak Reklame.

Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 188.342/165, Tentang Pelaksanaan Perda Tapanuli Selatan Nomor . 1 Tahun 1999, Tentang Pajak Reklame.