Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktek Kerja Lapangan Mandiri PKLM merupakan suatu kegiatan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa dibangku perkuliahan pada suatu lapangan pekerjaan. Yang bertujuan untuk melatih mahasiswa agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. Dalam melakukan PKLM ini penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame. Sistem Pemerintahan menurut Undang-undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk melaksanakan desentralisasi dengan cara menyelenggarakan otonomi daerah. Penyelenggaran Otonomi Daerah perlu lebih di tekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyrakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Selain itu, penyelenggaran otonomi daerah akan memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab untuk menggali potensi daerahnya masing-masing. Semuanya diatur dalam Undang-undang NO. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dengan adanya Undang-undang tersebut maka daerah dapat mengatur rumah tangganya sendiri dengan sistem otonomi daerah sendiri. Selain itu, pemerintah daerah harus dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah itu sendiri yang salah satunya bersumber dari penerimaan pajak daerah. Pajak Daerah merupakan pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, baik provinsi maupun kabupaten kota yang berguna untuk menunjang penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan hasil penerimaan tersebut masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menetapkan bahwa Penerimaan Daerah dalam Pelaksanaan Desentralisasi terdiri atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan. Pendapatan Daerah yang dimaksud bersumber dari : 1. Pendapatan Asli Daerah PAD; 2. Dana Perimbangan; dan 3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Yang dimaksud dengan PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan, meliputi : hasil pajak daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainya yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang sah. Sedangkan pembiayaan yang dimaksud bersumber dari : 1. Sisa lebih perhitungan anggaran daerah : 2. Penerimaan Pinjaman Daerah; 3. Dana Cadangan Daerah; 4. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan Dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan terdapat juga jenis-jenis pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi dan KabupatenKota, salah satunya Pajak Reklame. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaran reklame, sedangkan reklame adalah benda, alat, pembuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial dan dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau mengenalkan secara positif suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Pajak reklame sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan daerah, terutama bagi daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Akan tetapi, dalam melakukan pemungutan pajak reklame, pemerintah daerah banyak menemui kendala-kendala atau hambatan. Adapun kendala ataupun hambatan yang ditemui di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan diantaranya Tingkat Pengetahuan Wajib Pajak Reklame yang masih rendah, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Reklame masih kurang, Tingkat Kesadaran Wajib Pajak dalam hal izin perpanjangan masa penyelenggaraan reklame, Kurang aktifnya petugas pendataan, penagihan ataupun petugas yang berhubungan langsung dengan pajak reklame, Tidak mengetahui sebagian alamat perusahaan yang menyelenggarakan reklame, dan Kurang jelasnya tata letak lokasi penyelenggraan reklame. Jika kendala tersebut tidak dapat dipecahkan, maka untuk dapat mencapai target atau realisasi dari penerimaan pendapatan Pajak Reklame tersebut tidak akan tercapai. Agar dapat mengatasi kendala-kendala atau hambatan tersebut, Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan harus mencari jalan atau cara untuk bisa menanggulangi kendala-kendala atau hambatan tersebut. Bagaimana kendala tersebut dapat ditanggulangi merupakan tantangan terbesar dalam meneningkatkan penerimaan daerah dari sektor pajak, Khususnya Pajak Reklame. Dengan diadakanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM, penulis berkeinginan untuk membahas, meneliti serta menuangkanya dalam bentuk tugas akhir yang berjudul: Kendala-Kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan. Akhirnya, kerja sama dengan instansi tersebut sangat di harapkan dalam hal ini untuk menyediakan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi para mahasisiwa sehingga para mahasiswa nantinya mengetahui bagaimana aplikasi dari landasan teori yang diperoleh di perkuliahan dengan dunia kerja yang sebenarnya. B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri Praktik kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib dilaksankan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma- III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah : 1 Untuk Mengetahui apa saja kendala-kendala dalam pembayaran Pajak Reklame pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Selatan. 2 Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi kendala-kendala dalam pembayaran Pajak Reklame tersebut. 3 Untuk mengetahui sanksi-sanksi yang dikenakan terhadap wajib pajak reklame yang tidak melaksankan kewajibannya sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Pajak Reklame. 4 Untuk mengetahui target dan realisasi dari penerimaan dan pembayaran Pajak Reklame. Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah : Bagi Mahasiswa 1. Untuk menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya. 2. Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya. 3. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa agar dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya untuk menjadi asset instansi yang berkualitas tinggi dan menjadi tenaga ahli yang siap pakai. 4. Memotivasi mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan pekerjaan secara efektif dan efesien 5. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi kendala dalam pembayaran Pajak Reklame pada instansi terkait. Bagi Instansi tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi Mahasiswa dituntut sumbangsinya terhadap Instansi baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja dilingkungan Instansi tersebut. 2. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Instansi dengan Universitas Sumatera Utara khususnya D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU. 3. Mempromosikan image yang baik tentang lokasi PKLM. 4. Sebagai sarana promosi untuk memenuhi kebutuhan lulusan D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU. Bagi Universitas 1. Meningkatkan kualitas SDM Universitas khususnya di bidang D-III Administrasi Perpajakan. 2. Membuka Interaksi antara D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima melalui PKLM. 3. Memperbaiki persepsi umum tentang Universitas Sumatera Utara Khususnya di bidang D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU. 4. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya di bidang perpajakan. C. Uraian Teoritis Menurut Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak dibagi dua yaitu Pajak Pusat dan Pajak daerah. Pajak Pusat adalah Pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang nantinya akan menjadi Sumber Penerimaan Negara APBN. Sedangkan Pajak Daerah adalah Pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah yang nantinya akan menjadi Sumber Penerimaan Daerah APBD. Pengertian Pajak Daerah secara teori adalah Iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah, dan pembangunan daerah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, ditetapkan enam belas jenis pajak daerah, yang terdiri lima jenis pajak provinsi dan sebelas pajak kabupatenkota. 1. Pajak Provinsi terdiri dari : a. Pajak Kenderaan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor; d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok. 2. Pajak Kabupatenkota terdiri dari : a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame; e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Reklame adalah benda atau media yang menurut corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan suatu barang atau jasa, yang dapat dilihat, didengar dari suatu tempat umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Pajak Reklame adalah Pajak yang dikenakan atas semua Penyelenggaraan Reklame. Pajak Reklame dipungut Berdasarkan dan peraturan yang berlaku. Sumber: Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999 Tentang Pajak Reklame Dalam hal Pembayaran Pajak Reklame Wajib Pajak selalu mengalami kendala-kendala sehingga pihak Fiskus harus mencari cara bagaimana penanggulanganya yang sesuai dengan Undang-undang dan peraturan yang berlaku. D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapngan Mandiri Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah : 1. Faktor-faktor penyebab adanya kendala-kendala dalam pembayaran Pajak Reklame. 2. Strategi DPPKA untuk menanggulangi kendala-kendala dalam pembayaran Pajak Reklame. 3. Mekanisme pemberian sanksi terhadap wajib pajak reklame yang tidak melaksanakan kewajibannya membayar pajak. 4. Target dan realisasi penerimaan Pajak Reklame selama 4 tahun terakhir.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri