6
2.2 Arus dan Volume Lalu Lintas
Dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia, nilai arus lalu lintas Q mencerminkan komposisi lalu lintas dengan menyatakan arus dalam satuan mobil
penumpang smp. Semua nilai arus lalu lintas diubah menjadi satuan mobil penumpang smp dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang emp yang
diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan berikut : a. Kendaraan ringan LV termasuk mobil penumpang, minibus, pick-up dan jeep
b. Kendaraan menengah berat MHV termasuk truk sedang 5 ton dan bus sedang c. Bis besar LB
d. Truk besar LT e. Sepeda motor MC
Ekivalensi mobil penumpang emp untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam kendjam.
Dirjen Bina Marga, 1997 Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
pengamatan dalam satu satuan waktu hari, jam, menit Sukirman,1999. Dimana besarnya volume lalu lintas dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut : Vkendjam = LV + MHV + LB + LT + MC
2.1 V smpjam = LV x emp+MHV x emp+LB x emp+
LT x emp+MC x emp 2.2
Ket: V
: Volume lalu lintas LV
: Kendaraan ringan Kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0-3,0
meliputi mobil penumpang, oplet, mikro bis, pick-up, dan truk kecil MHV : Kendaraan Menengah berat
7
Kendaraan bermotor dengan dua gandar, dengan jarak 3,5 - 5,0 m termasuk bis kecil, truk dua as dengan enam roda
LB : Bis Besar
Bis dengan dua atau tiga gandar dengan jarak as 5,0 - 6,0 m LT
: Truk Besar Truk tiga gandar dan truk kombinasi dengan jarak gandar gandar pertama ke
kedua 3,5 m MC
: Sepeda motor Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda sepeda motor dan roda 3
Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 besarnya ekivalen mobil penumpang emp untuk jalan luar kota tak terbagi dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Ekivalensi kendaraan penumpang emp untuk jalan 22 UD Tipe
alinyemen Arus
total kendjam
Emp MHV
LB LT
MC Lebar jalur lalu-lintasm
6m 6 - 8m
8m Datar
1,2 1,2
1,8 0,8
0,6 0,4
800 1,8
1,8 2,7
1,2 0,9
0,6 1350
1,5 1,6
2,5 0,9
0,7 0,5
≥ 1900 1,3
1,5 2,5
0,6 0,5
0,4 Bukit
1,8 1,6
5,2 0,7
0,5 0,3
650 2,4
2,5 5,0
1,0 0,8
0,5 1100
2,0 2,0
4,0 0,8
0,6 0,4
≥ 1600 1,7
1,7 3,2
0,5 0,4
0,3 Gunung
3,5 2,5
6,0 0,6
0,4 0,2
450 3,0
3,2 5,5
0,9 0,7
0,4 900
2,5 2,5
5,0 0,7
0,5 0,3
≥ 1350 1,9
2,2 4,0
0,5 0,4
0,3 Sumber: Dirjen Bina Marga1997.
8
2.3 Kecepatan Arus Bebas