a Membantu peluncuran produk-produk baru
b Membantu memosisikan kembali produk-produk yang sudah matang
c Membangun minat terhadap kategori produk
d Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu
e Membela produk yang telah menghadapui masalah public
f Membangun citra korporat yang tercermin dengan baik dalam produk-
produknya. Perusahaan dalam memepertimbangkan kapan dan bagaimana menggunakan
MPR, harus menetapkan terlebih dahulu tujuan-tujuan pemasaran, memilih pesan dan sarana humas, menerapkan rencana tersebut dengan hati-hati, dan mengevaluasi
hasilnya. MPR dapat memberikan sumbangan pada tujuan-tujuan berikut: 1
Membangun kesadaran: MPR dapat menempatkan cerita di media untuk menarik perhatian pada suatu produk, jasa, orang, organisasi, atau ide.
2 Membangun kredibilitas: MPR dapat menambah kredibilitas dengan
mengkomunikasikan pesan dalam suatu konteks editorial. 3
Mendorong wiraniaga dan penyalur: MPR dapat membantu mendorong antusiasme wiraniaga dan penyalur.
4 Mengurangi biaya promosi: MPR membutuhkan lebih sedikit biaya daripada
pos langsung dn media iklan. Hubungan masyarakat menjadi sesuatu yang sangat penting dalam tercapainya
tujuan perusahaan, khususnya dalam tujuan jangka panjang perusahaan. Sistem manajerial perusahaan yang bergerak dalam bidang hubungan masyarakat harus
mempertimbangkan setiap keputusan-keputusan yang diambil dalam menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar atau yang berkepentingan.
2.5 Implementasi Bauran Promosi
Tingkat keberhasilan sebuah perusahaan dalam memperkenalkan dan memasarkan sebuah produk bergantung pada implementasi yang dilakukan oleh
perusahaan itu sendiri. Bagaimana implementasi komunikasi yang digunakan untuk
meyakinkan konsumen agar tertarik menggunakan sebuah produk dari perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan harus mampu membuat perpaduan yang cocok diantara
komponen-komponen bauran promosi. Setelah tahapan pembuatan strategi selesai, tahapan yang tidak kalah pentingnya dalam komunikasi pemasaran adalah bagaimana
pihak pemasar mampu memasarkan produk dengan mengimplementasikan dengan
benar bauran promosi yang telah dibuat guna tercapainya tujuan perusahaan. Bauran
promosi yang diimplementasikan dengan benar oleh suatu perusahaan akan sangat berdampak baik bagi kelangsungan perusahaan khususnya pada jangka panjang.
Implementasi menjadi hal yang sangat mendasar dalam pemasaran, agar tercapai tujuan dari perusahaan. Implementasi didefinisikan Lamb, Hair dan McDaniel
2001:57 yakni: “Proses mengubah rencana pemasaran menjadi penetapan tugas dan
memastikan bahwa tugas tersebut dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mampu mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan
dalam rencana yang telah dibuat”. Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh Lamb, Hair dan McDaniel
tersebut, bisa dipahami bahwa implementasi sangat baik digunakan untuk menerapkan bauran promosi yang telah ditetapkan guna tercapainya tujuan
pemasaran yang dilakukan perusahaan.
2.6 Pariwisata 2.6.1 Definisi Pariwisata
Definisi pariwisata terdapat pada Undang-Undang No. 91990 tentang Kepariwisataan pada Bab 1 pasal 1 mengenai ketentuan umum dalam Miftakhu
2008:23 Diantara isi pasal adalah sebagai berikut: 1.
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata. 2.
Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut.
5. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Menurut Damanik dan Weber dalam Rokhman 2008:23 mengatakan bahwa
“pariwisata dalam arti luas adalah suatu kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana yang lain”. Sebagai suatu
aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian terpenting dari kebutuhan dasar masyarakatnegara maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang.
Pariwisata semakin berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan politik.
2.6.2 Pemasaran Pariwisata Pemasaran dalam pariwisata sangat erat hubungannya, karena sangat penting
untuk mengetahui hubungan antara permintaan dan penawaran dalam pariwisata, serta untuk memahami peranan kegiatan pemasaran bagi pariwisata. Seperti halnya
produk, pariwisata merupakan kategori usaha di bidang jasa yang memerlukan kegiatan pemasaran dalam menjalankan suatu usaha. Peranan kegiatan pemasaran
bagi pariwisata sangat penting yaitu Hamid dalam Rohkman 2008:26: 1.
Objek dan produk pariwisata yang dikembangkan sedapat mungkin dimanfaatkan secara terus-menerus oleh konsumen atau wisatawan dari
berbagai pasar, Oleh karenanya informasi mengenai atraksi dan fasilitas wisata yang telah dikembangkan perlu disebarluaskan ke konsumen yang
belum mengetahui dan memelihara atau mempertahankan konsumen yang telah menikmati.
2. Fasilitas dan jasa-jasa yang ada dapat disesuaikan dengan cita rasa, keinginan
dan harapan wisatawan. Hal ini penelitian dan monitoring sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran perlu terus dilaksanakan, agar produk-produk
yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar wisatawan yang senantiasa berkembang dan berubah terus.
3. Semakin meningkat standar hidup, pendapatan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, telah meningkatkan jumlah penduduk yang berkeinginan melakukan perjalanan wisata. Mereka menghendaki informasi yang cukup
mengenai objek wisata yang dapat dikunjungi. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa pemasaran dalam pariwisata
sangat berperan penting karena kegitan pemasaran merupakan sebuah akses yang menghubungkan permintaan dan penawaran yang dinginkankan. Mulai dari produk,
tempat, harga, dan promosi yang dilakukan, yang dapat menarik wisatawan atau konsumen untuk datang berwisata.
2.7 Tinjauan penelitian Terdahulu