Analisis Keefektivitasan Bauran Promosi Pada Wisata Air The Jungle Bogor

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Salah satu kekayaan alam tersebut yaitu berupa objek wisata yang tersebar di seluruh daerah Indonesia. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan pemerintah, pelestarian seni budaya dan membangkitkan perekonomian masyarakat. Dari hasil data Badan Pusat Statistik (BPS, 2010), terlihat bahwa bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat tahun 2010 mencapai 6,9 persen, year on year, tertinggi secara kuartalan sejak tahun 2008. Pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 13,5 persen dan terendah di sektor pertanian 2,9 persen. Sementara pertumbuhan tanpa migas tahun lalu mencapai 6,6 persen.

Kejenuhan akan aktifitas yang melelahkan membuat masyarakat menjadi haus akan hiburan atau rekreasi serta didukung oleh perekonomian indonesia yang menunjukkan arah yang positif seperti saat ini menimbulkan semakin berkembangnya industri pariwisata di Indonesia. Hal ini terlihat dari data statistik jumlah wisatawan mancanegara (WISMAN) dari berbagai negara yang datang ke Indonesia wisatawan nusantara (WISNUS) semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data WISMAN dan WISNUS pada tahun 2006 hingga tahun 2010 Jenis

wisatawan 2006 2007 2008 2009 2010

WISNUS 114.270.000 115.335.000 117.213.000 119.944.000 122.312.000 WISMAN 4,871,351 5,505,759 6,234,497 6,323,730 7,002,944 Sumber : BPS (diolah kembali oleh P2DSJ)

Dari data tersebut terlihat ada 5 kelompok negara yang menjadi pengunjung terbesar yaitu negara-negara ASEAN, negara-negara Asia Pasifik, negara-negara Eropa, Amerika, dan negara Timur Tengah (BPS, 2011).


(2)

Dari data jumlah WISMAN maupun WISNUS yang semakin meningkat, hal ini mendorong munculnya objek wisata baru dengan format yang beragam. Objek-objek wisata baru yang muncul saat ini diantaranya Trans Studio, Kidzania yang mengusung arena bermain anak, beragam taman rekreasi air seperti Snowbay di Taman Mini Indonesia Indah dan beberapa tempat wisata air lainnya di wilayah Jabodetabek. Munculnya berbagai objek wisata ini menimbulkan persaingan diantara objek wisata tersebut dan masing-masing berlomba untuk menawarkan keunggulan bersaingnya, mulai dari bentuk variasi hiburan, teknologi yang menyertai, pelayanan dan kenyamanan yang diberikan sampai pada paket harga yang ditawarkan melalui berbagai promosi.

Bogor merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki banyak jenis objek wisata, baik berupa kuliner, wisata belanja maupun wisata alam. Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan di Kota Bogor, karena selain sebagai sumber penerimaan daerah, serta pengembangan dan pelestarian seni budaya Kota Bogor, juga membangkitkan sektor perekonomian masyarakat Kota. Tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tiap tahun mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2010, jumlah wisatawan yang menyambangi Kota Bogor mencapai 2,97 juta wisatawan, angka tersebut meningkat hampir 10 ribu wisatawan dibanding jumlah wisatawan tahun 2009 yang hanya mencapai 2,89 juta wisatawan (koranbogor.com, 2010). Hal ini dijelaskan pada Tabel. 2.

Tabel 2. Peningkatan jumlah wisatawan ke Kota Bogor pada tahun 2005 hingga 2009

Jenis wisatawan 2005 2006 2007 2008 2009

WISNUS 1.533.513 1.807.115 2.086.926 2.249.484 2.729.672

WISMAN 24.541 49.876 50.157 144.114 146.888

Sumber: BPS Kota Bogor (2010)

Data peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor ini dihimpun dari kunjungan obyek wisata dan tingkat kunjungan hotel yang ada di Kota Bogor. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor telah memberikan dampak positif terhadap beberapa sektor terkait. Tempat wisata di Kota Bogor yang menjadi tujuan para wisatawan diantaranya : Kebun Raya Bogor, Istana


(3)

3

Bogor, Museum Zoologi, Museum Etnobotani, Prasasti Batu tulis, Danau Situgede, Taman Topi (Plaza Kapten Muslihat), Museum Tanah, Museum PETA, Museum Perjuangan, dan Wisata Air The Jungle.

Salah satu objek wisata yang ada di Kota Bogor adalah objek wisata air The Jungle. The Jungle merupakan wisata air atau Waterboom terbesar pertama kali yang ada di Kota Bogor. Tempat wisata ini, terletak di kawasan perumahan Bogor Nirwana Residen (BNR). The Jungle merupakan salah satu wisata air yang merupakan rekreasi yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata keluarga serta sebagai obyek wisata edukasi bagi sekolah yang ingin mengadakan rekreasi sambil belajar. Tempat wisata ini tergolong masih baru, oleh karena itu agar The Jungle dapat dikenal dan menarik perhatian masyarakat Bogor dan sekitarnya supaya mau datang ke tempat ini, The Jungle juga melakukan kegiatan promosi. Promosi yang dilakukan bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat akan tempat wisata tersebut sehingga menimbulkan keinginan untuk mencoba dan datang kembali ke tempat wisata tersebut. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung di tempat wisata tersebut. Promosi yang biasanya dilakukan oleh tempat-tempat rekreasi berbeda-beda, ada yang melakukan promosi bentuk harga (Price Promotion) seperti promosi potongan harga, pembelian sistem 2 in 1, diskon khusus untuk pemegang kartu kredit ataupun debit atau diskon khusus bagi pengguna kartu seluler tertentu.

Berdasarkan data dan perkembangan jumlah WISMAN dan WISNUS yang semakin meningkat dan kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan oleh The Jungle Bogor dalam menarik perhatian konsumen untuk mengunjungi The Jungle Bogor daripada wisata lainnya. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui dampak dan nilai yang diperoleh perusahaan atas promosi yang telah dilakukan. Informasi yang diperoleh nantinya diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi dampak dari promosi yang telah dilakukan dan mengembangkan promosi secara lebih efektif. Penelitian ini mempelajari kegiatan promosi yang dilakukan The Jungle Bogor dan melihat dampak kegiatan promosi yang dilakukan The Jungle Bogor melalui respon konsumen terhadap promosi yang dilakukan.


(4)

1.2 Perumusan Masalah

Dalam pelaksanaanya, kegiatan promosi memerlukan biaya yang harus dikeluarkan dalam membiayain promosi. Pengeluaran perusahaan untuk biaya promosi tersebut harus mempertimbangkan dan direncanakan dengan baik agar setiap rupiah dikeluarkan perusahaan dapat ditentukan kontribusinya dalam mencapai tujuan perusahaan selama ini.

Kegiatan promosi ini diharapkan dapat mempengaruhi konsumen agar berkunjung ke tempat wisata ini. Peningkatan jumlah pengunjung yang diakibatkan oleh promosi menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan sudah efektif. Persoalan yang timbul dalam hal ini yaitu apakah promosi yanng dilakukan oleh The jungle Bogor sudah efektif atau belum. Permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pengunjung wisata air The Jungle Bogor?

2. Apa saja kegiatan promosi yang dilakukan oleh wisata air The Jungle Bogor?

3. Bagaimana respon konsumen terhadap keefektifan bauran promosi The Jungle Bogor?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi karakteristik pengunjung wisata air The Jungle Bogor. 2. Mengidentifikasi kegiatan promosi yang dilakukan oleh wisata air The Jungle

Bogor.

3. Menganalisis respon konsumen terhadap keefektifan bauran promosi The Jungle Bogor.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup analisis dari penelitian ini meliputi kegiatan promosi yang dilakukan oleh wisata air The Jungle dan pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah pengunjung wisata air ini. Responden pada penelitian ini merupakan pengunjung wisata air The Jungle yang mengetahui program promosi yang dilakukan dan bersedia mengisi kuisioner.


(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

2.1.1 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Pemasaran adalah suatu konsep mencakup suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karir, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan, taman hiburan), dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan sosial dan keagamaan (Morissan, 2007).

2.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang disebut dengan 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Product (produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Price (harga) adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Place (tempat) meliputi kegiatan perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Sedangkan promotion (promosi) adalah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.

Menurut Lovelock dan Wright (2005), dalam pemasaran jasa unsur 4P dianggap kurang mencakup seluruh aspeknya. Oleh karena itu, dalam pemasaran jasa terdapat empat unsur tambahan. Unsur pertama adalah proses (process). Proses merupakan metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang


(6)

umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Unsur kedua adalah produktivitas dan kualitas (productivity and quality). Produktivitas merupakan seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. Sedangkan kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka. Unsur ketiga adalah orang (people). Orang merupakan karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi. Unsur yang terakhir adalah bukti fisik (physical evidence). Bukti fisik merupakan petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Kedelapan unsur pemasaran jasa dapat dilihat pada Gambar 1.

2.2. Bauran Promosi

Menurut Alma (2005) menyatakan bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon pembeli tentang barang dan jasa. Tujuannya adalah untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen. Promosi dilakukan agar konsumen mengenal produk yang ditawarkan. Setelah mengenal maka konsumen tersebut akan mempunyai suatu ketertarikan dan akhirnya konsumen tersebut memutuskan untuk membeli produk barang ataupun jasa yang ditawarkan.

Menurut Rangkuti (2009), berdasarkan media yang digunakan dalam promosi, promosi dapat di bagi menjadi 2 bagian, yaitu:

Produk Harga Tempat Promosi

Proses Produktivitas Orang Bukti Fisik

Gambar 1. Kedelapan komponen manajemen jasa terpadu (Lovelock dan Wright, 2005)


(7)

7

1. Above The Line (Media lini atas)

Bentuk promosi yang digunakan secara promosi yang menjadikan media tradisional sebagai sarana yang efektif. Biasanya menggunakan media cetak (surat kabar, majalah, brosur, dan sebagainya), media elektronik (radio, TV, dan bioskop), serta media luar ruangan (papan reklame dan angkutan).

2. Below The Line (Media lini bawah)

Bentuk promosi yang dilakukan tidak seperti biasanya dan dilakukan secara tidak langsung. Promosi ini dapat berbentuk pemberian tambahan pada jasa yang dilakukan oleh tenaga penjual, pemberian sponsorship pada suatu kegiatan, melaksanakan kegiatan sosial dan sebagainya. Terdiri dari seluruh media selain media lini atas, seperti pameran, point of sale display material, kalender, agenda, gantungan kunci, dan tanda mata

Bauran promosi (promotion mix) adalah kumpulan alat-alat untuk mempromosikan suatu produk, yang terdiri dari:

1. Periklanan

Menurut Kotler dan Keller (2007), periklanan merupakan segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang berbiaya efektif guna menyebarkan pesan, entah untuk membangun prefensi merek atau untuk mendidik orang. Selanjutnya Lupiyoadi dan Hamdani (2006) mengemukakan bahwa periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang dan jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa yang ditawarkan adalah menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positioning jasa.

Menurut Kotler dan Keller (2007) tujuan iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, atau memperkuat. Tujuan-tujuan tersebut yaitu:


(8)

a. Iklan informatif dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.

b. Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa.

c. Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.

d. Iklan penguatan dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.

Pada dasarnya tujuan pengiklanan adalah komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku konsumen. Untuk itu ada beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame, dan surat langsung. Menurut Alma (2005), bentuk-bentuk iklan atau reklame yang dapat dilakukan yaitu papan reklame, poster, katalog produk dan jasa atau brosur, folder, spanduk, slide, dan iklan pada media cetak atau media elektronik.

2. Promosi Penjualan

Menurut Kotler dan Keller (2007) promosi penjualan adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Sedangkan menurut Morissan (2007) menyatakan bahwa promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang memberi nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

Menurut Alma (2005) tujuan promosi penjualan perusahaan antara lain: a. Menarik para pembeli baru

b. Memberi hadiah/penghargaan kepada konsumen dan pelanggan lama c. Meningkatkan daya beli pembelian ulang dari konsumen lama d. Menghindarkan konsumen lari ke merek lain

e. Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas

f. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas pangsa pasar jangka panjang.


(9)

9

Banyak alat promosi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan promosi penjualan (Kotler dan Keller, 2007). Alat-alat promosi komponen utama antara lain :

a. Sampel

Tawaran sejumlah produk atau jasa gratis yang dikirimkan dari rumah ke rumah, dikirim melalui pos, disertakan pada produk lain, atau tampilan dalam tawaran iklan.

b. Kupon

Sertifikat yang memberikan hak kepada pemegangnya atas potongan harga yang telah ditetapkan untuk produk tertentu: dikirim lewat pos, dimasukan dalam produk lain atau dilampirkan, atau disisipkan dalam iklan majalah dan koran.

c. Tawaran Uang Kembali (Rabat)

Memberikan pengurangan harga setelah pembelian, bukan pada saat di toko eceran: konsumen mengirimkan “bukti pembelian” yang telah ditentukan kepada produsen yang “mengembalikan uang” sebagian dari harga beli melalui pos.

d. Paket Harga (Transaksi Potongan Harga)

Menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga biasa suatu produk, yang dikurangkan pada label atau kemasan. Paket pengurangan harga (reduced-price pack) adalah suatu kemasan yang dijual dengan pengurangan harga (seperti beli satu dapat dua). Paket gabungan (banded pack) adalah dua produk terkait digabungkan bersama (seperti sikat gigi dan pasta gigi).

e. Premium (Hadiah Pemberian)

Barang yang ditawarkan dengan harga yang relatif rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu. Premium bersama kemasan ( with-pack premium) diberikan bersama produk tersebut di dalam atau pada kemasannya. Premium pos gratis (free-in-the-mail premium) dikirim melalui pos kepada konsumen yang telah mengirimkan bukti pembelian. Seperti tutup atas kotak atau kode UPC. Premium yang diuangkan sendiri (self-liquidating premium) dijual di bawah harga eceran normalnya kepada konsumen yang memintanya.


(10)

f. Program Frekuensi

Program yang memberikan imbalan yang terkait dengan frekuensi dan intensitas konsumen membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.

g. Hadiah (Kontes, Undian, Permainan)

Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang karena membeli sesuatu. Kontes mengharuskan konsumen menyerahkan masukan untuk dipelajari sekelompok juri yang akan memilih masukan terbaik. Undian meminta konsumen menyerahkan nama mereka ke dalam penarikan undian. Permainan memberikan sesuatu kepada konsumen setiap kali mereka membeli nomor binggo, huruf yang hilang yang mungkin akan membantu mereka memenangkan hadiah.

h. Imbalan Berlangganan

Nilai dalam bentuk tunai atau bentuk lain yang sebanding dengan loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok penjual tertentu.

i. Pengujian Gratis

Mengundang calon pembeli menguji-coba produk tanpa biaya dengan harapan mereka akan membeli.

j. Garansi Produk

Janji eksplisit atau implisit penjual bahwa produk tersebut akan bekerja sebagaimana telah ditentukan atau, kalau tidak, penjual tersebut akan memperbaikinya atau mengembalikan uang pelanggan tadi selama kurun waktu yang telah ditetapkan.

k. Promosi Bersama

Dua atau lebih merek atau perusahaan bekerja sama dalam kupon, pengembalian uang, dan kontes untuk meningkatkan daya tarik.

l. Promosi Silang

Menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek lain yang tidak bersaing.


(11)

11

Pajangan dan peragaan di tempat pembelian berlangsung di tempat-tempat pembelian atau penjualan.

3. Penjualan Personal

Menurut Morissan (2007), penjualan personal merupakan bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya, dengan tujuan membujuk calon pembeli untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Penjualan personal lebih terlibat kontak langsung dengan pembeli secara tatap muka. Sedangkan Lovelock dan Wright (2005) menjelaskan bahwa penjualan personal merupakan komunikasi dua arah antara karyawan jasa dengan pelanggan yang dirancang untuk langsung mempengaruhi proses pembelian dimana sifat langsung dari penjualan personal memungkinkan wakil penjualan menyesuaikan pesan tersebut agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tertentu masing-masing pelanggan.

4. Pemasaran Langsung

Lovelock dan Wright (2005) mendefenisikan pemasan langsung sebagai komunikasi satu arah dari suatu perusahaan kepada sejumlah pelanggan sasaran melalui surat, telepon, faks, atau e-mail. Kegiatan pemasaran langsung ditujukan langsung kepada konsumen individual untuk berkomunikasi secara langsung dan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan atau calon pelanggan tertentu.

Program pemasaran langsung dapat dirancang untuk mencapai beberapa alternatif tujuan atau peranan antara lain: (1) memberikan pemahaman tentang pengetahuan produk secara lebih persuasif. (2) mempengaruhi citra pelanggan terhadap jasa yang diberikan. (3) memperkenalkan jasa yang diberikan kepada pelanggan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

5. Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat adalah upaya merangsang minat yang positif terhadap perusahaan tertentu dan produk-produknya dengan mengirimkan berita baru, melakukan konferensi pers, melaksanakan acara-acara khusus, dan mensponsori aktivitas yang layak diliput yang dilakukan oleh pihak ketiga. Hubungan masyarakat mengakui bahwa semua usaha berkaitan dengan orang dan hubungan dengan orang (Lovelock dan Wright, 2005). Hubungan masyarakat merupakan berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan


(12)

mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk (Durianto dkk, 2003).

Menurut Kotler dan Keller (2007) Pada sebuah perusahaan, departemen hubungan masyarakat melaksanakan lima fungsi, antara lain:

a. Hubungan pers – Menyajikan berita dan informasi tentang organisasi tersebut dari sudut yang paling positif.

b. Pemberitaan produk – mensponsori upaya untuk memberitakan produk-produk tertentu.

c. Komunikasi korporat – meningkatkan pemahaman tentang organisasi tersebut melalui komunikasi internal dan eksternal.

d. Lobi – berhadapan dengan lembaga pembuat undang-undang dan pejabat pemerintahan guna mendukung atau menggagalkan peraturan dan perundang-undangan.

e. Pemberian saran – memberikan nasihat kepada manajemen mengenai masalah-masalah publik dan posisi dan citra perusahaan pada masa-masa yang menyenangkan dan krisis.

Tujuan pemasaran yang dapat difasilitas oleh aktivitas hubungan masyarakat antara lain: (1) membangun citra perusahaan dan memperkuat positioning perusahaan. (2) melakukan komunikasi publik yang efektif dan mengantisipasi isu-isu yang berkembang. (3) melakukan peluncuran produk atau jasa baru yang diberikan.

6. Informasi Dari Mulut Ke Mulut (Word Of Mouth)

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009) dalam promosi peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamanya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktifitas komunikasi lainnya.

Selanjutnya Lovelock dan Wright (2005) mengemukakan bahwa komentar dan rekomendasi pelanggan tentang pengalaman jasa mereka dapat memiliki pengaruh yang kuat pada keputusan orang lain. Dengan demikian, informasi atau cerita dari mulut ke mulut dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk


(13)

13

komunikasi pemasaran, meskipun sulit bagi pemasar mengontrol saluran ini. Cara paling tepat untuk memikirkan cerita dari mulut ke mulut adalah menjadikan cerita dari mulut ke mulut ini sebagai bentuk pemberitaan yang ingin dikembangkan dan dibentuk pemasar sehingga hal itu menjadi pelengkap yang efektif terhadap aktivitas komunikasi lainnya.

2.3 Jasa

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) jasa adalah semua kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan suatu pihak lain yang padda dasarnya tidak berwujud atau tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Sedangkan menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009) menjelaskan bahwa jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikomsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen.

Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran (Kotler dan Keller, 2007), yaitu:

a. Tidak berwujud (intangibility), berarti jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009) nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan. b. Tidak terpisahkan (inseparability), berarti jasa tidak dapat dipisahkan dari

penyedianya, baik penyedianya adalah manusia maupun mesin. Biasanya jasa dihasilkan dan dikomsumsi secara bersamaan.

c. Bervariasi (variability), berarti bahwa kualitas jasa tergantung pada siapa yang memberikan demikian pula kapan, dimana, dan bagaimana jasa itu diberikan.

d. Tidak tahan lama (perrishability) berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan pada waktu yang akan datang.

Berdasarkan klasifikasi organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization - WTO), sesuai dengan GATS/WTO - Central Product Classification/ MTN.GNS/ W/ 120 (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009) ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa meliputi:


(14)

1. Jasa bisnis 7. Jasa keuangan

2. Jasa komunikasi 8. Jasa kesehatan dan jasa sosial

3. Jasa kontruksi dan jasa teknik 9. Jasa kepariwisataan dan jasa perjalanan 4. Jasa distribusi 10. Jasa rekreasi, budaya, dan olahraga 5. Jasa pendidikan 11. Jasa transportasi

6. Jasa lingkungan hidup 12. Jasa lain-lain

Menurut alma (2005), macam-macam jasa sebagai berikut: 1. Personal services: barber shop (tukang cukur)

2. Business services: akuntan, notaris, konsultan, manajemen jasa, perdagangan. 3. Professional services: guru (profesor), dokter, penasehat hukum, pengacara,

pendidikan.

4. Financial services: bank, asuransi, bursa

5. Transportation services: becak, ojek sepeda, ojek motor, pedati, delman, oplet, bus, kereta api, angkutan laut, angkutan udara, angkutan pipa.

6. Public utility: listrik, air minum (ledeng), pesawat telepon, fasilitas angkutan jalan raya, toll dan sebagainya.

7. Entertaiment: hiburan bioskop, olah raga, kaset lagu, taman hiburan (rekreasi).

8. Pariwisata: hiburan dalam arti ruang lingkup lebih besar seperti: objek-objek wisata dalam kota, objek wisata pantai, gunung, hutan, dan lembaga-lembaga yang berhubungan seperti biro perjalanan, pengaturan visa, fasilitas penginapan, transport khusus dan sebagainya.

9. Hotel: berbagai jenis penginapan dengan fasilitas yang tersedia. 2.4 Definisi Pariwisata

Menurut Suwantoro (2004), pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempattinggalnya. Dalam operasionalnya istilah pariwisata bermakna sebagai aktivitas meninggalkan rumah untuk mengaddakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi sambil menikmati kunjungan (Pendit, 2006). Sedangkan menurut (Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan), Menyebutkan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela, serta bersifat sementara untuk


(15)

15

menikmati objek dan daya tarik wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata tersebut.

Selanjutnya Pendit (2006) juga menjelaskan bahwa pariwisata merupakan kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya seerta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata.

Menurut Pendit (2006), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.

1. Wisata Budaya

Jenis wisata budaya ini adalah jenis yang paling populer bagi Tanah Air kita. Bukti-bukti telah menunjukan bahwa jenis inilah yang paling utama bagi wisatawan luar negeri yang datang ke negeri ini untuk berkunjung dimana mereka ingin mengetahui kebudayaan kita, kesenian kita, dan segala sesuatu yang dihubungkan dengan adat istiadat dan kehidupan seni budaya kita.

2. Wisata Kesehatan

Perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas, tempat yang mempunyai iklim udara yang menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.

3. Wisata Olahraga

Perjalanan wisata dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara seperti Asian games, Olympiade, Thomas Cup, dan lain-lain.

4. Wisata Komersial

Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.


(16)

5. Wisata Industri

Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian termasuk dalam golongan wisata industri ini

6. Wisata Politik

Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti peringatan ulang tahun suatu negara, ulang tahun perayaan 17 Agustus , konferensi, musyawarah, kongres, atau konvensi politik selalu disertai dengan darmawisata termasuk dalam jenis ini.

7. Wisata Konvensi

Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas pembangunan beserta ruangan-ruangan tempat persidangan bagi para peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Biro konvensi baik yang ada di Berlin, di Manila, atau di Jakarta.

8. Wisata Sosial

Wisata ini adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah (atau dengan kata lain tidak mampu membayar segala sesuatu yang bersifat lux) untuk mengadakan perjalanan, seperti misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani, dan sebagainya.

9. Wisata Pertanian

Wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebuanan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling. Tidak jarang pusat-pusat pertanian seperti ini menyediakan pramuwisata guna menjelaskan segala sesuatunya kepada wisatawan rombongan yang datang berkunjung.


(17)

17

10.Wisata Maritim (Marina) atau Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air, lebih-lebih di danau, bengawan, pantai, teluk atau laut lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, dan sebagainya. 11.Wisata Cagar Alam

Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain. 12.Wisata Buru

Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah atau digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Di Tanah Air kita, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan.

13.Wisata Pilgrim

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman, dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.

14.Wisata Bulan Madu

Yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka.

15.Wisata Petualangan

Dikenal dengan istilah adventure tourism, seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi (off the beaten track) penuh binatang buas, mendaki tebing teramat terjal, terjun ke dalam sungai yang sangat curam, anak-anak muda yang mengemudi tank-tank raksasa bekas perang dunia ke II ke pedalaman Rusia, bungy jumping, arung jeram (rafting) di sungai-sungai yang arusnya liar, masuk goa penuh misteri, dan seterusnya.


(18)

2.5 Efektivitas

Pada dasarnya pengertian efektivitas menunjukkan taraf tercapainya hasil. Pengertian ini sering dikaitkan dengan pengertian efesien, meskipun sebenarnya terdapat perbedaan diantara keduanya. Efektivitas (effectiveness) adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai atau bisa diartikan “melakukan sesuatu yang tepat”, sedangkan efesiensi berarti kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi atau “melakukan sesuatu yang tepat” (Stoner et al., 1996). Menurut Meggison, et al., (1992) efektif adalah kemampuan manajerial untuk melaksanakan sesuatu yang benar dengan cara memilih tujuan yang paling tepat dan metode yang layak untuk mencapainya. Efektivitas menekankan pada hasil yang akan dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang akan dicapai tersebut dengan membandingkan antara input dan output.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2006), efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti pengaruh, akibat, kesan, manjur, mujarab, mempan. Efektivitas sering dikaitkan dengan efesiensi, yang berarti cermat (tidak membuang-buang waktu dan energi), dapat melaksanakan tugas dengan tepat dan cermat.

2.6 Promosi yang Efektif

Promosi efektif adalah promosi yang dibuat sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan mudah dicerna dan dimengerti oleh masyarakat dan mengandung informasi yang benar (Durianto dkk, 2003).

Menurut Durianto dkk, (2003), secara umum dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas promosi, yaitu: penjualan, pengingatan, dan persuasi. Efektivitas promosi yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui melalui riset tentang dampak penjualan. Sedangkan efektivitas promosi yang berkaitan dengan pengingat dan persuasi dapat diketahui melalui riset tentang dampak komunikasi.

Dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2009), Kotler mengemukakan bahwa untuk mengembangkan promosi yang efektif maka diperlukan suatu program, sebagai berikut:


(19)

19

1. Mengidentifikasi Audiens Target

Dalam tahap ini kita menentukan siapa audiens target, bisa merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau umum. Bila perusahaan telah melakukan segmentasi dan penargetan, maka semen itulah yang menjadi audiens target.

2. Menentukan Tujuan Komunikasi

Setelah mengetahui audiens target dan ciri-cirinya, maka kemuadian dapat menentukan tanggapan apa yang dikehendaki. Perusahaan harus menetukan tujuan promosinya apakan untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan, atau pembelian.

3. Merancang Pesan

Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya suatu pesan harus mampu memberikan perhatian (attention-A), menarik (interest-I), membangkitan keinginan (desire-D), dan menghasilkan tindakan (action-A), yang semuanya dikenal sebagai metode AIDA. Pesan yang efektif harus dapat menyelesaikan empat masalah yaitu: “HOW”, ”WHAT”, “WHEN”, dan “WHO”. 4. Menyeleksi Saluran Komunikasi

Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efesien untuk membawakan pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi personal ataupun non personal.

5. Menetapkan Jumlah Anggaran Promosi

Menetapkan anggaran sangatlah penting karena untuk menentukan menggunakan media apa, juga tergantung pada anggaran yang tersedia. Ataukah perusahaan bertoleransi pada pencapaian sasaran promosi yang akan dicapai sehingga sebesar itulah anggaran yang akan berusaha disediakan.

2.7 EPIC Model

Dalam proses pengolahan data untuk melakukan analisa terhadap dampak komunikasi dalam promosi digunakan alat analisis EPIC Model. Alat analisis ini dikembangkan oleh A.C. Nielsen yang merupakan salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia. Menurut Durianto, dkk (2003), EPIC Model mencakup empat dimensi yang saling melengkapi, yaitu:


(20)

1. Dimensi Empati (Empathy)

Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu bentuk komunikasi pemasaran (iklan) dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu bentuk komunikasi pemasaran (iklan) dengan pribadi mereka. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau keadaan yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dimensi empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen. Afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran. Dimensi empati dapat menggambarkan keadaan positif maupun negatif dari suatu kegiatan promosi.

2. Dimensi Persuasi (Persuasion)

Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu bentuk komunikasi pemasaran (iklan) untuk penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasar memperoleh pemahaman tentang dampak komunikasi pemasaran terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu bentuk komunikasi pemasaran (iklan) dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan yang disebabkan oleh komunikasi promosi. 3. Dimensi Dampak (Impact)

Dimensi dampak menunjukkan bahwa suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu komunikasi pemasaran (iklan) mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil komunikasi pemasaran adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan.

4. Dimensi Komunikasi (communication)

Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan permasalahan komunikasi.


(21)

21

2.8 Direct Rating Method

Menurut Durianto, dkk (2003) Direct Rating Method merupakan salah satu alternatif metode untuk menguji efektivitas promosi pada konsumen. Direct Rating Method (DRM) memberikan beberapa alternatif kegiatan promoi kepada sekelompok konsumen dan meminta mereka untuk menentukan peringkat masing-masing kegiatan promosi tersebut. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan suatu kegiatan promosi untuk mendapatkan perhatian, mudah tidaknya kegiatan promosi itu dipahami, kemampuan untuk suatu kegiatan promosi untuk menggugah perasaan, dan kemampuan kegiatan promosi itu untuk mempengaruhi perilaku. Dalam DRM terdapat lima variabel yang digunakan, yaitu :

1. Perhatian (attention)

Perhatian didefenisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Kapasitas merupakan sumber daya yang terbatas, maka konsumen sangat selektif mengalokasikan perhatian mereka. Dalam hal ini, pada saat sejumlah stimulus menerima perhatian, yang lain akan diabaikan. Tugas pemasar adalah mencapai faktor yang pertama, maka pemasar harus mengerti mengenai faktor-faktor yang menentukan perhatian, yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu determinan (penentu) pribadi dan determinan stimulus.

a. Determinan pribadi

Determinan pribadi merujuk pada karakteristik individu yang mempengaruhi perhatian. Secara umum, faktor-faktor ini tidak berada di bawah kendali pemasar. Keberadaan faktor-faktor tersebut harus dikenali dan dipandang sebagai kendala yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi strategi. Faktor-faktor tersebut diantaranya kebutuhan /motivasi, sikap, tingkat adaptasi, serta rentang perhatian.

b. Determinan stimulus

Perangkat kedua dari faktor yang mempengaruhi stimulus adalah karakteristik stimulus itu sendiri. Determinan ini menggambarkan faktor-faktor yang dapat dikendalikan artinya dapat digunakan untuk mendapatkan dan meningkatkan perhatian. Faktor-faktor tersebut


(22)

diantaranya: ukuran, warna, intensitas, kontras, posisi, gerakan, kebaruan, stimulus pemikat perhatian yang dipelajari, juru bicara yang menarik. 2. Pemahaman

Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus. Makna suatu stimulus bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada. Pemahaman dipengaruhi oleh banyak stimulus dan faktor pribadi. Orang akan lebih dahulu mempertimbangkan bagaimana faktor pribadi dapat mempengaruhi pemahaman. Faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi pemahaman antara lain motivasi, pengetahuan, dan perangkat harapan atu persepsi. Sifat fisik aktual suatu stimulus juga memainkan peran yang besar dalam membentuk penafsiran stimulus tersebut. Pemahaman bergantung pada pengemasan produk dan nama merek.

3. Respon Kognitif

Respon kognitif adalah penerimaan yang akan terjadi saat pemrosesan informasi yang sangat terkait dengan pikiran yang muncul selama tahap pemahaman. Sifat respon kognitif menentukan penerimaan atas suatu klaim. Yang sangat penting adalah respon yang disebut argumen pendukung dan kontra argumen. Argumen pendukung adalah pikiran menyokong klaim. Kontra argumen adalah pikiran yang menentang klaim dalam pesan. Penerimaan ditingkatkan saat argumen pendukung meningkat, dan ketika kontra argumen membesar. Respon kognitif memberi pelengkap yang berharga pada pengukuran sikap standar dalam mengevaluasi keefektifan komunikasi.

4. Respon Afektif

Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah stimulus. Keragaman respon afektif dapat disederhanakan menjadi tiga dimensi utama, yaitu riang, negatif, dan hangat. Beberapa rekomendasi perangkat emosi utama yang lebih besar, terdiri dari: rasa takut, terkejut, sedih, jijik, marah, antisipasi, riang, dan menerima. Pentingnya peran afektif tersebut selama tahap penerimaan dalam proses informasi.

5. Sikap terhadap promosi

Kemampuan promosi untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap promosi tersebut.


(23)

23

Promosi yang disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap suatu produk. Promosi yang tidak disukai mungkin akan menurunkan evaluasi produk dari sisi konsumen. Sikap terhadap suatu iklan berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap produk. 2.9 Hasil Penelitian Terdahulu

Menurut Megawati (2009), dalam penelitiannya mengenai Analisis Efektivitas promosi terhadap Jumlah Pengunjung Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor mengungkapkan bahwa efektivitas promosi Taman Safari Indonesia (TSI) diukur melalui segi komunikasi dan penjualan. Segi komunikasi promosi menggunakan EPIC Model dengan nilai EPIC Rate yang diperoleh sebesar 3,99 menunjukan bahwa responden menilai promosi yang dilakukan oleh TSI sudah efektif, baik dari segi dimensi Empati, Persuasi, Dampak, maupun Komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sudah cukup berhasil dalam promosi. Efektivitas promosi selain dihitung menggunakan EPIC Model juga diukur melalui dampak penjualan. Analisis ini menggunakan analisis korelasi yang kuat antara biaya promosi Above The Line (ATL) maupun Below The Line (BTL) dengan tingkat penjualan tanaman hias. Hal ini ditunjukan dengan nilai r sebesar 0,423 dan 0,476.

Pravita Sari (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efektivitas Bauran Promosi Pada Taman Rekreasi Dunia Fantasi Taman Inpian Jaya Ancol Jakarta”, dengan menggunakan metode EPIC Model mengungkapkan bahwa, promosi yang dilakukan Dunia Fantasi masuk dalam kategori promosi yang efektif dilihat dari EPIC Rate yang diperoleh sebesar 3,725. Hal ini juga terlihat dari masing-masing nilai Empati sebesar 3,9 (efektif), Persuasi sebesar 3,85 (efektif), Dampak sebesar 3,61 (efektif), dan komunikasi sebesar 3,54 (efektif). Hasil Uji Wilcoxon menunjukan bahwa terdapat peningkatan pada empati konsumen, peningkatan pada kepercayaan, sikap, dan keinginan konsumen, peningkatan pengetahuan dan keterlibatan konsumen, serta peningkatan pemahaman konsumen akan pesan.

Dalam jurnal Natalisa (1999) yang dimuat dalam Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No.5 Juni 2005 mengenai “Pemahaman Terhadap Segmentasi Pelanggan : Suatu Usaha Untuk Meningkatkan Efektifitas Pemasaran


(24)

Jasa Penerbangan”, mengungkapkan bahwa strategi yang sekarang banyak digunakan maskapai penerbangan domestik dengan menerapkan strategi harga rendah (pemberian diskon yang sangat tinggi) harus disikapi dengan bijaksana oleh para pebisnis jasa penerbangan. Bukan tidak mungkin, suatu hari malah akan jadi bumerang buat mereka. Hal yang harus di perhatikan yaitu kebijakan pelayanan yang tepat (sesuai kebutuhan segmen), justru membawa dampak positif bagi peningkatan image dan loyalitas pelanggan. Perbaikan kualitas pelayanan dan peningkatan profesionalisme karyawan untuk memberikan jaminan pelayanan dengan tingkat keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan serta jaminan terhadap keselamatan penerbangan perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan kepuasan pelanggan.

Persamaan penelitian ini dibandingkan dengan 3 penelitian terdahulu yaitu pada alat analisis yang digunakan pada penelitian ini sama dengan dua penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Dewi Megawati dan Ria Pravita Sari yang sama-sama menggunakan EPIC Model dalam menghitung nilai keefektivitasannya. Sedangkan pada Jurnal natalisa yakni sama-sama meneliti mengenai efektivitas promosi pemasaran terhadap perusahaan jasa. Hal yang membedakan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini, selain menggunakan EPIC Model dalam menganalisis tingkat keefektivitasannya juga menggunakan Direct Rating Method (DRM). DRM ini digunakan untuk mendukung dan menguatkan hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode EPIC Model. Selain itu yang menjadikan keunikan dari penelitian ini yaitu tempat penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya mengenai promosi yang dilakukan The Jungle Bogor.


(25)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk variasi hiburan, teknologi hingga pelayanan yang diberikannya sehingga menimbulkan persaingan. Dalam menghadapi persaingan ini, masing-masing objek wisata memiliki strategi yang tepat. The Jungle sebagai salah satu objek wisata yang dimiliki kota Bogor berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu strategi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam memasarkan produk barang dan jasanya yaitu dengan menggunakan strategi promosi pemasaran berupa bauran promosi yang terdiri dari periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat serta informasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth).

EPIC model merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur keefektifan promosi dari dampak pengingat dan persuasi melalui riset komunikasi terhadap konsumen. Efektivitas dapat dilihat dari respon konsumen terhadap bauran promosi yang dilakukan oleh perusahaan.

Untuk melihat keefektivan promosi yang dilakukan dan menentukan promosi mana yang sangat mendapat perhatian bagi konsumen digunakanlah Metode Penentuan Peringkat Langsung (Direct Rating Method = DRM). DRM memberikan beberapa alternatif promosi kepada sekelompok konsumen dan meminta untuk menentukan peringkat masing-masing promosi tersebut.


(26)

Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian EPIC Model

Karakteristik konsumen Empati, Persuasi,

Dampak, dan Komunikasi

Analisis efektivitasan Bauran Promosi Pada Wisata Air The Jungle Bogor

Respon Konsumen

Deskriptif Perhatian, Pembacaan,

Kognitif, perilaku dan Afeksi

Direct Rating Method Wisata Air The Jungle ingin mempertahankan

dan meningkatkan pangsa pasar

Below The Line Above The Line

Pemasaran langsung

Periklanan

Word Of Mouth

Promosi penjualan Hubungan

masyarakat

Penjualan personal

Bauran Pemasaran (Market Mix – 8P)

Produk Harga

Promosi

Distribusi Proses Orang Bukti fisik


(27)

27

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Lokasi Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) terletak di Jl. Dreded Pahlawan, Kotamadya Bogor Selatan – Jawa Barat. Lokasi Perumahan Bogor Nirwana Residence dapat dicapai dengan mudah sekitar 10 menit perjalanan dari gerbang pintu tol Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dan pengumpulan data melalui pengisian kuisioner yang diberikan kepada pengunjung wisata air The Jungle Bogor yang mengetahui promosi The Jungle.. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2011 – September 2011.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan langsung di lapangan, wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan konsumen, serta pengisian kuesioner oleh konsumen. Melalui wawancara diajukan pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan, visi dan misi, serta pelaksanaan promosi yang dilakukan oleh The Jungle Bogor. Daftar pertanyaan wawancara tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengumpulan data melalui kuesioner oleh pengunjung ditujukan untuk mengetahui respon konsumen terhadap promosi yang telah dilakukan. Daftar pertanyaan kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan promosi.

Data sekunder bersumber dari laporan tertulis atau dokumen perusahaan serta data literatur yang relevan. Selain itu, data sekunder juga dikumpulkan dari internet, studi pustaka, dan penelitian terdahulu.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel bagi keperluan penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling sehingga tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Teknik non-probability sampling yang digunakan yaitu metode convinience sampling. Convinience sampling (sampel berdasarkan kemudahan) adalah sampel berdasarkan kemudahan dan metode ini dapat memilih dari elemen populasi (orang atau


(28)

peristiwa) yang datanya berlimpah dan mudah diperoleh oleh peneliti. Artinya elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel tersebut tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat, mudah, dan murah (Ruslan, 2006). Sampel yang dipilih menjadi responden merupakan pengunjung The Jungle Bogor. Kuisioner yang diberikan kepada pengunjung The Jungle dibatasi berdasarkan kelompok-kelompok pengunjung, yaitu:

1. Pengunjung yang datang secara individu, diberikan kepada setiap individu 2. Pengunjung yang datang secara keluarga, diberikan kepada anggota keluarga

yang berumur minimal 17 tahun ke atas.

3. Pengunjung yang datang secara rombongan, diberikan kepada ketua rombongan.

Jumlah sampel yang digunakan adalah berdasarkan pendekatan jumlah pengunjung per bulan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak The Jungle, diperoleh informasi bahwa rata-rata jumlah pengunjung perbulan adalah 150.000 orang pengunjung. Untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumus Slovin. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

=

1 + ………( 1)

= 150.000

1 + 150.000 ( 0,1) = 99,93 ≈ 100 orang Dimana :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir atau diinginkan, yaitu sebesar 10%

3.5 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada para konsumen berisi beberapa butir pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur


(29)

29

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial.

Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan agar kuesioner yang digunakan akurat dan layak untuk merekam data responden. Uji validitas digunakan untuk melihat hubungan diantara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Pengolahan data yang ada menggunakan alat bantu berupa Microsoft Exel dan software SPSS version 16.0 for Windows.

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas kuisioner menggunakan teknik korelasi Product Moment Person. Uji validitas ini digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total. Rumus dari korelasi Product Moment Person.sebagai berikut:

= (∑ )−(∑ ∑ )

[ ∑ −(∑ ) ][ ∑ −(∑ ) ]

………( 2)

Dimana:

N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pernyataan dari tiap responden Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden

Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati. Uji validitas dilakukan pada responden dimana nilai yang dihitung dinyatakan valid atau signifikan, apabila nilai rhitung > rtabel (0,361).

3.5.2 Uji Realibilitas

Realibilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Jika kuesioner telah terbukti valid, maka realibilitas kuesioner tersebut diuji keandalannya. Teknik yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:


(30)

=

−1 1−

………( 3) Dimana:

ri = Kendala instrumen k = Banyak butir pertanyaan ∑σb2 = Jumlah ragam butir σt2 = Ragam total

Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulangi. Tingkat realibilitas metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai 1 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat realibilitas metode Alpha Cronbrach

Alpha Tingkat reliabilitas

0,00 – 0,20 Kurang reliabel

> 0,20 – 0,40 Agak reliabel

> 0,40 – 0,60 Cukup reliabel

> 0,60 – 0,80 Reliabel

> 0,80 – 1,00 Sangat reliabel

3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan karakteristik umum pengunjung Wisata Air The Jungle Bogor. Data mengenai karakteristik konsumen diperoleh melalui kuesioner. Data-data tersebut dikelompokan berdasarkan jawaban yang sama ke dalam tabel. Data yang telah dikelompokan ke dalam tabel selanjutnya jawaban tersebut dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase tersebut merupakan jawaban yang paling dominan dari masing-masing variabel yang diteliti.

Karakteristik umum yang dilihat meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status, pekerjaan, pendapatan per bulan, dan wilayah tempat tinggal.


(31)

31

3.6.2 EPIC Model

Efektivitas promosi diukur dengan menggunakan EPIC Model yang mencakup empat dimensi yaitu empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Untuk mengevaluasi efektivitas iklan dengan EPIC Model digunakan Analisis tabulasi sederhana dan perhitungan rata-rata terbobot sebagai berikut:

1. Analisis Tabulasi Sederhana

Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase.

=

∑ 100% ………. ( 4)

Dimana:

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu ƒi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑ƒi = Banyak jumlah responden

2. Skor Rata-rata

Setiap jawaban responden dari pernyataan yang diberikan, diberikan bobot. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi.

Rumus:

= ∑ .

∑ ………. ( 5)

Dimana:

X = Rata-rata berbobot ƒi = Frekuensi

wi = Bobot

Bobot nilai dari pendapat para responden terhadap penyataan mengenai EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Bobot nilai EPIC Model

Kriteria jawaban Bobot nilai

Sangat tidak setuju 1

Tidak setuju 2

Cukup 3

Setuju 4


(32)

Langkah berikutnya yaitu menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 0 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut:

= ( )………. ( 6)

Dimana:

R (bobot) = Bobot terbesar – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:

= 5−1

5 = 0,80

Nilai rentang skala sebesar 0,80 digunakan untuk menentukan rentang skala keputusan. Rentang skala keputusan EPIC Model yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rentang skala keputusan EPIC Model

Kriteria jawaban Bobot nilai

Sangat tidak efektif 1,00 < X ≤ 1,80

Tidak efektif 1,80 < X ≤ 2,60

Cuku efektif 2,60 < X ≤ 3,40

Efektif 3,40 < X ≤ 4,20

Sangat efektif 4,20 < X ≤ 5,00

Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC Rate dengan rumus:

= + + +

4 ( 7)

Hasil EPIC Rate akan mengambarkan posisi promosi suatu produk dalam persepsi responden sesuai dengan rentang skala yang telah ditentukan. Dari hasil rentang skala tersebut dapat diketahui sejauh mana keefektifan promosi yang dilakukan oleh perusahaan.


(33)

33

3.6.2 Direct Rating Method

Durianto, dkk (2003) menyatakan bahwa Direct Rating Method (Metode Penentuan Peringkat langsung) menggunakan lima variabel, yaitu perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap promosi.

Untuk mengevaluasi efektivitas iklan dengan Direct Rating Method digunakan analisis tabulasi sederhana dan perhitungan rata-rata terbobot, sebagai berikut:

1. Analisis Tabulasi Sederhana

Data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase. Rumus:

=

∑ 100% ………. ( 8)

Dimana:

P = persentase responden yang memilih kategori tertentu ƒi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑ƒi = Banyak jumlah responden

2. Skor Rata-rata

Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobot dibagi dengan jumlah total frekuensi. Rumus :

= ∑ .

∑ ………. ( 9)

Dimana:

X = Rata-rata berbobot ƒi = Frekuensi

wi = Bobot

Tabel 6. Bobot nilai Direct Rating Method

Kriteria jawaban Bobot nilai

Sangat tidak setuju 1

Tidak setuju 2

Cukup 3

Setuju 4


(34)

Langkah berikutnya yaitu menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 0 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut:

= ( )………. ( 10)

Dimana:

R (bobot) = Bobot terbesar – bobot terkecil M = Banyaknya kategori bobot

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:

= 5−1

5 = 0,80

Nilai rentang skala sebesar 0,80 digunakan untuk menentukan rentang skala keputusan. Rentang skala keputusan EPIC Model yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rentang skala keputusan Direct Rating Method

Kriteria jawaban Bobot nilai

Sangat tidak efektif 1,0 < X ≤ 1,8

Tidak efektif 1,8 < X ≤ 2,6

Cukup efektif 2,6 < X ≤ 3,4

Efektif 3,4 < X ≤ 4,2

Sangat efektif 4,2 < X ≤ 5,0

Setelah skor rata-rata diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengkonversi skor rata-rata ke skala pada tabel Direct Rating (g) dengan menggunakan rumus:

g = × 20

5 ………. . . ( 11)

Langkah terakhir adalah menjumlahkan seluruh nilai X Direct Rating (g) untuk mendapatkan nilai total Direct Rating. Rentang keputusan pada Direct Rating dapat dilihat pada Tabel 8.


(35)

35

Tabel 8. Direct Rating

Kriteria promosi Bobot nilai

Buruk 0 < g ≤ 20

Kurang Baik 20 < g ≤ 40

Rata-rata 40 < g ≤ 60

Baik 60 < g ≤ 80


(36)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

The Jungle Water Adventure atau yang biasa disebut The Jungle merupakan salah satu objek wisata petualangan air yang terletak di selatan Kota Bogor. The Jungle adalah tempat rekreasi yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata keluarga serta sebagai obyek wisata edukasi bagi sekolah yang ingin mengadakan rekreasi sambil belajar. The Jungle dibangun di kawasan Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) dengan latar belakang Gunung Salak yang terletak di Jalan Dreded Pahlawan. Pemandangannya indah serta udaranya sejuk, menempati area seluas 3 hektar dengan 60% dari total area merupakan kawasan hijau terbuka di Bogor selatan.

The Jungle merupakan wahana hiburan pertama yang menempati kawasan komersial tersebut dan dibangun dibawah manajemen PT. BakrieLand Development, Tbk. PT. BakrieLand Development, Tbk merupakan salah satu perusahaan sektor properti di Indonesia yang menangani proyek-proyek infrastruktur dan bidang usaha yang terkait dengan properti lainnya. Hingga kini PT. BakrieLand Development, Tbk telah mengembangkan berbagai proyek properti perkantoran, kawasan perumahan serta hotel kelas dunia di beberapa lokasi di Indonesia.

Pada awalnya The Jungle dibangun sebagai pelengkap hunian yang kemudian diresmikan pada tanggal 16 Desember 2007. Penyelenggaraan pembangunan The Jungle berlangsung selama 168 hari dimulai pada tanggal 1 Juli 2007 dan selesai pada tanggal 16 Desember 2007, oleh karena itu The Jungle mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori pemrakarsa dan penyelenggara pembangunan Water Park tercepat. (http://www.muri.org/). Di tempat ini, para pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas rekreasi menarik yang menyatu dengan alam. Semua fasilitas dan wahana yang terdapat di The Jungle menggunakan teknologi dan peralatan terbaru dengan standar kualitas terbaik, untuk memastikan keamanan para pengunjung didatangkan ahli dari Australia, Kanada, dan Belgia.


(37)

37

Sejak diresmikan, objek wisata ini menjadi objek wisata yang sangat digemari oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengunjung yang berdatangan ke The Jungle, sehingga pada tahun 2010 dan 2011 The Jungle memperoleh TOP BRAND AWARD untuk kategori water recreation spot terfavorit di Indonesia.

4.1.1 Visi dan Misi

The Jungle memiliki Visi untuk Menjadi Waterpark terlengkap, The Jungle The Most Adventurous Waterpark di Indonesia. Dan Misi The Jungle yaitu bekerja secara Team work dan memberikan pelayanan yang terbaik serta selalu melakukan pengembangan dan inovasi-inovasi.

4.1.2 Logo Perusahaan

The Jungle memiliki Logo sebagai media pengenalan merek kepada konsumen dalam wujud identitas perusahaan. Logo The Jungle berupa rusa kecil yang sedang berseluncur dengan riang dan gembira. Menurut pihak The Jungle, alasan rusa dijadikan sebagai logo dari The Jungle yaitu karena rusa merupakan icon yang sudah terkenal di kota Bogor dan rusa sendiri merupakan binatang yang lincah, bebas dan lucu. Hal ini mencerminkan para pengunjung yang bermain di sini akan merasakan kegembiraan, kebebasan dan kesenangan.

4.2 Bauran Pemasaran

The Jungle Adventurous Waterpark merupakan taman wisata air pertama dan terbesar yang ada di Kota Bogor dan menjadi kebanggaan kota ini. Jasa yang ditawarkan oleh The Jungle adalah wahana permainan air yang beragam. The Jungle telah menerapkan bauran pemasaran jasa yang disesuaikan dengan jenis usahanya yaitu jasa pariwisata. Bauran pemasaran tersebut mencakup 8P, yaitu: Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place), Promosi (Promotion), Proces (Proccess), Produktivitas (Productivity), Orang (People), dan Bukti Fisik (Physical Evidance).

4.2.1 Produk The Jungle

The Jungle merupakan taman rekreasi yang bergerak dalam bidang jasa pariwisata yang menawarkan berbagai wahana permainan air yang memanjakan para pengunjungnya sehingga dapat bersantai, bermain dan sekaligus sebagai sarana edukasi. Oleh karena itu, target pasar dari The Jungle ini adalah untuk


(38)

semua kalangan umur mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Wahana permainan yang ditawarkan oleh The Jungle pada awal berdiri hanya terdapat 6 wahana permainan air yaitu Tower Slide, Lazy River, Fountain Futsal, Race Slide, Kiddy Pool, dan Leisure Pool dan terdapat juga Bird Park dan Giant Aquarium. The Jungle menghadirkan wahana baru yaitu The Wave yang diresmikan pada tanggal 22 Juni 2011.

1. Tower Slide (Jaya Wijaya Peak)

Ini adalah permainan andalan dari The Jungle, yaitu luncuran dari ketinggian 12 m sepanjang kurang lebih 100 meter, yang akan mengajak kita berputar2 sebelum jatuh ke kolam. Tower Slide ini terdiri dari 2 macam permainan yaitu Spiral Slide adalah peluncur air yang tidak memiliki tutup atau atap terbuka, sehingga dapat melihat pemandangan di luar. Tube Slide adalah peluncur air yang berbentuk tertutup dengan diameter 1 meter. Ketinggian keduanya adalah sama. Para pengunjung yang ingin menikmati permainan ini disarankan untuk menyewa ban.

2. Lazy River (Mahakam River)

Merupakan kolam arus sepanjang 400 meter. Di wahana ini pengunjung bisa duduk bermalas-malasan di atas ban besar dibawa terhanyut mengelilingi kolam arus termasuk mengelilingi Akuarium Raksasa (Giant Aquarium) sepanjang 400 meter yang terletak di tengah-tengah kolam. Kolam arus yang akan membawa kita berkeliling area seakan mengarungi sungai mahakam yang berliku-liku. Untuk menikmati wahana ini, kita perlu menyewa ban.

3. Fountain Futsal (Way Kambas)

Di area fountain futsal terdapat panggung terbuka cukup besar yang dapat digunakan untuk berbagai acara hiburan, seperti kelompok band yang bermain musik dan menyanyi untuk menghibur pengunjung. Untuk yang ingin bermain futsal, disini disediakan arena futsal. Keunikan futsal disini, arena futsalnya dilengkapi dengan beberapa titik air mancur dipermukaan lapangan sehingga ketika bermain diselingi dengan semprotan air dari bawah yang cukup keras.


(39)

39

Merupakan empat jalur luncuran setinggi 8 meter yang dapat digunakan untuk balapan meluncur ke bawah. Bisa dengan posisi duduk, atau tengkurap (menggunakan karpet khusus yang dapat dipinjam gratis)

5. Kiddy Pool (Sentani Lake)

Kolam ini dibuat untuk anak-anak, namun tidak jarak banyak orang dewasa yang ikut bermain menemani si anak. Kolam ini mempunyai 2 kolam besar yaitu : Kolam Pertama mempunyai kedalaman air sekitar 20 cm sampai sekitar 50 cm, berisi macam-macam permainan air seperti lumba-lumba mainan, jungkat-jungkit, mini slider dan macam-macam air mancur yang terus menerus menyemburkan air. Kolam Kedua berisi macam-macam permainan seperti water bucket, water canon, dan tight rope. Pada kolam kedua ini, terdapat sebuah ember besar yang berisi air dan dapat tumpah sewaktu-waktu.

6. Leisure Pool (Samosir Island)

Kolam untuk orang dewasa yang berukuran tidak terlalu besar, tapi disana terdapat water massage, jadi pengunjung dapat duduk santai sambil dipijat oleh semprotan air dari tempat duduk, disini juga tersedia net untuk bermain volley air. Di tengah kolam renang terdapat mini resto sehingga para pengunjung dapat bersantai sambil makan dan minum.

7. Bird Park (Jungle Birds)

Pengunjung dapat menikmati suasana segar dengan kicauan burung yang berasal dari berbagai negara dan daerah di Indonesia. Adapun burung-burung tersebut seperti burung bayan, burung merak, burung elang, burung macau blue, burung flaminggo, burung garuda, burung merak putih, burung merak biru, burung nuri merah, burung kakaktua raja, bebek peking dan masih banyak lagi lainnya.

8. Giant Aquarium (Aquarium Raksasa)

Pada saat anda menikmati Lazy River anda akan melihat Akuarium Raksasa (Giant Aquarium) yang terletak di tengah-tengah kolam. Akuarium Raksasa ini terbuat dari fiber glass tembus pandang dan berisi berbagai jenis ikan tawar yang tergolong langka dari dalam maupun luar negeri, seperti tiger fish, alligator, palmas, arwana irian, pangasius albino, ikan pari air tawar dan banyak lagi lainnya.


(40)

9. The Wave

Merupakan wahana baru yang menyuguhkan “sensasi digulung ombak”. Wahana ini dibangun pada area seluas 7.500 m2 dengan luas kolam 1.150 m2. Pada wahana ini, para pengunjung akan merasakan 5 jenis ombak sensasional, diantaranya : Waveplay (berbentuk gulungan ombak dari ujung tengah sampai ketepi daratan), Wavebreaker (berbentuk gulungan ombak dari ujung tengah sampai ke tepi daratan hanya lebih kecil), Boogiewave (ombak akan nampak seperti huruf V, akan tetapi bentuknya terbalik), Bajablast (ombak akan membentuk seperti diamond) dan point break (ombak akan membentuk seperti diamond, akan tetapi lebih besar dari yang pertama).

4.2.2 Harga Tiket Masuk Pengunjung (Price)

Sebelum masuk ke dalam area The Jungle, para pengunjung diwajibkan untuk membeli tiket pada loket masuk. Saat membeli tiket, Anda akan mendapatkan gelang yang disebut smart tag yang merupakan tiket masuk ke dalam wahana bermain. Harga tiket berlaku sama untuk anak-anak dan dewasa. Rincian harga tiket masuk The Jungle dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Harga Tiket Masuk The Jungle Tahun 2011

Uraian

Harga tiket

Keterangan Senin s/d jumat

Sabtu-minggu-hari libur

Wahana air Rp. 40.000,- Rp. 60.000,- Khusus high season Rp. 75.000,-

Dry park Rp. 5000,- Rp. 5.000,- Hanya anak-anak usia dibawah 12 tahun

Locker Rp. 5000,- Rp. 5.000,-

Berlaku sekali pemakaian (tutup + buka)

Pelampung single Rp. 10.000,- Rp. 10.000,- Per 3 jam Pelampung double Rp. 15.000,- Rp. 15.000,- Per 3 jam

Cabana Rp. 50.000,- Rp. 90.000,- Hanya untuk pemakaian selama 3 jam

4.2.3 Lokasi The Jungle

The Jungle berlokasi di Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) yang terletak di Jl. Dreded Pahlawan, Kotamadya Bogor Selatan – Jawa Barat. Daerah ini merupakan jalur lalu lintas yang strategis sehingga mudah untuk menjangkaunya. Bagi para pengunjung yang tidak membawa kendaraan dapat menggunakan kendaraan umum dan nantinya di dalam perumahan BNR pihak


(1)

memaparkan pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen

5. Promosi The Jungle Bogor memiliki daya tarik yang bagus

6. Promosi The Jungle Bogor gambar dan tulisannya bagus

7. Promosi The Jungle Bogor mendorong anda untuk mengunjunginya

EMPATI STS TS C S SS

1. Promosi The Jungle Bogor Baik (Bagus)

2. Anda menyukai Promosi The Jungle Bogor

PERSUASI

3. Promosi The Jungle Bogor Berhasil menarik perhatian Anda

4. Dengan melihat Promosi The Jungle Anda ingin tahu lebih jauh mengenai The Jungle Bogor

5. Dengan melihat Promosi The Jungle

Anda berkeinginan untuk

mengunjungi The Jungle Bogor DAMPAK

6. Promosi The Jungle Bogor lebih kreatif dibandingkan tempat rekreasi lainnya KOMUNIKASI

7. Promosi The Jungle Bogor jelas dalam menggambarkan pesan yang ingin disampaikan

8. Promosi The Jungle Bogor mampu mengkomunikasikan pesan yang disampaikan

9. Anda mengerti akan pesan yang disampaikan dalam promosi The Jungle Bogor.

Saran Anda


(2)

Lampiran 3 Struktur Organisasi The Jungle

GM The Jungle Waterpark KA. Dept Keuangan & Accounting KA. Bag. Keuangan KA. Sie Keuangan Cashier Bank Receive/ Payment AR/ Invoicing/ Kontrak/ Collection KA. Sie Ticketing Ticketing 4D Ticketing Wahana Ticketing Locker Ticketing Tube Ticketing Cabana

KA. Sie HRD

General Administ ration Receptionis Driver OB & Cleaning Service Personalia KA. Bag Accounting KA. Sie Accounting Staf Accounting Staf Pajak

KA. Sie IT Staf IT KA. Dept Pemasaran KA. Bag Penjualan KA. Sie Penjualan Penjualan Wahana Tenant Leasing KA. Sie Customer Relation Information Customer Service KA. Bag Promosi &

Event KA. Sie Promotion Staf Promosi Design Grafis Ka. Sie Event Team Kreatif Staf Event Admin Pemasaran KA. Dept Operasional

KA. Bag. Engi & Civil KA. Sie Engineering Staf Engineering Mesin Staf Engineering & Electrik KA. Sie Civil Staf Civil KA. Bag Environment KA. Sie Maintenance Staf 4D StafDry Park

Staf Taman Kolam & Cleaning Service Staf Burung & Ikan Staf Tube

Ka. Sie Keamanan, K eselamatan, K

esehatan Staf Keamanan, Keselamatan Staf Kesehatan Administrasi Operasional GM Sekretaris


(3)

Lampiran 4 Uji Validitas Efektivitas Promosi.

Correlations

D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 TOTAL

D1 Pearson Correlation 1 .603** .671** .435* .649** .417* .554** .533** .563** .525** .493** .522** .465** .517** .380* .435* .783** Sig. (2-tailed) .000 .000 .016 .000 .022 .002 .002 .001 .003 .006 .003 .010 .003 .038 .016 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

D2 Pearson Correlation .603** 1 .764** .336 .391* .382* .502** .429* .685** .364* .567** .348 .380* .417* .399* .431* .729** Sig. (2-tailed) .000 .000 .070 .033 .037 .005 .018 .000 .048 .001 .059 .038 .022 .029 .017 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

D3 Pearson Correlation .671** .764** 1 .377* .425* .305 .638** .446* .561** .619** .868** .600** .203 .503** .473** .487** .815** Sig. (2-tailed) .000 .000 .040 .019 .102 .000 .013 .001 .000 .000 .000 .283 .005 .008 .006 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

D4 Pearson Correlation .435* .336 .377* 1 .208 -.035 .397* .296 .421* .168 .295 .495** .630** .404* .425* .313 .564** Sig. (2-tailed) .016 .070 .040 .270 .855 .030 .113 .020 .374 .113 .005 .000 .027 .019 .092 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

D5 Pearson Correlation .649** .391* .425* .208 1 .480** .430* .571** .560** .524** .320 .287 .364* .325 .325 .279 .623** Sig. (2-tailed) .000 .033 .019 .270 .007 .018 .001 .001 .003 .084 .124 .048 .080 .080 .135 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

D6 Pearson Correlation .417* .382* .305 -.035 .480** 1 .316 .559** .318 .453* .336 .255 .289 .460* .343 .291 .545** Sig. (2-tailed) .022 .037 .102 .855 .007 .089 .001 .087 .012 .069 .173 .121 .010 .064 .118 .002

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

D7 Pearson Correlation .554** .502** .638** .397* .430* .316 1 .497** .578** .587** .595** .752** .409* .511** .525** .575** .802** Sig. (2-tailed) .002 .005 .000 .030 .018 .089 .005 .001 .001 .001 .000 .025 .004 .003 .001 .000


(4)

E1 Pearson Correlation .533** .429* .446* .296 .571** .559** .497** 1 .733** .593** .420* .424* .383* .659** .502** .361 .744** Sig. (2-tailed) .002 .018 .013 .113 .001 .001 .005 .000 .001 .021 .020 .037 .000 .005 .050 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

E2 Pearson Correlation .563** .685** .561** .421* .560** .318 .578** .733** 1 .382* .389* .354 .430* .528** .555** .492** .762** Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .020 .001 .087 .001 .000 .037 .034 .055 .018 .003 .001 .006 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

E3 Pearson Correlation .525** .364* .619** .168 .524** .453* .587** .593** .382* 1 .704** .558** .294 .263 .201 .054 .654** Sig. (2-tailed) .003 .048 .000 .374 .003 .012 .001 .001 .037 .000 .001 .114 .160 .288 .779 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

E4 Pearson Correlation .493** .567** .868** .295 .320 .336 .595** .420* .389* .704** 1 .664** .190 .370* .319 .295 .716** Sig. (2-tailed) .006 .001 .000 .113 .084 .069 .001 .021 .034 .000 .000 .314 .044 .086 .113 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

E5 Pearson Correlation .522** .348 .600** .495** .287 .255 .752** .424* .354 .558** .664** 1 .359 .538** .500** .387* .734** Sig. (2-tailed) .003 .059 .000 .005 .124 .173 .000 .020 .055 .001 .000 .051 .002 .005 .035 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

E6 Pearson Correlation .465** .380* .203 .630** .364* .289 .409* .383* .430* .294 .190 .359 1 .369* .286 .254 .571** Sig. (2-tailed) .010 .038 .283 .000 .048 .121 .025 .037 .018 .114 .314 .051 .045 .125 .175 .001

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

E7 Pearson Correlation .517** .417* .503** .404* .325 .460* .511** .659** .528** .263 .370* .538** .369* 1 .743** .677** .746** Sig. (2-tailed) .003 .022 .005 .027 .080 .010 .004 .000 .003 .160 .044 .002 .045 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

E8 Pearson Correlation .380* .399* .473** .425* .325 .343 .525** .502** .555** .201 .319 .500** .286 .743** 1 .610** .682** Sig. (2-tailed) .038 .029 .008 .019 .080 .064 .003 .005 .001 .288 .086 .005 .125 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

E9 Pearson Correlation .435* .431* .487** .313 .279 .291 .575** .361 .492** .054 .295 .387* .254 .677** .610** 1 .627** Sig. (2-tailed) .016 .017 .006 .092 .135 .118 .001 .050 .006 .779 .113 .035 .175 .000 .000 .000


(5)

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 TOTAL Pearson Correlation .783** .729** .815** .564** .623** .545** .802** .744** .762** .654** .716** .734** .571** .746** .682** .627** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 5 Uji Realibilitas Efektifitas Promosi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items


(6)

AFNITA MAIZAR. H24097007. Analisis Keefektivitasan Bauran Promosi Pada Wisata Air The Jungle Bogor. Dibawah bimbingan MA’MUN SARMA.

Munculnya berbagai objek wisata ini menimbulkan persaingan di antara objek wisata tersebut dan masing-masing berlomba untuk menawarkan keunggulan bersaingnya, mulai dari bentuk variasi hiburan, teknologi yang menyertai, pelayanan dan kenyamanan yang diberikan sampai pada paket harga yang ditawarkan melalui berbagai promosi. Tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, jumlah wisatawan yang menyambangi Kota Bogor mencapai 2,97 juta wisatawan, angka tersebut meningkat hampir 10 ribu wisatawan dibanding jumlah wisatawan tahun 2009 yang hanya mencapai 2,89 juta wisatawan. The Jungle merupakan salah satu tujuan wisata air terbesar yang terletak di Kota Bogor dan telah berdiri sejak tahun 2007. Konsumen yang menjadi target pada penelitian ini adalah para pengunjung The Jungle yang telah mengetahui promosi yang dilakukan The Jungle. The Jungle melakukan beberapa kegiatan promosi dan kegiatan promosi ini diharapkan dapat mempengaruhi konsumen agar berkunjung ke tempat wisata ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Bagaimana karakteristik pengunjung wisata air The Jungle Bogor. 2) Apa saja kegiatan promosi yang dilakukan oleh wisata air The Jungle Bogor. 3) Bagaimana respon konsumen terhadap keefektifan bauran promosi The Jungle Bogor.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner dan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Teknik pengambilan sample menggunakan non-probability sampling. Jenis non-probability sampling yang digunakan adalah convinience sampling.. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis Direct Rating Method (DRM) dan EPIC Model. Pengolahan data untuk analisis deskriptif menggunakan excel dan untuk validasi dan reliabilitas menggunakan SPSS 16.

Kegiatan promosi yang dilakukan oleh The Jungle meliputi empat bauran promosi yaitu periklanan (media elektronik, media cetak, media luar ruangan brosur dan media internet), promosi penjualan (pemberian potongan harga dan promosi silang), penjualan personal (penawaran ke instansi-instansi dan sekolah) dan hubungan masyarakat (publikasi media massa dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar). Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa karakteristik pengunjung The Jungle merupakan para pengunjung yang rata-rata berumur dibawah 45 tahun dan sudah menikah serta paling banyak berasal dari Bogor. Sebagian besar pengunjung merupakan karyawan swasta dan berpenghasilan berkisar antara Rp. 500.000 hingga Rp. 3.500.000 dan rata-rata baru satu kali mengunjungi The Jungle dalam 6 bulan terakhir. Mayoritas para pengunjung yang datang ke The Jungle merupakan mereka yang mengetahui promosi The Jungle dari teman atau saudara, brosur, leaflet, dan billboard serta menyukai stiker The Jungle. Bila dilihat dari jenis kelamin, jumlah para pengunjung The Jungle Hampir sama antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil pengukuran efektivitas promosi dengan menggunakan DRM menunjukkan bahwa skala direct rating efektivitas promosi The Jungle sebesar 72,72 yang berarti bahwa promosi The Jungle masuk dalam kategori promosi yang baik. Berdasarkan pengukuran efektivitas promosi dengan menggunakan EPIC Model menunjukkan bahwa EPIC rate sebesar 3,497 yang berarti bahwa promosi yang dilakukan The Jungle masuk dalam kategori promosi yang efektif.