Rosella Hibiscus sabdariffa L. Ekstraksi Senyawa Antioksidan Rosella

2.4 Rosella Hibiscus sabdariffa L.

Rosela Hibiscus sabdariffa L. mengandung antosianin yang dapat menghasilkan warna merah serta sifat antioksidatif, sehingga dapat digunakan sebagai pewarna alami. Komponen antosianidin yang terdapat dalam rosela antara lain delphinidin dan cyanidin. Selain itu rosela juga mengandung komponen fenolik yang memiliki aktivitas antioksidan seperti gossipetin hydroxyflavone, hibiscin, quercetin, dan kaempferol Maryani dan Kristiana, 2005 . Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga rosella merah adalah pigmen antosianin yang membentuk flavonoid yang berperan sebagai antioksidan, rosella mengandung 51 antosianin, sedangkan antioksidannya 24 Mardiah et al, 2009. Menurut Ulum et al. 2013 , dalam hasil penelitianya tentang pengaruh penambahan ekstrak rosella terhadap umur simpan dodol, menyatakan bahwa pada uji sensoris tidak memiliki perbedaan yang nyata antara dodol garut dengan penambahan ekstrak rosella dengan dodol garut kontrol, serta pada rasa dodol garut rasa masam yang dimiliki ekstrak rosella tidak begitu nampak, hal ini dikarenakan ada pengaruh dari penambahan komponen lain seperti gula. Sehingga ketika ekstrak rosella ditambahkan pada pembuatan edible film, flavour yang dihasilkan tidak akan bereda jauh dengan edible film tanpa ekstrak rosela karena pada edible film ada gliserol sebagai plasticizer sekaligus penyeimbang rasa masam dari ekstrak rosella.

2.5 Ekstraksi Senyawa Antioksidan Rosella

Rosella mengandung pigmen antosianin, glikosida fenol dan glikosida flavonoid yang merupakan senyawa polar yang dapat terekstrak oleh pelarut polar seperti air Kristie, 2008. Ekstraksi rosella menggunnakan air lebih aman daripada menggunakan bahan kimia seperti etanol karena air bersifat polar dan tidak toksik Kristie, 2008. Ekstrak rosella juga tidak dilarutkan dengan pelarut asam karena secara alami sudah mengandung asam sitrat dan malat, penambahan asam akan meningkatkan rasa asam dari ekstrak antosianin yang akan berpengaruh pada cita rasa bahan olahan yang dilakukan penambahan tersebut Maryani dan Kristina. 2005. Kelebihan ekstraksi menggunakan air ekstrak yang dihasilkan memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan ekstrak menggunakan etanol 95 Kristie, 2008. Namun kekuranganya hasil ekstraksi menggunakan pelarut aquadest menghasilkan antosianin yang kurang optimal dibandingkan dengan menggunakan pelarut etanol, tetapi hasil antosianin yang diperoleh dengan pelarut etanol memiliki aroma asam kelopak bunga rosela yang lebih menyengat dibandingkan dengan menggunakan aquadest Moeksin dan Ronald, 2009. Penggunaan pelarut aquades lebih cocok digunakan untuk ekstraksi rosella yang tujuan penggunaan ekstrak rosellanya sebagai tambahan bahan pangan, karena aquadest tidak toksik dan tidak memerlukan perlakuan lanjuutan seperti evaporasi yang bertujuan menghilangkan sisa pelarut. Maka metode ekstraksi yang dilakukan dengan pengeringan kelopak rosella pada suhu 60 C dan pengecilan ukuran kemudian dimaserasi menggunakan air hangat dan didiamkan 60 menit, ekstrak rosella dapat diperoleh dengan penyaringan setelah maserasi untuk memisahkan filtratnya Ulum et al, 2013.

BAB 3. METODE PENELITIAN