Klasifikasi Manifestasi Klinis Penatalaksanaan

Fatika Sari Hasibuan : Hubungan Faktor Keturunan, Lamanya Bekerja Jarak Dekat, Dengan Miopia Pada Mahasiswa FK USU, 2010. miopia juga menunjukkan 50 faktor genetik mempengaruhi pemanjangan aksis bola mata Dirani, 2008. Selain faktor genetik dan lamanya bekerja dalam jarak dekat, faktor sosial ekonomi juga mempengaruhi kejadian miopia pada seseorang. Penelitian lain menunjukan prevalensi yang lebih tinggi pada anak di lingkungan urban, dan sosioekonomi tinggi di Malaysia Hashim,2008. Hal yang sama juga ditemukan di Australia. Prevalensi miopia lebih rendah pada regio suburban dan paling tinggi pada regio pusat kota. anak yang tinggal di apartemen dari pada yang tingal di rumah biasa Ip, 2008

2.3 Klasifikasi

Menurut perjalanan penyakitnya, miopia dibagi menjadi: a. Miopia stasioner, yaitu miopia yang menetap setelah dewasa. b. Miopia progresif, yaitu miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata. c. Miopia maligna, yaitu miopia yang berjalan progresif, dan dapat mengakibatkan ablasi retina serta kebutaan. Miopia ini dapat juga disebut miopia pernisiosa atau miopia maligna atau miopia degenerative. Disebut miopia degeneratif atau miopia maligna, bila miopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan panjang bola mata sehingga terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina. Pada miopia dapat terjadi bercak Fuch berupa hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar, dan degenerasi papil saraf optik Sidarta, 2005.

2.4 Manifestasi Klinis

Pasien miopia akan melihat jelas bila dalam jarak pandang dekat dan melihat kabur jika pandangan jauh. Penderita miopia akan mengeluh sakit kepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Selain itu, penderita miopia mempunyai kebiasaan mengernyitkan matanya unuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek Fatika Sari Hasibuan : Hubungan Faktor Keturunan, Lamanya Bekerja Jarak Dekat, Dengan Miopia Pada Mahasiswa FK USU, 2010. pinhole lubang kecil. Pasien miopia mempunyai pungtum remotum titik terjauh yang masih dilihat jelas yang dekat sehingga mata selalu dalam keadaan konvergensi. Hal ini yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esoptropia Sidarta, 2005.

2.5 Penatalaksanaan

Orang yang mengalami miopia diberi kaca mata lensa sferis untuk membantu penglihatannya.

2.6. Pencegahan