2.4.1 Pemilihan Lokasi yang Tepat
Sebelum direncanakan membuka apotek, ada baiknya terlebih dahulu dilakukan survei atau penelitian antara lain dengan cara mengumpulkan informasi
tentang situasi kondisi masyarakat setempat. Variabel yang dapat dikumpulkan adalah jumlah penduduk yang ada di wilayah tersebut, jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan dan tenaga kesehatan rumah sakit, dokter praktek, pola transportasi di depan apotek satu jalur, kemacetan, jenis dan jumlah ritel yang ada di sekitar
apotek apotek, toko obat, supermarket, dan lain-lain, jenis peruntukan kawasan wilayah perumahan, pertokoan, pasar, tingkat sosial ekonomi masyarakat di
sekitarnya bawah, menengah dan atas.
2.4.2 Penyusunan Rencana Anggaran Belanja
a. Analisa Pembelanjaan Analisa keuangan diperlukan untuk mengetahui untung rugi suatu usaha,
mengukur likuiditas apotek dan mengukur efektifitas penggunaan dana. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat analisa keuangan yaitu:
1. Modal Minimal
Modal minimal adalah modal yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat diperolehnya izin apotek dan selanjutnya apotek mampu
melaksanakan tugasnya melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Modal minimal digunakan untuk pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang
dibutuhkan pada awal pendirian dan kas yang berupa uang kontan baik di tangan maupun di bank dalam bentuk rekening yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
Romi Achmadi: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Risma Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Sumber Modal
Kesulitan modal merupakan masalah yang sering dijumpai seorang apoteker sewaktu akan mendirikan apotek sendiri. Untuk itu, seorang apoteker harus
mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk mengusahakan modal dari berbagai sumber.
Sumber-sumber modal yang dibutuhkan antara lain: a.
Modal sendiri Modal sendiri merupakan modal yang dapat dikatakan tidak mempunyai
jangka waktu pengambilan. Termasuk didalamnya adalah modal Apoteker Pengelola Apotek sendiri ataupun modal keluarganya.
b. Modal Kredit
Modal kredit yaitu modal yang diperolah dari pemberi kredit yang mana dalam hal ini adanya kepercayaan dari pemberi kredit bahwa di masa mendatang
penerima kredit akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Sumber-sumber pemberi kredit yang dapat dimanfaatkan oleh calon APA adalah
bank, teman yang telah sukses terlebih dahulu pengelola apotek atau Pedagang Besar Farmasi PBF.
Berdasarkan pada penggunaannya modal dapat dibagi atas: 1
Modal tetap aktiva tetap yaitu modal yang keadaannya relatif tetap misalnya : gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.
2 Modal lancar aktiva lancar yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat
berubah misalnya uang tunai kasbank, piutang, barang dagangan, uang muka.
Romi Achmadi: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Risma Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3. Analisis Impas Analisis titik impas ini merupakan alat untuk menetapkan titik dimana hasil
penjualan akan menutupi jumlah biaya yang telah dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Analisis impas ini adalah suatu teknik analisa yang
digunakan untuk mempelajari hubungan antara volume penjualan atau produksi, biaya dan laba.
penjualan volume
iabel var
biaya 1
tetap biaya
impas Titik
− =
atau
Omzet HPP
1 tetap
Biaya impas
titik −
=
Biaya Tetap BT adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang terjual.
Biaya Variabel BV adalah biaya yang besarnya tergantung pada jumlah barang yang terjual. Untuk apotek, BV adalah nilai pembelian dari barang
yang terjual. Harga Pokok Penjualan HPP adalah harga pokoknilai pembelian dari barang
yang terjual pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil perhitungan harga pokok dari persediaan barang awal ditambah pembelian barang pada waktu
tertentu dikurangi persediaan barang akhir. Omset adalah nilai penjualan dari barang yang terjual pada kurun waktu
tertentu.
Romi Achmadi: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Risma Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Setelah ditetapkan titik impas, kita akan dapat mengetahui kira-kira sampai dimana posisi kita dalam mengelola suatu usaha apotek, ataupun sasaran
target yang akan dicapai. Untuk mencapai target dan tidak mengalami kerugian serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup apotek, maka Apoteker
Pengelola Apotek harus mampu mengelola personil, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya sehingga dapat meningkatkan omset, menekan
biaya seminimal mungkin serta meningkatkan volume penjualan.
2.4.3 Rencana Strategi Strategic Plan