PENDAHULUAN Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Risma Medan

BAB I PENDAHULUAN

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sesuai dengan definisi tersebut, sarana kesehatan meliputi pusat kesehatan masyarakat puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan, praktik dokter, praktik dokter gigi, apotek, pabrik farmasi, laboratorium kesehatan dan lain-lain. Dalam beberapa sarana kesehatan tersebut, dilaksanakan pekerjaan kefarmasian yang berdasarkan UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan adalah mencakup pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. Apotek sebagai sarana kesehatan yang menjalankan fungsi penting distribusi obat ke masyarakat telah mengalami reformasi besar sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980. Apoteker dipercaya menjadi satu-satunya pemilik izin apotek sehingga bertanggung-jawab penuh atas setiap aktivitas yang diselenggarakan di apotek. Peran apoteker kini juga semakin berkembang dengan adanya kewajiban menjalankan apotek sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup pasien, sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027MenkesSKIX2004 tentang pelayanan kefarmasian di apotek. 1 Romi Achmadi: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Risma Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 Apotek, dengan fungsinya yang tidak hanya sebatas tempat penyediaan obat sebagai komoditi melainkan tempat pelayanan kefarmasian yang komprehensif, memerlukan pengelolaan profesional yang dilaksanakan oleh apoteker yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku untuk dapat berinteraksi langsung dengan pasien. Oleh karena itu kemampuan dari segi teknis kefarmasian saja tidaklah cukup untuk memberikan pelayanan yang optimal, melainkan perlu dilengkapi dengan penguasaan manajerial dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Penguasaan manajerial meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja yang diselenggarakan untuk mengelola setiap investasi dan sumber daya yang ada. Sedangkan kemampuan berkomunikasi diperlukan dalam upaya memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada kualitas hidup pasien. Perkembangan profesi apoteker tidak hanya memerlukan peraturan dan perundang-undangan, namun juga membutuhkan para apoteker yang bertanggung- jawab mengaktualisasi diri dalam mengimplementasikan peraturan dan perundangan tersebut sehingga profesi ini dapat terintegrasi dengan baik dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian, keberhasilan dalam mencapai tujuan ini hanya bisa diperoleh bila pasien dapat berinteraksi secara langsung dengan apoteker dan merasakan kontribusi yang diberikan. Berdasarkan hal inilah seorang calon apoteker perlu dibekali dengan berbagai keahlian dan wawasan yang diperlukan, serta melihat situasi lapangan secara objektif untuk dapat menjalankan profesi apoteker secara profesional sesuai dengan perannya berikut kode etik yang telah ditetapkan. Romi Achmadi: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Risma Medan, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK