Sifat dan Wujud Kebudayaan

Jeni Khairiah : Pengaruh Perkembangan Pariwisata Terhadap Kebudayaan Dan Bahasa, 2009. USU Repository © 2009 nasional. Artinya, untuk mengetahui kebudayaan nasional dapat dipelajari dari bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai wahana pengungkapnya. Demikian juga sebaliknya mempelajari bahasa Indonesia secara tidak langsung juga mengetahui kebudayaan Indonesia sebagai wadahnya.

3.3 Sifat dan Wujud Kebudayaan

3.3.1 Sifat Kebudayaan Dari sifat hakikat kebudayaan tersebut di atas maka setiap masyarakat mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat berikut. 1.Kebudayaan bersifat universal, karena kebudayaan masyarakat antara satu dengan yang lain memiliki atribut yang berbeda, sebagai akibat dari adat istiadat, pengalaman hidup, dan latar belakang masyarakat yang berbeda. Contoh : bangsa Indonesia, Amerika, Eropa masing-masing mempunyai ciri-ciri khusus yang yang berbeda. Bahkan Indonesia memiliki aneka ragam suku bangsa, dengan kekhasan masing- masing budayanya. 2.Kebudayaan bersifat stabil dan dinamis, serta setiap kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang kontinu. Kebudayaan yang bersifat stabil dapat diperhatikan melalui hubungan antara unsur-unsur yang tetap stabil dengan unsur- unsur yang berubah. Contoh unsur yang tetapi stabil adalah unsur rohaniah seperti sistem kepercayaan, moral, struktur keluarga, dan lain-lain. Sedangkan kebudayaan Jeni Khairiah : Pengaruh Perkembangan Pariwisata Terhadap Kebudayaan Dan Bahasa, 2009. USU Repository © 2009 yang dinamis adalah unsur kebendaan yang selalu mengalami perubahan. Contohnya teknologi yang lebih bersifat terbuka untuk berubah. 3.Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun jarang disadari oleh manusia itu sendiri. Tidak semua anggota masyarakat menguasai seluruh unsur-unsur kebudayaan yang seharusnya berfungsi sebagai pendukung. Contohnya orang Indonesia tidak sanggup untuk mengetahui kebudayaan Indonesia sampai sekecil-kecilnya, padahal kebudayaan tersebut menentukan arah perjalanan hidup mereka. 4.Kebudayaan adalah milik bersama seluruh anggota masyarakat pendukungnya. Tidak ada kebudayaan yang lahir tanpa masyarakat pendukungnya, dan tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan. Oleh sebab itu masyarakat dan kebudayaan berada dalam satu sistem atau kesatuan. Contoh, masyarakat dan kebudayaan suku bangsa Sunda, Jawa dan seterusnya. 5.Kebudayaan tumbuh dan berkembang melalui proses belajar enkulturasi, tidak seperti insting, naluri atau keterampilan dari jenis-jenis binatang yang diturunkan dari satu generasi kepada generasi berikutnya secara biologis. Contoh, kemampuan harimau atau singa memburu binatang buruannya akan sama dari generasi ke generasi, kapanpun dan dimana pun kelompok harimau atau singa itu berada, begitu pula halnya dengan keterampilan burung dalam merakit sarangnya. Jeni Khairiah : Pengaruh Perkembangan Pariwisata Terhadap Kebudayaan Dan Bahasa, 2009. USU Repository © 2009 6.Kebudayaan bersifat relatif, artinya hanya dapat dinilai berdasarkan ide atau norma yang berlaku pada masyarakatnya sendiri, contoh, ketika orang Belanda dulu datang ke pedalaman Pulau Kalimantan, mereka menyatakan bahwa orang Dayak tidak beragama, padahal sebenarnya mereka memiliki kepercayaan sendiri yang disebut Kaharingan. 7.Kebudayaan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya. Daya adaptasi adalah daya yang saling bergantung dan saling mempengaruhi antara kebudayaan manusia dengan lingkungan sekitarnya ekosistem. Contoh, pada masyarakat yang sudah tidak tradisional seperti orang Sunda, Jawa, Bali dan sebagainya, telah mampu mengembangkan lingkungan persawahan. Sehingga sawah dapat memberikan berkah dan kesejahteraan hidup bagi para petaninya. 8.Kebudayaan bersifat integratif, artinya unsur kebudayaan yang satu berintegrasi dengan unsur-unsur budaya lainnya, sehingga terjadi satu kesatuan bulat dan berfungsi. 9.Kebudayaan diwujudkan dalam bentuk simbol atau lambang. Kebudayaan sebagai kesatuan ide, gagasan, atau norma, akan tampak dalam berbagai bentuk simbol bahasa. Gagasan untuk menyatakan kepercayaan atau keyakinan religiusnya dilahirkan dalam simbol-simbo keagamaan, seperti kitab suci, Salib, rumah-rumah ibadat, dan lain-lain, sedangkan gagasan rupa, seni tari, seni suara dan sebagainya. Jeni Khairiah : Pengaruh Perkembangan Pariwisata Terhadap Kebudayaan Dan Bahasa, 2009. USU Repository © 2009 10.Kebudayaan diciptakan manusia sebagai pedoman untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia dalam garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis kebutuhan yaitu : a.Kebutuhan rohaniah, yakni kebutuhan yang bersifat rohaniah seperti kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, penghargaan, pendidikan, rekreasi, kesehatan, dan lain-lain. b.Kebutuhan yang bersifat jasmaniah seperti sandang, dan popan, serta sarana maupun prasarana transportasi dan komunikasi, dan sebagainya. 3.3.2 Wujud Kebudayaan Apabila kita menelaah pengertian budaya seperti yang dikemukakan sebelumnya jelas kebudayaan tidak memiliki wujud nyata atau konkret seperti sesuatu yang dapat dilihat dan diraba. Menurut analisis tersebut kebudayaan hanya ada dalam alam pikiran manusia para pendukung kebudayaan yang bersangkutan, wujudnya hanyalah merupakan ide, pandangan hidup, peraturan atau norma yang dianut oleh para anggota masyarakatnya, yang apabila dilaksanakan secara konsekuen dan teratur, akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima. Berbeda dengan pandangan di atas, para ahli antropologi seperti A.L. Kroeber dan Koenjaraningrat menganalisis konsep kebudayaan tidak semata-mata dari aspek ide dan gagasan saja, akan tetapi juga dari aspek-aspek konkret yang dihasilkan oleh Jeni Khairiah : Pengaruh Perkembangan Pariwisata Terhadap Kebudayaan Dan Bahasa, 2009. USU Repository © 2009 kebudayaan manusia yang bersangkutan, yaitu aspek perilaku dan hasil perbuatan manusia. Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebudayaan secara garis besar dapat dikategorikan dalam dua wujud yaitu : 1.Kebudayaan rohanilah seperti ide, gagasan, norma, aturan, kepercayaan, dan lain- lain. 2.Kebudayaan jasmaniah, seperti benda-benda budaya, contohnya buku, makanan, model bangunan, dan lain-lain. Secara lebih rinci Koenjaraningrat membagi wujud kebudayaan ke dalam tiga wujud : 1.Kebudayaan sebagai kompleks ide atau gagasan yang bersifat abstrak, karena hanya terdapat dalam alam pikiran manusia. Gagasan atau ide itu sangat penting dan mendasar karena melaui ide dan gagasan inilah terbentuk wujud-wujud budaya lainnya. Contoh, nilai-nilai dan norma, adat istiadat, peraturan atau perundang- undangan, tata krama, sopan santun, dan sebagainya. 2.Kebudayaan sebagai kompleks tingkah laku atau perbuatan manusia. Contohnya, siswa belajar di sekolah, nelayan menjaring ikan di laut, petani bekerja di sawah, dan sebagainya. Jeni Khairiah : Pengaruh Perkembangan Pariwisata Terhadap Kebudayaan Dan Bahasa, 2009. USU Repository © 2009 3.Kebudayaan sebagai kompleks hasil perbuatan manusia, yang pada umumnya berwujud benda-benda, sehingga disebut kebudayaan material. Contohnya, bangunan-bangunan seperti tempat ibadah, rumah, sekolah, gedung pencakar langit, hingga hasil-hasil karya seni manusia seperti seni pahat atau ukir, mode pakaian, dan sebagainya.

3.4 Fungsi Bahasa