Pengaruh Kualitas Pelayanan Pengawai Negeri Sipil Dinas Perhubungan dan Pariwisata Terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat Dolok Sanggul Pengguna Jasa Izin Trayek Kabupaten Humbang Hasundutan
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL DINAS PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA
TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT DOLOK
SANGGUL PENGGUNA JASA IZIN TRAYEK
KABUPATEN HUMBAHAS
SKRIPSI
OLEH
JULIARTA SIHOTANG
090521024
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DINAS PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT DOLOK SANGGUL PENGGUNA JASA IZIN TRAYEK
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari: bukti fisik, jaminan, daya tanggap, keandalan, dan empati terhadap kepuasan masyarakat Dolok Sanggul pengguna jasa izin trayek Kabupaten Humbang Hasundutan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan (bukti fisik, jaminan, daya tanggap, keandalan dan empati) terhadap kepuasan masyarakat yang menggunakan jasa izin trayek.
Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Pengerjaan metode penelitian menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan 71 responden sebagai sampel penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan kuantitatif yang terdiri dari uji regresi linier berganda, uji hipotesis (uji-F, uji-t dan uji koefisien determinasi).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bukti fisik, jaminan, daya tanggap, keandalan dan empati berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan masyarakat yang menggunakan jasa izin trayek. Sedangkan secara parsial variabel jaminan mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan masyarakat.
Kata Kunci : Bukti Fisik, Jaminan, Daya Tanggap, Keandalan, Empati dan Kepuasan Masyarakat.
(3)
ABSTRACT
INFLUENCE THE QUALITY OF CIVIL SERVICE AND TOURISM TRANSPORTATION AGENCIES ON THE LEVEL OF COMMUNITY
SATISFACTION WITH THE SERVICE USERS PERMISSION BUN MOUNTAIN ROUTE HUMBANG HASUNDUTAN DISTRICT
Formulation of the problem in this study is the extent to which influence the quality of services consisting of: the physical evidence, assurance, responsiveness, reliability, and empaty sangggul mountain communities to the satisfaction of service users humbang Hasundutan county route permit. Purpose of this study to determine the effect of the variable quality of service (tangible, assurance, responsiveness, reliability and empathy) to the satisfaction of the people who use the route permit.
This research uses an associative type of research method. Associative research aims to determine the relationship of independent variables with the dependent variable. Working method of the research using statistical software SPSS 17.0 for windows. Data used are the primary data and secondary data. This research uses a sample of 71 respondents of this research. Data analysis method used is the test of validity, reliability, descriptive and quantitative method that consists of multiple linier regression test, test of hypothesis (F-test, t-test and coefficien of determination).
These results indicate that the variables of tangible, assurance, responsiveness, reliability and empathy effect jointly to the satisfaction of the people who use the route permint. While partial quarantee of variable have the most impact on people’ satisfaction.
Key Word : Tangible, Assurance, Responsiveness, Reliability, Empathy and Community Satisfaction.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan anugerahnya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan Pengawai Negeri Sipil Dinas Perhubungan dan Pariwisata Terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat Dolok Sanggul Pengguna Jasa Izin Trayek Kabupaten Humbang Hasundutan.
Tujuan Penulisan Skripsi ini dilakukan guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini dipersembahkan khusus untuk kedua orang tua penulis yaitu Bapak Drs. U. Sihotang dan M. br Sitanggang. Terima kasih atas kasih sayang yang tiada henti, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk penulis.
Pada kesempatan ini juga, dengan hati yang tulus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.E dan Ibu Dra.Marhayanie, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalm membimbing serta bersedia meluangkan waktu dan selalu memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Ulfa, M.Si dan Bapak Fadly, SE, M.Si selaku penguji I dan II, terima kasih atas saran dan kritikan yang sangat berguna demi kesempurnaan skripsi ini.
(5)
6. Seluruh Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah mendidik mahasiswa/I dengan penuh dedikasi, loyalitas dan profesionalitas.
7. Seluruh Staff dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terutama Kak Vina, untuk semua jasa-jasanya dalam memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan.
8. Bapak Pimpinan beserta para Staff Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan informasi dan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.
9. Terima kasih yang tak terhingga kepada Keluarga penulis yang tercinta atas doa dan dukungannya, abang dan adik penulis (Patar, Juni, David dan Septian). 10.Buat kekasihku Enriwanto Simbolon terima kasih atas dukungan, doa dan
semangat yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11.Teman-teman Ekstensi Manajemen Stambuk 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
12.Teman-teman di kost Kamboja yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya. Semoga Tuhan Yesus memberkati selalu kepada seluruh pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skrpsi ini. Amin.
Medan, April 2012 Penulis,
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 8
2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan ... 8
2.1.2 Pengertian Kepuasan Masyarakat ... 12
2.2 Penelitian Terdahulu ... 14
2.3 Kerangka Konseptual ... 15
2.4 Hipotesis ... 17
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 18
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18
3.3 Batasan Operasional ... 18
3.4 Defenisi Operasional ... 19
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 22
3.6 Populasi dan Sampel ... 23
3.7 Jenis Data ... 24
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 25
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25
3.9.1 Uji Validitas ... 25
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 26
3.10 Teknik Analisis Data ... 27
3.10.1 Analisis Deskriptif ... 27
3.10.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 27
(7)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Instansi ... 31
4.1.1 Sejarah Singkat Instansi ... 31
4.1.2 Keadaan Geografi, Topografi dan Demografi ... 36
4.1.3 Visi dan Misi ... 38
4.1.4 Logo Instansi ... 38
4.1.5 Struktur Organisasi ... 40
4.1.6 Uraian Tugas ... 42
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54
4.2.1 Uji Validitas ... 54
4.2.2 Uji Reliabilitas ... 56
4.3 Analisis Deskriptif ... 57
4.3.1 Analisis Deskriptif Responden ... 57
4.3.1.1 Karateristik Berdasarkan Usia... 57
4.3.1.2 Karateristik Berdasarkan bentuk Usaha .. 57
4.3.1.3 Karateristik Berdasarkan Lama Pengurusan Izin ... 58
4.3.1.4 Karateristik Berdasarkan Syarat Harus Dilengkapi ... 58
4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 59
4.3.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan ... 59
4.3.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Masyarakat... 67
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 69
4.5 Pengujian Hipotesis ... 71
4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 71
4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 72
4.5.3 Uji Determinan (R2) ... 74
4.6 Pembahasan ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 81
5.2 Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman 1.1 Daftar Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan ... 5
3.1 Operasional Variabel ... 20
3.2 Instrument Skala Likert ... 22
4.1 Item-Total Statistics ... 54
4.2 Uji Reliabilitas ... 56
4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 57
4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Bentuk Usaha ... 57
4.5 Karateristik Responden Berdasarkan Lama Pengurusan Izin ... 58
4.6 Karateristik Responden Berdasarkan Syarat Harus Dilengkapi ... 58
4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Terhadap Kualitas Pelayanan ... 59
4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepuasan Masyarakat ... 67
4.9 Analisis Regresi Linier Berganda ... 70
4.10 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 72
4.11 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 73
(9)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 16 4.1 Logo Instansi ... 38 4.2 Struktur Organisasi... 41
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian ... 86
2 Uji Validitas ... 90 3 Analisis Data Statistik ... 93
(11)
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DINAS PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT DOLOK SANGGUL PENGGUNA JASA IZIN TRAYEK
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari: bukti fisik, jaminan, daya tanggap, keandalan, dan empati terhadap kepuasan masyarakat Dolok Sanggul pengguna jasa izin trayek Kabupaten Humbang Hasundutan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan (bukti fisik, jaminan, daya tanggap, keandalan dan empati) terhadap kepuasan masyarakat yang menggunakan jasa izin trayek.
Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Pengerjaan metode penelitian menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan 71 responden sebagai sampel penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, metode deskriptif dan kuantitatif yang terdiri dari uji regresi linier berganda, uji hipotesis (uji-F, uji-t dan uji koefisien determinasi).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bukti fisik, jaminan, daya tanggap, keandalan dan empati berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan masyarakat yang menggunakan jasa izin trayek. Sedangkan secara parsial variabel jaminan mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan masyarakat.
Kata Kunci : Bukti Fisik, Jaminan, Daya Tanggap, Keandalan, Empati dan Kepuasan Masyarakat.
(12)
ABSTRACT
INFLUENCE THE QUALITY OF CIVIL SERVICE AND TOURISM TRANSPORTATION AGENCIES ON THE LEVEL OF COMMUNITY
SATISFACTION WITH THE SERVICE USERS PERMISSION BUN MOUNTAIN ROUTE HUMBANG HASUNDUTAN DISTRICT
Formulation of the problem in this study is the extent to which influence the quality of services consisting of: the physical evidence, assurance, responsiveness, reliability, and empaty sangggul mountain communities to the satisfaction of service users humbang Hasundutan county route permit. Purpose of this study to determine the effect of the variable quality of service (tangible, assurance, responsiveness, reliability and empathy) to the satisfaction of the people who use the route permit.
This research uses an associative type of research method. Associative research aims to determine the relationship of independent variables with the dependent variable. Working method of the research using statistical software SPSS 17.0 for windows. Data used are the primary data and secondary data. This research uses a sample of 71 respondents of this research. Data analysis method used is the test of validity, reliability, descriptive and quantitative method that consists of multiple linier regression test, test of hypothesis (F-test, t-test and coefficien of determination).
These results indicate that the variables of tangible, assurance, responsiveness, reliability and empathy effect jointly to the satisfaction of the people who use the route permint. While partial quarantee of variable have the most impact on people’ satisfaction.
Key Word : Tangible, Assurance, Responsiveness, Reliability, Empathy and Community Satisfaction.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan baik perusahaan maupun
lembaga pemerintahan semakin menjadi pusat perhatian masyarakat. Hal ini dapat
dilihat dari ketatnya persaingan kualitas pelayanan diantara banyak lembaga atau
perusahaan. Dalam kondisi persaingan yang ketat tersebut hal utama yang harus di
prioritaskan oleh perusahaan atau lembaga pemerintahan adalah kepuasan pelanggan
atau masyarakat. Ini menjadi masalah dominan yang dihadapi oleh setiap perusahaan
atau lembaga pemerintahan karena keterbatasan dan ketidakmampuan perusahaan
atau lembaga pemerintahan untuk memberikan kepuasan yang diharapkan oleh
masyarakatnya.
Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan elemen yang penting baik
dalam perusahaan maupun lembaga pemerintahan. Pegawai suatu instansi pada
dasarnya merupakan satu-satunya sumber utama organisasi yang tidak dapat
digantikan oleh sumber daya lainnya, sebab bagaimanapun baiknya suatu organisasi,
lengkapnya fasilitas serta sarana tidak akan bermanfaat tanpa adanya pegawai yang
mengatur, menggunakan dan memeliharanya. Keberhasilan suatu instansi dalam
mencapai tujuan merupakan salah satu cerminan dari organisasi yang efektif. Pegawai
negeri sebagai aparatur pemerintah dan sebagai abdi masyarakat diharapkan selalu
(14)
Seorang pegawai negeri dituntut untuk selalu bekerja dengan baik sehingga dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat tidak terkesan lamban, malas dan
ogah-ogahan.
Kepuasan masyarakat salah satunya dipengaruhi oleh pelayanan (service).
Apabila perusahaan atau lembaga pemerintahan dapat memberikan pelayanan yang
baik terhadap masyarakat maka masyarakat akan merasa puas denganpelayanan yang
didapatnya. Banyak masyarakat yang mengalami ketidakpuasan terhadap pelayanan
jasa karena instansi ini hanya dapat melayani keluhan dalam jumlah terbatas.
Kemampuan instansi untuk menjaga kualitas pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan suatu
lembaga pemerintahan untuk tetap unggul dan terpercaya serta mampu menangani
setiap keluhan yang disampaikan masyarakatnya. Pimpinanharus mengetahui hal-hal
apa saja yang dianggap penting oleh masyarakat dan pimpinan berusaha untuk
menghasilkan kinerja sebaik mungkin sehingga dapat memuaskan pelanggan atau
masyarakat.
Pelayanan merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai usaha yang bersifat
jasa. Peranannya akan lebih besar dan bersifat menentukan manakala dalam
usaha-usaha jasa di masyarakat itu terdapat kompetisi dalam merebut pasaran atau
langganan. Realitanya membuktikan para masyarakat sangat sulit untuk dipuaskan.
Masyarakat harus dipuaskan karena mereka merupakan factor yang akan mendukung
(15)
Lembaga pemerintahan dalam memberikan pelayanan harus memperhatikan
perilaku dari masyarakatnya agar lebih efektif dalam pemberian pelayanan. Kualitas
pelayanan akan memberikan konsekuensi perilaku tertentu pada masyarakat.
Konsekuensi perilaku kualitas layanan dapat dilihat sebagai tanda terjadinya retensi
(bertahan) dan defeksi (berpindah). Usaha-usaha yang dilakukan yang membuat
masyarakat puas merupakan suatu bentuk strategi untuk membentuk perilaku
masyarakat yang semakin kuat.
Masyarakat merupakan sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan
golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Menurut
Horton dan Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relative mandiri,
hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu,
mempunyai kebudayaan yang sama serta melakukan sebagian besar kegiatan didalam
kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Kepuasan masyarakat didefenisikan sebagai perasaan senang atau
kecewaseseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja
(hasil) suatu produk dan harapan-harapannya menurut Kotler (dalam Tjiptono, 2004 :
147). Kinerja pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat pada saat
menggunakan produk atau jasa tentunya akan memicu terjadinya kehilangan
kepercayaan masyarakat pada sebuah lembaga pemerintahan.
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbahas merupakan salah
satu instansi pemerintahan di Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa. Instansi ini
(16)
masyarakat yang membutuhkan informasi dan hal-hal penting lainnya. Salah satu
pelayanan yang diberikan adalah pengurusan surat izin trayek. Surat izin trayek hanya
dapat dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten/Kota.
Surat izin trayek ini sangat berguna bagi perusahaan yang bergerak di bidang
angkutan karena dengan begitu dapat mempermudah kelancaran usahanya. Dinas ini
menjelaskan mengenai bagaimana dalam mengayomi masyarakat agar tetap percaya
dan mendukung semua kegiatan yang diadakan serta penetapan hubungan yang baik
antara pihak Dinas Perhubungan dan Pariwisata dengan masyarakat setempat dan
masyarakat luar dalam mencapai tujuan dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai instansi
pemerintahan yang bertugas memberikan pelayanan umum senantiasa dituntut untuk
bekerja secara optimal dalam melayani masyarakat. Ini dapat dilihat dari tugas yang
harus diemban oleh instansi tersebut yaitu:
1. Peningkatan pelayanan angkutan
2. Pembangunan prasarana dan fasilitas lalu lintas
3. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
4. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
5. Pengendalian dan pengamanan lalu lintas
6. Peningkatan disiplin aparatur
7. Peningkatan kelaikan pengopersian kendaraan bermotor
8. Pengelolaan kekayaan budaya dan keragaman budaya
(17)
10. Pengembangan pemasaran pariwisata
11. Pengembangan destinasi pariwisata
Tugas yang telah ditetapkan harus dapat dilaksanakan dengan baik bagi setiap
aparatur instansi. Walaupun setiap pegawai sudah memberikan pelayanan yang
optimal masih ada saja pelanggaran yang terjadi. Pelanggaran yang dilakukan mulai
dari izin trayek yang tidak ada dan muatan yang diangkut oleh para supir melebihi
kapasitas yang telah ditentukan. Ini dapat dilihat dari Tabel 1.1 dimana pelanggaran
yang terjadi selama bulan Maret sampai November Tahun 2011 seperti pelanggaran
lalu lintas dan angkutan jalan yang permasalahnnya terletak pada izin trayek dan
muatan yang dibawa oleh setiap supir atau juru mudi.
Tabel 1.1
Daftar Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan
Maret sampai November Tahun 2011
Bulan Izin Trayek (Orang) Kelebihan
Muatan(Angkutan Truk)
Maret 42 -
Juni – Agustus 201 150
November 40 -
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbahas (data diolah)
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa selama bulan Maret sampai November 2011
banyak terjadi pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan. Pada bulan Maret 2011
pelanggaran izin trayek sebanyak 42 orang. Bulan Juni sampai Agustus pelanggaran
(18)
membawa kelebihan muatan sebanyak 150 angkutan. Sementara pada bulan
November pelanggaran izin trayek mengalami penurunan sebanyak 40 orang dan
pelanggaran dengan kelebihan muatan tidak ada. Jumlah pelanggaran yang tidak pasti
membuat pihak instansi untuk lebih aktif dan bekerja dengan lebih baik dalam
melayani masyarakat. Pelanggaran yang terjadi dapat disebabkan oleh pelayanan
yang diberikan seperti penyuluhan atau sosialisasi bagi para supir atau juru mudi
kurang maksimal atau ketidakpedulian dari masyarakat itu sendiri atas aturan yang
telah ditetapkan. Penyuluhan ini berguna untuk keamanan dan kenyamanan
masyarakat pengguna lalu lintas. Oleh karena itu tidak semua pegawai mampu
memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat. Hal tersebut tentunya akan
mempengaruhi kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Dinas
Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk menulisskripsi
dengan judul ”Pengaruh Kualitas Pelayanan Pegawai Negeri Sipil Dinas
Perhubungan dan Pariwisata Terhadap Tingkat Kepuasan Masyarakat Dolok Sanggul Pengguna Jasa Izin Trayek Pada KabupatenHumbang Hasundutan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut: “Apakah kualitas pelayanan Pegawai Negeri SipilDinas
(19)
tingkat kepuasan masyarakat Dolok Sanggul Pengguna Jasa Izin Trayek pada Kabupaten Humbahas?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
kualitas pelayanan pegawai negeri sipil (PNS) terhadap tingkat kepuasan masyarakat
pada Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbahas.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbahas
Sebagai bahan masukan dan informasi tambahan untuk dapat dijadikan
landasan dalam menentukan dan menetapkan kebijaksanaan serta upaya untuk
mempertahankan kepercayaan masyarakat dalam bentuk pelayanan yang diberikan.
b. Bagi Pihak Lain.
Sebagai sumbangan pemikiran atau bahan referensi bagi peneliti yang
nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang
yang sama dimasa yang akan datang.
c. Bagi Penulis.
Memperluas wawasan penulis tentang kepuasan masyarakat dan kaitannya
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Dewasa ini konsep kualitas telah menjadi faktor yang sangat dominan
terhadap keberhasilan suatu organisasi. Kualitas menjadi pedoman utama dalam
pengembangan dan keberhasilan implementasi program-program manajerial dan
kerekayasaan untuk mewujudkan tujuan-tujuan bisnis yang utama. Secara etimologi
tidak mudah mendefenisikan atau memberikan pengertian mengenai kualitas. Namun
demikian ada beberapa defenisi umum yang diberikan oleh beberapa pakar kualitas.
Dikemukakan oleh Josep M. Juran (Tjiptono, 2004 : 11) bahwa kualitas adalah
kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Defenisi ini menekankan orientasi pada
pemenuhan harapan pelanggan. Secara sederhana pengertian kualitas pelayanan dapat
dinyatakan sebagai perbandingan antara pelayanan yang diharapkan konsumen
dengan pelayanan yang diterimanya (Parasuraman, Zeithami, dan Berry, 1988:240).
Menurut Zethami, Berry dan Parasuraman (dalam Tjiptono, 2004 : 12)
kualitas yang dirasakan didefinisikan sebagai penilaian konsumen terhadap
keseluruhan keunggulan produk, sedangkan kualitas pelayanan yang dirasakan
merupakan pertimbangan global yang berhubungan dengan superioritas dari
pelayanan. Dalam perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang
secara lebih luas, tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan tetapi juga proses,
(21)
Goetsh dan Davis (Tjiptono, 2004 : 51), yaitu bahwa kualitas merupakan suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas adalah penilaian
subyektif pelanggan. Penilaian ini ditentukan oleh persepsi pelanggan terhadap jasa,
persepsi tersebut dapat berubah karena pengaruh. Misalnya iklan yang efektif,
reputasi suatu jasa tertentu, pengalaman, teman dan sebagainya. Jadi yang penting
bagi kita adalah bagaimana jasa kita dipersepsikan oleh pelanggan dan kapan persepsi
pelanggan berubah.
Berkaitan dengan masalah kualitas pelayanan, pada dasarnya
kualitaspelayanan merupakan suatu konsep yang abstrak dan sukar dipahami
(Tjiptono, 2004 : 51). Hal ini dikarenakan adanya empat karakteristik jasa/layanan
yang unik yang membedakannya dari barang, yaitu tidak berwujud, tidak terpisah
antara produksi dan konsumsi, outputnya tidak terstandar dan tidak dapat disimpan
(Kotler, 1997 : 115). Ada 2 (dua) faktor utama yang mempengaruhi kualitas layanan,
yaitu layanan yang diharapkan (expected service) dan layanan yang diterima
(perceived service). Apabila layanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan konsumen, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal,
tetapi sebaliknya jika layanan yang diterima atau dirasakan lebih rendah dari pada
yang diharapkan, maka kualitas layanan dipersepsikan buruk.
Dengan demikian baik tidaknya kualitas layanan bukanlah berdasarkan sudut
pandang atau persepsi penyedia jasa/layanan melainkan berdasarkan pada persepsi
(22)
dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi konsumen. Persepsi
konsumen terhadap kualitas layanan itu sendiri merupakan penilaian menyeluruh
konsumen atas keunggulan suatu layanan. Terdapat 5 (lima) determinan kualitas jasa
yang dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan instansi untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
2. Ketanggapan (responsiveness), yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada para masyarakat
dengan penyampaian informasi yang jelas.
3. Asuransi (assurance), yaitu pengetahuan dan kesopansantunan pegawai
serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan
para masyarakat kepada instansi.
4. Empati (emphaty), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para masyarakat dengan
berupaya memahami keinginan masyarakat.
5. Bukti fisik (tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik lembaga pemerintahan dan
keadaaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang
(23)
Mengukur kualitas pelayanan berarti membandingkan kinerja suatu jasa
dengan seperangkat standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dikemukakan oleh
Lehtinen dan Lehtinen (dalam Tjiptono, 2004 : 97) bahwa ada dua dimensi kualitas
jasa, yaitu process quality (yang dievaluasi pelanggan selama jasa diberikan) dan
output quality (yang dievaluasi setelah jasa diberikan).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Parasuraman,
Zeithami dan Berry diidentifikasikan 10 (sepuluh) faktor utama yang menentukan
kualitas jasa, yaitu (Tjiptono, 2004 : 69) :
1. Reliability, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance)
dan kemampuan untuk dipercaya (dependability).
2. Responsiveness, yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk
memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.
3. Competence, artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan
jasa tertentu.
4. Access, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui.
5. Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian dan keramahan
yang dimiliki para contact person.
6. Communication, artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam
bahasa yang mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan
pelanggan.
(24)
8. Security, yaitu aman dari bahaya, risiko, keragu-raguan.
9. Understanding/knowing the customer, yaitu usaha untuk memahami
kebutuhan pelanggan.
10. Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan
yang dipergunakan, representasi fisik dari jasa.
2.1.2 Pengertian Kepuasan Masyarakat
Menurut Tse dan Wilton (dalam Tjiptono, 2004 : 146) disebutkan bahwa
kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk
setelah pemakaiannya. Kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari harapan dan
kinerja. Oliver (dalam Tjiptono, 2004 : 146) memberikan pendapat bahwa kepuasan
keseluruhan ditentukan oleh ketidaksesuaian harapan yang merupakan perbandingan
antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.
Kepuasan merupakan fungsi positif dari harapan pelanggan dan keyakinan
diskonfirmasi. Dengan demikian kepuasan atau ketidakpuasan mayarakat merupakan
respon dari perbandingan antara harapan dan kenyataan. Lebih lanjut dijelaskan oleh
Linder Pelz dalam Gotleb, Grewal dan Brown (Tjiptono, 2004 : 147) bahwa kepuasan
merupakan respon afektif terhadap pengalaman melakukan konsumsi yang spesifik.
Sementara Engel (dalam Tjiptono, 2004 : 146) mendefinisikan kepuasan pelanggan
sebagai evaluasi purna beli terhadap alternatif yang dipilih yang memberikan hasil
(25)
memberikan definisi kepuasan pelanggan sebagai perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil)
suatu produk dan harapanharapannya.
Menurut Yoeti (2003 : 36) kepuasan pelanggan banyak ditentukan oleh
kualitas performa dalam pelayanan di lapangan. Apabila pelayanan tidak sama atau
tidak sesuai dengan harapan pelanggan maka dimata pelanggan pelayanan yang
diberikan dinilai jelek dan tidak memuaskan. Rasa puas pelanggan terhadap sesuatu
dapat disebabkan antara lain :
1. Tidak sesuai dengan harapan dan kenyataan yang dialami
2. Layanan selam proses menikmati jasa tidak memuaskan pelanggan
3. Perilaku/tindakan personil yang tidak menyenangkan
4. Suasanan dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang
Menurut Kotler dalam Tjiptono (2005 : 55) bahwa beberapa metoda yang
digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan yaitu:
1. Sistem keluhan dan saran (Complain and Suggestion System)
Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk
menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka. Media yang
digunakan berupa kotak saran, kartu komentar, saluran telepon khusus
bebas pulsa, website dan lain-lain.
2. Analisis pelanggan yang beralih (Lost Customer Analysis)
Perusahaan seharusnya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
(26)
mengapa hal ini terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan
selanjutnya.
3. Survei kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction Surveys)
Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan
menggunakan metode survei baik via pos, telepon, e-mail maupun
wawancara langsung.
Setelah melakukan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan akan diperoleh
informasi yang bermanfaat bagi instansi untuk memperbaiki kinerja. Informasi ini
mempengaruhi kebijakan yang akat dibuat instansi tersebut.
2.2 Penelitian Terdahulu
Marbun (2007) Kualitas Pelayanan Jasa Global Pada cabang Perum Pegadaian
Medan Sunggal. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode
atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan mengklasifikasikan dan memaparkan
data sehingga dapat memberikan gambaran nyata mengenai keadaan perusahaan
terutama mengenai kualitas pelayanan. Hasil penelitian ini adalah kualitas jasa gadai
sudah baik yang dapat dilihat dari lima dimensi yaitu bukti fisik, asuransi,
ketanggapan, keandalan dan empati yang terlaksana dengan cukup baik yang terlihat
pada bertambahnya jumlah nasabah setiap tahunnya.
Silitonga (2007) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Kualitas
(27)
penelitian ini memperlihatkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap perilaku konsumen pada PT. Garuda Indonesia.
2.3 Kerangka Konseptual
Dalam hal ini kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi
utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan
jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan
dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,
observasi dan survey literature (Kuncoro, 2003 : 44).
Kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki variabelvariabel
yang menjadi dimensi pelayanan yang nantinya akan membuat masyarakat merasa
sangat puas. Untuk dapat memberikan kepuasan lembaga pemerintahan sebagai pihak
yang perlu mengetahui harapan-harapan apa yang diinginkan oleh masyarakatnya
melalui riset mengenai kepuasan masyarakat dalam lima dimensi kualitas pelayanan
(Parasuraman dkk. dalam Simamora, 2001:186) yaitu keandalan, bukti fisik, daya
tanggap, jaminan dan empati sebagai variabel bebas dan kepuasan masyarakat
sebagai variabel terikat.
Bukti fisik adalah kemampuan suatu instansi dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak pengguna layanannya. Asuransi atau jaminan adalah
pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan para pegawai instansi untuk
menimbulkan rasa percaya masyarakat terhadap instansi tersebut. Ketanggapan
(28)
tepat kepada masyarakat dengan penyampaian informasi yang jelas. Keandalan
adalah kemampuan instansi untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Empati adalah memberikan perhatian yang
tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para masyarakat
dengan berupaya memahami keinginan masyarakat.
Hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen adalah dimana
kepuasan dapat terbentuk dengan adanya keinginan dan kemampuan dari pemberi
jasa yang melayani para konsumennya dengan sebaik mungkin yang tercermin dari
kualitas layanan yang diberikan. Salah satu faktor dalam menentukan tingkat
kepuasan pelanggan yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah kualitas
pelayanan (Lupiyoadi, 2001).
Berdasarkan teori pendukung yang dikemukakan, Gambar 2.1 berikut ini
merupakan suatu kerangka konseptual yang berfungsi sebagai penutun, sekaligus
(29)
Kualitas Pelayanan:
Sumber: Stephanie (2010:209)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya. Maka, hipotesis dalam penelitian ini
adalah ”kualitas pelayanan Pegawai Negeri Sipil berpengaruh signifikan dan positif
terhadap tingkat kepuasan masyarakat Doloksanggul”.
1. Bukti Fisik (X1)
2. Jaminan (X2)
Kepuasan Masyarakat
5. Empati (X5) 3. Daya Tanggap (X3)
(30)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel yang
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Dengan
penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Pada penelitian ini minimal
terdapat dua variabel yang dihubungkan (Sugiyono, 2006 : 11.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah kantor Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten
Humbahas yang beralamatkan di JL. Veteran Ujung Doloksanggul. Waktu penelitian
adalah bulan Desember 2011 sampai dengan Maret 2012.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini:
a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada
variabel lain, yaitu kualitas pelayanan.
b. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, yaitu
(31)
3.4 Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini defenisi
operasional variabel adalah :
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada
variabel lain. Variabel bebas dari penelitian ini adalah kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki variable-variabel
yang menjadi dimensi pelayanan yang nantinya akan membuat masyarakat
merasa sangat puas sesuai dengan harapan-harapan apa yang diinginkan oleh
masyarakatnya.
b. Variabel tidak bebas (Y)
Variabel tidak bebas adalah variabel yang nilainya tergantung oleh
variabel lain. Variabel tidak bebas dari penelitian ini adalah kepuasan
masyarakat. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat (Y)
adalah kepuasan masyarakat. Kepuasan masyarakat merupakan respon dari
(32)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi Indikator Skala
Kualitas Pelayanan: 1. Bukti Fisik (X1)
2. Jaminan (X2)
3. Daya tanggap (X3)
Kemampuan instansi dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak pengguna
layanannya.
Pengetahuan,
kesopansantunan dan kemampuan para pegawai
instansi untuk
menimbulkan rasa percaya masyarakat kepada instansi tersebut.
Suatu kemauan untuk
membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada para
masyarakat dengan penyampaian informasi yang jelas.
a. Kondisi peralatan b. Kondisi lokasi c. Kondisi SDM
d. Ketersediaan sarana dan prasarana.
a.Pengetahuan yang dimiliki pegawai dalam melayani masyarkat
b.Keramahan dan
kesopanan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
c.Kemampuan yang dimiliki
pegawai menghadapi
keluhan masyarakat.
d.Kinerja pegawai
memberikan kenyakinan kepada masyarakat.
a. Cekatan dalam
memberikan layanan kepada masyarakat
b.Kejelasan informasi dalam penyampaian jasa.
c. Kesediaan pegawai untuk selalu siap melayani masyarakat.
(33)
4. Keandalan (X4)
5. Empati (X5)
Kemampuan instansi
untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para masyarakat dengan berupaya memahami keinginan masyarakat.
a.Pelayanan yang maksimal b.Akurasi waktu dalam memberikan pelayanan c. Tingkat kesalahan yang dilakukan pegawai dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
a.Pemahaman pegawai
terhadap kebutuhan
masyarakat
b. Pemberian pelayanan
yang sama tanpa
memandang status sosial.
Kepuasan Masyarakat (Y): 1. Keamanan
2. Kenyamanan
3. Jaminan
Kemampuan Dinas dalam memberikan pelayanan yang baik.
Kemampuan Dinas dalam menciptakan sesuatu yang
membuat pengguna
layanan merasa rileks atau nyaman.
Kemampuan Dinas dalam mempermudah
pengurusan surat izin.
a. Rasa aman yang didapat penguna layanan saat pengurusan surat izin. b.Terjamin kerahasiaan berkas.
a. Respon yang diberikan pengguna layanan.
b. Fasilitas yang ada bersih dan teratur.
a.Menyampaikan info positif kepada orang
lain atas pelayanan yang diberikan.
b.Kecocokan pelayanan yang diterima.
(34)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan yang
indikatornya adalah Bukti Fisik (X1), Jaminan (X2), Ketanggapan (X3), Keandalan
(X4) dan Empati (X5). Pengukuran yang digunakan peneliti dalam proses pengolahan
data adalah dengan menggunakan skala likert dimana responden akan memilih salah
satu jawaban yang tersedia kemudian masing-masing jawaban akan diberikan
skor/nilai. Lima alternative yang akan digunakan dalam pemberian skor yaitu :
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
Keterangan Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : kuncoro (2003:15)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
(35)
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Doloksanggul yang pernah
menggunakan jasa pengurusan izin trayek pada Dinas Perhubungan dan
Pariwisata Kabupaten Humbahas yang sampai dengan Oktober 2011 berjumlah
243 orang.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2006 : 116). Penulis menggunakan metode purposive sampling
pada penarikan sampel. Purposive sampling (sampling bertujuan) yaitu metode
pengambilan sampel berdasarkan suatu criteria tertentu. Kriteria yang digunakan
dapat berdasarkan perimbangan atau berdasarkan kuota tertentu (Erlina, 2011 : 85).
Pemilihan sampel dilakukan kepada masyarakat Dolok Sanggul dan yang pernah
menggunakan jasa Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbahas. Pada
penelitian ini, penarikan sampel menggunakan rumus Slovin dengan tingkat
kesalahan 10% (Umar, 2004 : 78), sebagai berikut:
Dimana :
n = Jumlah Sampel
(36)
e = Tingkat Kesalahan
Berdasarkan rumus diatas dapat diketahui jumlah sampel yaitu:
243 1 243 0,1 71
1.7 Jenis Data
Pada penelitian ini diperlukan data guna mendukung penulisan menuju
sasaran yang hendak dicapai, yaitu:
1.7.1 Data Primer
Data primer merupakan informasi yang diperoleh langsung dengan cara
mendatangi objek penelitian, dimana data yang diperoleh tersebut merupakan data
yang aktual dan dapat dipertanggungjawabkan.
1.7.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang
digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapatkan data
(37)
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk
membantu penelitian ini adalah:
1. Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih yang berisikan
pertanyaan tentang kualitas pelayanan Pegawai Negeri Sipil terhadap
kepuasan masyarakat.
2. Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data atau bahan-bahan
keterangan dengan mengadakan tanya jawab dan tatap muka langsung dengan
pihak instansi yang berwenang mengenai masalah yang diteliti.
3. Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dan informasi dari bukubuku,
jurnal dan sumber data lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji apakah kuesioner layak
digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid artinya data-data yang diperoleh
dengan penggunaan alat (instrument) dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel
artinya konsisten atau stabil (Pratisto, 2004).
3.9.1 Uji Validitas
Uji validasi digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan
(38)
dikatakan valid apabila indicator tersebut mampu mencapai tujuan pengukuran
dari konstruk amatan dengan tepat (Yamin dan Kurniawan, 2009:282). Uji
validitas pada penelitian ini dilakukan diluar sampel, dalam hal ini diambil
sebanyak 30 orang. Pengujian validasi dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 17,0 dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika rhitung≥ rtabel, maka pernyataan dinyatakan valid
b. Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan daftar pertanyaan yang merupakan
dimensi suatu variable yang disusun dalam bentuk kuesioner (Situmorang, 2008 :
37). Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17,0 butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1.Jika nilai Cronbach Alpha ≥ 0,80, maka pertanyaan tersebut dinayatakan
reliabel.
2.Jika nilai Cronbach Alpha < 0,80, maka pertanyaan tesebut dinyatkan
(39)
3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif
Ginting dan Situmorang (2008 : 55) menyatakan penelitian deskriptif
bertujuan membuat lukisan/deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu
populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual, dan teliti. Variabel-variabel
yang diteliti terbatas atau tertentu saja. Metode deskriptif merupakan metode yang
digunakan dengan mengumpulkan dan menganalisa data yang diperoleh sehingga
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan
Pegawai Negeri Sipil Terhadap Tingkat Kepuasan Maayarakat pada Dinas
Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbahas.
3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
variabel-variabel bebas yaitu Kualitas Pelayanan (X) terhadap Kepuasan Masyarakat
(Y). Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS versi 17.0. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Dimana:
Y = Kepuasan Masyarakat
(40)
X2 = Jaminan
X3 = Ketanggapan
X4 = Keandalan
X5 = Empati
b1…b5 = Koefisien Regresi
a = Konstanta
e = Standar error
3.10.3 Uji Hipotesis 1. Uji Signifikan (Uji F).
Uji – F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Uji – F digunakan untuk melihat secara bersama-sama (serentak)
variabel bebas yaitu (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat yaitu kepuasan
masyarakat (Y).
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Artinya, secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel-variabel bebas yaitu (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel
terikat yaitu Kepuasan Masyarakat (Y).
(41)
Artinya, secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel-variabel bebas yaitu (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat
yaitu Kepuasan Masyarakat (Y).
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel pada α = 5%
Ho ditolak apabila Fhitung ≥ Ftabel pada α = 5%
2. Uji Parsial ( Uji t)
Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual
terhadap variabel terikat. Adapun Uji–t menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
H0 : bi = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variabel bebas yaitu (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap variabel terikat yaitu Kepuasan
Masyarakat (Y).
H0 : bi ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
variable bebas yaitu Kualitas Pelayanan (X).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%
(42)
3. Koefisien Determinasi (R2).
Indikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Identifikasi determinan (R2)
berfungsi untuk mengetahui signifikan variabel, maka harus dicari koefisien
determinan (R2). Koefisien determinan menunjukkan besarnya kontribusi variabel
bebas (Y). Semakin besar nilai koefisien determinan, maka semakin baik kemampuan
variabel terikat (Y). Jika determinan (R2) semakin besar (mendekati satu) maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu (X1, X2, X3, X4,
X5) serta variabel terikat (Y) yaitu Kepuasan Masyarakat semakin besar.
Sebaliknya, jika determinan (R2) semakin kecil (mendekati nol) maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh yang signifikan dari variabel terikat (Y) yaitu Kepuasan
Masyarakat semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan variabel bebas yaitu (X1, X2, X3, X4, X5), serta variable terikat (Y)
(43)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Instansi
4.1.1 Sejarah Singkat Instansi
Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dari Humbang Hasundutan terbentuk
berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang pembentukan
daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Utara.
Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, salah satu afdeling di wilayah
Keresidenan Tapanuli adalah Afdeling Bataklanden dengan ibukota Tarutung terdiri
atas lima onder afdeling. Setelah kemerdekaan tepatnya tahun 1947 Kabupaten Tanah
Batak menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu :
1. Kabupaten Silindung ibukotanya Tarutung.
2. Kabupaten Humbang ibukotanya Dolok Sanggul.
3. Kabupaten Toba Samosir ibukotanya Balige.
4. Kabupaten Dairi ibukotanya Sidikalang.
Pada Tahun 1950 keempat kabupaten ini dilebur menjadi Kabupaten Tapanuli
Utara, seiring dengan terbentuknya Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah,
dan Kabupaten Nias. Keadaan ini bertahan hingga tahun 1964, karena pada saat itu
Tapanuli Utara dimekarkan dengan terpisahnya Dairi menjadi kabupaten berdasarkan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964, dan selanjutnya berdasarkan Undang-undang
(44)
menunjukan bahwa kedua daerah tersebut mengalami perkembangan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Berdasarkan faktor sejarah dan keinginan untuk semakin cepat pembangunan
dengan pelayanan yang semakin dekat kepada masyarakat maka harapan yang
terkandung selama ini mengkristal menjadi usul pembentukan Kabupaten Humbang
Hasundutan melalui terbentuknya Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang
Hasundutan. Terbitnya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah yang dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000
tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan
Penggabungan Daerah, menjadi peluang munculnya wacana perlunya usul pemekaran
melalui pembentukan Kabupaten.
Berbekal keinginan untuk mendambakan peningkatan kesejahteraan
masyarakat, peluang tersebut dimanfaatkan secara tepat oleh masyarakat di wilayah
Humbang Hasundutan melalui Panitia Pembentukan Kabupaten Humbang
Hasundutan. Ternyata sejalan dengan tuntutan kemajuan zaman mampu
menumbuhkan aspirasi masyarakat untuk mengusulkan Pemekaran Kabupaten
Tapanuli Utara melalui usul pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Aspirasi murni masyarakat tersebut disambut dan difasilitasi oleh Pemerintah
Kabupaten Tapanuli Utara serta dukungan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara yang
kemudian memperoleh dukungan Gubernur Sumatera Utara dan DPRD Provinsi
(45)
Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Utara dalam menyikapi aspirasi tersebut diatas adalah :
1. Mengikuti perkembangan Deklarasi Pembentukan Kabupaten Humbang
Hasundutan tanggal 23 April yang dilaksanakan di Dolok Sanggul.
2. Tanggal 25 Mei 2002 menerima audensi Panitia Pembentukan Kabupaten
Humbang Hasundutan sekaligus menerima berkas pengusulan.
3. Tanggal 26 Mei 2002 Bupati Tapanuli Utara menerbitkan SK Tim Peneliti
sekaligus memberi petunjuk dalam memfasilitasi aspirasi masyarakat.
4. Tanggal 27 Mei 2002 berkonsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli
Utara perihal aspirasi masyarakat tentang usulan pemekaran.
5. Tanggal 3 s/d 5 Juni 2002 menugaskan Tim Peneliti mendampingi DPRD
Kabupaten Tapanuli Utara turun ke Kecamatan guna mendengar aspirasi
dan meneliti usulan dimaksud.
6. Tanggal 5 Juni 2002 menerima berkas pengajuan/penyempurnaan usul
pemekaran melalui pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan.
7. Tanggal 5 Juni 2002 melapor ke Bapak Gubernur Sumatera Utara.
8. Tanggal 6 dan 7 Juni 2002 secara langsung turun ke Kecamatankecamatan
untuk mendengar dan memfasilitasi usul pemekaran Kabupaten sekaligus
mengingatkan masyarakat agar usul pemekaran tidak menimbulkan
perpecahan di kalangan masyarakat termasuk para perantau.
9. Tanggal 8 Juni 2002 menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kabupaten
(46)
Tapanuli Utara Nomor : 16 Tahun 2002 tentang Persetujuan Pemekaran
Kabupaten Tapanuli Utara.
Beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, untuk
mempercepat proses pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu :
1. Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli
Utara guna memantapkan pemahaman dan Melaporkan perkembangan
akhir usul pemekaran kepada Gubernur Sumatera Utara dan Bapak Ketua
DPRD Sumatera Utara.
2. Melaksanakan pertemuan dengan segenap komponen masyarakat Tapanuli
Utara guna memantapkan pemahaman dan dukungan bagi terwujudnya
pemekaran.
3. Meyampaikan laporan tertulis dan pendapat kepada Bapak Gubernur
SumateraUtara, Bapak Menteri Dalam Negeri dan Dewan Pertimbangan
Otonomi Daerah.
4. Mengundang Komisi II DPR-RI untuk memantau, mengevaluasi dan
berkunjung langsung ke wilayah yang mengusulkan pemekaran.
5. Konsultasi dengan DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam rangka
dukungan APBD dan pengajuan usul dukungan DPRD Provinsi Sumatera
Utara.
6. Melakukan akurasi data pendukung Pembentukan Kabupaten sebagaimana
(47)
7. Melakukan Pengkajian dan uji kelayakan pemekaran Kabupaten Tapanuli
Utara yakni Kabupaten Humbang Hasundutan dengan memohon kesediaan
Bapak Mendagri Cq. Dirjen Otonomi Daerah dan Dewan Pertimbangan
Otonomi Daerah.
8. Perencanaan persiapan sarana/prasarana dan Aparat guna mendukung
pemekaran kabupaten.
9. Menyurati para anak rantau di luar Kabupaten Tapanuli Utara untuk
mendukung Usul Pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara sesuai fungsi dan
tugas masing-masing.
Pemerintah Pusat sangat responsif terhadap aspirasi ini karena dalam waktu
relatif singkat Tim Terpadu Depdagri, DPOD dan Komisi II DPR/RI melakukan
kunjungan dan pertemuan dengan masyarakat se-wilayah Humbang Hasundutan
tanggal 5 September 2002 sebagai lanjutan kunjugan Komisi II DPR-RI tanggal 29
Juli 2002.
Sebagai tindak lanjutnya maka usul pemekaran ini mendapat pembahasan
pada Sidang Paripurna DPR-RI yang pada puncaknya melahirkan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Barat
dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Pada hari Senin
tanggal 28 Juli 2003 Kabupaten Humbang Hasundutan diresmikan oleh Menteri
Dalam Negeri RI sekaligus melantik Penjabat Bupati Drs. Manatap Simanungkalit di
(48)
Mengawali tugas sebagai Bupati Humbang Hasundutan telah membuat
pertemuan dengan para Tokoh Masyarakat, adat dan Tokoh Pendidikan serta Tokoh
Agama di Daearah ini antara lain guna membicarakan pembuatan Logo Kabupaten
Humbang Hasundutan yang disyahkan oleh DPRD.
4.1.2 Keadaan Geografi, Topografi dan Demografi 4.1.2.1 Geografi
Secara Astronomi Humbang Hasundutan terletak pada garis 2o1' - 2o 28'
Lintang Utara 98o10o - 98o58' Bujur Timur. Dan berdasarkan posisi geografisnya
memiliki batas :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Samosir
b. Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah
d. Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Bharat
4.1.2.2 Topografi
Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan daerah dataran tinggi yang
mempunyai ketinggian bervariasi antara 330-2.075 meter diatas permukaan laut
dengan perincian :
a. Datar = 278,75 Km2 (0 s/d 2 %) b. Landai = 491,63 Km2 (2 s/d 15 %) c. Miring = 1.066,50 Km2 (15 s/d 40 %)
(49)
d. Terjal = 665,82 Km2 (40 s/d 44 %)
4.1.2.3 Demografi/Kependudukan
Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki luas wilayah daratan: 250.271,02
Ha dan 1.494,91 Ha luas danau serta terdiri dari 10 Kecamatan, 1 Kelurahan dan 143
Desa. Memiliki jumlah penduduk 171.687 Jiwa yang terdiri dari 85.274 jiwa laki-laki
dan 86.413 jiwa perempuan. Keanekaragaman penduduk terdiri dari beberapa suku
Batak Toba, Pakpak, Simalungun, Nias, Jawa dan Mandailing yang menyebar hampir
diseluruh kecamatan. Masingmasing penduduk memeluk agama dan kepercayaan
seperti Islam, Kristen Protestan, Katholik.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk 171.650 jiwa
dengan rata-rata kepadatan penduduknya 68,59 jiwa/km2. Sedangkan kontribusi
penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah Pertanian, Perdangangan, Pegawai
Negeri Sipil dan TNI serta sebagian kecil industri / kerajinan tangan.
4.1.3 Visi dan Misi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan
4.1.3.1 Visi Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Terwujudnya transportasi yang aman, tertib dan lancar menuju daerah tujuan
wisata yang diminati khalayak ramai serta didukung oleh system komunikasi
(50)
4.1.3.2 Misi Dinas Perhubungan dan Pariwisata
1. Menyelenggarakan transportasi yang handal, terpadu dan terjangkau
seluruh wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan;
2. Menyelenggarakan rekayasa lalu lintas yang tertib, aman dan lancar;
3. Menyelenggarakan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, aman,
tertib dan bersih;
4. Menumbuhkan peran aktif masyarakat dalam pelestarian seni dan bud
5. Pengelolaan sistem informasi publik melalui internet, dokumentasi dan
perpustakaan.
4.1.4 Logo Instansi
(51)
Keterangan:
1. Padi dan Kapas dalam komposisi lingkaran bulat dan nama Kabupaten Humbang
Hasundutan yang melambangkan masyarakat Humbang Hasundutan yang telah
membulatkan tekad membangun menuju masyarakat sejahtera dan makmur.
2. Bintang Sudut Lima berwarna kuning dengan latar belakang warna merah,
melambangkan bahwa masyarakat Humbang Hasundutan menganut dan percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan warna kuning sebagai lambing Keagungan dan
Keemasan.
3. Kopi, ternak, kuda melambangkan Humbang Hasundutan sebagai daerah Pertanian
dan Perekonomian.
4. Timbangan melambangkan bahwa masyarakat Humbang Hasundutan senantiasa
taat kepada hukum dan aturan.
5. Pisau, tunggal panaluan dan perangkatnya melambangkan warisan sejarah tempat
lahirnya Raja.
6. Pohon Beringin melambangkan perlindungan dan pengayoman masyarakat
7. Buku melambangkan wujud dan kepedulian masyarakat Humbang Hasundutan
dalam pendidikan dan berjuang menyekolahkan generasi muda.
8. Gunung, tanah, pohon dan persawahan melambangkan bahwa masyarakat
Humbang Hasundutan sebagai daerah pertanian, tanah kesejukan dan tanah
(52)
9. Lipatan Ulos warna merah bertuliskan Bona Pasogit merupakan Sarana Kata untuk
menggugah perasaan masyarakat Humbang Hasundutan di desa sampai perantauan
agar selalu mengingat kampung halamannya.
4.1.5 Struktur Organisasi
Pada umumnya setiap perusahaan atau instansi mempunyai struktur organisasi
yang berbeda menurut kegiatan usahanya. Struktur organisasi merupakan faktor yang
memegang peranan penting sebagai petunjuk dalam pembagian tugas dan tanggung
jawab dari tiap bagian serta diperlukan pula untuk mencegah terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dari tiap bagian. Selain itu
struktur organisasi dapat berfungsi sebagai upaya untuk mencapai lancarnya kegiatan
instansi.
Pengorganisasian juga akan menjadikan kegiatan dan tugas-tugas suatu
instansi dapat dijadikan dengan baik dan teratur. Dengan kata lain, struktur organisasi
berguna untuk menghindarkan terjadinya penyelewenganpenyelewengan sehingga
tujuan instansi dapat tercapai. Dengan demikian, struktur organisasi merupakan
gambaran yang memperlihatkan susunan, fungsi departemen atau posisi mereka
dalam organisasi serta bagaimana hubungan antar satu sama lainnya disamping
menunjukkan garis perintah maupun jalur jalan komunikasi formal sehingga dapat
tercipta suatu team kerja yang solid dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan
oleh instansi.
Struktur Organisasi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbang
(53)
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan Sumber: Kantor Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbahas
KEPALA DINAS KABID LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KASI LALU LINTAS KASI ANGKUTAN KABID TEKNIK KASI TEKNIK PKP KASI UJI KENDARAAN KABID PARAWISATA KASI PARIWISATA KASI KEBUDAYAAN SEKRETARIS KASUBBAG UMUM KASUBBAG KEUANGAN KABID KOMINFO KASI KOMINFO KASI PDE KASUBBAG TU UPTD PERPARKIRAN KASUBBAG TU UPTD TERMINAL
(54)
4.1.6 Uraian Tugas
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Humbang Hasundutan
dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh beberapa Kepala Bidang dan Staff lain.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan lengkap tentang struktur organisasi ini,
tugas-tugas dari tiap-tiap bagian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok
membantu Bupati melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang Perhubungan
dan Pariwisata dan tugas lain yang diberikan Bupati.
Oleh karena itu, tugas Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata yaitu:
a. Menetapkan program kerja dan rencana anggaran Dinas.
b. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan Perhubungan
dan Pariwisata.
c. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas Sekretaris dan Kepala
Bidang.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan instansi terkait.
e. Melaksanakan pembinaan teknis penyelenggaraan Perhubungan dan Pariwisata.
f. Melaksanakan pekerjaan di Bidang Perhubungan menyangkut lalu lintas dan
angkutan jalan, angkutan sungai dan danau penyeberangan, angkutan khusus dan
bidang Pariwisata yang diberikan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi.
g. Melaksanakan pembinaan umum dan pembinaan operasional berdasarkan
(55)
h. Melaksanakan koordinasi di bidang lalu lintas dan angkutan, bidang sarana
prasarana, bidang pariwisata.
i. Melaksanakan pembinaan operasional berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat.
j. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Perhubungan
dan Pariwisata.
k. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
l. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannnya.
m. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada bupati melalui Sekretaris Daerah
Kabupaten.
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
2. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administrasi
kepada semua unsur di lingkungan Dinas.
Oleh karena itu, tugas Sekretaris yaitu:
a. Membantu tugas kepala dinas dalam bidang tugasnya.
b. Menyusun rencana dan program kerja tahunan.
c. Melaksanakan urusan administrasi umum, rumah tangga dan perlengkapan serta
pelaporannya.
d. Melaksanakan urusan administrasi keuangan.
(56)
f. Member petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
g. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannnya.
h. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3. Kepala Sub Bagian Umum
Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas poko mempersiapkan
bahanbahan penyusunan kebijakan teknis Dinas, program dan kegiatan, pengelolaan
perlengkapan dan barang inventaris, pengelolaan urusan rumah tangga,
ketatausahaan, kepegawaian serta pelaporannya.
Oleh karena itu, tugas Kepala Sub Bagian Umum yaitu:
a. Membantu sekretaris dalam bidang tugasnya.
b. Menyelenggarakan administrasi perkantoran kerumahtanggaan.
c. Melaksanakan administrasi surat menyurat.
d. Melaksanakan urusan penerimaan tamu dan keprotokolar.
e. Melaksanakan administrasi barang dan inventarisasi serta menyusun rencana
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan dan ususl
penghapusan dan inventaris serta pelaporannya.
f. Melaksanakan pengaturan dan penyediaan fasilitas rapat Dinas dan upacara.
g. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelatihan
pegawai.
(57)
i. Mempersiapkan laporan Dinas.
j. Menyelenggarakan administrasi perjalanan Dinas dan pengawasannya.
k. Mengusulkan pejabat bendahara barang.
l. Memberi petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
m. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannnya.
n. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.
o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
4. Kepala Sub Bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok mempersiapkan
bahan-bahan penyusunan anggaran, pengelolaan administrasi keuangan, pelaporan
dan pertanggungjawaban keuangan.
Oleh karena itu, tugas Kepala Sub Bagian Keuangan yaitu:
a. Menyusun rencana anggaran.
b. Menyelenggarakan administrasi keuangan dan pelaporannya.
c. Menyelenggarakan administrasi kewajiban pajak pegawai.
d. Melaksanakan verifikasi surat pertanggungjawaban keuangan.
e. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan yang menyangkut
bidang keuangan.
f. Mengusulkan pejabat pemegang kas.
g. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis.
(58)
i. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
5. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan di bidang lalu lintas dan angkutan.
Oleh karena itu, tugas Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan yaitu:
a. Menyusun program kerja dan rencana anggaran bidang.
b. Menyusun petunjuk teknik penyelenggaraan di bidang lalu lintas dan angkutan.
c. Melaksanakan pembinaan teknis penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan.
d. Mempersiapkan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas
dan angkutan jalan.
e. Menyusun rencana operasional ketertiban dan kelancaran lalu lintas angkutan
orang dan barang serta pengamanan jalan dan jembatan.
f. Meneliti dan menyelidiki teknis dan sebab-sebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.
g. Mempersiapkan perencanaan kebutuhan pengadaan penetapan penempatan,
pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas, marka jalan dan alat
pemberi isyarat lalul lintas.
h. Menyelenggarakan penyuluhan serta bimbingan keselamatan dan ketertiban pada
masyarakat di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
i. Melaksanakan pembinaan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan Kabupaten,
(59)
j. Melaksanakan bimbingan keselamatan dan ketertiban di bidang perlalulintasan dan
penyelenggaraan pemberian surat izin mengemudi kendaraan bermotor
k. Malaksanakan analisis daerah rawan kecelakaan lalu lintas.
l. Mengawasi pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor secara berkala/speksi.
m. Menyusun program pemberian izin angkutan orang, angkutan barang, angkutan
khusus, angkutan danau.
n. Menyelenggarakan inventarisasi dan registrasi pemengang surat izin penemudi
umum, penyuluhan dan pembinaan lembaga kursus mengemudi kendaraan
bermotor.
o. Menyelenggarakan inventarisasi dan registrasi serta memproses surat izin
mengemudi dan surat-surat kendaraan tidak bermotor/becak.
p. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis.
q. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannnya.
r. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala Dinas.
s. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
6. Kepala Bidang Teknik
Kepala Bidang Teknik mempunyai tugas pokok melaksanakan
kebijakan,program dan kegiatan di bidang teknik perhubungan.
Oleh karena itu, tugas Kepala Bidang Teknik yaitu:
(60)
b. Memberi petunjuk teknis, pengarahan, pengendalian dan pemberian ijin
perbengkelan serta perusahaan pembuat karoseri.
c. Mengelola unit pengujian kendaraan bermotor wajib uji dan tidak bermotor/becak,
pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan pengujian kendaraaan
bermotor dan tidak bermotor/becak.
d. Mempersiapkan bahan pembinaan teknis tenaga penguji secara berjenjang untuk
mencapai kulifikasi teknis tertentu guna menentukan wewenang dan tanggung
jawab penguji sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
e. Pengawasan dan pengendallian terminal.
f. Mempersiapkan perencanaan pembangunan halted an tempat parkir serta jembatan
penyeberangan.
g. Penyelenggaraan jaringan Telkom yang bersifat local/telekomunikasi khusus.
h. Pengujian terhadap alat komunikasi.
i. Pemberian izin dan pengawasan jasa usaha titipan.
j. Penertiban izin penyelenggaraan instalasi kabel rumah.
k. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis.
l. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannnya.
m. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas.
(61)
7. Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan
Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan di bidang pariwisata dan kebudayaan.
Oleh karena itu, tugas Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan yaitu:
a. Menyusun program kerja dan rencana anggaran bidang.
b. Menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan pariwisata dan kebudayaan.
c. Penggalian, pengembangan dan pelestarian obyek dan daya tarik wisata.
d. Mengawasi kegiatan kepariwisataan sesuai dengan nilai kebudayaan.
e. Mendata wisatawan mancanegara dan domestic yang menangani obyek wisata.
f. Mempromosikan obyek dan daya tarik wisata.
g. Menggerakkan kegiatan kepariwisataan internasional dan regional.
h. Mempersiapkan pengembangan kepariwisataan secara prioritas.
i. Mempersiapkan paket wisata.
j. Melakukan penyuluhan pemasaran wisata.
k. Pembinaan hotel, losmen, restoran/rumah makan, agen perjalanan serta
entertainment/hiburan.
l. Pembinaan/pemberian izin usaha industri (hotel, losmen, restoran, sarana hiburan,
agen perjalanan).
m. Menggali nilai-nilai budaya local.
n. Menyusun rencana pengembangan seni dan budaya.
o. Melestarikan, menjaga nilai budaya situs dan makam bernilai sejarah.
(62)
q. Pengembangan seni budaya.
r. Membina kerja sama antar daerah dalam rangka pengembangan kepariwisataan.
s. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis.
t. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannnya.
u. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas.
v. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
8. Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika
Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas pokok
melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan di bidang komunikasi dan
informatika.
Oleh karena itu, tugas Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika yaitu:
a. Menyusun program kerja dan rencana anggaran bidang.
b. Menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan komunikasi dan informatika.
c. Pemberian rekomendasi dan perijinan bidang telekomunikasi.
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan
telekomunikasi.
e. Memfasilitasi koordinasi penyelenggaraan telekomunikasi.
f. Memfasilitasi koordinasi pemberdayaan komunikasi social.
g. Melaksanakan diseminasi informasi nasional.
(63)
i. Memberikan pelayanan informasi dan komunikasi yang akan disampaikan kepada
masyarakat menyangkut penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan.
j. Melaksanakan pembinaan dan fasilitas terhadap kegiatan kelompokkelompok
komunikasi.
k. Menyiapkan bahan/data dalam rangka melaksanakan pengolahan data elektronik
dan kearsipan daerah.
l. Menyiapkan dan menyusun system informasi sesuai dengan kebutuhan pemerintah
daerah.
m. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam angka pengolahan data
dan pelayanan data pada system informasi dan manual serta penguasaan pemilikan
telematika.
n. Melaksanakan pembinaan atas kegiatan bidang telematika.
o. Melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan pengolahan data elektronik dan
kearsipan.
p. Melakukan standarisasi, registrasi dan inventarisasi penyelenggaraan arsip daerah.
q. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis.
r. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannnya.
(64)
9. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Terminal mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administrasi kepada semua
unsure di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal.
Oleh karena itu, tugas Kepala Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Terminal yaitu:
a. Mengkoordinasikan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja
operasional Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal.
b. Menyusun program dan rencana kerja sub bagian tata usaha.
c. Melaksanakan urusan administrasi surat menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga,
perlengkapan, keuangan dan kepegawaian.
d. Menyusun rencana kebutuhan perlengkapan dan kebutuhan Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Terminal.
e. Melakukan urusan pemeliharaan, pengamanan serta pengaturan penggunaan barang
inventaris.
f. Menyusun rencana belanja dan pertanggungjawaban keuangan.
g. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis.
h. Membuat DP-3 pegawai sesuai dengan kewenangannnya.
i. Melaporkan dan bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala
(1)
VAR00016
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 22 31.0 31.0 31.0
4.00 38 53.5 53.5 84.5
5.00 11 15.5 15.5 100.0
Total 71 100.0 100.0
VAR00017
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 3 4.2 4.2 4.2
4.00 53 74.6 74.6 78.9
5.00 15 21.1 21.1 100.0
Total 71 100.0 100.0
VAR00018
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 19 26.8 26.8 26.8
4.00 40 56.3 56.3 83.1
5.00 12 16.9 16.9 100.0
(2)
VAR00022
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 3 4.2 4.2 4.2
4.00 53 74.6 74.6 78.9
5.00 15 21.1 21.1 100.0
Total 71 100.0 100.0
VAR00019
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 15 21.1 21.1 21.1
4.00 46 64.8 64.8 85.9
5.00 10 14.1 14.1 100.0
Total 71 100.0 100.0
VAR00020
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 2 2.8 2.8 2.8
4.00 59 83.1 83.1 85.9
5.00 10 14.1 14.1 100.0
Total 71 100.0 100.0
VAR00021
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2.00 2 2.8 2.8 2.8
3.00 10 14.1 14.1 16.9
4.00 44 62.0 62.0 78.9
5.00 15 21.1 21.1 100.0
(3)
VAR00023
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 2 2.8 2.8 2.8
4.00 55 77.5 77.5 80.3
5.00 14 19.7 19.7 100.0
Total 71 100.0 100.0
VAR00024
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 1 1.4 1.4 1.4
4.00 41 57.7 57.7 59.2
5.00 29 40.8 40.8 100.0
Total 71 100.0 100.0
VAR00025
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 12 16.9 16.9 16.9
4.00 45 63.4 63.4 80.3
5.00 14 19.7 19.7 100.0
Total 71 100.0 100.0
VAR00026
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 6 8.5 8.5 8.5
4.00 52 73.2 73.2 81.7
5.00 13 18.3 18.3 100.0
(4)
VAR00027
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 3 4.2 4.2 4.2
4.00 53 74.6 74.6 78.9
5.00 15 21.1 21.1 100.0
Total 71 100.0 100.0
VAR00028
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3.00 2 2.8 2.8 2.8
4.00 36 50.7 50.7 53.5
5.00 33 46.5 46.5 100.0
(5)
1.
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.021 2.137 3.285 .002
BuktiFisik -.065 .112 -.087 -.577 .566
Jaminan .724 .185 .517 3.912 .000
DayaTanggap -.044 .177 -.034 -.248 .805
Keandalan .188 .194 .127 .973 .334
Empati .551 .198 .329 2.786 .007
a. Dependent Variable: KepuasanMasyarakat
2.
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 170.520 5 34.104 17.017 .000a
Residual 130.268 65 2.004
Total 300.789 70
a. Predictors: (Constant), Empati, Jaminan, Keandalan, DayaTanggap, BuktiFisik b. Dependent Variable: KepuasanMasyarakat
(6)
3.
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.021 2.137 3.285 .002
BuktiFisik -.065 .112 -.087 -.577 .566
Jaminan .724 .185 .517 3.912 .000
DayaTanggap -.044 .177 -.034 -.248 .805
Keandalan .188 .194 .127 .973 .334
Empati .551 .198 .329 2.786 .007
a. Dependent Variable: KepuasanMasyarakat
4.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .753a .567 .534 1.41567