Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Brand Image Sikat Gigi Oral-B Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP BRAND

IMAGE SIKAT GIGI ORAL-B PADA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

OLEH

IRMA RENATHA GINTING 080502175

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2012 ABSTRAK


(2)

Masalah kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut semakin hari menjadi perhatian masyarakat karena berkaitan dengan performance seseorang. Salah satu masalah yang sering dihadapi seseorang adalah gigi berjejal, dan usaha untuk memperbaiki gigi yang berjejal ini adalah dengan menggunakan behel. Salah satu sikat gigi yang menyediakan varian khusus untuk pengguna behal adalah sikat gigi Oral-B. Oral-B menjadi salah satu merek sikat gigi yang mendiferensiasi produk sikat giginya dengan menciptakan varian khusus bagi pengguna behel. Masalah yang dihadapi adalah Indonesia Best Brand Index sikat gigi Oral-B hanya menempati posisi ketiga dibanding merek sikat gigi lain yang beredar di pasar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara pengguna behel yang pernah memakai sikat gigi Oral-B.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang menggunakan behel dan pernah menggunakan sikat gigi Oral-B yang jumlahnya tidak diketahui. Teknik penentuan sampel menggunakan rumus Supramono dan Haryanto. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode aksidental.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linear sederhana. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS for windows, yaitu model uji t, dan identifikasi determinan (R2).

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa diferensiasi produk (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image (Y) sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Nilai Adjusted R = 0,200, berarti 20% faktor-faktor brand image dapat dijelaskan oleh variabel bebas (diferensiasi produk) sedangkan sisanya 80% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Diferensiasi Produk (Bentuk, Keistimewaan, dan Kualitas) dan Brand Image.


(3)

The health problems, especially the health problems of dental and mouth have become the public interest because they are closely related to an individual performance. One of these problems is dental crowding, and one of the attempts to fix dental crowding is by using dental braces.

One of toothbrushes which uses special variant for dental brace users is Oral-B toothbrush. Oral-B is one of the toothbrush brands which differentiate its product with special variant for the dental brace users. The problem is that, according to the Indonesia Best Brand Index, Oral-B toothbrush only ranks the third place, compared with the other toothbrush brands in the market.

The aim of the research was to know the influence of the product differentiation on the brand image of Oral-B toothbrush to the students of Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara. This research was conducted on the students of Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara, who used dental braces and Oral-B toothbrushes.

The population was the students of Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara, who used dental braces and Oral-B toothbrushes, and whose total number was not known. The technique of specifying the samples was by using Supramono and Haryanto formulas, and the technique of obtaining the samples was by using accidental method.

The analytical method used in this research was the descriptive analytical method and simple linear regression tests. The type of the research was associative. The data comprised of the primary data and the secondary data. They were obtained by studying documents and distributing questionnaires, measured by using likert scale, and processed statistically with SPSS program for windows (t-test model) by identifying its determinant (R2).

The results of the research showed that the product differentiation (X) had positive and significant influence on the brand image (Y) of Oral-B toothbrush to the students of Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara. The value of Adjusted R Square = 0.188, which indicated that 18.8% of the brand image factors could be explained by independent variables (product differentiation), whereas the rest of 81.2% was explained by the other factors which were not studied in this research.

Keywords: Product Differentiation (Form, Feature, and Quality) and Brand Image


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat juga syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah Bapa Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan berkat dan kasih karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua: Riondo Ginting, Amd dan Margaretha Lumbantobing, Spd atas bimbingan, motivasi, nasihat, bantuan material serta doa yang tidak pernah berhenti kepada penulis.

Penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini telah banyak mendapat bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakulas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity, SE, MBA selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Baby Karina, SE, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan staff pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atas didikan, bantuan, juga jasa-jasanya selama masa perkuliahan. 8. Kakakku Seridah R G Ginting, S.Sn, dan adikku Mario R Ginting.

Terimakasih atas doa, kasih sayang, motivasi, dan nasihatnya.

9. Sahabat-sahabat terbaikku (Fitri, Dwi, dan Vera), teman-teman Manajemen stambuk 2008. Yulin, Frans, Iruth, Leoni, Alex, Julia, Indri, Yetti, Ella, dan teman-teman lain yang tak dapat disebutkan satu persatu. Teman-teman sepelayananku di sektor Philadelphia (K’Nia, B’Ray, Anber, Vina, Desfrin, Esron, dan Antha). Terimakasih buat doa, semangat, dan nasihatnya.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, April 2012 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 8

2.1.2 Produk ... 9

2.1.3 Diferensiasi ... 11

2.1.4 Merek ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

2.3 Kerangka Konseptual ... 27

2.4 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3. Batasan Operasional ... 30

3.4 Defenisi Operasional ... 31

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 33

3.6 Populasi dan Sampel ... 33

3.7. Jenis Data ... 35

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.9 Uji validitas dan Reliabilitas ... .. 36

3.10 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... . 41

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 41


(7)

4.1.2 Visi dan Misi P&G ... 43

4.1.3Merek-merek pada P&G ... 44

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

4.2.1 Uji Validitas ... 47

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 50

4.3 Metode Analisis Deskriptif ... 52

4.3.1 Analisis Deskriptif Responden ... 52

4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 53

4.4 Metode Analisis Regresi Linier Sederhana ... 59

4.5 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 61

4.6 Pengujian koefisien Determinan (R2) ... 62

4.7 Pembahasaan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... . 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Total Penjualan Sikat Gigi Oral-B …... . 2

1.2. Indonesia Best Brand Index ... 2

3.1. Operasionalisasi Variabel ... 32

3.2. Instrumen Skala Likert ... 33

4.1.Merek-merek pada P&G ... 44

4.2 Item-Total Statistics ... 48

4.3 Validitas Instrument ... 49

4.4 Uji Reliabilitas ... 50

4.5 Reliability Statistics ... 51

4.6 Karakteristik Berdasarkan Usia ... 52

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk... 53

4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi Bentuk ... 53

4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi Keistimewaan ... 54

4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Dimensi Kualitas ... . 56

4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Brand Image ... 57

4.12 Variables Entered/Removed(b) ... 59

4.13 Coefficient ... 60

4.13 Hasil Uji t... 62


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1. Kerangka Konseptual... 28 4.1. Logo Perusahaa P&G... 43 4.2. Orthodonic Manual Toothbrush... 47


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian... . 70

2 Output uji validitas dan reliabilitas... . 73

3 Output Analisis Regresi Linear sederhana... .. . 75

4 Data Responden (Uji Validitas)... . 76


(11)

Masalah kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut semakin hari menjadi perhatian masyarakat karena berkaitan dengan performance seseorang. Salah satu masalah yang sering dihadapi seseorang adalah gigi berjejal, dan usaha untuk memperbaiki gigi yang berjejal ini adalah dengan menggunakan behel. Salah satu sikat gigi yang menyediakan varian khusus untuk pengguna behal adalah sikat gigi Oral-B. Oral-B menjadi salah satu merek sikat gigi yang mendiferensiasi produk sikat giginya dengan menciptakan varian khusus bagi pengguna behel. Masalah yang dihadapi adalah Indonesia Best Brand Index sikat gigi Oral-B hanya menempati posisi ketiga dibanding merek sikat gigi lain yang beredar di pasar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara pengguna behel yang pernah memakai sikat gigi Oral-B.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang menggunakan behel dan pernah menggunakan sikat gigi Oral-B yang jumlahnya tidak diketahui. Teknik penentuan sampel menggunakan rumus Supramono dan Haryanto. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode aksidental.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linear sederhana. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan kuesioner yang pengukurannya menggunakan skala likert dan diolah secara statistik dengan program SPSS for windows, yaitu model uji t, dan identifikasi determinan (R2).

Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa diferensiasi produk (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image (Y) sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Nilai Adjusted R = 0,200, berarti 20% faktor-faktor brand image dapat dijelaskan oleh variabel bebas (diferensiasi produk) sedangkan sisanya 80% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Diferensiasi Produk (Bentuk, Keistimewaan, dan Kualitas) dan Brand Image.


(12)

The health problems, especially the health problems of dental and mouth have become the public interest because they are closely related to an individual performance. One of these problems is dental crowding, and one of the attempts to fix dental crowding is by using dental braces.

One of toothbrushes which uses special variant for dental brace users is Oral-B toothbrush. Oral-B is one of the toothbrush brands which differentiate its product with special variant for the dental brace users. The problem is that, according to the Indonesia Best Brand Index, Oral-B toothbrush only ranks the third place, compared with the other toothbrush brands in the market.

The aim of the research was to know the influence of the product differentiation on the brand image of Oral-B toothbrush to the students of Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara. This research was conducted on the students of Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara, who used dental braces and Oral-B toothbrushes.

The population was the students of Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara, who used dental braces and Oral-B toothbrushes, and whose total number was not known. The technique of specifying the samples was by using Supramono and Haryanto formulas, and the technique of obtaining the samples was by using accidental method.

The analytical method used in this research was the descriptive analytical method and simple linear regression tests. The type of the research was associative. The data comprised of the primary data and the secondary data. They were obtained by studying documents and distributing questionnaires, measured by using likert scale, and processed statistically with SPSS program for windows (t-test model) by identifying its determinant (R2).

The results of the research showed that the product differentiation (X) had positive and significant influence on the brand image (Y) of Oral-B toothbrush to the students of Faculty of Dentistry, University of Sumatera Utara. The value of Adjusted R Square = 0.188, which indicated that 18.8% of the brand image factors could be explained by independent variables (product differentiation), whereas the rest of 81.2% was explained by the other factors which were not studied in this research.

Keywords: Product Differentiation (Form, Feature, and Quality) and Brand Image


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam dunia bisnis sering terjadi persaingan yang sangat ketat, hal ini di tandai dengan semakin banyak produk yang ditawarkan namun jumlah konsumen semakin sedikit, serta semakin jelinya konsumen dalam memilih produk. Konsumen dalam memilih suatu produk tidak hanya sekedar memuaskan kebutuhan (needs), akan tetapi juga bertujuan untuk memuaskan keinginan (wants). Berdasarkan hal tersebut, untuk memenangkan kompetisi dengan para pesaing, perusahaan tidak hanya menciptakan produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tetapi juga memberikan kepuasan.

Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan semakin hari semakin tinggi, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut menjadi sangat penting karena mendukung performance dan membangun kepercayaan diri seseorang ketika berhadapan dengan orang lain. Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh orang khususnya yang menyangkut kesehatan gigi semakin hari semakin diperhatikan. Masyarakat semakin peduli untuk menjaga kesehatan gigi dengan rela mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk tetap sehat dan cantik.

Sikat gigi sebagai alat yang membantu untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu pertimbangan seseorang untuk mengkonsumsi suatu produk sikat gigi. Setiap konsumen pasti akan lebih jeli dalam memilih sikat gigi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Beberapa merek sikat gigi yang beredar di pasar adalah


(14)

Formula dari Group Orang Tua, Pepsodent dari PT. Unilever, Ciptadent dari PT. Wings, dan Oral-B dari P&G. Salah satu merek sikat gigi yang dicari konsumen dipasar adalah merek Oral-B. Berikut tabel yang menunjukkan penjualan sikat gigi Oral-B yang diperoleh penulis dari Indomaret Medan.

Tabel 1.1

Total penjualan sikat Gigi Oral-B (2008-2010) Tahun Total Penjualan (Unit)

2008 70.567

2009 118.692

2010 168.696

Sumber: Indomaret Medan

Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa dari tahun ketahun penjualan sikat gigi ini semakin meningkat, tahun 2008-2009 penjualan sikat gigi ini meningkat sebanyak 48.125 unit dan tahun 2009-2010 meningkat sebesar 50.004 unit. Namun brand image yang dimiliki Oral-B hanya menempatkan sikat gigi ini pada urutan ketiga. Berikut tabel yang menunjukkan Indonesia Best Brand Index.

Tabel 1.2

Daftar Indonesia Best Brand Index

Kategori Merek Brand Value 2010 Brand Value 2011

Sikat Gigi Formula 67,0 66,6

Pepsodent 58,2 59,3

Oral-B 43,4 43,5

Ciptadent 39,1 39,8

Sumber: majalah SWA (Agustus 2011)

Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa sikat gigi Oral-B memiliki brand value yang meningkat pada tahun 2011 sebesar 0,7 dibanding brand value pada tahun 2010. Namun merek-merek sikat gigi yang lain memiliki brand value yang lebih tinggi dari Oral-B, karena itu sikat gigi Oral-B hanya menempati posisi ketiga setelah merek


(15)

Formula dan Pepsodent, hal ini berarti sikat gigi Oral-B memiliki brand image yang kurang kuat jika dibanding merek lain yang beredar di pasar.

Perkembangan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut ini menimbulkan persaingan yang ketat dari berbagai merek sikat gigi. Keadaan seperti ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat berpikir kreatif agar dapat menarik dan mempertahankan konsumennya. Brand image menjadi hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat mempertahankan konsumennya khususnya bagi perusahaan sikat gigi yang persaingannya semakin ketat. Menurut Setiadi (2003:180) brand image (citra merek) dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan.

Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek tertentu, bahkan merangsang konsumen untuk loyal terhadap merek perusahaan, dan bagi produsen brand image yang baik akan menghambat kegiatan pemasaran pesaing. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi perusahaan. Brand image mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek yang dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.

Diferensiasi merupakan suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan posisi unik di benak konsumen. Diferensiasi produk merupakan salah satu hal yang dapat membentuk brand image yang baik dimata konsumen. Diferensiasi adalah salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bertahan dalam persaingan. Diferensiasi produk dilakukan dengan menetapkan


(16)

beberapa perbedaan yang berarti pada produk yang ditawarkan agar berbeda dengan produk saingan. Diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Perbedaan inilah yang diharapkan perusahaan dapat menjadi nilai tambah bagi konsumen yang mengkonsumsinya.

Pelaksanaan diferensiasi produk akan membuat konsumen memilih suatu produk dengan merek apa yang paling mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga kemudian akan muncul pertanyaan tentang dasar pemikiran konsumen tersebut dalam membuat keputusan pembeliannya ketika konsumen tersebut dihadapkan pada sejumlah besar alternatif produk dengan merek berbeda dan saling bersaing. Salah satu merek sikat gigi yang beredar di pasar adalah sikat gigi Oral-B, sikat gigi ini mampu memberikan berbagai jenis bentuk dan fungsi dari setiap variannya mulai dari jenis sikat gigi untuk pemakai sehari-hari (manual dan elektrik) hingga untuk kebutuhan khusus misalnya pemakai kawat gigi.

Kesadaran masyarakat yang semakin baik untuk tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut mendorong masyarakat lebih peduli terhadap usaha-usaha untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Masalah estetik gigi yang paling banyak dikeluhkan orang adalah bentuk gigi yang berjejal, sebab gigi berjejal menjadi tempat ideal bagi perkembangan bakteri. Untuk mendesain ulang bentuk gigi yang terlanjur tidak rapi dibutuhkan behel dengan perawatan lebih dan waktu yang cukup lama pada gigi, supaya didapatkan bentuk gigi yang rapi.

Fungsi dari kawat gigi yang paling utama gunanya untuk menjaga kualitas gigi agar terawat dan tetap sehat. Jumlah pasien yang melakukan perawatan


(17)

konservasi atau restorasi gigi di Indonesia mencapai 2,5 juta jiwa (www.teknologi.kompasiana.com). Para konsumen pengguna behel pasti mencari produk sikat gigi yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjaga kebersihan gigi dan behel yang digunakan. Salah satu sikat gigi yang menyediakan varian khusus bagi pengguna behel adalah sikat gigi Oral-B.

Namun pelaksanaan diferensiasi produk yang dilakukan sikat gigi Oral-B hanya menempatkan sikat gigi ini pada posisi ketiga dalam Indonesia Best Brand Index dengan kata lain sikat gigi Oral-B memiliki brand image yang kurang kuat dimata konsumen. Diferensiasi produk yang dilakukan Oral-B dan tagline dari merek Oral-B itu sendiri bahwa Oral-B sebagai sikat gigi yang direkomendasikan oleh seluruh dokter gigi di dunia diharapkan mampu meningkatkan brand image sikat gigi ini, karena pada kenyataan di lapangan sikat gigi ini hanya berada di posisi ketiga pada Indonesia Best Brand Index.

Mahasiswa FKG merupakan salah satu konsumen yang sangat mengetahui betapa pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Selain itu sesuai dengan pra survei yang dilakukan oleh penulis, mahasiswa FKG banyak yang menggunakan behel gigi untuk perawatan giginya. Oleh karena itu penulis memilih mahasiswa FKG dimana mereka merupakan orang-orang yang mempunyai kemampuan yang lebih dalam memberikan penilaian terhadap sikat gigi, mengingat kaitannya cukup erat dengan kesehatan gigi dan mulut yang mereka pelajari sehingga mereka memiliki kemampuan yang lebih dalam menilai sikat gigi yang baik yang sesuai dengan kesehatan gigi dan mulut.


(18)

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis mengambil judul “Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat Gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah diferensiasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitain ini adalah: a. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan citra sikat gigi Oral-B melalui diferensiasi yang dapat mempengaruhi presepsi masyarakat.


(19)

b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis menerapkan teori-teori yang diperoleh selama bangku kuliah serta memperluas wawasan penulis mengenai diferensiasi produk serta kaitannya terhadap brand image. c. Bagi Peneliti Lanjutan

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi atau masukan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitain dengan objek maupun masalah yang sama dan mengembangkan penelitain dimasa yang akan datang.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu usaha yang sangat penting dalam aktivitas suatu perusahaan karena berhubungan dengan pelanggan atau konsumen. Pemasaran merupakan proses megelola pelanggan yang menguntungkan dengan sasaran untuk dapat menarik pelanggan yang baru dan menumbuhkan pelanggan yang ada dengan memberikan kepuasaan yang lebih dari suatu produk yang dihasilkan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:6), pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut Saladin (2003:1), pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

Pemasaran merupakan suatu proses atau kegiatan pokok yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidunya untuk


(21)

berkembang dan mendapatkan laba melalui penciptaan, penawaran, serta pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain.

2.1.2. Produk

Produk adalah hasil dari suatu perusahaan yang ditawarkan ke pasar agar dapat dikonsumsi oleh konsumen. Produk merupakan penawaran yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Penciptaan suatu produk barang yang berbeda dari produk milik pesaing juga merupakan faktor penting dalam konsep pemasaran.

Menurut Jain (2001 : 3 ) mendefenisikan produk sebagai berikut, produk adalah suatu kumpulan ciri dan sifat yang dipadukan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Menurut Situmorang (2009:97), produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan ataupun kebutuhan.

Kotler dan Amstrong (2008:266) mendefenisikan produk sebagai berikut, produk adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.

Tjiptono (1997:95) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,


(22)

digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Dari defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, produk adalah barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan ke pasar yang didalamnya terdapat warna, harga, kemasan, prestise untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.1.2.1. Strategi Produk

Setiap perusahaan pasti memiliki strategi tertentu dalam mengahadapi pesaingnya. Menurut Tjiptono (1997:109) secara garis besar strategi produk dapat dikelompokkan menjadi 8 kategori, yaitu:

1. Strategi Positioning Produk

Yaitu strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak konsumen sehingga terbentuk citra merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau produk pesaing.

2. Strategi Repositioning Produk

Yaitu strategi yang dilaksanakn dengan jalan meninjau kembali posisi produk dan bauran pemasaran, serta mencari posisi baru yang lebih tepat bagi produk untuk meningkatkan kelangsungan hidup produk dan mengoreksi kesalahan penentuan posisi sebelumnya.


(23)

3. Strategi Overlap produk

Yaitu strategi yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik perusahaan sendiri.

4. Strategi Lingkup Produk

Yaitu strategi yang ditentukan dengan memperhitungkan misi keseluruhan dari unit bisnis. Perusahaan dapat menerapkan strategi produk tunggal, strategi multi produk, atau strategi system of products. 5. Strategi Desain Produk

Yaitu strategi yang berkaitan dengan tingkat strandarisasi produk. 6. Strategi Eliminasi Produk

Yaitu strategi yang dilaksanakan dengan jalan mengurangi komposisi portofolio produk yang dihasilkan unit bisnis perusahaan.

7. Strategi Produk Baru

Yaitu strategi yang dilakukan untuk menciptkan produk baru melalui usaha riset dan pengembangan.

8. Strategi Diversifikasi

Yaitu usaha untuk mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru untuk mencapai pertumbumbuhan, meningkatkan penjualan, dan profitabilitas.


(24)

2.1.3 Diferensiasi

Diferensiasi adalah proses menambahkan serangkaian perbedaan yang penting dan bernilai guna membedakan tawaran perusahaan dari tawaran pesaing. Diferensiasi merupakan suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan posisi unik di benak konsumen. Menurut Michael Porter dalam David (2006:248) strategi diferensiasi yang sukses membuat perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produknya dan memperoleh loyalitas pelanggan karena konsumen mungkin amat mendambakan pada sifat yang membedakan.

Kriteria diferensisasi :

1. Penting yaitu perbedaan tersebut memberikan manfaat yang sangat bernilai bagi cukup banyak pembeli.

2. Khas yaitu perbedaan tersebut diberikan dengan cara yang khas. 3. Unggul yaitu perbedaan itu unggul dibandingkan dengan pesaing. 4. Sulit dimasuki yaitu perbedaan itu sulit ditiru oleh pesaing.

5. Dapat dijangkau harganya yaitu pembeli dapat membayar perbedaan tersebut.

6. Mampu menghasilkan laba yaitu perusahaan menganggap tindakan memperkenalkan perbedaan itu akan mampu menghasilkan laba.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:249) diferensiasi terdiri atas beberapa variabel yaitu:


(25)

2. Diferensiasi Pelayanan atau Jasa. 3. Diferensiasi Personil.

4. Diferensiasi Saluran. 5. Diferensiasi Citra.

1. Defenisi Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk terjadi ketika produk yang dihasilkan suatu perusahaan dianggap berbeda dari karakter fisik ataupun non fisik dengan produk pesaing. Diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.

“ Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik konsumen” (Griffin, 2003:357).

Perusahaan akan melakukan diferensiasi terhadap para pesaingnya apabila perusahaan tersebut telah berhasil menampilkan keunikan yang dinilai penting oleh pelanggan, selain dengan penawaran harga yang rendah dimana telah banyak dilakukan oleh perusahaan atau pesaing. Diferensiasi produk adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenangkan persaingan di pasar dengan memenangkan persaingan di pasar dengan menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang berarti pada


(26)

produk yang ditawarkan untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaingnya, sehingga dapat dipandang atau di presepsikan konsumen bahwa produk tersebut mempunyai nilai tambah yang diharapkan oleh konsumen.

Strategi diferensiasi adalah suatu strategi yang dapat memelihara loyalitas pelanggan dimana dengan menggunakan strategi diferensiasi, pelanggan mendapat nilai lebih dibandingkan dengan produk lainnya. Produk yang memiliki diferensiasi yang unik dan beda dapat dijadikan sebagai ciri khas dari suatu perusahaan. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya.

2. Variabel Utama Diferensiasi Produk

Perusahaan harus mampu melakukan diferensiasi untuk dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis terutama pada produk sejenis agar dapat mempertahankan dan menarik konsumen.

Variabel utama diferensiasi produk menurut Kotler (2003:385) adalah sebagai berikut:

1. Bentuk (Form)

Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik produk.


(27)

2. Keistimewaan/fungsi (Feature)

Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.

3. Kualitas kinerja (Performance Quality)

Kualitas kinerja mengacu pada tingkat dimana karakteristik produk itu beroperasi. Yang ditetapkan sebagai satu dari empat tingkatan kualitas; rendah, rata-rata, tinggi, atau sangat tinggi.

4. Kualitas kesesuaian (Conformance Quality)

Kualitas kesesuaian mengacu pada tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. 5. Daya Tahan (Durability)

Adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan atau berat, yang menjadikan atribut bernilai bagi beberapa produk.

6. Keandalan (Reliability)

Adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.

7. Mudah diperbaiki (Repairability)

Adalah ukuran kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal.


(28)

Menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli. Gaya memiliki keunggulan kompetitif yang sukar ditiru. Disisi negatif, gaya yang menarik tidak selalu menciptakan kinerja yang tinggi.

9. Rancangan (Design)

Adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan.

2.1.4 Merek (Brand)

Merek menjadi tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu produk atau jasa. Jadi merek secara jelas akan mengidentifikasi penjual atau pembuat produk atau jasa tersebut. Berbeda dengan dibuat di pabrik, merek dipercaya menjadi motif pendorong konsumen memilih suatu produk, karena merek bukan hanya apa yang tercetak di dalam produk (kemasannya), tetapi merek termasuk apa yang ada di benak konsumen dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya.

Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak ternilai. Keahlian yang paling unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara dan melidungi dan meningkatkan merek. Para pemasar menyatakan pemberian merek adalah seni dan bagian paling penting dalam pemasaran.


(29)

Didalam sebuah merek terkandung beberapa hal yang memberikan makna dan nilai tambah terhadap produk barang atau jasa yang bersangkutan. Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan dan menjadi salah satu senjata ampuh bagi kesuksesan sebuah produk dalam merebut pasar.

Merek merupakan atribut produk yang dapat digunakan untuk menumbuhkan pandangan yang positif pada konsumen dan konsumen akan percaya setelah menilai atribut yang dimiliki suatu merek. Presepsi atau pandangan yang positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tersebut akan menciptakan citra merek.

Para ahli memiliki pendapat dan pemikiran yang berbeda mengenai pengertian dari merek, tetapi hampir seluruhnya memiliki kesamaan antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini beberapa pengertian dari merek yang penulis kutip dari beberapa ahli:

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:275):

“ Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan idensitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing.”


(30)

Menurut Tjiptono (1997:104):

“ Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.”

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa merek pada awalnya diperlukan untuk membedakan dalam memasarkan suatu produk dengan produk lainnya yang sejenis. Selanjutnya merek memegang peranan penting dalam pemasaran, tidak hanya sekedar ciri atau identitas suatu produk yang mampu membedakan dengan produk saingan. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.

Sebuah nama merek yang baik dapat membantu membangun keakraban merek dengan pelanggan. Merek tersebut dapat membantu menyampaikan sesuatu yang penting mengenai sebuah perusahaan atau produknya. Merek berfungsi untuk mengidentifikasi penjual atau perusahaan yang menghasilkan produk tertentu, yang membedakannya dengan penjual atau perusahaan lainnya dengan menyampaikan secara konsisten mengenai serangkaian ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada konsumen. Merek itu sendiri dapat berupa trademark, nama, logo, tema, atau gabungan dari keseluruhannya.

Merek yang baik akan menunjang suatu jaminan kualitas. Tetapi lebih dari itu, merek merupakan simbol yang komplek.

Ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek, menurut Kotler dan Amstrong (2008:283) yaitu :


(31)

1. Atribut , merupakan hal yang pertama kali menandai ciri-ciri merek.

2. Benefit , suatu merek lebih dari sekumpulan atribut karena yang dibeli konsumen adalah manfaat, bukannya atribut. Dengan demikian atribut harus diterjemahkan kedalam manfaat fungsional dan atau emosional.

3. Value , merupakan nilai-nilai yang dianut oleh produsen yang tercermin dalam merek.

4. Culture , merek yang menunjukkan budaya tertentu yang dianut. 5. Personality , merek yang memproyeksikan suatu kepribadian tertentu.

6.User, merek yang memperhatikan macam-macam konsumen yang menggunakan atau membeli produk.

Didalam dunia bisnis merek menjadi hal yang penting karena melalui merek akan tercermin kualitas mengenai produk tersebut. Jadi tidak menjadi hal yang aneh jika produk yang fungsinya sama bisa berbeda harga karena merek. Selain sebagai pembeda terhadap produk yang sejenis, merek juga mempunyai makna psikologis dan simbolis yang istimewa dimata konsumensehingga jika konsumen sudah percaya terhadap suatu merek maka konsumen pasti mengkonsumsi produk tersebut.

1. Karakteristik dan Manfaat Merek

Sebuah merek yang baik dapat menunjang keberhasilan produk. Oleh karena itu suatu merek harus memiliki karakteristik seperti yang dikemukan oleh Kotler dan Amstrong (2008:283) sebagai berikut:


(32)

1. Nama merek harus menunjukkan sesuatu tentang manfaat dan kualitas produk.

2. Nama merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat. 3. Nama merek harus berbeda.

4. Nama merek harus dapat diperluas.

5. Nama merek harus dapat diterjemahkan dengan mudah kedalam bahasa asing.

6. Nama merek harus bisa mendapatkan registrasi dan perlindungan hukum. Perusahaan harus mampu berusaha memenuhi karakteristik tersebut ketika ingin menciptakan suatu merek yang baik walaupun pada kenyataannya tidak semua karakteristik tersebut terpenuhi. Berhasil atau tidaknya suatu merek dapat dinilai melalui pengalaman konsumen terhadap merek itu sendiri.

Merek yang kuat mempunyai ekuitas merek yang tinggi. Ekuitas merek merupakan dampak diferensial positif bahwa jika pelanggan mengenal nama merek, pelanggan akan merespon produk. Salah satu ukuran ekuitas merek ini adalah pelanggan akan bersedia membayar lebih untuk merek tersebut. Merek dengan ekuitas yang tinggi merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Merek yang kuat akan menciptakan loyalitas pelanggan yang tinggi.

Manfaat merek yang kuat adalah bahwa merek yang kuat membentuk dasar bagi pembangunan hubungan pelanggan yang kuat dan


(33)

menguntungkan. Bagi pelanggan itu sendiri, merek bermanfaat sebagai sesuatu yang dapat menceritakan mutu suatu produk, selain itu merek dapat menarik perhatian pelanggan mengenai produk-pruduk baru yang mungkin dibutuhkan oleh pelanggan tersebut.

2. Manfaat Merek

Selain memiliki nilai, merek juga bermanfaat bagi pelanggan, produsen maupun publik.

Bagi pembeli, manfaat merek adalah :

a. Menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu.

b. Menceritakan sesuatu kepada pembeli terhadap produk-produk baru yang bermanfaat bagi mereka.

Bagi penjual, manfaat merek adalah :

a. Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul.

b.Memberikan perlindungan hukum atas keitimewaan atau cirri khas produk.

c. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.


(34)

Bagi masyarakat, merek bermanfaat dalam hal :

a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.

b.Meningkatkan efesiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya.

c. Meningkatkan inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh pesaing (Simamora 2001:61).

3. Brand Image

Nama sebuah merek tidak terlepas dari brand image (citra merek). Citra (Image) adalah total presepsi terhadap suatu obejek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Brand image merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, yang mudah dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya yang abstrak. Citra merek berarti kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tertentu dan bagaimana konsumen memandang suatu merek.

Brand image dapat menggambarkan atau memberikan arti terhadap suatu produk, apakah produk tersebut baik atau buruk. Citra merek pada dasarnya merupakan suatu hasil pandang atau presepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu, yang didasarkan atas pertimbangan dan perbandingan


(35)

dengan beberapa merek-merek lainnya pada jenis produk yang sama. Citra suatu produk itu sendiri terlihat melalui produk yang diwakilkan merek, bagaiamana produk itu mempunyai kualitas, bagaimana produk tersebut memberikan manfaat dan memenuhi kebutuhan konsumen yang kemudian dipresepsikan oleh konsumen tersebut. Citra merek dibangun berdasarkan kesan pemikiran ataupun pengamatan yang dialami seorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan.

Brand image merupakan hasil penilaian presepsi konsumen terhadap suatu merek baik itu positif atau negatif. Brand Image (citra merek) dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003: 180).

Menurut Shimp (2003: 12) brand image (citra merek) dapat dianggap sebagai jenis asosoasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan kepada suatu merek. Asosiasi merek itu sendiri merupakan segala kesan yang muncul dibenak konsumen yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut.


(36)

Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson (2005 : 44) Citra merek terdiri dari pengetahuan dan kepercayaan terhadap ciri merek, konsekuensi penggunaan merek, dan situasi pemanfaatan yang tepat disamping evaluasi, perasaan dan emosi sehubungan dengan suaru merek. Suatu brand image dibangun dengan menciptakan image (citra ) dari suatu produk. Citra adalah kesan, perasaan, gambaran yang sengaja diciptakan perusahaan sehingga memunculkan presepsi masyarakat terhadap perusahaan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengkonsumsi produk tersebut. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi dan menganggapnya berbeda karena brand ini (dipresepsikan ) memancarkan asosiasi dan citra tertentu.

Menurut Janita Dewi (2005 :26 ), pada dasarnya brand image dibangun dengan tiga cara yaitu :

1. Feature-based

Suatu brand dapat dinilai lebih tinggi dengan menambahkan fitur produk yang bisa menjadi pembangkit citra atau asosiasi atau dengan cara membangkitkan dan menjalin ikatan emosional dengan konsumen.

2. User-imagery

User-imagery digunakan jika sebuah brand menciptakan citra dengan memfokuskan pada siapa yang menggunakan brand tersebut. Karakteristik pengguna brand tersebut menjadi nilai dari brand itu di mata konsumen.


(37)

3. Iklan

Kampanye iklan yang efektif bisa membentuk citra produk misalnya dengan mengasosiasikan suatu brand dengan golongan konsumen tertentu atau dengan nilai-nilai yang dijungjung tinggi dalam masyarakat, bahkan iklan suatu brand tertentu bisa jadi pembeda utama yang membuat suatu produk berbeda dari produk-produk sejenis.

4. Strategi Mencapai Brand Image yang Kuat

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membangun brand image yang kuat, menurut Arnold (1992 :118 ), brand image yang kuat dapat diperoleh dengan cara:

1. Being different : produk harus memiliki pembeda atau keistimewaan sehingga mudah diingat dan dikenal.

2. Melibatkan slogan atau jingle sehingga mudah diingat dalam aktivitas promosi.

3. Symbol exposure adalah tanda, logo, simbol, yang memudahkan untuk mengenalkan produknya agar konsumen dapat mengenalkan brand pada konsumen.

4. Mempertimbangkan brand extension untuk membuat brand lebih menonjol. 5. Menggunakan tanda pengenal atau identifikasi pada produk, seperti

menciptakan kemasan yang unik, penggunaan warna yang menarik. 6. Recall requaries untuk mencapai tingkat brand image yang diinginkan.


(38)

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Corry (2009) mengenai Diferensiasi produk terhadap brand image dengan judul “Pengaruh Diferensiasi Produk Terhadap Brand Image Nokia Nseries pada Mahasiswa FE USU“. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image Nokia Nseries pada mahasiswa FE USU dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis data yang yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan bentuk (X1), keistimewaan (X2), kualitas kinerja (X3), daya tahan (X4)

berpengaruh signifikan terhadap brand image Nokia Nseries pada mahasiswa FE USU. Secara parsial menunjukkan bahwa bentuk (X1), keistimewaan (X2), daya

tahan (X4) yang secara signifikan mempengaruhi brand image Nokia Nseries,

sedangkan kualitas kinerja (X3) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap brand

image Nokia Nseries.

Afandi (2010) dengan judul “Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sepeda Motor Merek Honda pada Mahasiswa FISIP USU”. Hasil penelitian yaitu uji F bahwa variabel kualitas, keistimewaan dan desain secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap brand image sepeda motor merek Honda, uji t yaitu bahwa variabel desain berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap brand image sepeda motor Honda, sedangkan variabel kualitas dan variabel keistimewaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image sepeda motar merek Honda dan untuk pengujian determinan (R2) variabel independen yaitu kualitas,


(39)

keistimewaan dan desain menjelaskan terhadap variabel terikatnya yaitu brand image sebesar 15,9 % dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penellitian ini.

2.3. Kerangka Konseptual

Dalam hal ini kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44).

Menurut Arnold (1992:118), salah satu cara untuk menciptakan brand image yang kuat adalah dengan being different yaitu produk harus memiliki pembeda atau keistimewaan sehingga mudah diingat dan dikenal. Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik konsumen (Griffin, 2003:357). Brand image (citra merek) dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003:180).

Diferensiasi yang unik yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan membentuk citra merek positif yang lebih unggul dibandingkan dengan merek pesaing dengan jenis produk yang sama. Diferensiasi produk yang sukses membuat


(40)

perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produknya dan menciptakan citra merek yang baik sehingga melalui pencitraan tersebut akan mendorong loyalitas pelanggan karena konsumen amat mendambakan pada sifat yang membedakan tersebut.

Diferensiasi produk yang dilakukan perusahaan dapat melaui beberapa dimensi seperti bentuk, keistimewaan, kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, daya tahan , keandalan , mudah diperbaiki, gaya, rancangan (Kotler , 2003:385).

Untuk itu penulis ingin mengetahui pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image sikat gigi Oral-B. Dimana dewasa ini semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya kesehatan gigi dan mulut serta semakin maraknya penggunaan behel untuk merapikan dan menjaga kesehatan gigi, dan salah satu produk sikat gigi Oral-B yang dideferensiasi yaitu Orthodonic Manual Toothbrush yaitu varian khusus untuk pengguna behel.

Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut:

Sumber: Kotler (2003:385) , Arnold (1992 :118 ), diolah. Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Brand Image (Y) Diferensiasi Produk:


(41)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang ada, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Diferensiasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand image sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.”


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Ginting & Situmorang, 2008:57). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa penelitian asosiatif yang bermaksud untuk memberikan penjelasan hubungan diferensiasi produk dengan brand image sikat gigi Oral-B.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Alumni no. 2 kampus USU Medan. Waktu penelitian dimulai dari Bulan Januari sampai Februari 2012.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel independen (X), yaitu diferensiasi produk sikat gigi Oral-B.

b. Variabel dependen (Y), yaitu brand image sikat gigi Oral-B pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.


(43)

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi variabel akan memberikan atau menuntun peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Definisi dari masing-masing variabel yang diteliti adalah : a. Diferensiasi Produk (X)

Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk atau citra produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik konsumen (Griffin, 2003:357).

Diferensiasi produk terdiri dari beberapa dimensi yaitu: 1. Bentuk

Produk bisa dideferensiasikan dalam bentuk, ukuran atau struktur fisik produk.

2. Keistimewaan

Produk dapat ditawarkan dengan beberapa keistimewaan, karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.

3. Kualitas

Kualitas merupakan kecocokan untuk pemakaian yang menekankan orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan yang pada akhirnya akan menuju pada kepuasan pelanggan.


(44)

Menurut Setiadi (2003: 180) brand Image (citra merek) dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang

terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan.

Berdasarkan defenisi operasional yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan mekanisme penganalisaan variabel seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala

Penelitian Diferensiasi Produk (X) Diferensiasi produk adalah penciptaan suatu produk yang cukup berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik konsumen 1. Bentuk 2. Keistimewaan 3. Kualitas

1. Ukuran kepala sikat gigi.

2. Bentuk bulu sikat gigi.

3. Struktur bulu sikat gigi.

1. Bulu sikat sesuai dengan bentuk behel.

2. Mampu menyikat sampai

keujung rahang. 3. Gagang sikat

dilapisi karet.

1. Kenyamanan. 2. Daya tahan.

3. Konsistensi kualitas. Likert Brand Image (Y) Brand image (citra merek) yaitu kesan, ataupun pemikiran 1. Manfaat 2. Harga produk 3. Atribut produk 4. Jaminan produk 5. Kepopuleran


(45)

seseorang terhadap suatu merek yang di dasarkan pada pengalaman mengkonsumsi yang akhirnya akan

membentuk sikap terhadap merek

tersebut.

Sumber : (Kotler, 2003:385), Arnold (1992 :118 ) , diolah.

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini variabel diukur dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132).

Skala Likert menggu nakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2008), (diolah)


(46)

3.6 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara pengguna behel yang pernah menggunakan sikat gigi Oral-B yang jumlahnya tidak diketahui. Jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2008-2011 adalah 778 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2003:107). Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut:

2 2

) )( ( ) (

d q p Z

n= α

Keterangan:

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α bila α = 0,05 Z = 1,96


(47)

p = estimator proporsi populasi q = 1-p

d = penyimpangan yang ditolerir = 10%

hasil riset awal yang dilakukan penulis terhadap 20 orang responden, diketahui bahwa 15 orang yang memenuhi kriteria sampel. Maka penetapan jumlah sampel dengan tingkat signifikan 5% dan kesalahan yang ditolerir 10% sebagai berikut:

2 2 ) )( ( ) ( d q p Z

n= α

2 2 ) 1 , 0 ( ) 25 , 0 )( 75 , 0 ( ) 96 , 1 ( =

n = 72,03 = 73 Orang

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sempel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2008:122).

3.7 Jenis data

Penelitain ini menggunakan sumber data sebagai berikut, yaitu: a. Data Primer


(48)

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan. Data primer diperoleh dengan memberikan pertanyaan (questionnaire).

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, skripsi, majalah, tabloid, informasi dari perusahaan ataupun internet untuk mendukung penelitian. 3.8 Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Daftar pertanyaan (Questionnaire)

Memberikan daftar pertanyaan kepada sampel yang dijadikan responden (mahasiswa) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

b. Studi pustaka

Mengumpulkan dan mempelajari informasi yang bersumber dari buku-buku, jurnal, skripsi, majalah, dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuisioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ginting


(49)

dan Situmorang, 2008:172). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2008:172). Pengujian validitas menggunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya, dan bila nilai korelasi tiap faktor tersebut positif dan r hitung ≥ 0,3 maka butir pertanyaan

tersebut dinyatakan valid.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPPS versi 15 dengan kriteria:

1. jika r hitung > r tabel maka pernyataan valid 2. jika r hitung < r tabel maka pernyataan tidak valid

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama, dan bila koefisien korelasi (r) positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Statistical Package for the Social Sciences (SPPS) versi 15 dengan kriteria:

1. jika r alpha > r tabel maka pernyataan valid 2. jika r alpha < r tabel maka pernyataan tidak valid

Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan pada 30 orang di luar sampel. Uji validitas dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas


(50)

Sumatera Utara dimana kriterianya adalah mahasiswa pengguna behel yang pernah menggunakan sikat gigi Oral-B.

3.10. Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian untuk analisis data adalah: a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data, dan mengklasifikasikan data sehingga dapat diperoleh gambaran umum secara jelas mengenai objek yang diteliti. Data diperoleh dari data primer berupa questioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

b. Metode Regresi Linear Sederhana

Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier sederhana untuk mengukur pengaruh diferensiasi produk terhadap brand image sikat gigi Oral-B. Metode regresi linier sederhana dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 15. Adapun model persamaan yang digunakan yaitu:

Y = a + bX + e

Dimana:

Y = Brand Image a = konstanta


(51)

b = koefisien regresi X = Diferensiasi Produk e = standard error

c. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0: b = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen yaitu diferensiasi produk terhadap variabel dependen (Y) yaitu brand image sikat gigi Oral-B.

H0: b ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen yaitu diferensiasi produk terhadap variabel dependen (Y) yaitu brand image sikat gigi Oral-B.

Kriteria pengambilan keputusan adalah: H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

H0 ditolak jika thitung > ttabel pada α = 5%


(52)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas yaitu diferensiasi produk terhadap variabel terikat yaitu brand image. Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan X yaitu diferensiasi produk menerangkan Y yaitu brand image, dimana 0 < R2 < 1. Sebaliknya, jika Koefisien Determinasi (R2) semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) yaitu diferensiasi produk adalah kecil terhadap variabel terikat (Y) yaitu brand image. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas (X) yaitu diferensiasi produk yang diteliti terhadap variabel terikat (Y) yaitu brand image.


(1)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(2)

Lampiran 3

OUTPUT ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA

Variables Entered/Removed(b)

Mode

l

Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1

Diferensi

asiProduk

(a)

. Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: BrandImage

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1

.447

a

.200

.188

2.20503

a. Predictors: (Constant), DiferensiasiProduk

Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

7.294

2.704

2.698

.009

DiferensiasiProdu

k

.315

.075

.447

4.207

.000


(3)

Lampiran 4

Data Responden (Uji Validitas) :

No.

Resp

var

1

Var

2

Var

3

Var

4

Var

5

Var

6

Var

7

Var

8

Var

9

Var

10

Var

11

Var

12

Var

13

Var

14

1.

4

4

4

5

5

5

3

3

5

4

4

4

4

5

2.

5

5

4

5

5

5

5

4

4

4

4

5

5

5

3.

4

4

4

4

3

4

4

3

3

4

2

4

4

4

4.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

4

5

5

5

4

5.

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

6.

4

5

4

4

4

4

3

3

4

4

4

4

4

3

7.

3

2

4

4

4

4

3

3

3

4

4

3

4

4

8.

4

4

4

4

5

4

3

3

3

4

2

3

3

4

9.

4

4

4

4

4

4

4

2

4

4

2

4

4

4

10.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

11.

4

4

4

4

4

4

4

3

4

4

3

5

5

4

12.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

13.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

4

14.

4

5

4

4

4

4

4

3

4

4

4

3

5

4

15.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

16.

4

4

4

4

4

4

4

4

5

4

4

4

4

4

17.

4

4

5

5

5

4

4

3

4

4

4

5

5

4

18.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

19.

4

5

4

4

3

5

4

4

4

4

4

4

4

3

20.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

21.

4

4

3

4

4

5

3

4

4

4

3

5

4

4

22.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

23.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

4

24.

3

4

4

5

4

4

4

4

4

4

3

4

4

4

25.

4

4

5

4

4

4

5

4

5

4

3

5

5

3

26.

4

5

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

5

27.

5

5

5

5

5

5

5

5

5

5

3

5

5

4

28

5

5

4

4

4

4

5

4

4

4

4

4

5

4

29.

5

4

4

4

5

4

4

3

4

4

4

4

4

4


(4)

Lampiran 5

DATA PRIMER TANGGAPAN RESPONDEN PENELITIAN

No.

Resp

Var

1

Var

2

Var

3

Var

4

Var

5

Var

6

Var

7

Var

8

var

9

Var

10

Var

11

Var

12

Var

13

Var

14

1. 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3

3

3

2. 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4

3

3

3.

4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4

3

4

4. 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3

3

4

5. 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4

4

4

6. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4

4

3

7. 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4

4

4

8. 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4

4

5

9. 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 3

4

4

10. 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3

3

3

11. 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

4

4

12. 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 3

4

4

13. 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 5 3

4

3

14. 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3

4

3

15.

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

5

5

16. 4 4 5 3 3 4 3 3 3 4 4 3

3

3

17. 4 3 3 1 1 4 2 3 4 2 1 1

2

3

18. 4 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4

3

2

19, 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3

4

4

20. 4 5 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4

3

4

21. 3 3 2 2 2 3 4 4 1 2 4 1

4

2

22. 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4

4

4

23. 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3

5

4

24. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4

4

25. 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4

5

4

26. 4 4 4 4 5 5 5 4 4 1 5 4

2

3

27.

4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 1

4

3

28. 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4

5

2

29. 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4

4

2

30. 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4

4

4

31. 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3

4

3


(5)

35. 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4

2

36. 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3

4

3

37. 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4

5

5

38. 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4

5

5

39. 4 5 4 5 5 5 5 5 1 4 4 3

4

4

40. 4 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 3

3

4

41.

4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4

4

4

42. 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4

4

4

43. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4

3

44. 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1

4

4

45. 5 4 4 4 5 4 5 4 5 1 5 4

4

4

46. 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4

4

3

47. 4 4 5 4 2 4 4 4 4 3 4 3

4

4

48. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

4

3

49. 5 5 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4

3

4

50. 4 5 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4

4

3

51. 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4

4

52. 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5

3

4

53.

5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 5

2

2

54. 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3

3

3

55. 4 2 5 4 3 3 3 3 3 4 4 4

4

4

56. 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3

4

3

57. 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 3

4

4

58. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

4

3

59. 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3

4

4

60. 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

3

4

61. 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2

4

3

62. 4 3 4 5 4 4 5 4 2 3 4 4

5

5

63. 4 3 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4

4

4

64. 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

4

2

65.

4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4

5

5

66. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2

2

3

67. 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4

5

4

68. 3 4 5 3 3 3 3 3 3 4 4 4

4

4

69. 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5

4

3


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

4 56 106

Analisis Diferensiasi Produk Terhadap Brand Image Pasta Gigi Sensodyne Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 97 109

Pengaruh Brand Image terhadap Motivasi Mahasiswa Angkatan 2007/ 2008 dalam Memilih Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

1 43 78

ANALISIS PENGARUH DESAIN PRODUK SIKAT GIGI ORAL – B TERHADAP KEINGINAN BELI KONSUMEN SIKAT GIGI DI BANDAR LAMPUNG

0 6 5

Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemasaran - Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemasaran - Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 22

Pengaruh Diferensiasi Produk terhadap Brand Image Sikat gigi Oral-B pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

0 0 10

Analisis Diferensiasi Produk Terhadap Brand Image Pasta Gigi Sensodyne Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 14

Analisis Diferensiasi Produk Terhadap Brand Image Pasta Gigi Sensodyne Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11