2.4.4.3. Penyulingan Dengan Uap
Metode ketiga disebut penyulingan uap, atau penyulingan uap langsung dan prinsipnya sama dengan yang telah dibicarakan diatas, kecuali air tidak
diisikan dalam ketel. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap kelewat panas pada tekanan lebih dari 1 atmosfer. Uap dialirkan melalui pipa uap
melingkar yang berpori yang terletak dibawah bahan, dan uap bergerak keatas melalui bahan yang terletak di atas saringan Guenther, 1987.
Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang mendasar dari ketiga proses penyulingan. Tetapi bagaimanapun juga dalam prakteknya hasilnya akan berbeda
bahkan kadang-kadang perbedaan ini sangat berarti, karena tergantung pada metode yang dipakai dan reaksi-reaksi kimia yang terjadi selama berlangsungnya
penyulingan Guenther, 1987.
2.4.5. Kandungan Kimia Minyak Atsiri
Tidak satupun minyak atsiri tersusun dari senyawa tunggal, tetapi merupakan campuran komponen yang terdiri dari tipe-tipe berbeda. Berdasarkan
cara isolasinya, komponen penyusun minyak atsiri dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
1 Kelompok yang mengkristal pada suhu rendah, misalnya stearoptena.
2 Kelompok senyawa yang dapat dipisahkan melalui proses destilasi
bertingkat. 3
Kelompok senyawa yang dipisahkan melalui proses kristalisasi bertingkat.
Universitas Sumatera Utara
4 Kelompok senyawa yang pemisahannya dilakukan melalui
kromatografi. 5
Kelompok senyawa yang diisolasi melalui proses-proses kimia Gunawan dan Mulyani, 2004.
Dengan pesatnya kemajuan instrumentasi analitik, telah dapat dilakukan identifikasi yang tepat atas penyusun minyak atsiri, termasuk konstituen
runutanya. Minyak atsiri sebagian besar terdiri dari senyawa terpen, yaitu suatu senyawa produk alami yang strukturnya dapat dibagi ke dalam satuan-satuan
isopren. Satuan-satuan isopren C
5
H
8
ini terbentuk asetat melalui jalur biosintesis asam mevalonat dan merupakan rantai bercabang lima satuan atom karbon yang
mengandung dua ikatan rangkap Gunawan dan Mulyani, 2004.
Selama proses biosintesis, satuan isopren saling bergabung membentuk rantai yang lebih panjang dengan kepala ke ekor. Jumlah persatuan yang
bergandengan dalam satuan terpen dapat dijadikan pedoman untuk klasifikasi senyawa-senyawa ini. Senyawa yang terdiri dari 2 satuan isopren disebut sebagai
mono rumus molekul C
10
H
16
, senyawa yang mengandung 3 satuan isopren disebut seskuiterpen C
15
H
24
, yang mengandung 4 satuan isopren disebut triterpena C
30
H
48
, dan seterusnya Gunawan dan Mulyani, 2004. Terpen yang paling sering terdapat sebagai komponen penyusun minyak
atsiri adalah monoterpen. Monoterpen banyak ditemui dalam bentuk asiklis, monosiklis, serta bisiklis sebagai hidrokarbon dan keturunan yang teroksidasi
seperti alkohol, aldehid, keton, fenol, oksidasi, dan ester. Terpen lain di bawah
Universitas Sumatera Utara
monoterpen yang berperan penting sebagai penyusun minyak atsiri adalah seskuiterpen dan diterpen Gunawan dan Mulyani, 2004.
Kelompok besar lain dari komponen penyusun minyak atsiri adalah senyawa golongan fenil propan. Senyawa ini mengandung cincin fenil C
6
dengan rantai samping berupa propana C
3
Gunawan dan Mulyani, 2004.
2.4.6. Penggolongan Minyak Atsiri