Kandungan Utama Minyak Nilam Manfaat Dan Kegunaan Minyak Nilam

Tabel 1. Spesifikasi Syarat Mutu Minyak Nilam Menurut SNI 06-2385-1998, No. Jenis Uji Satuan Persyaratan 1. 2. 3. 4. 5 .6. 7. 7.1 7.2 7.3 7.4 Warna Bobot jenis 20 °C 20°C Indeks bias Kelarutan dalam etanol 90 pada suhu 20 °C ± 3°C Bilangan asam Bilangan ester Zat-zat asing Lemak Minyak kruing Alkohol tambahan Minyak pelican - - - - - - - - - - Kuning muda sampai coklat tua 0,943-0,983 1,504-1,514 Larutan jernih atau opalesensi ringan dalam perbandingan volume 1:10 Maks. 5.0 Maks. 10.0 Negatif Tidak nyata Negatif Negatif

2.5.1. Kandungan Utama Minyak Nilam

Minyak nilam terdiri dari persenyawaan terpen dengan alkohol-alkohol. Aldehid dan ester-ester memberikan bau khas misalnya patchouli alkohol. Patchouli alkohol merupakan senyawa yang menentukan bau minyak nilam dan Universitas Sumatera Utara merupakan komponen yang terbesar. Komponen penyusun dari minyak nilam adalah benzaldehid, karyofilen, patchoulena, bulnesen dan patchouli alkohol Ketaren, 1985.

2.5.2. Parameter Mutu Minyak Nilam

Beberapa parameter yang digunakan untuk mengetahui standar mutu minyak nilam meliputi: 2.5.2.1.Bobot Jenis Minyak Nilam Prinsip Bobot jenis minyak nilam berdasarkan perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume dan suhu Dewan Standarisasi Nasional, 1995. Cara penentuan bobot jenis minyak nilam yaitu dengan menggunakan alat piknometer. Piknometer dicuci dan dibersihkan, kemudian dibasuh berturut-turut dengan etanol dan dietil eter. Bagian dalam piknometer dan tutupnya dikeringkan dengan arus udara kering. Didiamkan pinometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan ditimbang m. Piknometer diisi dengan air suling yang telah dididihkan pada suhu 20°C. sambil menghindari adanya gelembung gelembung udara. Piknometer dicelupkan ke dalam penangas air pada suhu 20°C ± 0,2°C selama 30 menit sisipkan penutupnya kemudian dikeringkan piknometernya. Piknometer didiamkan dalam lemari timbangan selama 30 menit, kemudian ditimbang dengan isinya m 1 . Piknometer tersebut dikosongkan, dan dicuci dengan etanol dan dietil eter. Kemudian dikeringkan dengan arus udara kering. Piknometer diisi dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung- gelembung udara. Piknometer dan penutupnya dimasukkan kembali dalam Universitas Sumatera Utara penangas air pada suhu 20°C ± 0,2°C selama 30 menit dan dikeringkan piknometer tersebut. Piknometer dibiarkan di dalam lemari timbangan selama 30 menit kemudian ditimbang dengan isinya m 2 Dewan Standarisasi Nasional, 1995. 2.5.2.2.Indeks Bias Minyak Nilam Prinsip indeks bias minyak nilam didasarkan pada pengukuran langsung sudut bias minyak yang dipertahankan pada kondisi suhu yang tetap Dewan Standarisasi Nasional, 1995. Cara penentuan indeks bias minyak nilam yaitu dengan menggunakan alat refraktometer. Air dialirkan melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu dimana pembacaan akan dilakukan, Suhu tidak boleh berbeda lebih dari ± 2°C dari suhu referensi dan terus dipertahankan dengan toleransi ± 0,2°C. Sebelum minyak tersebut diletakkan di dalam alat, minyak harus berada pada suhu yang sama dengan suhu dimana pengukuran akan dilakukan. Pembacaan dilakukan bila suhu sudah stabil Dewan Standarisasi Nasional, 1995. 2.5.2.3.Bilangan Asam Minyak Nilam Prinsip bilangan asam minyak nilam didasarkan atas Jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menentralkan asam –asam bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak Nilam Dewan Standarisasi Nasional, 1995. Cara penentuan bilangan asam minyak nilam sangat sederhana, yaitu dengan cara minyak nilam ditimbang 4 ± 0,05 gram, dilarutkan dalam 4ml etanol netral pada Universitas Sumatera Utara labu saponifikasi. ditambah 5 tetes larutan Fenolftaein sebagai indikator. Larutan tersebut dititrasi dengan KOH 0,4 N sampai warna merah muda Dewan Standarisasi Nasional, 1995.

2.5.2.4. Bilangan Ester Minyak Nilam

Prinsip bilangan ester minyak nilam berdasarkan penyabunan ester-ester dengan larutan alkali mentitrasi kembali kelebihan alkali tersebut Dewan Standarisasi Nasional, 1995. Cara penentuan bilangan ester minyak nilam terlebih dahulu dilakukan pengujian blanko, caranya labu penyabunan diisi dengan beberapa potong batu didih atau porselen, lalu ditambahkan 5ml etanol dan 25ml larutan KOH 0,5 N dalam alkohol, direfluks di atas penangas air mendidih selama 1 satu jam setelah larutan mendidih, diamkan larutan hingga menjadi dingin. Kondensor refluks dilepaskan dan ditambahkan 5 tetes larutan Fenolftaein dan kemudian dinetralkan dengan HCl 0,5 N Dewan Standarisasi Nasional, 1995. Pada waktu yang sama dan dalam kondisi yang sama, ditimbang contoh 4 gram ± 0,05 gram dan dimasukan ke dalam labu. Dididihkan dengan hati-hati ditambahkan 25 ml larutan KOH 0,5 dalam alkohol dan beberapa potong batu didih atau porselen kemudian dibiarkan larutan menjadi dingin. Kondensator refluks dilepaskan, ditambahkan 5 tetes larutan PP dan larutan dinetralkan dengan HCl 0,5 N seperti pada penentuan blanko Dewan Standarisasi Nasional, 1995. Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Manfaat Dan Kegunaan Minyak Nilam

Fungsi utama minyak nilam sebagai bahan baku pengikat fiksatif dari kandungan utamanya patchouli alcohol C 15 H 26 dan sebagai bahan pengendali penerbang eteris untuk wewangian Parfum agar aroma keharumannya bertahan lebih lama. Selain itu, minyak nilam digunakan sebagai salah satu bahan campuran produk kosmetik di antaranya untuk pembuatan sabun, pasta gigi, sampo, lotion dan deodorant, kebutuhan industri makanan di antaranya untuk essence atau penambah rasa, kebutuhan farmasi untuk pembuatan obat anti radang, antifungi, antiserangga, serta dekongestan, kebutuhan aroma terapi, bahan baku compound dan pengawet barang, serta berbagai kebutuhan industri lainnya Mangun, 2008. Minyak nilam mempunyai banyak keunggulan. Selain bermanfaat bagi berbagai ragam kebutuhan industri, masa panen tanaman nilam relaif singkat dan pengendalian tanaman relative mudah dan potensi pasarnya sudah jelas. Pola perdagangan minyak nilam tidak terkena kuota ekspor dan sampai saat ini belum ditemukan bahan sintetis atau bahan pengganti yang dapat menyamai manfaat minyak nilam ini. Oleh sebab itu, kondisi dan potensi minyak nilam tersebut merupakan basic power Mangun, 2008. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI

3.1. Penentuan Bobot Jenis Minyak Nilam 3.1.1. Peralatan Dan Bahan • Neraca analitik • Penangas air yang dipertahankan pada 20°C ± 0,2°C • Piknometer berkapasitas 50 ml, 25 ml dan 10 ml, sesuai dengan volume minyak yang tersedia. • Thermometer yang telah distandarkan • Sampel minyak nilam • Air suling • Etanol • Dietil eter

3.1.2. Prosedur Pengujian

• Piknometer dicuci dan dibersihkan, kemudian dicuci berturut-turut dengan etanol dan dietil eter. • Bagian dalam piknometer dikeringkan dengan arus udara kering dan disisipkan tutupnya. • Piknometer didiamkan dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang m Universitas Sumatera Utara