21
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series, dengan periode pengamatan tahun 2009
– 20013 lima tahun dengan pertimbangan bahwa dipandang lebih sesuai untuk menggambarkan potensi nyata wilayah
kecamatan. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Banyuwangi, Kantor Badan Perencanaan Daerah BAPPEDA serta instansi-instansi
terkait lainnya yang meliputi data Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Banyuwangi atas dasar Harga Konstan, Jumlah penduduk Kabupaten
Banyuwangi, maupun data jarak antar Kecamatan, data fasilitas yang ada, dan data geografis di wilayah Kabupaten Banyuwangi serta data
– data lain yang mendukung dari beberapa publikasi yang diperoleh.
3.3 Metode Analisis Data
3.3.1 Location Quotient LQ Dalam mengidentifikasi potensi dari suatu wilayah perlu dilakukan analisis
untuk menentukan sektor basis dan non-basis ekonomi pada suatu wilayah tersebut. Penentuan sektor-sektor basis ekonomi di Kabupaten Banyuwangi, dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis Kuosien Lokasi Location Quotient = LQ. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk menganalisis sektor potensial pada
masing-masing Wilayah Pengembangan adalah kontribusi nilai PDRB per sektornya dengan pertimbangan bahwa data kontribusi nilai PDRB per sektor lebih mendekati
kondisi nyata perkembangan ekonomi wilayah hingga saat ini. LQ mengukur tingkat spesialisasi relatif suatu wilayah dalam aktivitas sektor
perekonomian tertentu. Pengertian relatif dapat diartikan sebagai tingkat spesialisasi yang membandingkan suatu wilayah dengan wilayah yang lebih besar, dengan
ketentuan bahwa wilayah yang diamati merupakan bagian dari wilayah tersebut. Wilayah yang lebih luas disebut dengan wilayah referensi. Dalam penelitian ini,
wilayah Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah referensi bagi masing-masing kecamatan di wilayahnya. Selain itu, LQ juga dikatakan sebagai suatu perbandingan
22
tentang besarnya peranan suatu sektorindustri di suatu daerah terhadap besarnya peranan suatu sektorindustri tersebut secara nasional.
Formula matematis model pendekatan LQ dapat disajikan sebagai berikut Tarigan, 2005:82:
PNB X
PDRB x
LQ
i i
Keterangan : x
i
= Nilai tambah PDRB sektor i di suatu daerah PDRB = Produk domestik regional bruto daerah tersebut
X
i
= Nilai tambah PDRB sektor i secara nasional PNB = Produk nasional bruto atau total nilai tambah PDRB
Berdasarkan hasil perhitungan LQ dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut: a.
Jika LQ 1 berarti peranan sektor i di daerah tersebut lebih menonjol daripada peranan sektor tersebut secara nasional sektor basis.
b. Jika LQ 1 berarti peranan sektor i di daerah tersebut lebih kecil daripada
peranan sektor tersebut secara nasional sektor non basis. c.
Jika LQ = 1, berarti peranan sektor i relatif hampir sama dengan peranan sektor tersebut secara nasional.
Analisis ini hanya sampai tingkat sektor, oleh karena itu, lapangan usaha potensial yang diperoleh masih sangat luas cakupannya. Untuk itu, sektor potensial
yang didapatkan dilanjutkan dengan penelitian menggunakan metode yang sama, sampai tingkat subsektor. Penelitian lanjutan ini dimaksudkan untuk mendapatkan
subsektor-subsektor potensial diantara sektor-sektor yang juga potensial untuk dikembangkan secara bersinergi antar wilayah satu sama lain.
23
3.3.2 Analisis Interaksi atau Gravitasi Alat analisis ini membahas mengenai ukuran dan jarak antara dua tempat,
yaitu pusat pertumbuhan dengan daerah sekitarnya sampai berapa jauh sebuah daerah yang menjadi pusat pertumbuhan mempengaruhi dan berinteraksi dengan daerah
sekitarnya. Dalam penelitian ini daerah dianggap sebagai suatu massa. Hubungan antar daerah disamakan dengan hubungan antar massa. Massa wilayah juga
mempunyai daya tarik, sehingga terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antar daerah sebagai perwujudan kekuatan tarik menarik antar daerah.
Rumus model gravitasi yang digunakan adalah Warpani, 1984:111 sebagai berikut:
Keterangan: Tij
= Interaksi antara wilayah i dan j Pi
= Jumlah penduduk wilayah i = Jumlah penduduk wilayah j
= Jarak antara wilayah i dan j
Kriteria pengukuran dari analisis ini adalah a.
Apabila nilainya semakin besar maka daya tarik menarik antara daerah i dan j
semakin kuat dan bisa dikatakan indikator kegiatan sosial ekonomi keduanya besar kaitannya.
b. Apabila Tij nilainya semakin kecil maka daya tarik menarik antara daerah i dan j
semakin lemah dan bisa dikatakan indikator kegiatan sosial ekonomi keduanya kecil kaitannya.
24
Semakin besar angka interaksi antar kecamatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya menunjukkan semakin eratnya hubungan interaksi
antara pusat pertumbuhan dengan daerah sekitarnya.
3.3.3 Analisis Scalogram Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat perekonomian pada
subwilayah pengembangan serta mengetahui penyebaran sarana prasarana tiap-tiap kecamatan. Analisis ini digunakan untuk menentukan orde hierarki tingkat
perekonomian subwilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi dengan menskala tiap variabelnya. Variabel yang digunakan adalah luas wilayah, luas lahan, jumlah
penduduk, jumlah produksi pertanian, produksi perkebunan, populasi ternak dan produksi perikanan. Tujuan menskala adalah untuk menyamakan satuan unit yang
berbeda. Hasil dikatakan paling baik, jika memiliki nilai skala yang mendekati 1 atau0,9.
Penggunaan metode skalogram dalam menentukan penyebaran sarana dan prasarana lebih ditekankan kriteria kuantitatif dari pada kriteria kualitatif yang
menyangkut derajat fungsi fasilitas pelayanan pembangunan. Metode ini tidak mempertimbangkan aspek distribusi penduduk dan luas jangkauan pelayanan fasilitas
pembangunan secara spasial, tetapi dapat memberikan informasi tentang hirarki pusat-pusat pengembangan yang disebabkan oleh penyebaran fasilitas pelayanan
pembangunan dalam tata ruang dan hirarki fasilitas pelayanan pembangunan yang terdapat dalam wilayah tersebut. Sarana dan prasarana pembangunan yang berfungsi
sebagai indikator ekonomi antara lain : lembaga keuangan, perdagangan, dan lain- lain. Sedangkan yang berfungsi sebagai indikator sosial antara lain : pendidikan,
kesehatan, keagamaan, dan lain-lain. Menurut Tyas 2006 langkah-langkah metode skalogram adalah :
1. Tulis seluruh nama pusat pengembangan atau wilayah pembangunan bilaanalisis
dilakukan untuk mengetahui hierarki suatu wilayah pembangunan.
25
2. Cantumkan jumlah penduduk seluruh pusat pengembangan atau wilayah
pembangunan tersebut, dimana jumlah penduduk terbanyak berada pada urutan teratas
dan seterusnya
sampai urutan
terbawah ditempati
oleh pusatpengembangan yang mempunyai jumlah penduduk yang terkecil.
3. Tulis dan hitung jumlah jenis dan jumlah unit prasarana pembangunan
yangdiamati pada setiap pusat pengembangan. 4.
Urutkan peringkat pusat pengembangan menurut jumlah jenis dan jumlah unitprasarana pembangunan pada baris tabel skalogram.
5. Urutkan peringkat sarana dan prasarana pembangunan menurut jumlah jenisdan
jumlah unit pada kolom tabel skalogram. 6.
Tetapkan hierarki pusat pengembangan dan prasarana pembangunandimana pusat pengembangan
memiliki sarana
dan prasarana
pembangunanterbanyak ditempatkan sebagai peringkat pertama.
3.4 Definisi Variabel Operasional dan Pengukuran