Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : RIYOFA D A S

NIM : 060503157

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2010 Yang Membuat Pernyataan,

Riyofa D A S NIM : 060503157


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kuasa-Nya peneliti mampu menyelesaikan penulisan skripsi. Skripsi ini berjudul “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak.

Dengan segenap kasih sayang dan cinta penulis persembahkan untuk Bapak dan Mama: P. Simanjuntak dan N. Sinaga yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya dan selalu mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Zainal A. T. Silangit, SE, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si Ak, selaku Dosen Penguji I dan Bapak Iskandar Muda SE, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2010 Peneliti,

(Riyofa D A S) NIM 060503157


(5)

ABSTRAK

Perubahan situasi kompetitif dan kondisi di bidang otomotif, memiliki tantangan tersendiri bagi perusahaan terutama dalam mengelola perusahaan untuk tetap eksis atau bahkan perkembangan yang maksimal. Laba dapat dijadikan parameter dalam mengukur keberhasilan perusahaan. Bagi para investor, prediksi laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio keuangan sebagai indikator keuangan dapat digunakan untuk memberi gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan sehingga kita dapat mengetahui seberapa besar tingkat laba yang telah dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara parsial dan simultan pengaruh CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO (Total Assets Turnover), ITO (Inventory Turnover) terhadap Perubahan Laba pada perusahaan otomotif di Indonesia.

Desain penelitian ini adalah kausal dan direplikasi berdasarkan penelitian sebelumnya. Populasi penelitian adalah semua perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2008. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan hasilnya adalah 18 perusahaan otomotif sebagai sampel. Hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda termasuk F-test dan t-test pada tingkat 5% dari signifikan (alpha = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO (Total Assets Turnover), dan ITO (Inventory

Turnover) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Secara simultan,

CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO(Total Assets Turnover) dan ITO (Inventory Turnover) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba.


(6)

ABSTRACT

The changing of competitive situation and condition in automotive corporate, have a hard challenge for corporate especially in managing their corporate to be exist or even maximal improvement. Net income represent the value of success of the company. For the investor, prediction of income can used for making investment decision. Financial indicators as financial ratios can be used to show the condition of the company so the company may know the level of net income that they have reached. The objective of this research is to know the CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO (Total Assets Turnover), ITO (Inventory Turnover) either partially or simultanneously to the change of net income at automotive corporate in Indonesia.

The design of this research is causal and replicated based on the previous research. This research population is all automotive companies which were listed in Indonesia Stock Exchange (ISX) during the year 2005 – 2008. The sample selection is using purposive sampling method and the result are eighteen automotive companies as sample. The hypothesis is tested by using multiple regression analysis including F-test and t-test on 5% level of significant (alpha = 0,05).

The result indicate that partially CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total

Assets), TATO (Total Assets Turnover), and ITO (Inventory Turnover)

unsignificantly influence the change of net income. Simultaneosly, CR (Current

Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO (Total Assets Turnover), and ITO

(Inventory Turnover) unsignificantly influence the change of net income. Key Word : Financial Ratio, Change of Net Income


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis... 6

1. Analisis Laporan Keuangan ... 6

2. Analisis Rasio Keuangan ... 12

a. Pengertian Rasio Keuangan ... 12

b. Macam-macam Rasio Keuangan ... 14

3. Perubahan Laba ... 21


(8)

b. Hubungan Rasio Keuangan dengan Perubahan Laba ... 23

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 27

1. Kerangka Konseptual ... 27

2. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 29

C. Jenis dan Sumber Data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

F. Metode Analisis Data ... 36

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 36

2.Pengujian Hipotesis ... 37

G. Jadwal Penelitian ... 39

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 40

1. Data Penelitian ... 40

2. Statistik Deskriptif ... 40

3. Uji Asumsi Klasik ... 43

a. Normalitas ... 43

b. Multikolinearitas... 49


(9)

d. Autokorelasi ... 51

4. Analisis Regresi ... 53

a. Persamaan Regresi ... 53

b. Koefisien Determinasi ... 54

5. Pengujian Hipotesis ... 56

a. Uji Statistik t ... 56

b. Uji Statistik F ... 57

B. Analisis Hasil Penelitian ... 58

1. CR (Current Ratio) ... 58

2. DTA (Debt to Total Assets) ... 59

3. TATO (Total Assets Turnover) ... 59

4. ITO (Inventory Turnover) ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Keterbatasan Penelitian ... 62

C. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(10)

DAFTAR TABEL

Nama Halaman

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel ... 30

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 39

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 40

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample K-S Test ... 45

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample K-S Test (LN) ... 48

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas... 49

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 52

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ... 53

Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi ... 55

Tabel 4.8 Hasil Uji t ... 56


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nama Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 43

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 44

Gambar 4.3 Grafik Histogram (LN) ... 46

Gambar 4.4 Grafik Normal P-Plot (LN) ... 47


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

i Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan ... 66

ii Sampel Penelitian ... 67

iii CR sebelum dan sesudah transformasi ... 68

iv DTA sebelum dan sesudah transformasi ... 70

v TATO sebelum dan sesudah transformasi ... 72

vi ITO sebelum dan sesudah transformasi ... 74

vii PL sebelum dan sesudah transformasi ... 76

viii Data Variabel Penelitian CR ... 78

ix Data Variabel Penelitian DTA ... 79

x Data VariabelPenelitian TATO ... 80

xi Data Variabel Penelitian ITO ... 81

xii Data Variabel Penelitian PL ... 82

xiii Statistik Deskriptif ... 83

xiv Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Sesuda h Transformasi, One Sample K-S Test... 83

xv Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Sesudah Transformasi, Histogram dan Grafik Normal P-Plot ... 85

xvi Hasil Uji Multokolinearitas ... 88

xvii Hasil Uji Heterokedastisitas ... 89

xviii Hasil Uji Autokorelasi ... 90


(13)

ABSTRAK

Perubahan situasi kompetitif dan kondisi di bidang otomotif, memiliki tantangan tersendiri bagi perusahaan terutama dalam mengelola perusahaan untuk tetap eksis atau bahkan perkembangan yang maksimal. Laba dapat dijadikan parameter dalam mengukur keberhasilan perusahaan. Bagi para investor, prediksi laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio keuangan sebagai indikator keuangan dapat digunakan untuk memberi gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan sehingga kita dapat mengetahui seberapa besar tingkat laba yang telah dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara parsial dan simultan pengaruh CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO (Total Assets Turnover), ITO (Inventory Turnover) terhadap Perubahan Laba pada perusahaan otomotif di Indonesia.

Desain penelitian ini adalah kausal dan direplikasi berdasarkan penelitian sebelumnya. Populasi penelitian adalah semua perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2005-2008. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dan hasilnya adalah 18 perusahaan otomotif sebagai sampel. Hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda termasuk F-test dan t-test pada tingkat 5% dari signifikan (alpha = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO (Total Assets Turnover), dan ITO (Inventory

Turnover) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Secara simultan,

CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO(Total Assets Turnover) dan ITO (Inventory Turnover) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan laba.


(14)

ABSTRACT

The changing of competitive situation and condition in automotive corporate, have a hard challenge for corporate especially in managing their corporate to be exist or even maximal improvement. Net income represent the value of success of the company. For the investor, prediction of income can used for making investment decision. Financial indicators as financial ratios can be used to show the condition of the company so the company may know the level of net income that they have reached. The objective of this research is to know the CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO (Total Assets Turnover), ITO (Inventory Turnover) either partially or simultanneously to the change of net income at automotive corporate in Indonesia.

The design of this research is causal and replicated based on the previous research. This research population is all automotive companies which were listed in Indonesia Stock Exchange (ISX) during the year 2005 – 2008. The sample selection is using purposive sampling method and the result are eighteen automotive companies as sample. The hypothesis is tested by using multiple regression analysis including F-test and t-test on 5% level of significant (alpha = 0,05).

The result indicate that partially CR (Current Ratio), DTA (Debt to Total

Assets), TATO (Total Assets Turnover), and ITO (Inventory Turnover)

unsignificantly influence the change of net income. Simultaneosly, CR (Current

Ratio), DTA (Debt to Total Assets), TATO (Total Assets Turnover), and ITO

(Inventory Turnover) unsignificantly influence the change of net income. Key Word : Financial Ratio, Change of Net Income


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akuntansi merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang dapat dipakai untuk penilaian dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut. Informasi akuntansi tersebut dapat dituang dalam bentuk laporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan. Informasi itu sendiri adalah data atau fakta yang diolah dan disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi yang berkepentingan terhadap informasi tersebut.

Setiap entitas usaha maupun badan perseorangan tidak terlepas dari kebutuhan informasi untuk menjalankan usahanya. Karena itu perusahaan memberikan banyak informasi kepada pemegang saham dan masyarakat umum tentang usaha mereka. Informasi tersebut bermanfaat untuk pembuatan keputusan ekonomi, dapat mengurangi ketidakpastian bagi para pemakai, serta sebagai alat pertanggungjawaban manajemen.

Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Prestasi masa lalu dan masa kini dapat digunakan sebagai indikator untuk masa yang akan datang, dan


(16)

salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah analisa rasio keuangan untuk memprediksi suatu perusahaan menuju kegagalan atau kesuksesan bisnis.

Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan, salah satu indikatornya jika bisa menghasilkan laba bagi pemiliknya. Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Konsep laba sama halnya dengan pendapatan bersih (net income), yaitu memasukkan hampir seluruh kejadian yang tercakup dalam pendapatan bersih dengan penekanan pada periode sekarang (present).

Laba memiliki potensi informasi yang sangat penting bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba masa depan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi masa depan, serta bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari penggunaan sumber daya yang ada. Para investor dan kreditor memerlukan prediksi perubahan laba masa depan sebagai pertimbangan dalam menentukan keputusan investasinya. Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan tersebut.

Krisis global dan keuangan pada tahun 2008 cukup telak menurunkan angka penjualan mobil dunia, tak terkecuali Indonesia. Perusahaan otomotif besar, yaitu General Motor (GM), Ford, dan Chrysler atau yang lebih dikenal The Big Three juga tidak dapat menghindari kebangkrutan. The Big Three mengalami penurunan penjualan mobil (light vehicles) hampir 20 persen di pasar AS sejak 2000 hingga


(17)

2008. Pada 2008, pangsa penjualan The Big Three di AS untuk pertama kalinya akan berada di bawah 50 persen. Penjualan domestik Indonesia terempas hingga 20 persen, dari 607.000 unit pada tahun 2008 menjadi 486.000 unit pada tahun 2009. Memasuki 2010, harapan membaiknya penjualan mobil kembali terbit.

Seiring dengan pulihnya ekonomi domestik dan global, dan daya beli konsumen yang naik, penjualan mobil domestik Indonesia tahun 2010 kembali meroket. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang menjadi basis produksi sejumlah pabrikan mobil. Tingginya permintaan domestik dan prospek ekspor yang berkembang menjadi daya tarik utama investasi di Indonesia. Dengan peningkatan penjualan mobil, maka laba perusahaan akan semakin meningkat dan industri otomotif Indonesia semakin membaik.

Peneliti juga melihat adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dwi Haryanti (2007) menyatakan bahwa total

assets turnover berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba. Sedangkan

Meilina Sari (2008) menyatakan bahwa total assets turnover tidak berpengaruh secara parsial.

Dengan melihat pentingnya analisis manfaat informasi rasio keuangan dalam memprediksi laba dan adanya ketidak konsistenan hasil penelitian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia “


(18)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris manfaat informasi rasio keuangan yang didasarkan pada data laporan keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Bagi penulis, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai rasio keuangan dalam memprediksi laba.

2. Bagi perusahaan, memberikan kontribusi dalam memprediksi laba dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

3. Bagi investor dan kreditor, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam melakukan investasi


(19)

4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan referensi untuk melanjutkan penelitian dengan topik yang sama.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu usaha adalah para pemilik perusahaan, manajer perusahaan, bankir, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili serta pihak-pihak lainnya.

Djarwanto (2004:5) menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Komponen-komponen laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Kekayaan atau harta disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban atau


(21)

hutang dan modal sendiri disajikan di sisi pasiva. Laporan laba rugi (income

statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan

atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Dari laporan laba rugi akan diperoleh laba atau rugi perusahaan. Dari laporan keuangan neraca dan laba rugi dapat dihasilkan beberapa laporan yaitu laporan laba ditahan, laporan sumber dan penggunaan dana, dan laporan arus kas.

Pengertian dasar analisis laporan keuangan menurut Tunggal (1995:22) adalah sebagai berikut:

Analisis laporan keuangan adalah merupakan suatu proses untuk membantu memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba. Analisis dan interpretasi laporan keuangan adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk membuat suatu keputusan antara lain mengenai rencana-rencana perluasan perusahaan, penanaman modal (investasi), pencarian sumber-sumber dana operasi perusahaan, dan lain-lain.

Agar hasil analisis laporan keuangan dapat mencapai sasarannya seperti apa yang dikehendaki, maka terlebih dahulu harus ditentukan secara jelas tujuan apa yang hendak dicapai atas analisis laporan keuangan tesebut. Berikut contoh laporan keuangan dari Daines Company.


(22)

DAINES COMPANY Neraca Konsolidasi 31 Desember 2008 dan 2007

2008 2007 Aktiva

Aktiva lancar:

Kas dan ekuivalen kas $ 2.038 $ 4.102 Investasi jangka pendek 5.272 5.630 Aktiva perdagangan 316 195

Piutang usaha 3.527 3.438

Persediaan 1.582 1.697

Aktiva pajak yang ditangguhkan 618 676 Aktiva lancar lainnya 122 129

Aktiva lancar total 13.475 15.867

Properti, pabrik, dan peralatan:

Tanah dan bangunan 6.297 5.113 Mesin dan peralatan 13.149 10.577 Konstruksi dalam proses 1.622 2.437 21.068 18.127 Dikurangi akumulasi penyusutan 9.459 7.461 Properti, pabrik, dan peralatan, bersih 11.609 10.666 Investasi jangka panjang 5.365 1.839

Aktiva lain-lain 1.022 508


(23)

DAINES COMPANY Neraca Konsolidasi 31 Desember 2008 dan 2007

2008 2007 Kewajiban dan ekuitas pemegang saham

Kewajiban lancar:

Hutang jangka pendek $ 159 $ 212 Hutang jangka panjang yang dapat ditebus 110

Hutang usaha 1.244 1.407

Hutang kompensasi dan tunjangan 1.285 1.268 Pendapatan yang ditangguhkan 606 516 Hutang iklan 458 500 Kewajiban akrual lain-lain 1.094 842 Hutang pajak penghasilan 958 1.165 Total kewajiban lancar 5.804 6.020 Hutang jangka panjang:

Hutang jangka panjang 702 448 Kewajiban pajak tangguhan 1.387 1.076

Put warrant 201 2.041

Total kewajiban jangka panjang 2.290 3.565


(24)

DAINES COMPANY Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2008 dan 2007

2008 2007

Penjualan $ 26.273 $ 20.847

Harga pokok penjualan 12.144 9.164

Riset dan pengembangan 2.509 1.808 Pemasaran, umum, dan administrasi 3.076 2.322 Riset dan pengembangan purchased in process 165 Biaya dan beban operasi 17.894 13.294

Laba operasi 8.379 7.553

Beban bunga (34) (25)

Pendapatan bunga dan pendapatan lain-lain, bersih 792 406 Laba sebelum pajak 9.137 7.934

Provisi untuk pajak 3.069 2.777

Laba bersih $ 6.068 $ 5.157

Wild (2005:30) menyebutkan lima alat penting untuk analisis keuangan. 1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif

Analisis laporan keuangan komparatif (comparative financial

statement analysis) dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan

laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya.

2. Analisis Laporan Keuangan Common Size

Pengetahuan atas proporsi kelompok atau subkelompok yang membentuk suatu pos tertentu bermanfaat bagi analisis laporan keuangan. Secara khusus, dalam analisis neraca, total aktiva (atau kewajiban ditambah ekuitas) biasa dinyatakan sebagai 100 persen. Kemudian, pos-pos dalam kelompok ini dinyatakan sebagai persentase terhadap total bersangkutan. Dalam analisis laporan laba


(25)

rugi, penjualan sering dinyatakan sebagai 100 persen dan pos-pos laba rugi yang lain dinyatakan sebagai persentase terhadap penjualan. Karena total pos-pos dalam kelompok adalah 100 persen, analisis ini disebut menghasilkan laporan keuangan berukuran sama (common

size financial statement).

3. Analisis Rasio

Analisi rasio (ratio analysis) merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi aritmetika sederhana, interpretasinya lebih kompleks. Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu pada hubungan ekonomis yang penting.

4. Analisis Arus Kas

Analisis arus kas (cash flow analysis) terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan menggunakan sumber dayanya.

5. Alat Analisis Khusus

Alat analisis khusus ini meliputi alat yang ditujukan pada laporan keuangan tertentu atau segmen laporan, atau pada industri tertentu (misalnya analisis kapasitas hunian untuk hotel, rumah sakit, atau perusahaan penerbangan). Alat khusus ini juga meliputi beberapa jenis analisis ramalan kas, laporan variasi laba kotor, dan analisis kekuatan laba.

Karena laporan keuangan merupakan dasar bagi upaya analitis atas suatu perusahaan, maka kita harus mengerti sifat, cakupan, dan keterbatasannya sebelum kita menggunakan data serta observasi yang dihasilkan dari laporan itu untuk pertimbangan analitis kita. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim mencerminkan pengaruh keputusan yang dibuat manajemen pada masa lalu maupun sekarang.

Erich A. Helfert (1999), seorang manajer atau analis yang melakukan berbagai analisis keuangan biasanya mempunyai tujuan spesifik. Selama proses analisis, analis menggunakan laporan keuangan, analisis khusus, basis data, dan sumber informasi lainnya untuk membuat pertimbangan


(26)

yang masuk akal tentang kondisi masa lalu, sekarang, dan prospek dari usaha serta efektivitas manajemennya.

2. Analisis Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan

Agar dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analis keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang sering kali digunakan dalam pemeriksaan tersebut adalah rasio keuangan (financial ratio), atau indeks, yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.

Pengertian rasio dalam analisis laporan keuangan menurut Djarwanto (2004:143) adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Dengan menghitung rasio, dapat diperoleh perbandingan yang mungkin terbukti lebih berguna daripada angka-angka aslinya sendiri (Horne:2005). Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi lebih lanjut.

Menurut Djarwanto (2004:146), berdasarkan sumber data dari mana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat dibedakan menjadi tiga.

1.Rasio-rasio neraca (balance sheet ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri


(27)

dengan total aktiva, rasio aktiva tetap dengan utang jangka panjang, dan lain sebagainya.

2.Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha dengan penjualan neto, operating ratio, dan lain sebagainya.

3.Rasio-rasio antarlaporan (interstatement ratios), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata, dan lain sebagainya.

Berbagai rasio dapat dihitung dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan. Beberapa rasio memiliki aplikasi umum dalam analisis keuangan, sementara yang lainnya bersifat unik untuk situasi atau industri yang spesifik. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menentukan kondisi yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio paling bermanfaat bila berorientasi ke depan.

Brigham (2006:119) menyebutkan bahwa analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok utama, yaitu manajer, analis kredit, dan analis saham. Manajer menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya. Analis saham tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.


(28)

b. Macam-macam Rasio Keuangan

Ada banyak pendapat tentang kategori rasio berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya. Angka-angka rasio dapat digolongkan menjadi dua. Golongan pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio tersebut. Golongan kedua adalah berdasarkan pada tujuan penganalisis.

Secara umum, rasio-rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis.

1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Suatu analisis likuiditas lengkap meminta digunakannya anggaran kas, tetapi dengan menghubungkan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar, analisis rasio dapat memberikan sebuah ukuran likuiditas yang cepat dan mudah untuk digunakan (Brigham, 2006:95). Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa didapatkan mengenai kompetensi keuangan saat ini perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah. Analisis dan penafsiran posisi keuangan jangka pendek adalah penting bagi pihak manajemen maupun pihak-pihak di luar perusahaan seperti kreditur dan pemilik perusahaan (Djarwanto, 2004:149).


(29)

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio likuiditas yang digunakan oleh peneliti. Rasio likuiditas yang penting adalah rasio lancar, yaitu ketersediaan aktiva lancar untuk memenuhi kewajiban lancar (Wild, 2005:39).

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

CR = X100%

Contoh:

Pada DAINES COMPANY pada tahun 2008 diketahui aktiva lancar sebesar $ 13.475 dan hutang lancar sebesar $ 5.804 Maka perhitungan Current Ratio adalah sebagai berikut.

CR = X 100%

CR = X 100%

CR = 2,32

Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Brigham (2006:96) menyebutkan bahwa aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan.

Aktiva lancar Hutang lancar

13.475 5.804 Aktiva lancar Hutang lancar


(30)

Kewajiban lancar terdiri atas utang usaha, wesel tagih jangka pendek, utang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan beban-beban akrual lainnya (terutama gaji). Tunggal (1995:154) mengatakan bahwa rasio lancar biasanya dipergunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas sesuatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga sampai di manakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak.

2) Rasio Leverage

Rasio leverage keuangan mengukur tingkat sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh pengguna hutang. Rasio leverage menunjukkan berapa besar perusahaan didanai oleh kreditor dan pemegang saham. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut dilikuidasi. Horne (2005:209) menyebutkan bahwa ada dua rasio leverage, yaitu rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity) dan rasio utang terhadap total aktiva (debt to total assets ratio). Leverage dicapai dengan dua pendekatan, yaitu meneliti rasio-rasio neraca dan menentukan sejauh mana dana pinjaman telah digunakan untuk membiayai perusahaan. Pendekatan lain dengan mengukur risiko hutang dengan rasio perhitungan rugi laba yang dirancang untuk menentukan berapa kali biaya tetap tertutupi oleh laba operasi.


(31)

Rasio utang terhadap total aktiva merupakan rasio leverage yang digunakan peneliti.

1. Debt to Total Assets Ratio

DTA = X 100%

Contoh:

Pada DAINES COMPANY tahun 2008 diketahui total hutang sebesar $ 8.094 dan total aktiva sebesar $ 31.471. Maka perhitungan Debt to Total Assets Ratio adalah sebagai berikut.

DTA = X 100%

DTA = X 100%

DTA = 0,26

Debt to total assets ratio menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan untuk membayar hutangnya dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman yang baru. Menurut Riyanto (2001:35), untuk mempertinggi tingkat debt to total assets ratio dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. dengan cara menambah aktiva tanpa menambah hutang atau menambah aktiva relatif lebih besar daripada tambahan hutang,

Total hutang Total aktiva

8.094 31.471 Total hutang


(32)

b.dengan cara mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi hutang relatif lebih besar daripada berkurangnya aktiva. Baik dengan cara yang pertama maupun kedua tersebut tidak lain mengharuskan adanya tambahan modal sendiri.

3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas juga disebut sebagai rasio efisiensi atau perputaran, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya. Beberapa aspek dari analisis aktivitas sangatlah dekat hubungannya dengan analisis likuiditas. Djarwanto (2004:148) menyebutkan bahwa rasio aktivitas bertujuan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana. Horne (2005:212) menyebutkan bahwa rasio aktivitas adalah rasio yang mngukur seberapa efekif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya. Contoh rasio aktivitas adalah

inventory turnover, average collection period, total assets turnover, dan

lain sebagainya (Djarwanto, 2004:148).

Total assets turnover dan inventory turnover merupakan rasio

aktivitas yang digunakan peneliti. 1. Total Assets Turnover

TATO = X 100%

Contoh:

Penjualan Total aktiva


(33)

Pada DAINES COMPANY tahun 2008 diketahui penjualan sebesar $ 26.273 dan total aktiva sebesar $31.471. Maka perhitungan Total Assets Turnover adalah sebagai berikut.

TATO = X 100%

TATO = X 100%

TATO = 0,83

Rasio perputaran total aktiva mengukur aktivitas dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut. Cara untuk mempertinggi total assets turnover menurut Riyanto (2001:40) adalah sebagai berikut:

1. dengan menambah modal usaha atau aktiva yang digunakan untuk operasi sampai tingkat tertentu dan diusahakan tercapainya tambahan volume usaha yang sebesar-besarnya, 2. dengan mengurangi volume usaha sampai tingkat tertentu

diusahakan penurunan atau pengurangan aktiva yang digunakan untuk operasi sebesar-besarnya.

2. Inventory Turnover

ITO = Harga pokok penjualan kali kali Persediaan

26.273 31.471

Penjualan Total aktiva


(34)

Contoh:

Pada DAINES COMPANY tahun 2008 diketahui harga pokok penjualan sebesar Rp $ 12.144 dan persediaan sebesar $ 1.582. Maka perhitungan Inventory Turnover adalah sebagai berikut.

ITO =

ITO =

ITO = 7,68

Rasio perputaran persediaan dapat digunakan untuk mengukur berapa kali rata-rata persediaan terjual selama satu periode tertentu. Rasio ini menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam kegiatan usahanya, jumlah investasi yang ada dalam persediaannya dan siklus operasi untuk mengisi kasnya kembali.

4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Brigham (2006:107) menyebutkan profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi. Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis, rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam

Harga pokok penjualan Persediaan 12.144


(35)

kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi.

Rasio profitabilitas terdiri dari margin laba operasi (operating profit

margin), margin laba bersih (net profit margin), margin laba kotor (gross profit margin), margin laba sebelum pajak (pretax profit margin), return on assets (ROA), dan return on investment (ROI).

3. Perubahan Laba a. Pengertian Laba

Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Pengertian laba (profit) menurut Warren (2005:2) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Laba dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu perusahaan yang tercermin dalam kinerja manajemennya. Seperti pada Daines Company diperoleh laba pada tahun 2007 (dalam milyaran) sebesar $ 5.157 dan laba pada tahun 2008 (dalam milyaran) sebesar $ 6.068. Dari data tersebut diketahui bahwa laba perusahaan Daines Company mengalami peningkatan.


(36)

Bagi para investor, informasi laba dapat digunakan sebagai faktor utama dalam meramalkan distribusi dividen di masa yang akan datang yang merupakan faktor penting untuk menetapkan nilai berjalan atas sebagian saham atau atas keseluruhan perusahaan. Sedangkan bagi pemegang obligasi dan kreditor informasi laba dapat digunakan untuk menilai tingkat pengembalian tahunan dan menerima pembayaran kembali pokok pinjaman pada saat hutang tersebut telah jatuh tempo.

Machfoedz (2001) menjelaskan hubungan rasio keuangan dengan perubahan laba berdasarkan pandangan external users. Rasio keuangan digunakan dalam pengambilan keputusan menentukan pembelian saham perusahaan, peminjaman uang, atau untuk memprediksi kekuatan keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

Karakteristik laba menurut Ghozali (2005:214) adalah sebagai berikut:

1. laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,

2. laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,

3. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,

4. laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu,

5. laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Selain bersifat future oriented, rasio-rasio keuangan tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan atau memberi gambaran kepada


(37)

penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau kondisi keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui informasi tersebut, kita dapat mengetahui tingkat laba yang dicapai perusahaan di masa yang akan datang.

b. Hubungan Rasio Keuangan dengan Perubahan laba

Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio ini dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba yang akan datang jika hasil penjualan, laba dan perubahan kondisi operasi perusahaan diperhitungkan dalam rasio ini. Pengaruh rasio lancar terhadap perubahan laba adalah, semakin tinggi nilai rasio lancar maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin sedikit karena rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap. Misalnya, pada Daines Company diketahui current ratio pada tahun 2007 adalah 2,64 dan tahun 2008 adalah 2,32. laba bersih tahun 2007 adalah $5.157 dan tahun 2008 adalah $6.068.

Apabila debt to total assets ratio semakin tinggi, maka semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman. Jika perusahaan mempunyai kemampuan yang besar untuk mendapatkan pinjaman, maka perusahaan mempunyai


(38)

kesempatan yang tinggi untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan pinjaman tersebut. Misalnya, pada Daines Company diketahui debt to

total assets tahun 2007 adalah 0,33 dan tahun 2008 adalah 0,26. Laba

bersih tahun 2007 adalah 6.945 dan tahun 2008 adalah 6.068.

Rasio total assets turnover dapat digunakan untuk memprediksi laba karena total aktiva dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan laba. Pengaruh rasio total asset turnover terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya, maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tesebut untuk meningkatkan pejualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya. Misalnya, pada Daines Company diketahui total assets turnover tahun 2007 adalah 0,72 dan tahun 2008 adalah 0,83. Laba bersih tahun 2007 adalah 5.157 dan tahun 2008 adalah 6.068.

Rasio perputaran persediaan (inventory turnover) dapat digunakan untuk mengukur berapa kali rata-rata persediaan terjual selama satu periode tertentu. Semakin tinggi inventory turnover ratio, maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan. Inventory turnover ratio yang terlalu rendah menunjukkan lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada di tangan. Inventory turnover ratio yang


(39)

mengakibatkan ketidakpuasan. Inventory turnover ratio juga dapat digunakan untuk menilai kualitas dan likuiditas persediaan untuk dikonversikan menjadi kas agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Misalnya, pada Daines Company diketahui inventory turnover tahun 2007 adalah 5,4 dan tahun 2008 adalah 7,68. Laba bersih tahun 2007 adalah 5.157 dan tahun 2008 adalah 6.068.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten baik secara parsial maupun simultan terhadap rasio keuangan tertentu. Berikut ini adalah beberapa hasil ringkasan tinjauan penelitian terdahulu.

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Lina Purnawati (2005) Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, gross profit margin, operating

profit margin, net

income to sales, return on equity, inventory turnover, total assets turnover, dan sales to current liabilities; sedangkan variabel dependendennya adalah perubahan laba

Secara parsial, hanya inventory turnover, total assets turnover, net income to sales dan sales to current

liabilities yang

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba


(40)

Peneliti Judul Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Maurin (2005) Peranan Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Dalam Memprediksi Laba Perusahaan Pada Bisnis Jasa dan Manufaktur Variabel independen dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Time Interest Earned, Inventory Turnover, Receivable Turnover, Profit Margin, Total Assets Turnover, Return On Equity dan Dividend Payout Ratio; sedangkan variabel dependennya adalah laba Hasil penelitian menunjukkan secara simultan semua variabel independen berpengaruh dalam memprediksi laba dan rasio yang paling akurat memprediksi laba adalah debt ratio yang memiliki peran dalam memprediksi laba Dwi Haryanti (2007) Evaluasi Manfaat Rasio Keuangan dalam Mempredisi Pertumbuhan Laba pada KPRI di Kota Semarang

Variabel independen yang digunakan adalah debt ratio, total assets turnover, net profit margin dan rate of return on investment; sedangkan variabel dependennya adalah pertumbuhan laba

Secara simultan rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba; sedangkan secara parsial variabel total assets turnover, net profit margin, dan return on investment berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba, debt ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba Meilina Sari (2008) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel independen yang digunakan adalah, current ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross profit margin; sedangkan variabel dependennya adalah perubahan laba

Secara simultan, current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross profit

margin berpengaruh

terhadap perubahan laba. Secara parsial, hanya variabel current

ratio yang

berpengaruh secara signifikan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba


(41)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

H1

v

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: peneliti, 2010

Untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, analis keuangan harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah rasio keuangan yang menghubungkan dua data keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data yang lain. Rasio-rasio keuangan tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik

Current Asset (X1)

Debt to Total Assets Ratio (X2) Total Assets Turnover

(X3)

Inventory Turnover (X4)

Perubahan Laba


(42)

buruknya keadaan atau kondisi keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui informasi tersebut, dapat diketahui tingkat laba yang dicapai perusahaan di masa yang akan datang.

Secara umum, rasio dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio), rasio utang terhadap total aktiva (debt to total assets ratio), rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio), dan rasio perputaran persediaan (inventory turnover ratio). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan laba. Jadi, secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba. Secara parsial, current ratio, debt to

total assets ratio, total assets turnover ratio, dan inventory turnover

berpengaruh terhadap perubahan laba.

2. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menetapkan hipotesis sebagai berikut: H1: current ratio 2,3; debt to total assets ratio 0,26, total assets turnover

0,83, dan inventory turnover 7,68 berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap perubahan laba.


(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pengertian desain penelitian menurut Erlina (2007:62) adalah suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Penelitian yang digunakan menggunakan penelitian assosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006:11).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:55). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2005-2008.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:56). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004) “teknik pengambilan sampel yaitu dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.”


(44)

1. perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2008,

2. perusahaan otomotif tersebut tidak didelisting pada tahun 2005-2008, 3. perusahaan otomotif tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan

telah diaudit pada tahun 2005-2008.

Berdasarkan kriteria penarikan sampel yang telah dilakukan, terdapat 18 perusahaan otomotif yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini dari 19 populasi perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3

1 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk √ √ √ 1 2 ASII PT. Astra International Tbk √ √ √ 2 3 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk √ √ √ 3

4 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk √ √ √ 4

5 GDYR PT. Good Year Indonesia Tbk √ √ √ 5

6 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk √ √ √ 6

7 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk √ √ √ 7 8 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional, Tbk √ √ √ 8

9 INDS PT. Indospring Tbk √ √ √ 9

10 INTA PT. Intraco Penta Tbk √ √ √ 10 11 LPIN PT. Multiprima Sejahtera Tbk √ √ √ 11 12 MASA PT. Multistrada Arah Tbk √ √ √ 12


(45)

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3

13 NIPS PT. Nipress Tbk √ √ √ 13

14 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk √ √ √ 14 15 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk √ √ √ 15 16 SQMI PT. Allbond Makmur Usaha Tbk √ √ -

17 SUGI PT. Sugi Samapersada Tbk √ √ √ 16 18 TURI PT. Tunas Ridean Tbk √ √ √ 17 19 UNTR PT. United Tractors Tbk √ √ √ 18 Sumber: ICMD 2

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Menurut Umar (2003:60), “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.”

Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari situs Bursa Efek

Indonesia, yait

dipublikasikan dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Penelitian ini menggunakan data time series dan cross section yang bersifat kuantitatif, di mana data time series merupakan data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel tertentu, dan cross section merupakan data yang dikumpulkan pada satu titik tertentu. Penelitian ini


(46)

diambil dari 19 perusahaan otomotif dengan periode penelitian 4 tahun, yaitu dari tahun 2005 sampai 2008.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua teknik. Pertama, dengan studi pustaka, yaitu melalui jurnal akuntansi atau buletin akuntansi, buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dan dokumentasi hasil penelitian terdahulu sebagai referensi. Kedua, teknik pengumpulan data dari basis data yang diperoleh melalui internet dengan men-download data yang

dibutuhkan melalui website

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Jogiyanto, 2004:31). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen atau Bebas

Variabel independen adalah variabel yang menyebabkan timbulnya atau berubahnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan. Adapun rasio keuangan yang digunakan sebanyak empat rasio, yaitu current ratio, debt to total assets, total assets turnover, dan inventory turnover.


(47)

a. current Ratio

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dengan mengunakan aktiva lancarnya. Rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi dan mempunyai pengaruh yang baik terhadap profitabilitas perusahaan. Perhitungan dari rasio ini adalah:

CR = X 100%

CR = X 100% CR = 2,32

b. Debt to total assets

Semakin tinggi debt to total assets, maka semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman.

DTA = X 100%

DTA = X 100%

DTA = 0,26

Aktiva lancar Hutang lancar

Total hutang Total aktiva 13.475

5.804

8.094 31.471


(48)

c. Total assets turnover

Rasio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya.

TATO = X 100%

TATO = X 100%

TATO = 0,83

d. Inventory turnover

Inventory turnover ratio yang terlalu rendah menunjukkan

lambatnya penjualan atau terlalu banyaknya persediaan yang ada di tangan. Inventory turnover ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kondisi persediaan yang habis sehingga mengakibatkan ketidakpuasan.

ITO = kali

ITO =

ITO = 7,68

Penjualan Total aktiva

Harga pokok penjualan Persediaan 26.273

31.471

12.144 1.582


(49)

2. Variabel Dependen atau Terikat

Menurut Sugiyono (2006:3), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan laba. Nilai perubahan laba yang digunakan adalah perubahan laba relatif dengan alasan angka laba tersebut lebih representatif dibandingkan laba absolut yang dimaksudkan untuk menghindari pengaruh ukuran perusahaan. Dasar perhitungan perubahan laba adalah laba bersih setelah pajak, tidak termasuk extraordinary dan discontinued operation. Rumus perubahan laba adalah sebagai berikut:

Perubahan laba = X 100%

Contoh:

Pada Daines Company diketahui laba bersih perusahaan pada tahun 2007 adalah Rp 5.157 dan tahun 2008 adalah Rp 6.068. Maka perhitungan perubahan laba adalah sebagai berikut.

Perubahan laba = X 100%

Perubahan laba = X 100%

Perubahan laba = 1,18

Laba bersih tahun t – laba bersih tahun t-1

Laba bersih tahun t-1

6.068 – 5.157 5.157

Laba bersih tahun t – laba bersih tahun t-1


(50)

F. Metode Analisis Data

Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dan pengolahannya menggunakan alat bantu SPSS 16.0. Analisis regresi digunakan untuk menguji kemampuan variabel rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang. Setelah itu dilakukan uji statistik t dan uji statistik F untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependen.

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen (perubahan laba), variabel independen (current ratio, debt to total assets, total assets turnover, dan inventory

turnovr) pada perusahaan otomotif, atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga dengan simpangan bakunya (Sugiyono, 2006:70).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan


(51)

kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen (Umar, 2003:132).

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (varians) antar satu pengamatan lainnya (Ghozali, 2005:111).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(Ghozali, 2005).

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan analisis regresi berganda. Model dalam penelitian ini adalah:

Y = β0+ β1CR+ β2DTA+ β3TATO+ β4ITO+ e

Keterangan:

Y = Perubahan laba

βo = Konstanta

β1-β4 = Koefisien regresi


(52)

DTA = Debt to total assets TATO = Total assets turnover ITO = Inventory turnover e = Koefisien error

a. Uji Signifikansi Simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Menurut Ghozali (2005:84), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

- jika nilai Sig< 5%, maka Ha diterima dan Ho ditolak - jika nilai Sig > 5%, maka Ho diterima dan Ho ditolak

b. Uji Signifikansi Parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Menurut Ghozali (2005:84), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

- jika nilai Sig < 5%, maka Ha diterima dan Ho ditolak - jika nilai Sig > 5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak


(53)

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Tahap

Penelitian

Mar (2010)

Apr (2010)

Mei (2010)

Jun (2010)

Jul (2010)

Agt (2010)

Sep (2010) Pengajuan

proposal Bimbingan & perbaikan proposal Seminar proposal Pengumpulan &pengolahan data

Bimbingan skripsi Penyelesaian skripsi


(54)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian 1. Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs

Bursa Efek Indonesi

data laporan keuangan publikasi pada perusahaan otomotif yang sudah diaudit selama periode 2005 – 2008. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 18 perusahaan.

2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Statistik data penelitian disajikan dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CR 72 .56 11.59 1.8132 1.45669

DTA 72 .11 .92 .5801 .20038

TATO 72 .22 2.16 1.0478 .37397

ITO 72 .59 23.88 5.8804 4.64330

PL 72 -20.21 15.68 -.1783 4.03129

Valid N

(listwise) 72


(55)

a. Variabel independen pertama yaitu CR (Current Ratio), pada sampel penelitian berjumlah 72, mempunyai nilai minimum yaitu 0,56 dan nilai maksimum adalah 11,59, dengan nilai rata – rata adalah 1.8132. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai CR bernilai positif. Artinya, tidak ada satu sampel pun pada penelitian ini, yang nilai CR-nya bernilai negatif. Nilai standar deviasi sebesar 1.45669. Dari nilai di atas kita dapat mengetahui range dari variabel Current Ratio, yaitu selisih antara nilai maksimum dan nilai minimum sebesar 11,03, hal ini memberikan informasi besarnya penyebaran data yang terjadi.

b. Variabel independen kedua yaitu DTA (Debt to Total Assets), pada sampel penelitian berjumlah 72, mempunyai nilai minimum yaitu 0.11 dan nilai maksimum adalah 0,92, dengan nilai rata – rata adalah 0,5801. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai DTA bernilai positif. Artinya, tidak ada satu sampel pun pada penelitian ini, yang nilai DTA-nya bernilai negatif. Nilai standar deviasi sebesar 0,20038. Dari nilai di atas kita dapat mengetahui range dari variabel Debt to Total Assets, yaitu selisih antara nilai maksimum dan nilai minimum sebesar 0,81, hal ini memberikan informasi besarnya penyebaran data yang terjadi.

c. Variabel independen ketiga yaitu TATO (Total Assets Turnover), sampel penelitian berjumlah 72, mempunyai nilai minimum yaitu 0,22 dan nilai maksimum adalah 2,16, dengan nilai rata – rata adalah 1,0478.


(56)

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai TATO bernilai positif. Artinya, tidak ada satu sampel pun pada penelitian ini, yang nilai TATO-nya bernilai negatif. Nilai standar deviasi sebesar 0,37397. Dari nilai di atas kita dapat mengetahui range dari variabel Total Assets Turnover, yaitu selisih antara nilai maksimum dan nilai minimum yaitu sebesar 1.94, hal ini memberikan informasi besarnya penyebaran data yang terjadi.

d. Variabel independen keempat yaitu ITO (Inventory Turnover), pada sampel penelitian berjumlah 72, mempunyai nilai minimum yaitu 0,59 dan nilai maksimum adalah 23,88, dengan nilai rata – rata adalah 5,8804. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai ITO bernilai positif. Artinya, tidak ada satu sampel pun pada penelitian ini, yang nilai ITO-nya bernilai negatif. Nilai standar deviasi sebesar 4,64330. Dari nilai di atas kita dapat mengetahui range dari variabel Inventory Turnover, yaitu selisih antara nilai maksimum dan nilai minimum yaitu sebesar 23,29, hal ini memberikan informasi besarnya penyebaran data yang terjadi.

e. Variabel dependen, yaitu Perubahan Laba, pada sampel penelitian berjumlah 72, mempunyai nilai minimum yaitu -20,21 dan nilai maksimum adalah 15,68, dengan nilai rata – rata adalah -0,1783. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai perubahan laba yang bernilai positif dan negatif. Nilai standar deviasi sebesar 4,03129. Dari nilai di atas kita dapat


(57)

mengetahui range dari variabel perubahan laba, yaitu selisih antara nilai maksimum dan nilai minimum yaitu sebesar 35,89, hal ini memberikan informasi besarnya penyebaran data yang terjadi.

3. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas

Grafik histogram memperlihatkan bahwa pola distribusi yang menceng dan tidak normal dan pada grafik normal probability plot menggambarkan titik – titik yang menyebar menjauh dari garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa normalitas data tidak terpenuhi. Hasil uji normalitas dengan grafik terkadang bisa menyesatkan karena kelihatannya distribusinya normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Normalitas data dapat dilihat dari grafik histogram dan

normal probability plot yang ditunjukkan gambar 4.1 dan 4.2 berikut.

Gambar 4.1 Grafik Histogram (1)


(58)

Gambar 4.2

Normal Probability Plot (1) Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010


(59)

Normalitas data diuji secara statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov yang terdapat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Uji Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CR DTA TATO ITO PL

N 72 72 72 72 72

Normal Parametersa Mean 1.8132 .5801 1.0478 5.8804 -.1783

Std. Deviation 1.45669 .20038 .37397 4.64330 4.03129

Most Extreme Differences

Absolute .217 .094 .104 .131 .246

Positive .209 .077 .104 .122 .198

Negative -.217 -.094 -.071 -.131 -.246

Kolmogorov-Smirnov Z 1.839 .795 .880 1.114 2.091

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .553 .421 .167 .000

a. Test distribution is Normal.

Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010

Hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel DTA, TATO, dan ITO dengan probalilitas signifikansi masing – masing 0,553; 0,421; dan 0,167 yang nilainya > 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa variabel DTA, TATO, dan ITO berdistribusi normal. Hasil uji variabel CR dan PL dengan probabilitas signifikansi masing – masing 0,002 dan 0,000 memiliki nilai < 0,05. Hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel CR dan PL tidak terdistribusi secara normal.


(60)

Transformasi data menjadi bentuk LN dilakukan untuk memperoleh data yang berdistribusi secara normal. Setelah dilakukan transformasi data, maka hasil uji normalitas dapat dilihat pada grafik histogram,

normal probability plot, dan tabel Kolmogorov Smirnov sebagai berikut.

Gambar 4.3

Grafik Histogram setelah transformasi data (LN) (2) Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010


(61)

Gambar 4.4

Normal Probability Plot setelah transformasi data (LN) (2) Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010

Grafik histogram setelah transformasi data memperlihatkan pola distribusi yang mendekati normal. Titik – titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada normal


(62)

Tabel 4.3

Uji Kolmogorov Smirnov setelah transformasi data (LN)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LN_CR LN_DTA LN_TATO LN_ITO LN_PL

N 72 72 72 72 34

Normal Parametersa

Mean .4330 -.6178 -.0323 1.4974 -.4877

Std. Deviation .51734 .41438 .43622 .76950 1.84624

Most Extreme Differences

Absolute .115 .130 .158 .086 .086

Positive .115 .099 .130 .055 .075

Negative -.066 -.130 -.158 -.086 -.086

Kolmogorov-Smirnov Z .978 1.100 1.337 .729 .499

Asymp. Sig. (2-tailed) .294 .178 .056 .663 .965

a. Test distribution is Normal.

Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010

Hasil uji normalitas melalui grafik histogram, normal probability

plot, dan Kolmogrov Smirnov menunjukkan variabel CR, DTA, TATO,

ITO dan PL telah berdistribusi secara normal. Tindakan perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini agar model regresi memenuhi asumsi normalitas, yakni dengan menggunakan transformasi seluruh variabel penelitian ke dalam fungsi logaritma natural atau LN, menghasilkan nilai signifikansi LN_CR 0,294; LN_DTA 0,178; LN_TATO 0,056; LN_ITO 0,663; dan LN_PL 0,965. Transformasi data dalam bentuk LN menyebabkan variabel LN_CR, LN_DTA, LN_TATO, LN_ITO dan LN_PL memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel terdistribusi secara normal, dan hasil pengujian statistik


(63)

Kolmogorov Smirnov ini sejalan dengan hasil pengujian grafik yang menggambarkan data terdistribusi secara normal.

b. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukan hasil seperti pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .541 .992 .545 .590

LN_CR 1.364 1.026 .330 1.329 .194 .450 2.220

LN_DTA 2.171 1.073 .441 2.023 .052 .585 1.708

LN_TATO -2.025 1.185 -.341 -1.710 .098 .700 1.429

LN_ITO 7.269E-5 .483 .000 .000 1.000 .727 1.375

a. Dependent Variable: LN_PL

Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010

Tabel 4.4 di atas memperlihatkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF. Masing – masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,01 yaitu untuk LN_CR nilai tolerance 0,450; LN_DTA nilai tolerance 0,585; LN_TATO nilai tolerance 0,700; LN_ITO nilai tolerance 0,727.


(64)

Jika dilihat dari VIF-nya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10, yaitu untuk VIF LN_CR sebesar 2,220; VIF LN_DTA sebesar 1,708; VIF LN_TATO sebesar 1,429; VIF LN_ITO sebesar 1,375. Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel bebasnya.

c. Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Grafik scatterplot

memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Ada tidaknya heterokedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat dari grafik scatterplot pada gambar 4.5 berikut ini.


(65)

Gambar 4.5 Grafik Scatterplot

Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010 d. Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear pada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi.


(66)

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi, di antaranya adalah dengan uji Durbin Watson. Menurut Sunyoto (2009:91), untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari:

1. angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2. angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Hasil uji Autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .439a

.193 .081 1.76951 1.673

a. Predictors: (Constant), LN_ITO, LN_DTA, LN_TATO, LN_CR b. Dependent Variable: LN_PL

Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,673. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Angka D-W berada di antara -2 dan 2, artinya nilai D-W lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari 2.


(67)

4. Analisis Regresi

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimstor (BLUE) dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian hipotesis.

a. Persamaan Regresi

Pengolahan data dilakukan dengan regresi linear. Adapun hasil pengolahan data dengan regresi linear dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .541 .992 .545 .590

LN_CR 1.364 1.026 .330 1.329 .194 .450 2.220

LN_DTA 2.171 1.073 .441 2.023 .052 .585 1.708

LN_TATO -2.025 1.185 -.341 -1.710 .098 .700 1.429

LN_ITO 7.269E-5 .483 .000 .000 1.000 .727 1.375

a. Dependent Variable: LN_PL

Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010

Pada tabel 4.6 bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda, yaitu:


(68)

Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut masing-masing variabel menjelaskan bahwa:

a. konstanta sebesar 0,541 menyatakan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu CR, DTA, TATO dan ITO, maka nilai perubahan laba yang dilihat dari nilai Y adalah sebesar 0,541, b. koefisien CR sebesar 1,364 menunjukan bahwa setiap kenaikan

CR satu satuan, maka perubahan laba akan meningkat sebesar 1,364 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap,

c. koefisien DTA sebesar 2,171 menunjukan bahwa setiap kenaikan DTA satu satuan, maka perubahan laba akan meningkat sebesar 2,171 satuan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap,

d. koefisien TATO sebesar -2,025 menunjukan bahwa setiap kenaikan TATO satu satuan, maka perubahan laba akan menurun sebesar -2,025 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap,

e. koefisien ITO sebesar 7,269 menunjukan bahwa setiap kenaikan ITO satu satuan, maka perubahan laba akan meningkat sebesar 7,269 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

b. Koefisien Determinasi

Nilai koefisien relasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel


(69)

Tabel 4.7

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .439a .193 .081 1.76951 1.673

a. Predictors: (Constant), LN_ITO, LN_DTA, LN_TATO, LN_CR b. Dependent Variable: LN_PL

Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010

Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi atau hubungan yang signifikan antara CR, DTA, TATO, dan ITO sebagai variabel independen dengan PL sebagai variabel dependen. Hal ini terlihat dari nilai R sebesar 0,439. Angka ini < 0,5. Angka R Square (R2) atau koefisien determinasi bernilai 0,193. Angka ini mengindikasikan bahwa 19,3% variasi atau perubahan dalam PL dapat dijelaskan oleh CR, DTA, TATO, dan ITO. Sisanya sebesar 80,7% dijelaskan oleh sebab – sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian, kemudian standard error of estimate adalah sebesar 1,76951. Semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi perubahan laba.


(70)

5. Pengujian Hipotesis a. Uji statistik t

Pengaruh CR, DTA, TATO, dan ITO secara parsial terhadap PL dapat diketahui dari hasil uji t yang terdapat pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.8 Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .541 .992 .545 .590

LN_CR 1.364 1.026 .330 1.329 .194 .450 2.220

LN_DTA 2.171 1.073 .441 2.023 .052 .585 1.708

LN_TATO -2.025 1.185 -.341 -1.710 .098 .700 1.429

LN_ITO 7.269E-5 .483 .000 .000 1.000 .727 1.375

a. Dependent Variable: LN_PL

Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010

Nilai t hitung variabel CR diperoleh sebesar 1,329 dan nilai signifikansi sebesar 0,194. Nilai signifikansi untuk uji “t” yang diperoleh sebesar 0,194 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan atau Ha ditolak, artinya secara parsial variabel CR tidak berpengaruh


(71)

Nilai t hitung variabel DTA diperoleh sebesar 2,023 dan nilai signifikansi sebesar 0,052. Nilai signifikansi untuk uji “t” yang diperoleh sebesar 0,052 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan atau Ha ditolak, artinya secara parsial variabel DTA tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

Nilai t hitung variabel TATO diperoleh sebesar -1,710 dan nilai signifikansi sebesar 0,098. Nilai signifikansi untuk uji “t” yang diperoleh sebesar 0,098 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan atau Ha ditolak, artinya secara parsial variabel TATO tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

Nilai t hitung variabel ITO diperoleh sebesar 0,000 dan nilai signifikansi sebesar 1,000. Nilai signifikansi untuk uji “t” yang diperoleh sebesar 1,000 lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan atau Ha ditolak, artinya secara parsial variabel ITO tidak berpengaruh

b. Uji Statistik F

Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.


(72)

Tabel 4.9 Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 21.680 4 5.420 1.731 .170a

Residual 90.804 29 3.131

Total 112.483 33

a. Predictors: (Constant), LN_ITO, LN_DTA, LN_TATO, LN_CR b. Dependent Variable: LN_PL

Sumber: hasil pengolahan data dengan SPSS, 2010

Tabel di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 1,731 dan nilai signifikansi sebesar 0,170. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,170 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji “F” lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan atau Ha ditolak, artinya varibel CR, DTA, TATO, dan ITO tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel perubahan laba.

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. CR (Current Ratio)

Hasil regresi secara parsial menjelaskan bahwa variabel CR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba seperti yang ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,194 > 0,05 setelah dilakukan uji t. Hasil penelitian terdahulu Lina Purnawati (2005) dan


(73)

Meilina Sari (2008) juga menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

2. DTA (Debt to Total Asstes)

Variabel DTA tidak diteliti dalam penelitian terdahulu. Peneliti sengaja menambahkannya untuk membedakan dengan penelitian sebelumnya. Hasil regresi secara parsial menjelaskan bahwa DTA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba seperti yang ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,052 > 0,05 setelah dilakukan uji t.

3. TATO (Total Assets Turnover)

Hasil regresi secara parsial menjelaskan bahwa variabel TATO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba, seperti yang ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,098 > 0,05. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Meilina Sari (2008) juga menunjukkan bahwa TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Hasil penelitian Lina Purnawati (2005) dan Dwi Haryanti (2007) justru sebaliknya. Secara parsial, TATO berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

4. ITO (Inventory Turnover)

Hasil regresi secara parsial menjelaskan bahwa variabel ITO tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba, seperti yang


(1)

(2)

(3)

Hasil Multikolonieritas

Gambar P-P Plot (uji normalitas) setelah transformasi

Lampiran xvi

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .541 .992 .545 .590

LN_CR 1.364 1.026 .330 1.329 .194 .450 2.220

LN_DTA 2.171 1.073 .441 2.023 .052 .585 1.708

LN_TAT

O -2.025 1.185 -.341 -1.710 .098 .700 1.429


(4)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .541 .992 .545 .590

LN_CR 1.364 1.026 .330 1.329 .194 .450 2.220

LN_DTA 2.171 1.073 .441 2.023 .052 .585 1.708

LN_TAT

O -2.025 1.185 -.341 -1.710 .098 .700 1.429

LN_ITO 7.269E-5 .483 .000 .000 1.000 .727 1.375

a. Dependent Variable: LN_PL

Lampiran xvii


(5)

Lampiran xviii

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary

b

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1

.439

a

.193

.081

1.76951

1.673

a. Predictors: (Constant), LN_ITO, LN_DTA, LN_TATO, LN_CR

b. Dependent Variable: LN_PL

Lampiran xix

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant

) .541 .992 .545 .590

LN_CR 1.364 1.026 .330 1.329 .194 .450 2.220

LN_DTA 2.171 1.073 .441 2.023 .052 .585 1.708

LN_TAT

O -2.025 1.185 -.341 -1.710 .098 .700 1.429

LN_ITO 7.269E-5 .483 .000 .000 1.000 .727 1.375


(6)

Hasil Uji Statistik F

ANOVA

b

Model

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

21.680

4

5.420

1.731

.170

a

Residual

90.804

29

3.131

Total

112.483

33

a. Predictors: (Constant), LN_ITO, LN_DTA, LN_TATO, LN_CR

b. Dependent Variable: LN_PL


Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN TRANSPORTATION SERVICES Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Transportation Services Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Transportation Services Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 16

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 14

PENDAHULUAN Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 8

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 16

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 15

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur (Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).

0 2 14

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur (Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).

0 1 17

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2007-2009).

0 0 13