30 31-Jan-08
24,25 24,26
24,27 24,25
Adapun peramalan pada bulan-bulan berikutnya dapat dilihat pada lampiran 5. Sedangkan untuk plot peramalan dari tabel di atas adalah sebagai
berikut:
21,5 22
22,5 23
23,5 24
24,5 25
25,5
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
25 27
29 31
Aktual AR2
AR3 AR4
AR5
Gambar 4.2 Plot Peramalan Suhu Minimum Tahun 2008 Mengunakan Model Autoregressive
4.4 Analisis Model Path
Dengan metode analisis Path, maka Analisis dari data suhu minimum daerah Pondok Betung tahun 2007 dapat dimodelkan sebagai diagram path
sebagai berikut:
Order kedua
Dengan asumsi bahwa variabel X
t
terikat terhadap X
t-1
. Variabel X
t-1
terikat terhadap X
t-2
, maka diagram path order 2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
31 Gambar 4.3 Diagram Analisis Path Order 2
Dari gambar 4.3 maka persamaan model strukturalnya sebagai berikut: X
t
= 0.394X
t-1
+ a
t
4.5 X
t-1
= 0.393X
t-2
+ a
t
4.6 untuk peramalan dari analisis Path order kedua hanya dilakukan pada ujung dari
persamaan tersebut. Hal ini dikarenakan X
t+1
terikat terhadap X
t
dan tidak terikat oleh X
t-1
maupun X
t-2
. Sehingga, peramalan pada persamaan 4.6 diabaikan.
Order ketiga
Dengan asumsi bahwa variabel X
t
terikat terhadap X
t-1
. Variabel X
t-1
terikat terhadap X
t-2
. Variabel X
t-2
terikat terhadap X
t-3
maka diagram path order ketiga dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
X
t
X
t-1
X
t-2
a
t
a
t-1
32 Gambar 4.4 Diagram Analisis Path Order 3
Dari gambar 4.4 maka persamaan model strukturalnya sebagai berikut:
X
t
= 0.392X
t-1
+ a
t
4.7 X
t-1
= 0.395X
t-2
+ a
t-1
4.8 X
t-2
= 0.392X
t-3
+ a
t-3
4.9
untuk peramalan dari analisis Path order ketiga hanya dilakukan pada ujung dari persamaan tersebut. Hal ini dikarenakan X
t+1
terikat terhadap X
t
dan tidak terikat oleh X
t-1,
X
t-2
maupun X
t-3
Sehingga, peramalan pada persamaan 4.8 dan 4.9 diabaikan.
X
t
X
t-3
X
t-2
X
t-1
a
t
a
t-1
a
t-2
33
Order keempat
Dengan asumsi bahwa variabel X
t
terikat terhadap X
t-1
. Variabel X
t-1
terikat terhadap X
t-2
. Variabel X
t-2
terikat terhadap X
t-3
. Variabel X
t-3
terikat terhadap X
t-4
maka diagram path order keempat dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.5 Diagram Analisis Path Order 4
Dari gambar 4.5 maka persamaan model strukturalnya adalah sebagai berikut:
X
t
= 0.392X
t-1
+ a
t
4.10 X
t-1
= 0.394X
t-2
+ a
t-1
4.11 X
t
X
t-3
X
t-2
X
t-1
a
t
a
t-1
a
t-2
X
t-4
a
t-3
34 X
t-2
= 0.395X
t-3
+ a
t-2
4.12 X
t-3
= 0.392X
t-4
+ a
t-3
4.13 untuk peramalan dari analisis Path order ketiga hanya dilakukan hanya
pada ujung dari persamaan tersebut. Hal ini dikarenakan X
t+1
terikat terhadap X
t
dan tidak terikat oleh X
t-1
, X
t-2,
X
t-3
maupun X
t-4
Sehingga, peramalan pada persamaan 4.11, 4.12 dan 4.13 diabaikan.
Order kelima
Dengan asumsi bahwa Variabel X
t
terikat terhadap X
t-1
. Variabel X
t-1
terikat terhadap X
t-2
. Variabel X
t-2
terikat terhadap X
t-3
. Variabel X
t-3
terikat terhadap X
t-4.
Variabel X
t-4
terikat terhadap X
t-5
maka diagram path order kelima dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.6. Diagram Analisis Path Order 5 Dari gambar 4.6 maka persamaan model strukturalnya sebagai berikut:
X
t
X
t-3
X
t-2
X
t-1
a
t
a
t-1
a
t-2
X
t-4
a
t-3
X
t-5
a
t-4
35 X
t
= 0.394X
t-1
+ a
t
4.14 X
t-1
= 0.393X
t-2
+ a
t-1
4.15 X
t-2
= 0.393X
t-3
+ a
t-2
4.16 X
t-3
= 0.394X
t-4
+ a
t-3
4.17 X
t-4
= 0.396X
t-5
+ a
t-4
4.18 untuk peramalan dari analisis Path order ketiga hanya dilakukan hanya pada
ujung dari persamaan tersebut. Hal ini dikarenakan X
t+1
terikat terhadap X
t
dan tidak terikat oleh X
t-1
, X
t-2,
X
t-3,
X
t-4
maupun X
t-5
Sehingga, peramalan pada persamaan 4.15, 4.16, 4.17 dan 4.18 diabaikan.
Untuk proses estimasi nilai dari tiap-tiap model dapat dilihat pada
lampiran 3.
4.5. Hasil Peramalan Model Analisis Path