Analisis Model Path Perbandingan Model Autoregressive Dan Model Analisis Path Untuk Data Suhu Minimum Pondok Betung Tangerang Tahun 2007

30 31-Jan-08 24,25 24,26 24,27 24,25 Adapun peramalan pada bulan-bulan berikutnya dapat dilihat pada lampiran 5. Sedangkan untuk plot peramalan dari tabel di atas adalah sebagai berikut: 21,5 22 22,5 23 23,5 24 24,5 25 25,5 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Aktual AR2 AR3 AR4 AR5 Gambar 4.2 Plot Peramalan Suhu Minimum Tahun 2008 Mengunakan Model Autoregressive

4.4 Analisis Model Path

Dengan metode analisis Path, maka Analisis dari data suhu minimum daerah Pondok Betung tahun 2007 dapat dimodelkan sebagai diagram path sebagai berikut: Order kedua Dengan asumsi bahwa variabel X t terikat terhadap X t-1 . Variabel X t-1 terikat terhadap X t-2 , maka diagram path order 2 dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 31 Gambar 4.3 Diagram Analisis Path Order 2 Dari gambar 4.3 maka persamaan model strukturalnya sebagai berikut: X t = 0.394X t-1 + a t 4.5 X t-1 = 0.393X t-2 + a t 4.6 untuk peramalan dari analisis Path order kedua hanya dilakukan pada ujung dari persamaan tersebut. Hal ini dikarenakan X t+1 terikat terhadap X t dan tidak terikat oleh X t-1 maupun X t-2 . Sehingga, peramalan pada persamaan 4.6 diabaikan. Order ketiga Dengan asumsi bahwa variabel X t terikat terhadap X t-1 . Variabel X t-1 terikat terhadap X t-2 . Variabel X t-2 terikat terhadap X t-3 maka diagram path order ketiga dapat dilihat pada gambar dibawah ini: X t X t-1 X t-2 a t a t-1 32 Gambar 4.4 Diagram Analisis Path Order 3 Dari gambar 4.4 maka persamaan model strukturalnya sebagai berikut: X t = 0.392X t-1 + a t 4.7 X t-1 = 0.395X t-2 + a t-1 4.8 X t-2 = 0.392X t-3 + a t-3 4.9 untuk peramalan dari analisis Path order ketiga hanya dilakukan pada ujung dari persamaan tersebut. Hal ini dikarenakan X t+1 terikat terhadap X t dan tidak terikat oleh X t-1, X t-2 maupun X t-3 Sehingga, peramalan pada persamaan 4.8 dan 4.9 diabaikan. X t X t-3 X t-2 X t-1 a t a t-1 a t-2 33 Order keempat Dengan asumsi bahwa variabel X t terikat terhadap X t-1 . Variabel X t-1 terikat terhadap X t-2 . Variabel X t-2 terikat terhadap X t-3 . Variabel X t-3 terikat terhadap X t-4 maka diagram path order keempat dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4.5 Diagram Analisis Path Order 4 Dari gambar 4.5 maka persamaan model strukturalnya adalah sebagai berikut: X t = 0.392X t-1 + a t 4.10 X t-1 = 0.394X t-2 + a t-1 4.11 X t X t-3 X t-2 X t-1 a t a t-1 a t-2 X t-4 a t-3 34 X t-2 = 0.395X t-3 + a t-2 4.12 X t-3 = 0.392X t-4 + a t-3 4.13 untuk peramalan dari analisis Path order ketiga hanya dilakukan hanya pada ujung dari persamaan tersebut. Hal ini dikarenakan X t+1 terikat terhadap X t dan tidak terikat oleh X t-1 , X t-2, X t-3 maupun X t-4 Sehingga, peramalan pada persamaan 4.11, 4.12 dan 4.13 diabaikan. Order kelima Dengan asumsi bahwa Variabel X t terikat terhadap X t-1 . Variabel X t-1 terikat terhadap X t-2 . Variabel X t-2 terikat terhadap X t-3 . Variabel X t-3 terikat terhadap X t-4. Variabel X t-4 terikat terhadap X t-5 maka diagram path order kelima dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4.6. Diagram Analisis Path Order 5 Dari gambar 4.6 maka persamaan model strukturalnya sebagai berikut: X t X t-3 X t-2 X t-1 a t a t-1 a t-2 X t-4 a t-3 X t-5 a t-4 35 X t = 0.394X t-1 + a t 4.14 X t-1 = 0.393X t-2 + a t-1 4.15 X t-2 = 0.393X t-3 + a t-2 4.16 X t-3 = 0.394X t-4 + a t-3 4.17 X t-4 = 0.396X t-5 + a t-4 4.18 untuk peramalan dari analisis Path order ketiga hanya dilakukan hanya pada ujung dari persamaan tersebut. Hal ini dikarenakan X t+1 terikat terhadap X t dan tidak terikat oleh X t-1 , X t-2, X t-3, X t-4 maupun X t-5 Sehingga, peramalan pada persamaan 4.15, 4.16, 4.17 dan 4.18 diabaikan. Untuk proses estimasi nilai dari tiap-tiap model dapat dilihat pada lampiran 3.

4.5. Hasil Peramalan Model Analisis Path