Klasifikasi dari gangren TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Angka kematian dan angka amputasi dapat ditekan sampai sangat rendah, menurunnya sebanyak 49-89 dari sebelumnya. 13,14,15 Pada tahun 2005 International Diabetes Federation mengambil tema tahun kaki diabetik guna mengingat pentingnya pengelolaan dari gangren ini untuk dikembangkan. Di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo sendiri masalah dari pada gangren ini masih juga merupakan masalah yang sangat besar, dimana sebagian besar perawatan penyandang dari penderita diabetes selalu menyangkut tentang gangren diabetes. Angka kematian dan angka amputasi masih sangat tinggi dimana masing masing sebesar 16 dan 25 data dari RS Cipto tahun 2003. Nasib para penyandang diabetes paska amputasipun masih sangat buruk. Sebanyak 14,3 akan meninggal dalam setahun paska amputasi dan sebanyak 37 akan meninggal 3 tahun paska operasi. 15,16,17

II.2. Klasifikasi dari gangren

Adanya berbagaimacam klasifikasi dari gangren diabetik mulai dari yang paling sederhana seperti klasifikasi Edmonds dari King’s Collage Hospital London, Klasifikasi Liverpool yang sedikit lebih ruwet sampai klasifikasi Wagner yang lebih terkait dengan Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008. USU Repository©2008 pengelolaan gangren diabetes, dan juga klasifikasi Texas yang lebih kompleks tetapi juga lebih mengacu kepada pengelolaan gangren diabetes 18,19 Suatu klasifikasi mutakhir dianjurkan oleh International Working Group on Diabetic Foot Klasifikasi PEDIS ini akan dapat ditentukan kelainan apa yang lebih dominant, Vaskular, Infeksi atau neuropatik, sehingga arah dari pengelolaan pun dapat tertuju dengan lebih baik. Suatu klasifikasi lain yang sangat praktis dan sangat erat dengan pengeloaan adalah klasifikasi yang berdasar pada perjalanan alamiah gangren diabetes Edmonds 2004 – 2005 - Stage 1 : Normal foot - Stage 2 : Hight risk foot - Stage 3 : Ulcerated foot - Stage 4 : Infected foot - Stage 5 : Necrotic foot - Stage 6 : Unsalvable foot Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008. USU Repository©2008 Untuk stage 1 dan 2 peran pencegahan primer sangat penting dan semuanya dapat dikerjakan pada pelayanan kesehatan primer. Untuk stage 3 dan 4 kebanyakan sudah memerlukan perawatan ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih memadai umumnya sudah memerlukan pelayanan spesialistik Untuk stage 5 dan 6 jelas merupakan kasus rawat inap dan jelas sekali memerlikan suatu kerja sama tim yang sangat erat dimana harus ada dokter bedah utamanya bedah vaskularahli bedah plastik dan rekontruksi Untuk optimalisasi pengelolaan gangren diabetes pada setiap tahap harus diingat berbagai faktor yang harus dikendalikan yaitu : - Mechanical control – Presure control - Metabolic control - Vascular control - Education control - Wound control - Microbiological control – infection control 18,19,20 Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008. USU Repository©2008 Klasifikasi gangren diabetik menurut Wagner 21 Grade 0 Tidak ada luka Grade 1 Ulkus dengan infeksi yang superficial Grade 2 Ulkus yang lebih dalam sampai ketendon dan tulang tetapi terdapat infeksi yang minimal Grade 3 Ulkus yang lebih dalam sampai ketendon, tulang dan terdapat abses dan osteomyelitis Grade 4 Ulkus dan menimbulkan gangren local pada jari jari kaki atau kaki bagian depan. Grade 5 Lesiulkus dengan gangren ganggren diseluruh kaki Klasifikasi ganggren menurut Texas I II III A Tidak ada luka Luka superficial Luka sampai tendon, kapsul sendi atau tulang Luka dengan abses,sellulitis,atau sepsis sendi B Infeksi Infeksi Infeksi Infeksi C Iskemik Iskemik Iskemik Iskemik D Infeksi dan iskemik Infeksi dan iskemik Infeksi dan iskemik Infeksi dan iskemik Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008. USU Repository©2008 Infeksi sering menjadi penyulit dari gangren. Gangren ini merupakan penyebab masuknya bakteri dan sering polimikrobial yang menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kerusakan berat dari jaringan. Pengerusakan dari jaringan ini menjadi alasan utama untuk melakukan suatu tindakan dari amputasi. Amputasi ini bukanlah merupakan suatu konsekuensi dari penyakit vaskuler ataupun neuropati yang tidak dapat dielakkan, pengenalan secara dini dan dengan cepat dalam suatu pencegahan serta penentuan dari suatu obat yang tepat dan intensif terhadap suatu komplikasi dari pada gangren akan dapat mengurangi jumlah dari suatu tindakan amputasi dari penderita diabetes dengan gangren 22,23 Pada suatu keadaan infeksi gangren biasanya disebabkan oleh suatu organisma dari sekitar kulit yang pada umumnya adalah Staphylococcus aureus ataupun Streptococcus. Jika drainase tidak adekuat maka perkembangan sellulitis yang dapat menyebabkan sepsis untuk menginfeksi tendon, tulang dan sendi dibawahnya. Kadang kadang Staphylococcus dan Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008. USU Repository©2008 streptococcus dijumpai bersamaan dan ini dapat bergabung mengakibatkan sellulitis yang meluas dan cepat. 24 Streptococcus mensekresi hialuronidase yang dapat mempercepat penyebaran distribusi necrotizing toxin dari staphylococcus. Enzim dari bakteri ini juga angiotoxic dan dapat menyebabkan terjadinya insitu trombosis dari pembuluh darah. Jika pembuluh darah mengalami trombosis yang kemudian akan menjadi necrotic dan gangren , keadaan ini mungkin akan menjadi dasar yang disebut dengan gangren diabetik 25,26 Kuman Gram negatip aerob sama seperti kuman anaerob pada umumnya tumbuh dengan subur pada infeksi. Kuman aerob ini akan cepat menginfeksi aliran darah dan kadang kadang mengakibatkan bakteriemia yang akan dapat mengancam kehidupan. Dengan mengetahui faktor yang dominan dapat diusahakan memperbaiki hasil dari pengobatan maupun mencegah terjadinya ulkusgangren 27,28,29 Faktor faktor tersebut semuanya merupakan faktorkomponen yang saling berkaitan dan saling menunjang walaupun tampaknya kalau Nanang Fitra : Pola Kuman Aerob Dan Sensitifitas Pada Gangren Diabetik, 2008. USU Repository©2008 dilihat sendiri tidak cukup berpengaruh untuk dapat menimbulkan ulkus ataupun gangren. Dengan menghilangnya atau mengurangi faktor penyebab diharapkan terjadinya ulkusgangren serta amputasi dapat dicegah Kelainan dari pada kulit penderita diabetes mudah timbul akibat hilangnya rasa menyerati kelumpuhan dari syarafneuropati. Kulit akan mudah luka akibat dari tekanan yang lama, trauma benda keras, tumpul, benda panasdingin yang lama 30

II.3. ETIOLOGI