e. Rasio Aktivitas
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian dan kegiatan lainnya. f.
Rasio Pertumbuhan Rasio ini menggambarkan persentase pertumbuhan pos-pos
perusahan dari tahun ke tahun. g.
Market Based Penilaian Pasar Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus
dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasikeadaan prestasi perusahaan di pasar modal.
h. Rasio Produktivitas
Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.
B. Penelitian Sebelumnya
Mugiharta 2004, melakukan penelitian untuk menguji pengaruh variabel Kepemilikan Saham Manajemen KSM, Dividend Payout Ratio DPR,
Pertumbuhan Aset, Price Earning Ratio PER, Return on Investment ROI dan pertumbuhan penjualan terhadap Debt to Equity Ratio DER di 15
perusahaan dari 330 perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil analisis
41
menunjukkan variabel KSM, PER dan ROI yang menunjukkan hasil yang signifikan terhadap DER perusahaan di BEJ periode 2000-2002, sedangkan
variabel lainnya DPR, Pertumbuhan Asset, dan pertumbuhan penjualan menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan.
Pratiwi Wahyu Hidayati 2006, meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta
BEJ selama periode 2001-2004. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari empat variabel yang diajukan dalam penelitian tersebut yaitu
pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pertumbuhan total aktiva, dan kepemilikan saham manajerial, hanya variabel profitabilitas, pertumbuhan
total aktiva, dan kepemilikan saham manajerial saja yang berpengaruh signifikan terhadap struktur modal atau leverage.
Sujoko 2007, meneliti tentang Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage
, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, faktor intern dan faktor
ekstern berpengaruh signifikan terhadap leverage. Struktur kepemilikan, faktor ekstern, faktor intern,dan leverage berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil studi ini tidak mendukung teori keagenan, Jensen dan Meckling 1976, tetapi hasil studi ini mendukung pecking order theory,
Myers 1984, serta trade off model dan signaling theory, Bhattacarya 1979. Farid Kasenda 2005, melakukan penelitian tentang pengaruh
kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan dalam industri barang
42
konsumsi di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas terhadap struktur modal yang diproyeksikan dengan rasio total hutang terhadap total asset.
Menurut Erni Masdupi 2005, dalam penelitiannya tentang analissis dampak struktur kepemilikan pada kebijakan hutang dalam mengontrol
konflik keagenan ditemukan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan terutama kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusi. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi kepemilikan saham oleh pihak manajerial, maka perusahaan akan mampu untuk mengurangi peran hutang sebagai suatu mekanisme untuk
mengurangi masalah keagenan. Demikian pula kepemilikan institusi. Kepemilikan institusi memiliki hubungan negatif signifikan terhadap
kebijakan hutang perusahaan. Ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusi dapat digunakan sebagai alat untuk memonitoring dalam rangka
meminimalkan biaya keagenan yang ditimbulkan oleh hutang agency cost of debt
. Penelitian juga menganalisis pengaruh penyebaran kepemilikan saham terhadap kebijakan hutang. Hasilnya penyebaran saham berpengaruh negatif
dan tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena jumlah pemegang saham di Bursa Efek Indonesia terkonsentrasi pada beberapa kelompok pemegang
saham tidak menyebar. Namun arah hubungan negatif menunjukkan bahwa penyebaran tidak begitu berpengaruh terhadap posisi manajemen yang
43
konservatif dalam menggunakan hutang. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan variabel kontrol yang juga mempengaruhi kebijakan hutang.
Hasilnya adalah dari lima variabel kontrol yang digunakan, hanya tiga variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Variabel
tersebut adalah pembayaran deviden DPR, ukuran perusahaan SIZE, dan struktur asset perusahaan. Sedangkan variabel profitabilitas dan tingkat pajak
tidak signifikan terhadap rasio hutang. Wing Istia Herlambang 2004, melakukan penelitian yang berjudul
pengaruh kepemilikan saham pada struktur modal perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan : pertama, struktur kepemilikan saham perusahaan dari
kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Kedua, kepemilikan saham institusional berpengaruh positif
namun tidak signifikan terhadap struktur modal. Variabel kontrol yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah ukuran perusahaan dan fixed
asset. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ernie Hendrawaty 2008,
penelitian yang berjudul pengaruh struktur kepemilikan manajemen internal perusahaan, resiko bisnis, dan pertumbuhan perusahaan terhadap struktur
modal pada industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
kepemilikan manajemen internal perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal yang diproyeksikan dengan debt ratio. Hal ini dikarenakan
kepemilikan manajemen internal perusahaan sangat kecil, karena rata-rata
44
saham perusahaan pada sektor manufaktur dikuasai oleh perusahaan atau instansi. Resiko bisnis yang diproyeksikan dengan ROA berpengaruh negatif
terhadap resiko bisnis yang diproksikan dengan debt ratio perusahaan. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap resiko bisnis yang
diproyeksikan dengan debt ratio. Hal ini berarti semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka hutang perusahaan juga semakin meningkat.
Devita Aryasari 2005, melakukan penelitian yang berjudul pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara insiders ownership, institutional investor, insiders
dan institutional dispersion, firm growth, firm size, asset structure, firm profitability
, dan tax rate terhadap kebijakan utang. Penelitian ini dilakukan terhadap 21 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta pada tahun 2001 sampai tahun 2003. Hasil penelitian didapatkan bahwa insiders dan institutional dispersion, firm size dan asset structure
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang. Insiders ownership
dan tax rate berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan utang. Sedangkan institutional investor dan firm growth
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan utang.
C. Kerangka Pemikiran