Presentase Perubahan Jumlah Jentik Sebelum dan Sesudah Pemberian Ikan Kepala Timah.

Tabel 4.8. Hasil Uji Wilcoxon Npar Test Wilcoxon Signed Ranks Test N Mean Ranks Sum of Ranks Jumlah Jentik Akhir – Jumlah Jentik Awal Negative Ranks 30 a 15,5 465,00 Positive Ranks b ,00 ,00 Ties c Total 30 a. Jumlah Jentik Akhir Jumlah Jentik Awal b. Jumlah Jentik Akhir Jumlah Jentik Awal c. Jumlah Jentik Akhir = Jumlah Jentik Awal Test Statistic a Jumlah Jentik Akhir – Jumlah Jentik Awal Z -4,782 b Asymp. Sig. 2-tailed ,000 a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on positive ranks Hasil uji Wilcoxon pada tabel 4.8 diperoleh nilai p=0,0001, karena nilai p0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah jentik sebelum dan sesudah pemberian ikan kepala timah pada bak mandi responden.

4.2.2.3. Presentase Perubahan Jumlah Jentik Sebelum dan Sesudah Pemberian Ikan Kepala Timah.

Perubahan jumlah jentik pada bak mandi responden dapat dilihat dari selisih mean antara jumlah jentik sebelum dan sesudah diberikan ikan kepala timah sebagai berikut : Tabel 4.9. Presentase Perubahan Jumlah Jentik Nyamuk N Mean Jumlah Jentik Awal Mean Jumlah Jentik Akhir Mean Difference Presentase Perubahan Jumlah Jentik Nyamuk Jumlah Jentik Nyamuk 30 124,3 3,7 120,6 97,02 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat perubahan jumlah jentik nyamuk antara sebelum dan sesudah pemberian ikan kepala timah di bak mandi responden dengan presentase perubahan sebesar 97,02 dan mean difference sebesar 120,6. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ikan kepala timah efektif sebagai predator jentik Aedes aegypti. 56

BAB V PEMBAHASAN

5.1. PEMBAHASAN 5.1.1. Analisis Univariat 5.1.1.1.Pengaruh Jenis Bak Mandi terhadap Keberadaan Jentik Bak mandi merupakan jenis kontainer yang paling dominan ditemukan jentik DBD. Penelitian yang dilakukan oleh Hasyimi,dkk 2008 mengenai tempat-tempat yang disenangi oleh nyamuk Aedes aegypti, menemukan dari 137 kontainer yang diperiksa presentase terbanyak jenis kontainer adalah bak mandi 39,4, drum plastik 21,2, ban bekas 19,7, ember 8,7, tempayan 5,8, dispanser 1,4 dan vas bunga 0,7. Selain itu jenis bak mandi juga mempengaruhi keberadaan jentik nyamuk. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 23 dari 30 bak mandi responden adalah jenis bak mandi semen. Bak mandi semen yang memiliki struktur warna gelap, dengan permukaan yang kasar dan mudah menyerap air menjadi tempat yang disukai nyamuk untuk bertelur. Penelitian dari Ayuningtyas 2013 juga memperoleh hasil bahwa bahan bak mandi yang terbuat dari semen paling tinggi positif jentik Aedes aegypti, hal ini disebabkan karena bahan semen yang mudah berlumut, permukaannya yang kasar, sulit dibersihkan dan memliki refleksi cahaya yang rendah. Refleksi cahaya yang rendah mengakibatkan suhu air juga menjadi rendah sehingga sangat cocok untuk tempat perindukan nyamuk.